Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 4

Indriyani
M. Rifky Maulana
Siti Khoerunnisa
Siti Nurkholisza
Tika Ariska
Yeni Agustina

GBS (GUILLAIN BARRE


SYNDROME)
DEFINISI
 Menurut Centers of Disease Control and Prevention /
CDC (2012), Guillain Barre Syndrom (GBS) adalah
penyakit langka di mana sistem kekebalan seseorang
menyerang sistem syaraf tepi dan menyebabkan
kelemahan otot bahkan apabila parah bisa terjadi
kelumpuhan.
ETIOLOGI
 Infeksi Pencetus
 Vaksinasi
 Penyebab lainnya seperti (operasi, kehamilan, lymphoma,
transplantasi organ, dan gigitan ular )
KLASIFIKASI
 Acute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy
( AIDP )
 Subacute inflammatory demyelinating
polyradiculoneuropathy
 Acute motor axonal neuropathy ( AMAN )
 Acute motor sensory axonal neuropathy ( AMSAN )
 Fisher’s syndrome ( MFS )
 Acute pandysautonomia
PATOFISIOLOGI
 Antibodi Anti gangliosit
 Molecular Mimicry dan Reaksi Silang
 Aktivasi Komplemen
 Faktor Host
MANIFESTASI
KLINIS
 Sulit dideteksi pada awal kejadian, biasanya : Gejala berupa flu, demam,
headache, pegal dan 10 hari kemudian muncul gejala lemah. Selang 1-4
minggu, sering muncul gejala berupa :

 a. Paraestasia (rasa baal, kesemutan)

 b. Otot-otot lemas (pada tungkai, tubuh dan wajah)

 c. Saraf-saraf cranialis sering terjadi patologi, shg ganguan gerak bola


mata, mimik wajah, bicara,

 d. Gangguan pernafasan (kesulitan inspirasi)

 e. Ganggua saraf-saraf otonom (simpatis dan para simpatis)

 f. Gangguan frekuensi jantung


 g. Gangguan irama jantung
 h. Gangguan tekanan darah
 i. Gangguan proprioseptive
 j. Paralisis pada ocular, wajah dan otot orofaring,
kesukaran berbicara, mengunyah dan menelan.
 k. Disfungsi autonon yang berakibat kurang bereaksinya
sistem saraf simpatis dan parasimpatis, seperti gangguan
jantung dan ritme, perubahan tekanan darah ( hipertensi
transien, hipotensi ortostatik ), gangguan vasomotor
lainnya
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pungsi lumbal berurutan
 Elektromiograf
 Darah lengkap
 Rontgen
 pemeriksaan fungsi paru
PENATALAKSANAAN
Pada sebagian penderita dapat sembuh sendiri. Pengobatan secara
umum bersifat simptomatik. Meskipun dikatakan bahwa penyakit ini
dapat sembuh sendiri, perlu dipikirkan waktu perawatan yang cukup
lama dan angka kecacatan ( gejala sisa ) cukup tinggi sehingga
pengobatan tetap harus diberikan.

Tujuan terapi khusus adalah mengurangi beratnya penyakit dan


mempercepat penyembuhan melalui sistem imunitas ( imunoterapi)

 Kortikosteroid

 Plasmaparesis

 Pengobatan Imunosupresin

a. Imunoglobulin IV

b. Obat sitotoksik

 Pemberian obat sitoksik

- 6 merkaptopurin ( 6-MP )

- Azathioprine

- Chyclophosphamid
Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan

Diagnosa Keperawatan pada GBS :


1. Ketidakefetifan pola nafas b/d Cedera medula spinalis

2. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung

3. Resiko cedera

4. Gangguan Eliminasi Urin b/d Gangguan Sensori Motorik

5. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d


Ketidakmampuan mencerna makanan

6. Hambatan Mobilitas Fisik b/d Gangguan neuromuskular


TINDAKAN KEPERAWATAN
N Dx. Tujuan Intervensi Rasional
O Keperawatan
1. Ketidakefetifan Setelah dilakukan tindakan 1.1Posisika 1.1 untuk
pola nafas b/d keperawatan 3x24jam, n pasien mengurangi
Cedera medula dengan Kriteria Hasil : untuk rasa sesak
spinalis NOC=Status Pernafasan meringan 1.2 untuk
kan sesak mengetahui
N INDIKATO 1 2 3 4 5 1.2Monitor status
O R status pernafasan
1 Frekuensi pernafasan 2.1 untuk
pernafasan dan mengetahui
oksigenasi kecepatan
2 Irama
2.1 Monitor pernafasan
pernafasan
kecepatan 3.1 untuk
3 Kedalaman irama, mempertahank
inspirasi kedalaman an kepatenan
dan jalan nafas
kesulitan 3.2 untuk
Ket : 1 = Deviasi berat dari bernafas membantu
kisaran normal pasien agar
mudah
bernafas
2 = Deviasi cukup berat dari 3.1
kisaran normal Pertahankan
3 = Deviasi sedang dari kepatenan
kisaran normal jalan nafas
4 = Deviasi ringan dari 3.2 Berikan
kisaran normal terapi oksigen
5 = Tidak ada deviasi dari
kisaran normal

2. Resiko Setelah dilakukan tindakan 1.1 pastikan 1.1 untuk


penurunan keperawatan 3x24jam, tingkat aktivitas mencegah
perfusi jaringan dengan Kriteria Hasil : pasien yang terjadinya
jantung NOC : Resiko penurunan tidak aktivitas yang
perfusi jaringan kardiak membahayaka berlebih yang
n curah jantung mempengaruhi
N INDIKATO 1 2 3 4 5 menurun nyeri dada.
O R 1.2intruksikan 1.2 memberi
1 Angina klien tentang informasi
pentingnya pentingnya
2 Aritmia
melapor bila melapor guna
3 Bradikardi merasakan meminimalisir
a nyeri dada hal yang tidak
diinginkan
Ket : 1= Deviasi berat dari 2.1 monitor 2.1 monitor
kisaran normal EKG perubahan EKG
2 = Deviasi cukup berat dari sebagaimana sewaktu-waktu
kisaran normal mestinya 2.2 beri obat
3 = Deviasi sedang dari 2.2 sediakan antiaritmia
kisaran normal terapi sesuai anjuran
4 = Deviasi ringan dari antiaritmia dokter
kisaran normal sesuai 3.1 lakukan
5 = Tidak ada deviasi dari kebijakan unit secara berkala
kisaran normal 3.1 lakukan nadi klien untuk
penilaian mengetahui
komprehensif 3.2 evaluasi
pada sirkulasi tekanan darah
perifer ( cek
nadi)
3.2 evaluasi
perubahan
tekanan darah
3 Resiko Cedera Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24jam,
dengan Kriteria Hasil :
NOC : Keparahan cedera
fisik
N INDIKATO 1 2 3 4 5 1.1 anjurkan 1.1 membantu
O R klien klien untuk
mengungkapk mencegah
1 Penurunan an perasaan terjadinya
tingkat secara verbal penurunan
kesadaran mengenai kesadaran
2 Perdarahan keterbatasan 1.2 membantu
yang dialami kalien memilah
Ket : 1 = berat 1.2 bantu klien tugas yang
2 = cukup berat untuk dapat
3 = sedang mengindentifi menyebabkan
4 = ringan kasi tugas yang penurunan
5 = tidak ada ada dirumah kesadaran
guna mencegah 2.1 monitor apa
penurunan saja yang dapat
kesadaran menyebabkan
2.1monitor perdarahan
dengan ketat 2.2 lindungi
resiko faktor yang
terjadinya dapat
perdarahan menyebabkan
trauma akibat
2.2 lindungi klien
dari trauma yang
dapat
menyebabkan
perdarahan
4 Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1.1 Berikan 1.1 beri waktu
Eliminasi Urin b/d keperawatan 3x24jam, waktu yang pasien untuk
Gangguan Sensori dengan Kriteria Hasil : cukup untuk mengeluarkan
Motorik NOC : Eliminasi urin pengosongan urin
kandung kemih 2.1 pasang
N INDIKATO 1 2 3 4 5 (10 menit) kateter pada
O R 2.1 Pasang pasien
1 Mengoson kateter urin, 2.2 liat dan
gkan sesuai catat intake dan
kantung kebutuhan output urin
kemih 2.2 Monitor pada klien
2 Nyeri saat intake output
berkemih

Ket : 1 = Sangat terganggu


2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu
5 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan I.I berikan 1.1 membantu
nutrisi : kurang dari keperawatan 3x24jam, pilihan klien untuk ikut
kebutuhan b/d dengan Kriteria Hasil : makanan serta dalam
Ketidakmampuan NOC : Nafsu makan sambil memilih makan
mencerna makanan menawarkan yang akan
N INDIKATO 1 2 3 4 5 bimbingan dimakan
O R terhadap 1.2 meminta
1 Hasrat/kein pilihan keluarga untuk
ginan untuk (makanan) membawakan
makan yang lebih makanan
sehat,jika kesukaan klien
2 Intake
diperlukan agar ada hasrat
nutrisi
I.2 anjurkan untuk makan
keluarga untuk 2.1 beritahu
Ket : 1 = sangat terganggu membawa klien tentang
2 = banyak terganggu makanan kebutuhan
3 = cukup terganggu favorit pasien nutrisi yang
4 = sedikit terganggu sementara dibutuhkan
5 = tidak terganggu (pasien) 2.2 lihat dan
berada pelajari
dirumah kebutuhan
sakit/fasilitas nutrisi klien
perawatan
yang sesuai
2.I intruksikan 2.3 kolaborasi
pasien dengan ahli gizi
mengenai untuk
kebutuhan menentukan
nutrisi kebutuhan yang
(yaitu,membah dibutuhkan klie
as pedoman diet
dan piramida
makanan)
2.2 monitor
kalori dan
asupan
makanan
2.3 tentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan
untuk memenuhi
persyaratan gizi
6 Hambatan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1.1Konsultasikan 1.1 Agar pasien
Fisik b/d Gangguan keperawatan 3x24jam, dengan ahli mendapatkan
neuromuskular dengan Kriteria Hasil : terapi fisik untuk indikasi sesuai
NOC : Pergerakan menentukan dengan
posisi prtimal kebutuhan 2.1
N INDIKATO 1 2 3 4 5 bagi pasien Agar pasien
O R selama latihan terbiasa mampu
1 Gerakan dan jumlah melakukan
otot 1.2 Dorong latihan secara
pasien untuk mandiri tanpa
2 Berjalan
mempraktikka n bantuan dari
3 Bergerak latihan secara perawat atau
dengan mandiri, sesuai keluarga 2.2
mudah indikasi Agar
2.1 Identifikasi mengurangi
Ket : 1 = Sangat terganggu kebutuhan resiko jatuh
2 = Banyak terganggu keselamatan pada pasien
3 = Cukup terganggu pasien ketika berjalan
4 = Sedikit terganggu berdasarkan 2.3 Untuk
5 = Tidak terganggu fungsi fisik dan mempermudah
kognitif dan
2.2 Singkirkan meningkatkan
benda-benda kenyamanan
berbahaya dari pasien ketika
lingkungan berjalan
2.3 Bantu klien 3.1 Agar pasien
untuk dapat
menggunakan melakukan
alas kaki yang aktifitas dengan
mendukung benar dan
untuk berjalan mempermudah
3.1 Ajarkan kegiatan sehari-
pasien hari tetap
bagaimana nyaman
menggunakan
postur dan
mekanika tubuh
yang benar saat
melakukan
aktifitas
Kesimpulan
 Sindroma Guillain Barre (SGB) adalah suatu kelainan
sistem saraf akut dan difus yang mengenai radiks spinalis
dan saraf perifer, dan kadang- kadang juga saraf kranialis,
yang biasanya timbul setelah suatu infeksi. Manifestasi
klinis utama dari SGB adalah suatu kelumpuhan yang
simetris tipe lower motor neuron dari otot-otot ekstremitas,
badan dan kadang- kadang juga muka

Anda mungkin juga menyukai