Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 8

MUHAMMAD RUHUL 1710932036


ILHAM PURWADI 1710932035

RIFKI ARIWARDI 1710932032


FATHIA RAHMAH 1710932034
PENDAHULUAN

Aceng Bakery adalah industri kecil menengah yang memproduksi berbagai


macam roti. Aceng Bakery memiliki karyawan sejumlah lima orang yang
bekerja dari pukul 07:00 WIB – 16:00 WIB. Dalam sehari, Aceng Bakery dapat
memproduksi roti sabanyak 7000 – 10000 roti, tergantung pesanan dari
distributor. Aceng Bakery memakai strategi produksi bisnis Make To Order.
Dalam kegiatan produksi yang dilakukan setiap harinya, pabrik ini perlu
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja dari setiap pekerjanya
dengan melakukan upaya monitoring dan penidentifikasian bahaya.
LANJUTAN

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan di tempat kerja adalah upaya untuk


mewujudkan suasana dan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan sehat
untuk para pekerja. Keselamatan kerja adalah kondisi dimana pekerja
terlindung dari cedera yang diakibatkan kecelakaan yang berhubungan
dengan pekerjaan. Kesehatan kerja adalah kondisi dimana pekerja terbebas
dari berbagai penyait fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan.
Penerapan K3 di perusahaan akan memberikan dampak positif bagi
perusahaan. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi selalu menimbulkan
kerugian seperti menurunnya produktivitas karena pekerja yang tidak
mampu bekerja secara optimal, dan menurunkan keuntungan perusahaan.
METODOLOGI PENELITIAN

Metode FMEA dalam Manajemen Keselamatan Kerja Menurut Puente et al.


(2002) seperti dikutip oleh Marimin et al. (2013), FMEA adalah sebuah metode
yang digunakan untuk memeriksa penyebab cacat atau kegagalan yang
terjadi saat proses produksi, mengevaluasi prioritas risiko yang
menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja, dan membantu mengambil
tindakan untuk menghindari masalah yang teridentifikasi sebagai bahaya
kecelakaan kerja.
TUJUAN FMEA

 Mengenal dan memprediksi potensial kegagalan dari produk atau proses yang dapat
terjadi.
 Memprediksi dan menevaluasi pengaruh dari kegagalan pada fungsi dalam system yang
ada.
 Menunjukan prioritas terhadap perbaikan suatu proses atau subsistem melalui daftar
peningkatan proses atau subsystem yang harus diperbaiki.
 Mengidentifikasi dan membangun tindakan perbaikan yang bisa diambil untuk
mencegah atau mengurangi kesempatan terjadinya potensi kegagalan atau pengaruh
pada system.
 Mendokumentasi proses secara keseluruhan
LANGKAH LANGKAH FMEA

1. Severity

adalah langkah pertama untuk menganalisa seberapa besar dampak kejadian mempengaruhi out put proses.
Tingkat keparahan atau severity ditetapkan berjenjang dimulai dari tingkat 1 sampai dengan 10. Nilai 10 menunjukkan
tingkat dengan dampak yang paling parah sementara nilai 1 merupakan tingkat dengan dampak yang paling ringan.
Dampak yang paling parah adalah hilanganya nyawa secara masal. Sedangkan dampak yang paling ringan adalah
terkena serpihan kecil pada bagian tidak vital dan hanya menimbulkan luka kecil.

2. Occurrence

adalah kemungkinan bahwa penyebab tersebut akan terjadi dan menghasilkan bentuk kegagalan selama
masa penggunaan produk. Tingkat kejadian atau occurance bahaya kecelakaan kerja ditentukan bertingkat dari 1
sampai 10. Nilai 1 menunjukkan kejadian yang hampir tidak mungkin terjadi sementara nilai 10 menunjukkan kejadian
yang hampir tidak bisa dihindari
3. Detection
adalah pengukur terhadap kemampuan mengendalikan atau mengontrol kegagalan
yang terjadi. Selanjutnya tingkat detection atau deteksi ditentukan bertingkat mulai dari
tingkat 1 sampai dengan tingkat 10. Tingkat 10 apabila alat pendeteksi atau pencegah
kecelakaan kerja tidak dapat mengontrol atau mendeteksi terjadinya kecelakaan kerja
sedangkan tingkat 1 apabila alat pendeteksi atau pencegah kecelakaan kerja sudah pasti dapat
mengontrol atau menditeksi terjadinya kecelakaan kerja.
4. Risk Priority Number (RPN)
Setelah mengetahui nilai S, O, D untuk tiap kecelakaan kerja, selanjutnya nilai RPN
dapat dihitung dengan rumus: RPN = S x O x D. Selanjutnya nilai RPN dijadikan dasar untuk
menetapkan tingkat risiko bahaya kecelakaan kerja dimana semakin tinggi nilai RPN
menunjukkan semakin tinggi risiko bahaya kecelakaan kerja tersebut. Selanjutnya bahaya-
bahaya kecelakaan kerja yang mempuyai nilai RPN tinggi perlu mendapat perhatian dari
manajemen proyek.
DOKUMENTASI PRODUKSI
Mode Kegagalan ( potensi penyebab kegagalan
NO proses control (carrent control) S O D RPN
failure mode) (cause of failure)
kesalahan penggunaan ragi pengecekan kembali takaran ragi 6 6 7 252
pengecekan kembali takaran tepung dalam
takaran tepung yang salah 7 4 6 168
1 Roti Bantat pembuatan adonan roti

