Kesalahan karena generalisasi sepintas yaitu kesalahan karena jumlah premis
yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Contohnya yaitu “Semua orang yang pintar akan sukses dalam belajar”. Pernyataan tersebut kurang tepat karena kepintaran bukan satu-satunya indikator yang membuat sukses dalam belajar. Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Kepintaran merupakan salah satu faktor yang dapat membuat seseorang berhasil dalam pelajaran yang ditempuhnya”. 2. Kesalahan Generalisasi Apriori Kesalahan generalisasi Apriori yaitu kesalahan karena peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya sehingga terjadi kesalahan penalaran. Contohnya yaitu “Semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) melakukan korupsi”. Pernyataan tersebut tidak tepat karena tidak semua PNS melakukan hal yang serupa sehingga tidak dapat disamakan. Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Sebagian Pegawai Negeri Sipil (PNS) melakukan Korupsi namun tidak sedikit pula Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masih jujur dalam bekerja”. 3. Kesalahan Kausalitas (Sebab-Akibat) Kesalahan ini terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Contohnya yaitu Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan. Pernyataan tersebut kurang tepat karena penyebabnya tidak mempengaruhi total terhadap akibat di kalimat tersebut. Seharusnya pernyataannya yatiu “Saya tidak berkonsentrasi saat mengerjakan ujian karena lapar akibat melewatkan sarapan pagi”. 4. Kesalahan analogi Kesalahan analogi yaitu menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.contohnya yaitu “Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik”. Pernyataan tersebut tidak tepat karena kata “amanah” dalam kalimat hanya nama sekolah sehingga tidak bisa dikaitkan dengan tanggung jawab. Seharusnya pernyataan kalimat yang tepat yaitu “Walaupun Anton lulusan terbaik dan terpercaya dari Akademi Amanah Namun Anton tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik”. 5. Kesalahan Relevansi Argumentum Ad Hominem Kesalahan yang terjadi jika seseorang berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul. Contonya yaitu “Carl Sagan adalah seorang pemakai ganja, maka karya-karyanya ngawur”. Pernyataan tersebut tidak tepat karena memaksakan alasan pribadi atau pendapat pribadi, selain itu bahasa yang digunakan tidak baku. Pernyataan yang benar yaitu “Carl Sagan merupakan seorang pemakai ganja yang memiliki karya diluar penalaran logika normal”. 6. Kesalahan Relevansi Argumentum Ad Verecundiam Kesalahan ini terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis. Contohnya yaitu “Pada kenyataannya, ketika diselidiki lebih jauh, terkait suatu hal para ahli seringkali memiliki pendapat yang berbeda-beda”.kalimat tersebut memiliki argument yang membngungkan karena terjadi pengulangan makna seharusnya pernyataannya yaitu “Para Ahli memiliki pendapat yang berbeda beda terkait fenomena ataupun teori sosial yang ada”. 7. Kesalahan Relevansi Argumentum Ad Baculum (menampilkan kekuasaan) Kesalahan yang terjadi apabila orang menolak atau menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan). Sebagai contoh “komunisme adalah paham yang pasti buruk karena pemerintah NKRI menyatakan demikian”. Pernyataan tersebut tidak tepat karena pemerintah tidak pernah menyatakan hal yang demikian, seharusnya pernyataan tersebut diubah menjadi “Komunisme adalah paham yang tidak sejalan dengan bentuk Pemerintahan NKRI”. 8. Kesalahan Relevansi Argumentum Ad Populum Kesalahan yang terjadi karena Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Contohnya yaitu “Merokok menghilangkan stress”.Seorang bisa mengklaim bahwa merokok adalah hobi yang sehat, karena jutaan orang melakukannya. Namun, mengetahui bahaya merokok, kita malah mengatakan bahwa merokok bukanlah hobi yang sehat meskipun fakta bahwa jutaan orang melakukannya. Seharusnya kalimat tersebut berubah menjadi “merokok bukanlah hobi yang sehat namun bagi sebagian orang, merokok dapat membantu mengurangi stress yang dialaminya”. 9. Kesalahan Relevansi Argumentum Ad Misericordian Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan. Contohnya yaitu “tukang parker selalu melakukan korupsi karena tidak memberikan karcis parkir sebagai bukti pembayaran”. Pernyataan tersebut kurang tepat walaupun perilaku tukang parkir ini adalah korupsi juga, namun tidak dipermasalahkan karena yang melakukannya dianggap sebagai "orang kecil". Pernyataan yang benar yaitu “Tukang parkir yang tidak memberikan karcis sebagai bukti pembayaran maka dianggap sebagai salah satu tindakan tidak jujur terhadap pelanggan”. 10. Kesalahan Post Hoc Propter Hoc Kesalahan ini terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan. Contoh "Ayam berkokok sebelum matahari terbit, oleh karena itu ayam menyebabkan matahari naik". Pernyataan tersebut tidak tepat karena ayam tidak menyebabkan matahari terbit. Seharusnya kalimat tersebut ialah “Ayam berkokok di pagi hari menandakan matahari mulai terbit”.
Referensi : Rahayu, M. (2007). Bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Grasindo.