Anda di halaman 1dari 19

Penatalaksanaan

Kegawat daruratan
ventrikel fibrilasi
THYA FITRIANI
102012398
Seorang perempuan berusia 70 tahun datang
dibawa ke IGD RS oleh keluarganya karena tak
sadarkan diri sejak 30 menit yang lalu.
Perempuan 70 tahun tidak sadarkan diri sejak
30 menit yang lalu.
 The American Heart Association (AHA)
menggunakan 4 mata rantai penting untuk
mempertahankan hidup korban dalam menolong
korban SCA akibat ventrikel fibrilasi adalah:
1. Sesegera mungkin memanggil
bantuan Emergency Medical Service (EMS) atau
tenaga medis terdekat.
2. Sesegera mungkin melakukan RJP
3. Sesegera mungkin melakukan defibrilasi
4. Sesegera mungkin dilakukan Advanced Life
Support diikuti oleh perawatan postresusitasi.
Kesadaran =
Koma
TD = tidak
terukur
Nadi = tidak
teraba
Kesadaran = -
AED adalah sebuah defibrilator yang bekerja secara
komputer yg dapat :
1. Menganalisa irama jantung seorang korban yg
mengalami henti jantung.
2. Mengenal irama yg dpt dilakukan tindakan defibrilasi
(shock)
3. Memberikan petunjuk pd operator (dengan
memperdengarkan suara atau dengan indikator cahaya)
AED digunakan jika korban mengalami henti jantung :
1. Tidak berespon
2. Tidak bernapas
3. Nadi tidak teraba atau tanda-tanda sirkulasi lain

Elektroda adhesif ditempatkan pada dada korban dan


disambungkan ke mesin AED paddle elektroda mempunyai 2
fungsi yaitu :
1. Menangkap sinyal listrik jantung adan mengirimkan sinyal
tersebut ke komputer.
2. Memberikan shock melalui elektroda jika terdapat indikasi
Vibrilasi ventrikel dapat terjadi pada kondisi :
 iskemia dan infark miokard,
 gangguan karena kontak dengan listrik,
 pemanjangan interval QT, atau sebagai irama
akhir pada pasien dengan kegagalan sirkulasi,
atau
 pada kejadian takikardi ventrikel yang
memburuk.
a. Gangguan jantung struktural
• Iskemik atau infark miokard akibat penyakit jantung koroner.
• Kardiomiopati.

b. Gangguan jantung nonstruktural


• Mekanik
• Pre-eksitasi (termasuk Wolf-Parkinson-White syndrome)
• Heart block
• Channelopathies
• Long QT syndrome
• Short QT syndrome
• Brugada syndrome
c. Noncardiac respiratory
• Bronchospasm
• Aspirasi
• Hipertensi pulmonal primer
• Emboli pulmonal
• Tension pneumotoraks
• Metabolik atau toksik

d. Gangguan elektrolit dan asidosis


• Obat-obatan
• Keracunan
• Sepsis

e. Neurologik
• Kejang
• Perdarahan intrakranial atau strok iskemik
• Tenggelam
Depolarisasi sel mencegah terjadinya
yang tidak kontraksi yang efektif dari Terjadi Aaitmia
Depolarisasi Sel
beraturan melalui Berkurang
otot jantung dan yang akibat
otot ventrikel pengeluaran darah dari depolarisasi ini
jantung jantung
 Nyeri dada
 Denyut jantung cepat (takikardi)
 Pusing
 Mual
 Sesak napas
 Hilang kesadaran
 Frekuensi : Tidak dapat dihitung
 Irama : Tidak teratur
 Gelombang P : Tidak ada
 Interval PR : tidak ada
 Gelombang QRS: > 0,12
 Pernah mengalami epoisode fibrilasi ventrikel
sebelumnya
 Riwayat serangan jantung
 Mengidap kelainan jantung bawaan
 Ada kardiomiopati
 Cedera yang menyebabkan kerusakan pada otot jantung,
seperti tersengat listrik
 Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau
metamfetamin
 Kelainan elektrolit, seperti kalium atau magnesium
 Obat-obatan
obat anti-arrhytmic untuk keadaan darurat
atau jangka panjang.
beta blocker umumnya digunakan bagi mereka
yang berisiko terkena fibrilasi ventrikel dan
serangan jantung.
 Implan cardioverter defibrillator (ICD).
Setelah kondisi penderita stabil
Kemungkinan bertahan hidup dari pasien
Ventrikel Fibrilasi tergantung pada
cardiopulmonary resuscitation (CPR),
ketersediaan atau kedatangan bantuan dan
peralatan untuk defibrilasi dapat mendukung
kehidupan, dan transportasi ke rumah sakit.
Hanya 20% kemungkinan bisa ditolong dan
dibawa kerumah sakit dengan selamat
Basic Life Support dan Advance Cardiac Life
Support merupakan salah satu penanganan
kegawatdaruratan yang harus diketahui seorang
dokter, sehingga kita dapat membantu pada
keadaan gawatdarurat dan dapat semakin
meningkatkan prognosis hidup pasien.

Anda mungkin juga menyukai