Anda di halaman 1dari 20

Fase II

post mortem
Contents

3
1 FASE II DVI

2 TUPOKSI FASE II DVI

3 MANAJEMEN FASE II DVI

4 PENUTUP
FASE II DVI
FASE II
POST MORTEM

Suatu operasi / kegiatan yang terdiri dari


berbagai disiplin ilmu dan berbagai pihak terkait

Kondisi tersebut membutuhkan :


Perencanaan, Koordinasi, Kerjasama
Mengumpulkan data – data
POST MORTEM
TUPOKSI
Memeriksa & mencari sebab
PASTI KEMATIAN
FASE II
Mengatur penyimpanan &
DVI
pemulasaraannya
FASE II
Tim administrasi jenazah
Tim Kedokteran Forensik
& Rekonsiliasi

Ketua
Tim Pemulasaraan Tim Sidik jari
jenazah Fase II

Tim Pengatur jenazah Tim Fotografi

Tim properti
KETUA FASE II
• Ketua fase II DVI / fase post mortem
harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
– Sudah terlatih / dilatih tentang prosedur
tatalaksana DVI & terlatih sebagai Komandan
DVI
– Dapat berkoordinasi dengan semua tim yang
ada di fase II
– Dapat melaksanakan dan mengembangkan
rencana yang harus dilakukan pada fase II
KETUA FASE II
• Ketua fase II DVI / fase post mortem
bertanggung jawab atas:
– Terlaksananya proses identifikasi DVI
– Barang bukti dan properti dari mayat /
potongan tubuh terbungkus rapi, terlabel DVI,
aman dan disimpan dengan baik di fasilitas
penyimpanan
– Terlaksananya fase Rekonsiliasi
– Pemulasaraan dan penyerahan jenazah
– Logistik dan perencanaan
KETUA FASE II
• Ketua fase II DVI / fase post mortem :
– Menjamin keamanan dan kelancaran
pelaksanaan fase II
– Memperkirakan jumlah korban &
kemampuan kamar jenazah
– Mempersiapkan / Perencanaan cadangan
• Lokasi / tempat penyimpanan cadangan
• Tambahan jumlah personil
• Logistik dan keuangan
– Memonitor kegiatan dalam fase II

– Analisa dan evaluasi kegiatan

– Bila pemeriksaan telah selesai


pemeriksa dan ketua tim Fase II
mencek ulang formulir merah muda DVI
sudah lengkap / belum

– Menyiapkan bahan press realese,


bilamana diperlukan
TIM AHLI PADA FASE II DVI

Tim Fotografi Tim Kedokteran Forensik


TIM AHLI
Tim Sidik Jari Tim Properti

Seksi Kamar Jenazah


SEKSI PEMERIKSA JENAZAH /
POTONGAN TUBUH
Ketua Fase II membuat sebuah pedoman / alur dlm
melaksanakan pemeriksaan terhadap jenazah / potongan tubuh
pada setiap tim yang melaksanakan
pemeriksaan di kamar jenazah

Tim Kedokteran Tim Sidik Jari Tim Radiologi


Forensik Tim Fotografi Forensik

Tim Odontologi
Quality Assurance Forensik

Tim Pengangkut
Tim Pemulasaraan jenazah Tim Properti
TIM KEDOKTERAN FORENSIK
• Memeriksa dengan detail dan lengkap dari tubuh /
potongan tubuh guna kepentingan identifikasi

• Tim Kedokteran Forensik terdiri dari :


– Forensic pathologists
– Forensic odontologists
– Ahli biologi dan laboratorium forensik
– Ahli Radiologi Forensik
– Ahli Antropologi forensik
Tim Sidik Jari Post Mortem
• Mengumpulkan dan menyimpan semua
sidik jari jenazah

Tim Fotografi Post Mortem


• Dilakukan oleh fotografer yg terlatih DVI
• Untuk film negatif  satu jenazah / potongan
tubuh satu rol
• Kamera digital setelah selesai segera di
download  satu jenazah / potongan tubuh satu
folder
TIM PROPERTI POST MORTEM

• Tanggung jawab dari Tim properti


– Memeriksa label DVI jenazah dan label DVI
properti
– Mengumpulkan barang bukti & properti
– Mencatat barang bukti & properti
– Menyimpan semua barang bukti dan properti
TIM PENGATUR JENAZAH

• Tanggung jawab dari Tim Pengatur Jenazah


– Menjamin arus perjalanan jenazah dari tempat
pemeriksaan ke tempat penyimpanan dan
sebaliknya
– Menjaga keutuhan barang bukti & properti
– Mencatat semua jenazah yg telah diperiksa dan
atau yang belum diperiksa
– Menyimpan jenazah / potongan tubuh dengan
baik
PEMULASARAAN JENAZAH

• Tim Pemulasaraan jenazah bertanggung


jawab atas :
– Pulasara jenazah sesuai dg agama,
kepercayaan yg dianut oleh jenazah
– Memastikan kelengkapan administrasi jenazah,
seperti ( surat ket.kematian, surat pengawetan
jenazah , surat ket.bebas wabah penyakit, surat
penguburan , dll )
– Transportasi jenazah menuju tujuannya
LOGISTIK
• Ketua fase II perlu memperhatikan dan
bertanggung jawab terhadap :
– DANA tambahan
– Jumlah personil yang terlibat
– Pengaturan jadwal kerja dan jadwal istirahat para
personil
– Kebutuhan makan dan minum harian bagi para personil
– Koordinasi dengan instansi terkait, rumkit lain
– Akomodasi
PENUTUP

• Fase dua merupakan salah satu instrumen


penting dalam identifikasi
• Data pada fase II sering merupakan data inti dari
proses identifikasi
• Kerjasama dan berkoordinasi sangat
dibutuhkan dalam fase II

Anda mungkin juga menyukai