Anda di halaman 1dari 19

Rizka Yulia Rahmawati

4311416013

“Identifikasi Bahan Kimia Obat


(BKO) dalam Barang Bukti Jamu dari
POLRES Banyumas Menggunakan
Metode Kromatografi Lapis Tipis
(KLT)”
 Pendahuluan

 Paparan Laporan

Presentation  Penutup
Main Points  Daftar Pustaka

Lampiran
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pemakaian bahan kimia obat dalam jangka panjang menyebabkan kerusakan fungsi organ tubuh. Oleh
karena itu dibutuhkan pengawasan oleh BPOM supaya tidak beredar bahan kimia obat yang
ditambahkan dalam jamu (BPOM RI, 2009). Obat-obat yang mengandung bahan-bahan kimia tersebut
memiliki efek samping berbahaya. Misalnya jamu yang mengandung Sildenafil dapat menyebabkan
sakit kepala, pusing, ruam kulit dan impotensi jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang (Badan
Pengawasan Obat & Makanan RI, 2010). Obat-obat yang mengandung bahan-bahan kimia tersebut
memiliki efek samping berbahaya. Misalnya jamu yang mengandung Sildenafil dapat menyebabkan
sakit kepala, pusing, ruam kulit dan impotensi jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang (Badan
Pengawasan Obat & Makanan RI, 2010).
PENDAHULUAN

2. Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan PKL

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengidentifikasi adanya bahan kimia obat dalam barang bukti
jamu. Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

o Bagi penulis, penelitian ini dapat membantu untuk mempelajari metode identifikasi bshsn kimis obat dalam
jamu yaitu dengan metode KLT.
• Bagi Laboratorium Forensik Cabang Semarang, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
pengujian kualitatif terhadap bahan kimia obat pada kasus-kasus selanjutnya.
PENDAHULUAN
3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Laboratorium Forensik Cabang Semarang Sub Bidang Kimbiofor pada
tanggal 16 September-16 Oktober 2019.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka
b. Metode Penelitian Eksperimen
PENDAHULUAN

5. Tinjauan Pustaka

a. Jamu Tradisional

Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan atau hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku (Zulfikar, 2014).
Sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan bahan
kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat yang sering disebut dengan bahan kimia obat (BKO) (Yuliarti,
2010).
PENDAHULUAN
b. Farmakokinetik

Jamu kemasan memiliki banyak bentuk: serbuk, cair, maupun pil. Jamu biasanya diberikan atau dikonsumsi
secara oral, baik secara langsung maupun dengan bantuan air sebagai pelarutnya. Berbagai macam jamu
memberikan respon yang berbeda-beda, bergantung pada bahan alam yang dijadikan bahan utama
(Satiadarma, 1997).
Prinsip kerjanya sesuai dengan focus dari masing-masing jamu. Misalnya, pada jamu penambah stamina,
prinsip kerjanya yaitu dengan memicu tubuh konsumen untuk tidur atau mengantuk. Dengan demikian,
konsumenakan istirahat dan terbangun dengan stamina yang lebih baik (Mahady, 2001).
PENDAHULUAN

c. KLT

Kromatografi lapis tipis adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat
dengan lapisan bahan adsorben inert (Fessenden, 2003).
Dasar pemisahan pada KLT adalah perbedaan kecepatan migrasi diantara fase diam yang berupa padatan
(alumina, silika gel, atau selulosa) dan fase gerak yang merupakan campuran solven (eluen). Nilai Rf merupakan
parameter karakteristik suatu senyawa sehingga secara kualitatif senyawa dapat diidentifikasi dari nilai Rf
(Fatah, 1987).
Zona yang dihasilkan dideteksi secara langsung (visual) atau di bawah sinar ultraviolet (UV) baik dengan atau
tanpa penambahan pereaksi penampak noda yang cocok (Lestyo Wulandari, 2011).
PAPARAN LAPORAN
1. Tempat Pelaksanaan PKL

a. Dekripsi Umum PUSLABFOR Cabang Semarang

Laboratorium Forensik Cabang Semarang merupakan salah satu cabang dari PUSLABFOR MABES
POLRI yang didirikan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pelayanan yang cepat dan tepat
dalam mengedepankan fakta dan realita dengan berbasis ilmu pengetahuan dan perkembangan
teknologi dengan lima sub bidang, yaitu:
• Bidang Dokumen dan Uang Palsu Forensik (Biddokupalfor)
• Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Bidbalmetfor)
• Bidang Fisika dan Komputer Forensik (Bidfiskomfor)
• Bidang Kimia, Toksikologi, dan Biologi Forensik (Bidikimbiofor)
• Bidang Narkotika, Psikotropika, dan Obat Berbahaya Forensik (Bidnarkobafor)
PAPARAN LAPORAN
b. Metode Penelitian

Lokasi penelitian : Lab Forensik Cabang Semarang, pada 16 September – 16 Oktober 2019
Alat : chamber, plat tetes, plat silica, spatula, centrifuge, pengaduk kaca, tabung reaksi dan
rak, pipa kapiler, mortar dan alu, gelas ukur, pensil dan penggaris.
Bahan : jamu Akar Tanjung, Mahkota Dewa, Super Kecetit, Urat Madu, dan King Cobra, irgapan,
allopurinol, sildenafil, paracetamol, dan dexamethason, metanol, etil asetat, dan amonia.
PAPARAN LAPORAN

Langkah Kerja:
a. Pembuatan Eluen : metanol, etil asetat, amonia dengan perbandingan 85 : 10 : 5 dicampur hingga jenuh
b. Preparasi Sampel : tiap sampel dihaluskan dan dilarutkan dengan metanol pekat kemudian diteteskan pada
plat silika, biarkan kering
c. Pengujian KLT : plat silika dimasukkan dalam chamber sampai eluen naik hingga batas yang diinginkan,
kemudian amati dengan UV.
PAPARAN LAPORAN
b. Hasil Penelitian dan Pembahasan

No. Nama Jamu Jarak warna Jarak Rf Pembanding Jarak Jarak larutan Rf
larutan warna

1 Cobra X 14,2 18,4 0,77 Paracetamol 13,8 18,4 0,75

2 Urat Madu 14,1 18,4 0,76 Dexamethason - 18,4 -

3 Mahkota Dewa 13,4 18,4 0,72 Sildenafil 14,2 18,4 0,77

4 Akar Tanjung 4,6 18,4 0,25 Allopurinol 6,8 18,4 0,37

5 Super Kecetit - 18,4 - Irgapan 15,3 18,4 0,83


PAPARAN LAPORAN
Salah satu tujuan pengamatan menggunakan KLT adalah untuk mengetahuai cara mengidentifikasi noda.
Prinsip dalam kromatografi yakni adsorbsi dan partisi. Prinsip adsorbsi yaitu penyerapan eluen terhadap
lempeng silika gel, termasuk dalam fase gerak. Disebut sebagai fase gerak karena eluen bergerak naik sampai
batas eluen pada plat silika. Sedangkan prinsip partisi yaitu pemisahan noda yang dihasilkan pada lempeng,
yaitu menggunakan fase diam. Dikatakan fase diam karena lempeng hanya diam dalam satu tempat tanpa
harus digerakkan. Alasan penjenuhan chamber sebelum digunakan yaitu untuk menghilangkan uap air didalam
chamber agar nantinya tidak mempengaruhi perambatan noda pada lempeng.
PAPARAN LAPORAN
Tujuan dilakukan penghalusan adalah yaitu memudahkan proses pelarutan sampel dan memperbesar luas
permukaan. Setelah dihaluskan, sampel dilarutkan dengan methanol pekat lalu diaduk menggunakan
pengaduk kaca. Untuk memaksimalkan pengadukan, dapat digunakan sentrifugasi.

Dalam penelitian ini, proses pencelupan plat silika dalam eluen dilakukan selama kurang lebih 2 jam.
Pengamatan menggunakan lampu UV 254 nm untuk melihat flouresensi pada plat silika. Setelah teramati dapat
ditentukan Rf dari noda tersebut. Dari data hasil penelitian diperoleh Rf pada sampel King Cobra, Urat Madu,
Mahkota Dewa, Akar Tanjung dan Super Kecetit berturut-turut yaitu 0,77; 0,76 ; 0,72; 0,25; 0 dengan Rf
pembanding sildenafil, paracetamol, dexamethason, allopurinol, dan irgapan berturut-turut yaitu 0,77; 0,75; 0;
0,37; 0,83. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dilihat bahwa jamu King Cobra dan Urat Madu, keduanya
sama-sama mengandung paracetamol dan sildenafil karena Rf kedua sampel yang mendekati Rf kedua
pembanding.
PENUTUP
Simpulan

KLT (Kromatografi Lapis Tipis) merupakan suatu pemisahan dengan menggunakan fase gerak dan fase
diam. Identifikasi bahan kimia obat dalam jamu dengan metode KLT (Kromato Lapis Tipis)
menunjukkan Rf pada sampel jamu King Cobra dan Urat Madu sebesar 0,77 dan 0,76 dimana
keduanya positif paracetamol dan sildenafil yang mempunyai Rf sebesar 0,75 dan 0,77.

Saran

-Sebaiknya, persiapan sebelum penelitian dilakukan dipersiapkan dengan sebaik dan serapi mungkin.
-Memperhatikan eluen yang akan digunakan dengan sampel yang akan diuji.
-Berhati-hati saat memasukkan plat silika kedalam chamber.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2009, Tentang Obat Tradisional Mengandung
Bahan Kimia Obat, KH.00.01.1.43.2397.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010, Tentang Obat Tradisional Mengandung
Bahan Kimia Obat.HM.03.03.1.43.08.10.8013.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. 2014. Hasil Pengawasan Obat Tradisional
Mengandung Bahan Kimia Obat. Jakarta : BPOM RI.

Fatah, M.A. 1987. Analisis Farmasi Dahulu dan Sekarang. Yogyakarta : UGM

Fessenden R.J dan J.S Fessenden. 2003. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA

Lestyo Wulandari, S.Si, Apt, M.Farm. 2011. Kromatografi Lapis Tipis. Fakultas Farmasi Universitas
Jember. PT Taman Kampus Presindo : Jember.

Mahady, A. 2001. Studi Aktivitas Daya Analgetik Jamu, Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol. 5,
No. 1, 2004: 21-32.

Satiadarma, K. 1997. Validasi Prosedur Analisis, Prosending: Temu Ilmiah Bidang Farmasi. Bandung :
ITB.

Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung : ITB.

Yuliarti, N. 2010. Sehat, Cantik, Bugar, dengan Herbal dan Obat Tradisional. Jakarta : Penerbit ANDI.

Zulfikar, Novita Andarini dan Vici Saka Dirgantara. 2014. Identifikasi Kualitatif Bahan Analgesik Pada Jamu
Menggunakan Prototype Tes Strip. Jember : Universitas Jember.
LAMPIRAN

Barang bukti Chamber Plat silika Pengujian KLT Pengamatan


THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai