Oleh:
I L H A M I R V I A N DA
1808436755
CASE Pembimbing:
REPORT D r. R . M e r l i n d a Ve r o n i c a , S p . P D
K E PA N I T E R A A N K L I N I K S E N I O R
K J F I L M U P E N YA K I T DA L A M
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S R I A U
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
2019
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
• Ulkus dekubitus adalah kerusakan kulit dan jaringan dibawah kulit yang diakibatkan
karena penekanan yang terlalu lama sehingga menyebabkan pembuluh darah terjepit dan
jaringan yang berada disekitar daerah tersebut tidak memperoleh sumber darah,
makanan, serta oksigen yang akan mengakibatkan jaringan tersebut mengalami
kematian atau nekrosis
• Peneltian Armstrong 2002: 3%-10% pasien dirawat di RS mengalami Ulkus dekbitus
• Di Indonesia prevalensi ulkus dekubitus yang didapatkan dari penelitian Suryadi Yusuf
pada tahun 2010 cukup tinggi yaitu mencapai 33,3%
• Provinsi Riau dengan prevalensi 53,7% diakibatkan stroke
Add a footer 3
TINJAUAN PUSTAKA
Subtitle
FR
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Ulkus
kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi
pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut
mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian
atau benda keras lainnya dalam jangka waktu yang panjang
Etio:
• Mobilitas dan aktivitas
• Kelembapan
• Usia
Add a footer 5
FR
FAKTOR RISIKO
• Instrinsik: • Ekstrinsik:
-Mobilitas terbatas -Penekanan
-Nutrisi Buruk -Gesekan
-Komorbiditas -Pergeseran
-Anti Aging -Kelembapan
Add a footer 6
FR
PATOMEKANIKAL DAN PATOFISIOLOGI
PATOMEKANIKAL PATOFISIOLOGI
• Patomekanikal: • Faktor patofisiologi
-Tekanan yang lama • Pengaruh Penuaan
-Tekanan antar permukaan • Kemampuan kardiovaskular yang
-Gesekan menurun
-Imobilitas • Hipoalbuminemia
• Malnutrisi.
Add a footer 7
AREA ULKUS DEKUBITUS FR
Add a footer 8
GEJALA KLINIS
Add a footer 12
FR
Laporan Kasus
(Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 1
September 2019 pukul 20.00 WIB)
• Nama : Ny.D
• Umur : 66 tahun
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Masuk RS : 17 Agustus 2019
• Alamat : Jl.Suka karya panam,tampan
FR
Keluhan utama
• ± 10 hari SMRS pasien mengaku luka pada bokongnya semakin lebar disertai
dengan rasa nyeri. Pasien juga mengeluhkan demam. Terdapat keluhan mual
tetapi tidak disertai dengan muntah. BAB dan BAK pasien tidak ada keluhan
FR
Riwayat penyakit dahulu
Add a footer 19
Pemeriksaan fisik FR
Pemeriksaan Umum • Kepala dan leher :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang • Normochepal
Kesadaran : Komposmentis • Rambut kering dan mudah dicabut.
• Mata : konjungtiva anemis (-/-)
Tekanan darah :138/73 mmHg
• sklera ikterik (-/-).
Frekuensi nadi : 84x/menit, pengisian penuh,
kuat angkat dan reguler • Hidung : nafas cuping hidung (-),
• keluar cairan (-) epistaksis
Frekuensi nafas: 16x/menit
• (-)
Suhu tubuh : 36,8 oC
• Telinga : keluar cairan (-), darah (-),
• Keadaan gizi
• Mulut : kering (+), sianosis (-),
• BB sebelum sakit : 55 kg • lidah kotor (-), gusi
• BB saat sakit : 40 kg • berdarah (-)
• TB : 150 cm • Leher : pembesaran KGB (-),
• IMT :17,77 kg/m2 (underweight) • pembesaran tiroid (-), JVP 5+2 cmH2O
Paru Jantung: FR
• Inspeksi : bentuk dan • Inspeksi : ictus cordis tidak
pergerakan simetris kiri dan terlihat
kanan • Palpasi : ictus cordis teraba
• Palpasi : vocal fremitus positif pada 1 jari di linea
mengeras pada paru sinistra midclavicula sinistra SIK V
• Perkusi : redup pada paru • Perkusi :
media sinistra. • Batas kanan jantung : linea
• Auskultasi: vesikuler (+/+), parasternalis dextra SIK V
wheezing (-/-), ronkhi (-/-) • batas kiri jantung
: linea midclavicula sinistra SIK V
• Auskultasi: HR: 95 dpm, S1 S2
reguler, A1<A2, A2<P2, P1<P2,
Add a footer M1>M2, murmur (-), gallop (-) 21
Abdomen: Ekstremitas: FR
• Inspeksi : perut datar, • Superior : kulit pucat (-), CRT < 2
venektasi (-), striae (-) detik, (+/+), pitting udem (-/-),
sianosis (-), akral hangat, turgor
• Auskultasi : bising usus (+) 15
kulit kembali cepat.
kali/menit
• Inferior : kulit pucat (-), CRT < 2
• Palpasi : supel, nyeri tekan
detik, pitting udem (-/-), sianosis
(-), hepatomegali (-),
(-), akral hangat, turgor kulit
splenomegali (-), ballotement (-
kembali cepat.
/-)
• Perkusi : timpani (+)
seluruh lapangan abdomen,
nyeri ketok CVA (-/-)
Add a footer 22
FR
Status Lokalis
• Inspeksi
luka terlihat seperti lubang
yang dalam, ukuran 15x10
cm, tepi ulkus teratur,
jaringan nekrotik (+), pus (+),
dasar ulkus otot (+).
Pemeriksaan penunjang FR
Darah rutin (17/08/2019) Kimia darah (17/08/2019)
• Hemoglobin : 12,6 mg/dl • GD : 98 mg/dL
• Hematokrit : 39,4 % • Ure : 17 mg/dL
• MCV : 87,4 fL • Kre : 0,61 mg/dL
• MCH : 27,9 pg
• SGPT : 25
• MCHC : 32,0 g/dL
• SGOT : 27
• Eritrosit : 4.510.000/uL
• Trombosit : 464.000/uL
• Leukosit : 12.860 /uL Albumin : 2,7 mg/dL
• Eosinofil : 1,6 %
• Basofil : 0,2 %
• Neutrofil : 81,2 %
• Limfosit : 10,2 %
• Monosit : 6,8 %
FR
Elektrolit (17/08/2019)
• Na+ : 135 mmol/L
• K+ : 3,9 mmol/L
• Cl+ : 110 mmol/L
Add a footer 25
FR
Diagnosis: Diagnosis Banding
Ulkus dekubitus grade IV regio • Ulkus Granulomatosa
sacrum • Squamous Cell Carcinoma
Add a footer 26
FR
Pemeriksaan Anjuran:
• Kultur pus
• Tes sensitivitas antibiotik
Add a footer 27
FR
Tatalaksana
Non medikamentosa: Medikamentosa:
• IVFD NaCl 0,9% 12 tpm • Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
• Rawat luka dengan madu • Inj. Ranitidin 2 x 25 mg
1xsehari • Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
• Ganti verban setiap hari
• Miring kiri/kanan per 2 jam
• Flap untuk menutupi daerah
ulkus
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang :
Add a footer 36
THANKYOU