HASL
kerja mesin pengaduk adonan melakukan pengontrolan dan pengecekan secara
6 7 8 336
yang kurang baik berkala terhadap mesin pengaduk adonan
kesalahan operator men setting pengarahan kepada operator harus dilakukan dalam
6 5 6 180
oven penggunaan dan penyetingan oven

ANALISA 2 Roti Gosong


pengovenan yang terlalu lama

suhu oven yang tidak stabil


mengatur dan setting waktu yang tepat dalam
pemanggangan roti
pengontrolan terhadap oven yang akan digunakan
6
4
6
3
5
6
180

72

FMEA
keadaan oven yang bekerja pemeriksaan keadaan oven sebelum proses
4 4 6 96
kurang baik pemanggangan atau produksi dilakukan
pengontolan terhadap plastik yang akan digunakan
plastik yang sobek 5 4 4 80
3 pengemasan dalam pengemasan
pengemasan yang manual mengontrol dan mengawasi pengemasan 4 4 5 80
terkena oven pengawasan secara teratur kepada operator 5 5 4 100
kurangnya alat pelindung diri menambah alah pelindung diri 6 5 4 120
4 luka bakar
menggunakan sarung tangan sesuai standar
sarung tangan yang terlalu tipis 4 5 4 80
keamanan
penempatan box-box yang menyusun box-box ditempat khusus dan hindari
6 6 7 252
tidak teratur penumpakan yang tinggi
5 luka memar
mesin atau peralatan yang
mengontrol layout produksi 6 6 6 216
tidak ditata rapi
6 keseleo pengangkatan beban berlebihan menggunakan alat bantu pengangkat beban 4 4 5 80
USULAN PERBAIKAN
1. Kesalahan penggunaan ragi
Usulan perbaikan yang diberikan sebaiknya adalah dengan memberikan pengarahan yang jelas terhadap
para karyawan mengenai takaran dan kapan harusnya diberikan ragi dan melakukan pengontrolan pada semua
karyawan secara rutin terhadap pekerjan dan hasil pekerjaan yang dilakukan.
2. Takaran tepung yang salah
Usulan perbaikan yang diberikan sebaiknya adalah dengan memberikan pengarahan yang jelas terhadap
para karyawan mengenai takaran tepung yang dibutuhkan dalam setiap pecahan adonan yang dibuat dan melakukan
pengontrolan pada semua karyawan secara rutin terhadap pekerjan dan hasil pekerjaan yang dilakukan.
3. Kerja mesin pengaduk adonan yang kurang baik
Usulan yang dapat diberikan adalah dengan melakukan pengecekan secara rutin terhadap mesin
pengaduk sebelum digunakan atau dioperasikan serta jika mengalami kerusakan maka ganti dengan yang baru agar
tidak mengganggu proses produksi secara berkelanjutan.
4. Kesalahan operator mensetting oven
Usulan untuk perbaikan adalah dengan membutakan SOP penggunaan Oven dan pengawasan yang
diakukan oleh pemilik perusahaan.
5. Pengovenan yang terlalu lama
Usulan untuk perbaikan adalah seharusnya pihak perusahaan harus lebih menjelaskan pada karyawan
waktu pemanggangan roti yang baik agar kematengan roti sempuran.
6. Suhu oven yang tidak stabil
Usulan perbaikan adalah dengan melakukan perawatan secara berkala untuk oven.
7. Keadaan oven yang bekerja kurang baik
Usulan perbaikan adalah perawatan, pengecekan dan pengontrolan terhadap oven sebelum di operasikan.
8. Plastik yang sobek
Usulan perbaikan untuk kegagalan ini adalah dengan pemilihan kuliatas plastic yang lebih baik dan yang
mudah terurai nantinya.
9. Pengemasan manual
Sebaiknya untuk penyebab kegagalan ini adalah dengan mengganti pengemasan manual dengan bantuan
mesin yang lebih modern sehingga menghemat waktu dan efektif.
10. Terkena oven
Ususlan perbaikan untuk penyebab bahaya ini adalah dengan meletakkan oven secara tersusun dan teratur
ditempat yang lebih aman dan tempat dimana karyawan tidak banyak melekukan aktifitas atau kegiatan.
11. Kurangnya alat pelindung diri
Usulan perbaikan adalah dengan menambah penggunaan alah bantu seperti penutup
kepala, baju atau rompi kerja dan sepatu safety
12. Sarung tangan yang terlalu tipis
Usulan perbaikan adalah dengan mengganti sarung tangan sesuai standar keamanan.
13. Penempatan box-box yang tidak teratur
Usulan perbaikan adalah dengan melakukan penempatan box-ox tersebut pada
ruangan khusus.
14. Mesin atau peralatan yang tidak ditata rapi
Usulan perbaikan adalah dengan melakukan perbaikan terhadap layout tempat
produksi dan pengontrolan serta pengawasan terhadap kerja karyawan.
15. Pengangkatan beban berlebihan
Usulan perbaikan adalah dengan melakukan penggantian menggunakan alat bantu
pengangkut seperti gerobak dan cara penganakatan beban yng benar.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai