Anda di halaman 1dari 16

FALASIA (KESESATAN)

SILVY SYAFHIRA
1106618031
 Istilah “falasia” dalam arti sempit menunjuk pada
kesalahan-kesalahan yang khas serta kesalahan
dalam penelaran yang memeragakan satu pola
tertentu yang dapat diidentifikasi dan diberi nama.
Ada dua kelompok besar kesesatan dalam logika
FALASIA yakni kesesatan formal dan kesesatan informal.
(KESESATAN) Kesesatan formal adalah kesesatan yang terjadi
karena pelanggaran pada prinsip dan kaidah
logika. Sedangkan kesesatan informal adalah
kesesatanyang menyangkut aspek-aspek seperti
materi, bahasa,cara, pola berpikir, berargumentasi,
serta pola penyampaian.
KLASIFIKASI FALASIA
Kesesatan ini muncul karena tidak adanya hubungan riil antara premis
dan konklusi pada sebuah argument, sehingga premis yang ditawarkan
tidak menetapkan kebenaran dari konklusi yang ditarik. Ada tujuh
kesesatan relevansi yang terkenal yaitu :

 Kesesatan yang Memanfaatkan Daya Tarik Massa (Argumentum ad


populum)

Kesesatan ini terjadi ketika ada upaya untuk memenangkan persetujuan


popular terhadap konklusi dengan menggentarkan emosi massa dan
menciptakan daya tarik emosional. Contohnya : Pada saat berkampanye
para capres dan cawapres memberikan janji-janji manis mereka kepada
KESESATAN rakyat untuk menarik perhatiaan massa untuk memilihnya dalam pemilu

RELEVENSI nanti.

 Kesesatan yang Memanfaatkan Emosi rasa iba (Argumentum ad


misericordiam)

Kesesatan ini terjadi jika mengabaikan pokok persoalan dan mengalihkan


perhatian ke permohonan belas kasihan dan simpati. Premis yang
dikemukakan tidak lain dari sekedar mendapatkan belas kasihan.
Contohnya : Seorang mahasiswa yang meminta belas kasihan dosen untuk
meluluskannya dalam mata kuliah tertentu karena terancam drop-out jika
tidak diluluskan. Mahasiswa itu akhirnya lulus karena rasa kasihan dari
dosen, bukan karena kemampuannya sendiri.
 Pengalihan Isu (red herring) / Tabir Asap (smokes screen)
Kesesatan ini terjadi jika perhatian pendengar/pembaca dibelokkan atau
dialihkan dari isu yang menjadi topik diskusi. Contohnya : Peristiwa
kekerasan di Monas tanggal 1 Juni 2008, dianggap sebagai sengaja
direkayasa pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian rakyat dari isu
kenaikkan BBM
 Kesesatan The Straw Man (Manusia-Jerami)
Kesesatan dimana posisi lawan dilukiskan dalam bentuk yang lebih
ekstrim atau menjadi tidak masuk akal sehingga mudah dikalahkan.
KESESATAN Contohnya : Tindakan Menteri BUMN Dahlan Iskan membongkar gerbang
tol yang tidak berfungsi, malah diisukan sebagai upaya mencari
RELEVENSI popularitas untuk pemilihan presiden.
 Argumen Melawan Pribadi Orang (Argumen ad hominem)
Merupakan kesesatan yang paling buruk dari semua kesesatan
irrelevansi. Kesesatan ini terjadi adanya upaya untuk menyerang
kebenaran suatu klaim dengan menunjuk sifat negative orang yang
mendukung klaim tersebut. Contohnya : Megawati dianggap tidak bisa
menjadi presiden karena dia seorang wanita. Carl Sagan adalah seorang
pemakai ganja, maka karya-karyanya ngawur.
 Argumen ad Baculum
Kesesatan ini mengabaikan inti suatu persoalan dan
mengandalkan ancaman kekuatan yang terbuka atau
terselubung. Contoh : Seorang majikan mengancam akan
memecat bawahannya jika tidak menaatai perintahnya, Seorang
dosen mengancam tidak akan meluluskan mahasiswa yang ikut
aksi.
 Ignoratio Elenchi. Kehilangan Poin (Mengabaikan pertanyaan)
KESESATAN Kesesatan ini muncul ketika argument berjalan serba salah ketika
RELEVENSI melalui pengujian yang tepat, tampak ada “diskonek” antara
premis dan konklusi. Contohnya : Seorang mahasiswa sedang
mempresentasikan tentang pentingnya meningkatkan dana untuk
sekolah negeri, namun mahasiswa lain menanggapi dengan
menegaskan bahwa Pendidikan seorang anak mencakup
jangkauan yang lebih luas dari sekolah dan dimulai lama
sebelum sekolah formalnya dimulai.
Disebut demikian karena ada banyak argument sesat dimana premis itu
relevan namun secara keseluruhan tidak memadai. Kesesatan ini terjadi
ketika premis terlalu lemah atau tidak efektif untuk menjamin konklusi.

 Argumentum ad Ignorantiam
Kesesatan ini terjadi ketika proposisi dianggap benar hanya karena
tidak bisa dibuktikan bahwa salah, atau sebaliknya. Contohnya :
Koruptor : Jaksa tidak bisa membuktikan bahwa saya korupsi, maka saya

KEKERASAN tidak korupsi. Jaksa : Anda tidak bisa membuktikan bahwa Anda tidak
korupsi, maka Anda korupsi.
KARENA INDUKSI  Argumentum ad Verecundiam (Kesesatan karena Otoritas yang Tidak
YANG CACAT Memadai)

Kesesatan ini terjadi ketika seseorang berargumentasi bahwa sebuah


proporsisi itu benar karena seorang tokoh terkemuka telah
mengatakannya, tidak peduli apakah keahlian tokoh tersebut relevan
atau tidak dengan konklusi. Contoh : Kita terdorong untuk membeli
mobil buatan tertentu karena artis idola kita mengukuhkan kehandalan
mobil tersebut.
 Argumentum non Causa pro Causa (Alasan yang salah)
Kesesatan ini terjadi ketika sesuatu yang sesungguhnya bukan sebab
diperlakukan sebagai sebab. Contoh : Setelah saya meminum air es,
saya jadi pilek. Saya memberikan evaluasi yang buruk kepada dosen
tertentu, karena sang dosen memberikan nilai yang buruk kepada
saya.
KEKERASAN  Generalisasi yang Gegabah
KARENA INDUKSI Kesesatan ini terjadi karena orang terburu-buru menarik kesimpulan.
Biasanya terjadi ketika seseorang begerak secara tidak cermat dari
YANG CACAT satu kasus tunggal, atau sangat sedikit, ke generalisasi skala besar
tentang semua atau kebanyakan kasus. Contoh : Ketika saya naik
angkot yang dipacu dengan kecepatan tinggi untuk merebut
penumpang, saya berkesimpulan bahwa sopir agkot lebih
mengutamakan setoran daripada keselamatan penumpang.
Adalah kesesatan dimana konklusi yang ditarik itu didasarkan pada
satu asumsi tak terucapkan yang membinggungkan, tidak terjamin,
atau sesat. Ada tiga kesesatan umum yang termasuk dalam kategori ini
yaitu :

 Kesesatan Aksiden

KEKERASAN Kesesatan yang terjadi ketika generalisasi yang salah diterapkan pada
kasus tertentu dimana generalisai itu tidak tepat, atau seharusnya
PRESUMSI tidak berlaku. Jika lingkungan aksidental diabaikan, dan kita
mengandaikan bahwa generalisasi berlaku secara universal, maka kita
telah melakukan kesesatan aksiden. Contoh : anggapan bahwa gula itu
penting untuk energi, maka orang sakit perlu mengkonsumsi cukup
gula termasuk yang menderita diabetes.
 Pertanyaan yang Kompleks/Pertanyaan Bermuatan (Loading
Question)

Kesesatan ini terjadi ketika pertanyaan diajukan dengan cara


sedemikian rupa supaya bisa mengandaikan kebenaran suatu
konklusi yang disembunyikan dalam pertanyaan itu. Contoh :
Pengacara : Angka-angka itu mengindikasikan bahwa penjualan
Anda meningkat sebagai akibat dari iklan-iklan yang menyesatkan
ini. Betulkan? Saksi : Tidak betul. Pengacara : Berarti Anda mengakui
KEKERASAN bahwa iklan Anda menyesatkan. Berapa lama Anda terlibat dalam
praktik seperti ini?
PRESUMSI  Pernyataan yang Mengundang Pertanyaan / begging the question
/ petito principi, circulus in probando.

Argumen dalam kesesatan ini hanya berputasr-putar antara premis


dan konklusi dan tidak menambah argumentasi apapun. Contoh :
Tidak ada jenis pengetahuan yang tidak dapat diwujudkan dalam
praktik, karena pengetahuan semacam itu sama sekali bukan
pengetahuan.
Kesesatan ini terjadi jika kata atau frasa bergeser akibat dari
ketidaksengajaan atau disengaja dalam memanipulasi jalannya sebuah
argument. Sebuah istilah mungkin memiliki arti tertentu dalam sebuah
premis tetapi bisa menjadi cukup berbeda dalam konklusi.
 Kesesatan Ekuivokasi
Kesesatan ini terjadi jika kita mengacaukan beberapa arti kata atau
frasa secara sengaja atau kebetulan menggunakan kata secara
ekuivok (memiliki makna lebih dari satu). Contoh : Saya baru saja jalan-
jalan ke Malang, menyenagkan sekali. Tidak seperti ketika saya miskin
KESESATAN dan malang.

AMBIGUITAS  Kesesatan Amfiboli


Kesesatan ini timbul karena struktur kalimat bercabang (ambigu).
Contoh : Anak petani yang sakit-sakitan itu berhenti bersekolah.
 Kesesatan Aksen atau Prosodi
Kesesatan ini terjadi karena pergeseran tekanan pada satu kata atau
ungkapan dari pengalihan tekanan dalam pembicaraan. Contoh : Saya
tidak boleh menjelek-jelekan teman. Presiden SBY itu kan bukan teman
saya. Jadi saya boleh menjelek-jelekan dia.
 Kesesatan Komposisi
Kesesatan ambiguitas dimana sebuah argument secara sesat menetapkan
atribut-atribut pada keseluruhan (atau pada satu kelompok) didasarkan
pada fakta bahwa bagian dari keseluruhan itu (atau anggota dari
kelompok itu) memiliki atribut-atribt tersebut. Contoh : Sebuah bus
menggunakan lebih banyak bensin daripada mobil pribadi, maka semua
bus menggunakan lebih banyak bensin daripada semua mobil pribadi.

 Kesesatan Divisi
Kesesatan ambiguitas dimana sebuah argument menetapkan secara keliru
KESESATAN atribut-atribut pada bagian dari satu keseluruhan (atau pada anggota dari
kumpulan) berdasarkan pada fakta bahwa keseluruhan (atau kumpulan)
AMBIGUITAS memiliki atribut-atribut tersebut. Varietas pertama : berargumentasi secara
sesat bahwa apa yang benar pada satu keseluruhan harus juga benar pada
bagian-bagiannya. Contoh : berargumentasi bahwa karena suatu korporasi
tertentu sangat penting dan Pak Suban adalah seorang pejabat dari
korporasi itu, maka Pak Suban sangat penting. Varietas kedua terjadi ketika
orang berargumentasi dari atribut-atribut kumpulan elemen ke atribut
elemen-elemen itu sendiri. Contoh : Kesebelasan Barcelona bertanding di
Jakarta, tidak serta merta bahwa Messi pasti datang. Kesebelasan
Barcelona bisa datang tanpa Messi.
Kesesatan ini terjadi karena bahasa tidak menjerumuskan dengan
tepat apa yang di maksudkan seseorang.

 Kesesatan karena penempatan kata depan yang mengganggu


Contoh : Antara mereka berdua memiliki masalah. Dalam contoh ini
kata antara mengacaukan subyek dalam kalimat ini. Kata antara

KESESATAN sebaiknya dicoret karena tidak berfungsi apa pun selain


mengganggu.
DALAM  Kesesatan karena mengacaukan posisi subyek

BAHASA Kesesatan ini terjadi karena ada pergantian subyek di tengah


jalan. Contoh : Karena mencuri uang, ibu menghukum anak itu.
Kalimat ini menunjukkan bahwa yang mencuri uang adalah ibu,
sementara yang dihukum adalah anak. Subyek kalimat tersebut
adalah anak, bukan ibu.
 Kesesatan karena ungkapan yang keliru
Dalam kehidupan sehari-hari kita berhadapan dengan
ungkapan-ungkapan yang keliru tetapi tidak dikritisi lagi
karena sudah dianggap jelas konteksnya. Contoh :
Pencopet yang suka beraksi di bis kota itu berhasil
ditangkap polisi. Sekilas pernyataan tersebut dapat
KESESATAN ditangkap, tetapi coba lihat rumusannya. Kalimat tersebut
DALAM lebih menunjukkan copet yang berhasil tertangkap
setelah sekian lama bukannya polisi yang berhasil
BAHASA menangkap si pencopet tersebut. Jika yang dimaksudkan
adalah polisi , maka kalimatnya harus berbunyi : Polisi
berhasil menangkap si pencopet yang suka beraksi di bus
kota itu.
 Kesesatan karena bentuk tidak sejajar
Kesesatan ini terjadi ketika gagasan-gagasan yang mempunyai fungsi
yang sama dirumuskan dengan struktur kata yang berbeda. Contoh :
Syarat-syarat untuk mendapatkan keringanan biaya UKT adalah :
1. Mengisi formulir pendaftaran
2. Surat keterangan dari RT/RW/Kelurahan setempat
3. Mengikuti pengarahan yang waktunya akan ditentukan
kemudian
KESESATAN 4. Indeks prestasi kumulatif minimal 2,75
DALAM Butir-butir ini tidak memiliki bentuk yang sejajar. Butir 1 dan 3
menggunakan kata kerja, butir 2 dan 4 menggunakan kata benda. Supaya
BAHASA bentuknya sejajar rumusannya sebaiknya berbunyi :
1. Mengisi formulir pendaftaran
2. Membawa surat keterangan dari RT/RW/Kelurahan setempat
3. Mengikuti pengarahan yang waktunya akan ditentukan
kemudian
4. Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,75
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai