Anda di halaman 1dari 28

CORROSION PRINCIPLE

Corrosion in The
Fertilizer Industry

Fertilizer production unit at


Petrochemical Gresik Inc

GIANNISA MASHANAFIE
1906342534
Background

Petrokimia Gresik merupakan perusahaan Produk non Pupuk :


manufaktur yang memproduksi produk pupuk
dan produk non-pupuk. Petro Gladiator,
Aluminium Fluorida,
Gresik, Jawa Timur Cement Retarder, Asam
Sulfat, Amoniak, Asam
Phospat,
Produk Pupuk : Gypsum, Nitrogen, CO2
SP-36, Phonska, Petroganik, Urea, ZA, NPK Kebomas, cair, Oksigen, Dry Ice, Kapur
TSP, DAP, ZK, Ammonium Phospate, Rock Phospate, Pertanian, Asam Klorida,
KCL, Petro Biofertil, Petro Kalimas, dan Superphos Gypsum Pertanian, dan
Petroseed.

2
Background
SPESIFIKASI

Kadar Nitrogen (N) : min 20,8%

Kadar Belerang (S) : min 23,8%

Kadar Air : maks 1%

Pupuk ZA merupakan pupuk Ammonium Kadar Asam H2SO4 : maks 0,1%


Sulfat dengan kapasitas produksi masing –
masing unit 610 ton/hari.

3
Production Process
Bahan Baku :

i) Amonia NH3

Proses Pemisahan Pengeringan


Produk ZA
Kristalisasi Kristalisasi Produk

Mother
ii) Asam Sulfat H2SO4 Air Heated
Liquour

4
5
Production Process
Reaksi Netralisasi dan Kristalisasi Pemisahan kristal

Reaksi netralisasi dan kristalisasi ini terjadi dalam Produk dari saturator : kristal amonium sulfat
saturator. Reaksi ini bertujuan untuk mereaksikan gas 50%wt + larutan amonium sulfat, akan dipisahkan di
ammonia murni (NH3) dengan larutan asam sulfat centrifuge.
(H2SO4) dan memekatkan ammonium sulfat yang
terbentuk
 Kristal amonium sulfat → diteruskan ke rotary
Reaksi pembentukan ammonium sulfat dalam saturator dryer
2NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4 + panas  Larutan amonium sulfat → disalurkan ke mother
liquor untuk di recycle ke

6
Production Process
Pengeringan Penampungan Product dan
Pengemasan

Tujuan dari tahap ini adalah mengurangi kadar air Penampungan produk bertujuan untuk menyimpan
kristal amonium sulfat hingga 1,0% berat maksimal. sementara kristal ZA sebelum dikemas.

 Kristal amonium sulfat dengan kadar air max


1%wt → bucket elevator → bin → pengemasan.

7
Background
SPESIFIKASI

Kadar Nitrogen (N) : min 46%

Kadar Biuret : maks 1%

Kadar Air : maks 0,50%


Pupuk Urea merupakan pupuk amoniak cair
dan gas CO2 dengan kapasitas produksi
masing – masing unit 1400 ton/hari.

8
Production Process

Amonia NH3
Unit Unit Produk
Unit Prilling
Sintesa Purifikasi Urea Urea
Water
Carbon CO2
Dioksida
Unit
Kristalisasi

Return Water Unit


Unit
Kondensat
Recovery
Treatment

9
10
Production Process
Unit Sintesa Unit Purifikasi

Unit sintesa adalah unit terpenting dalam proses Adalah unit yang bekerja memisahkan Amonium
pembuatan pupuk urea. Unit ini bekerja untuk Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan
mereaksikan gas karbondioksida dengan cairan Ammonia dari hasil unit sintesa. Menggunakan HP
amoniak. Decomposer
 Larutan Ammonium Karbamat → diteruskan
Reaksi pembentukan Ammonium Karbamat dalam ke unit purifikasi
reaktor :  Gas karbondioksida dan cairan amoniak →
2NH3 + CO2 NH4COONH2 + Q dikirim ke unit recovery
NH4COONH2 NH2CONH2 + H2O – Q

11
Production Process
Unit Kristalisasi Unit Prilling

Unit kristaliser adalah unit yang bekerja Unit prilling adalah unit yang bekerja membentuk
mengkristalkan larutan urea yang dikirim dari unit kristal urea menjadi urea butiran (urea prill).
purifikasi, lalu kristal urea yang dihasilkan dipisahkan
dengan cara sentrifugasi  Kristal urea dikeringkan hingga 99,8% →
dilakukan pengeringan dengan udara dingin
menggunakan acoustic granulator → larutan urea
dispray → terbentuk butiran.

12
Production Process
Unit Recovery Unit Prilling

Unit recovery adalah unit yang berguna mendaur Unit kondensat treatment adalah unit yang bekerja
ulang gas amoniak (NH3) dan gas karbondioksida mendaur ulang sejumlah kecil kondensat urea, uap
(CO2) yang dihasilkan dari unit purifikasi air, karbondioksida, dan amoniak yang terbuat saat
proses kritalisasi dilakukan. Gas NH3 dan CO2 yang
dihasilkan dari kondensat kemudian dikirim ke unit
purifikasi untuk diolah kembali, sedangkan air
kondensat dikirim ke unit utilitas.

13
Unit Utilitas

Unit Penyedia dan Pendistribusi a) Lime Softening Unit (LSU) b) Cooling Tower
Air c)Unit Demineralisasi d) Unit Drinking Water

a) Gas Turbin Generator b) Waste Heat Boiler


Unit Penyedia Steam dan
Tenaga Listrik

a) Pengolahan limbah Cair b) Pengolahan limbah


Unit Pengolahan Limbah
Gas c) Pengolahan limbah Padat

Unit penyedia instrument air dan Digunakan untuk keperluan aerasi, udara
plant air campuran, menggerakkan peralatan pneumatic
seperti control valve, transmitter, dan lainnya

14
Probability of Corrosion

1. Uniform Corrosion

Korosi merata ini terjadi pada alat


yang terpapar atmosfer, struktur
bangunan pabrik pupuk, bagian dalam
tangki pengangkut bahan baku
(Railcar) dan tangki penyimpanan.

Di lingkungan pabrik pupuk ,


terdapat NOx dan SOx yang cukup
tinggi sehingga menimbulkan korosi
pada hampir semua permukaan alat
yang terpapar ke atmosfer.

15
Probability of Corrosion

Pada Railcar yang mengangkut NH3,


sebagian permukaan mula-mula
terkorosi karena konsentrasi NH3 yang
tidak jenuh.

NH3 + H2O → HNO3


NH3 + HNO3 → NH4NO3

16
Probability of Corrosion

2. Errosion Corrosion

Korosi erosi dapat terjadi pada impeller


pompa dan perpipaan. Korosi ini
disebabkan aliran fluida yang sangat
cepat sehingga merusak permukaan
logam dan lapisan film pelindung.

17
Probability of Corrosion

3. SCC

SCC yang berjenis korosi intergranular dapat terjadi pada unit


sintesis dan unit purifikasi, yaitu pada pipa stripper.

Korosi ini terjadi disebabkan karena reaksi oksidasi oleh oksigen


yang berinteraksi dengan larutan ammonium karbamat.
Kombinasi garam dan uap air ini menyerang lapisan oksida
pelindung pada permukaan baja sehingga menyebabkan korosi.

18
Probability of Corrosion

3. SCC

SCC dapat terjadi pada unit utilitas, yaitu pada


peralatan seperti Reboiler, Waste Heat Boiler dan HP
Decomposer.
Equipment ini berkerja pada lingkungan korosif : fluida
amonia (NH3) dan CO2, pada tekanan dan temperatur
relatif tinggi.

Terjadi kemungkinan kebocoran pada pipa di daerah


lasan (HAZ) sebagai inisiasi dari penjalaran retak.

19
Probability of Corrosion

4. Pitting Corrosion

Korosi sumuran dapat terjadi dibagian bawah


tangki penyimpanan yang terdapat sludge
produk korosi disebabkan oleh adanya presipitasi
sludge.

Korosi pada tangki bagian bawah selalu lebih


parah daripada tangki bagian samping. Karena
produk korosi akan mengendap di bagian bawah
tangki sehingga terbentuknya deposit yang akan
menginisiasi korosi selanjutnya.

20
Probability of Corrosion

4. Pitting Corrosion

Korosi sumuran dapat terjadi pada bagian


reaktor kristaliser karena tempat mereaksikan
gas amonia dan asam sulfat cair. Namun
mungkin diawali dari uniform corrosion.

21
Probability of Corrosion

4. Pitting Corrosion

Rotary Dryer menggunakan sumber panas yang


dihasilkan heat exchanger finned tube. Heat
Exchanger digunakan sebagai pendingin udara
dan pemanas amoniak.

Pitting corrosion dapat terjadi karena pada


permukaan dalam dan luar tube terlapisi oleh
deposit tebal dan mengandung unsur Sulphur (S)
& Chlor (Cl).

22
Probability of Corrosion

5. Galvanic Corrosion

Pitting corrosion yang terjadi pada heat


exchanger finned tube kemungkinan diawali
oleh korosi galvanik akibat perbedaan antara
tube dan fin dan selanjutnya menyebabkan
terjadi pitting pada tube karena efek galvanik.

23
Probability of Corrosion

6. Crevice Corrosion

Korosi jenis ini juga dapat dilihat pada


celah antara tube dari Heat Exchanger
dengan tube sheet-nya.

Dapat terjadi akibat terjebaknya


elektrolit di celah-celah yang terbentuk.

24
Probability of Corrosion

7. Microbilogical Corrosion

Aktifitas mikroba dapat menghasilkan


senyawa-senyawa yang korosif, yang
pada gilirannya akan mengkorosikan
logam

Kemungkinan dapat terjadi pada unit


utilitas di sistem cooling water.

25
Roadmap of Ceramic

Urea Plant

Di daerah urea, jenis korosi tidak terlalu beragam


namun dampak korosinya sangat besar. Dari sisi luar,
campuran debu urea dengan air telah menimbulkan
korosi aqueous yang parah pada peralatan CS, seperti
structural steel, pipa-pipa air, peralatan instrument,
listrik dll. Dari sisi dalam, serangan korosi yang paling
parah adalah karbamat dan urea. Jenis korosi yang biasa
ditemui di daerah pabrik urea adalah korosi merata
dan korosi antar butir.

26
Reference :

1. Ibrahim H., Rayhan, Laporan Kerja Praktik : PT Petrokimia Gresik, Departemen Proses

dan Pengolaan Energi, Universitas Indonesia, 2016

2. Afifah et all, Laporan Kerja Praktik : PT Petrokimia Gresik, Departemen Produksi IA,

Politeknik Negeri Bandung, 2017

3. Sambadha, P., & Nusaputra, Y., Vessel dan Bahan Isian di Pabrik Urea PT Petrokimia

Gresik, Universitas Diponegoro, 2015

4. Ahmad. Zaky, Type of Corrosion : Material and Environtment, Chapter : 4, 2006

27
28

Anda mungkin juga menyukai