Anda di halaman 1dari 33

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

Memahami Persoalan dan


12 prinsip dasar UPI-YPTK
Padang
Team Dosen
Universitas Putra Indonesia “YPTK”

1
AGENDA PERTEMUAN
1. Konsep Dan Pentingnya Pendidikan Karakter
2. Pentingnya Pendidikan Karakter
3. Kebijakan Nasional tentang Karakter
4. Menyayangi Sesama

6. Bertanggung Jawab
7. Menegakan Disiplin
8. Berlaku Adil
9. Berkolaborasi Dan Bersatu
10. Meningkatkan Kreatifitas
11. Belajar dan Berilmu
12. Mencegah Kemungkaran
13. Menjaga Kedamaian
14. Mensyukuri Nikmat
15. Berlaku Sabar
BAHAN BAHASAN PRAKTIS
A. WHY:
 Mengapa harus ada pendidikan karakter ?.
B. WHAT:
 Apa karakter ?.
 Apa pendidikan karakter ?.
C. WHEN:
 Kapan pendidikan karakter tepat diberikan ?.
D. WHO:
 Siapa yang harus diberi pendidikan karakter ?.
 Siapa yang harus bertanggung jawab melakukan
pendidikan karakter ?.
E. HOW:
 Bagaimana melakukan pendidikan karakter ?.
Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com
APA KEUNTUNGAN BERBUAT BAIK
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir."( QS: 2. Al Baqarah:286)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Asbabun nuzul. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Asbabun nuzul (QS: 99. Al Zalzalah:7-8)
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat
baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai
di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu,
mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu."
Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada
isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS :2. Al Baqarah:25)
I’TIBAR KEHIDUPAN
 “Allah membuat perumpamaan sebuah negeri yang
dahulunya aman dan tenteram, rezeki datang kepadanya
melimpah ruah di semua penjuru, lalu penduduknya
mengingkari nikmat Allah, karena itu lalu Allah
membiarkan mereka merasakan pakaian kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat” (Q.S.
An-Nahl:112).

 “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Allah


telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
bagaikan pohon yang baik, akarnya kuat menghunjam ke
bumi, (ranting) dan dahannya menjulang ke angkasa;
pohon itu terus berbuah setiap saat (tiada henti) atas izin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan seperti itu agar
manusia memperoleh peringatan” (QS Ibrahim 24-26)

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


I’TIBAR KEHIDUPAN
 Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Tuhan untuk mengisahkan
cerita dalam al-Qur’an tentang para rasul, seperti nabi Musa, Harun,
Ismail, Nuh bahwa mereka menyungkur bersujud dan menangis bila
ditunjukkan ayat-ayat Allah. Selanjutnya Allah memperingatkan:
“Maka datanglah sesudah mereka, generasi yang jelek, menyia-
nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka itulah
yang jelas akan sesat. Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan
beramal salih. Maka mereka itu akan masuk surge dan tidak mungkin
dianiaya (dirugikan) sedikitpun”. (Q.S. Maryam 59-60)

 Nabi bersabda: Ketahuilah bahwa dalam diri setiap kalian ada


”mudghoh” (segumpal daging), jika mudghoh itu bersih maka semua
yang ditampilkan oleh orang tersebut juga bersih (baik), dan jika
mudghoh itu rusak maka yang ditampilkan oleh orang tersebut juga
rusak (tidak baik). Ketahuilah bahwa yang disebut mudghoh itu
adalah al-qolb (hati). (Al-Hadist)

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


PEMBANGUNAN KARAKTER
PROSES
Output/kea
Input/kondisi 1.isi/materi daan yang
saat ini: 2. Pendekatan/ diharapkan
-murid -murid
metode/cara -Mahasiswa
-Mahasiswa
-Pejabat 3.SDM (murid-guru) -Pejabat
-Akademisi 4.sarana/prasarana -Akademisi
-Masyakat 5.Peraturan -Masyakat
-Dll -Dll
6.Evaluasi
7.Dll

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


PENDAHULUAN (Latar belakang)
 Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut
menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu
dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun
kritis bagi pembentukan karakter seseorang.
 Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University)
mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi
harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang
kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah:

(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;


(2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;
(3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;
(4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba;
alkohol dan seks bebas;
(5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;
(6) menurunnya etos kerja;
(7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;
(8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;
(9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan
(10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


.
NO ASPEK YANG DIBANDINGKAN PERINGKAT
1 Buta huruf usia > 15 tahun 44 dari 49
2 . Literasi Membaca 39 dari 41
3 Kemampuan berkomunikasi 49 dari 49
4 KKN dan Praktik Tak Etis 49 dari 49
5 Pengangguran generasi muda 48 dari 49
6 Daya tarik terhadap Iptek 34 dari 49
7 Pengembangan teknologi dan aplikasi 46 dari 49
8 Kemampuan alih teknologi 49 dari 49
9 Implementasi Tekno-informasi 47 dari 49
10 Literasi IPA 38 dari 42
11 Riset Dasar 45 dari 49
12 Indeks berkompetisi 59 dari 60

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


Pengembangan KARAKTER di INDONESIA

PEMBENTUKAN: USIA DINI


(Banyak diserahkan pada pembantu)

PENGEMBANGAN: USIA REMAJA


(Lingkungan masyarakat tidak kondusif)

PEMANTAPAN: USIA DEWASA


(Terbentuknya low trust society)
Sumijan : soe@upiyptk.org
Akibat dari the existing situation

AKIBATNYA:
DATA TIDAK AKURAT, KEBIJAKAN TIDAK TEPAT, TIDAK
RELEVAN, DLL

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


BANGSA INDONESIA MENGALAMI KRISIS KEPRIBADIAN ?

Dan perumpamaan kalimat


(kebijakan) yang buruk
bagaikan pohon yang buruk,
yang telah dicabut akar-
akarnya dari permukaan
bumi; tidak dapat tegak
sedikitpun. (Ibrahim:26)

Timbulkan Akibat Buruk:


- Karakter Bangsa Luntur
- Bencana Meluas Di Bidang:
- Krisis Politik - Ekonomi - Moneter -
Kepercayaan – Hukum - Dll

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


Hakekat Karakter
• Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju
pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.
Sedangkan Doni Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter sama dengan
kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau
sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
dari lingkungan,
• Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian
tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku.
Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut
memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur,
suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua,
istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut
‘orang yang berkarakter’ (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai
kaidah moral.
• Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq,
yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah
menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


Hakekat Karakter
• Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan dengan
kekuatan moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang
berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu)
positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara
implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang
didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau baik,
bukan yang negatif atau buruk. Hal ini didukung oleh Peterson dan
Seligman (Gedhe Raka, 2007:5) yang mengaitkan secara langsung
’character strength’ dengan kebajikan. Character strength dipandang
sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues).
Salah satu kriteria utama dari ‘character strength’ adalah bahwa
karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan
sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun
kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan
bangsanya

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


Pendidikan Karakter
• Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang
dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi
beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu
pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana
pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak
harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar
kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang-
kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu: (1) afektif yang tercermin
pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi
pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (2)
kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas
untuk menggali dan mengembang-kan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin pada
kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis,
dan kompetensi kinestetis.
Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com
Pendidikan Karakter
• Ki Hadjar Dewantara dari Taman Siswa di Yogyakarta bulan
Oktober 1949 pernah berkata bahwa "Hidup haruslah
diarahkan pada kemajuan, keberadaban, budaya, dan
persatuan”. Sedangkan menurut Prof. Wuryadi, manusia pada
dasarnya baik secara individu dan kelompok, memiliki apa
yang jadi penentu watak dan karakternya yaitu dasar dan ajar.
Dasar dapat dilihat sebagai apa yang disebut modal biologis
(genetik) atau hasil pengalaman yang sudah dimiliki (teori
konstruktivisme), sedangkan ajar adalah kondisi yang sifatnya
diperoleh dari rangkaian pendidikan atau perubahan yang
direncanakan atau diprogram.

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


FUNGSI KARAKTER
 Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi modal yang
sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama secara tangguh dan
terhormat di tengah-tengah bangsa lain.
 Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit sesudah
kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih kembali martabatnya di dunia
internasional.
 Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa ditaklukkan, bahkan
mengalahkan dua bangsa yang secara teknologi dan ekonomi jauh lebih maju,
yaitu Perancis dan Amerika.
 Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan sekarang jauh lebih
maju dari Indonesia, walaupun pada tahun 1962 keadaan kedua negara secara
ekonomi dan teknologi hampir sama.
 Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang kemerdekaan berhasil
menghantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaannya (Gedhe Raka,
1997 ).

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


URGENSI PENGEMBANGAN KARAKTER
 “Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria
keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan tidak akan
berkontribusi banyak dalam pembangunan karakter” (I Gedhe Raka)

 ”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang menghasilkan


SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh karena itu, jadilah manusia
yang memiliki jati diri, berkarakter kuat dan cerdas.”

 ”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam diri


seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter baik (good
character), memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati, tanggung jawab
dan rasa hormat, yang tercermin dalam kesatuan organisasi pribadi
yang harmonis dan dinamis. Tanpa nilai-nilai moral dasar (basic moral
values) yang senantiasa mengejewantah dalam diri pribadi kapan dan
dimana saja, orang dapat dipertanyakan kadar keimanan dan
ketaqwaan

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


URGENSI PENGEMBANGAN KARAKTER
 Nilai-nilai itu meliputi : (1). Ketuhanan yang maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil
dan beradap, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

 Nilai-nilai ini selaras dengan nilai-nilai 5 pilars characteristics :

1. Transendensi: Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa. Darinya akan
memunculkan penghambaan semata-mata pada Tuhannya yang Esa. Kesadaran ini juga berarti
memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu memakmurkannya.

2. Humanisasi: Setiap manusia pada hakekatnya setara di mata Tuhan kecuali ilmu dan ketakwaan
yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subjek yang memiliki potensi.

3. Kebinekaan: Kesadaran akan ada sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu
mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan

4. Liberasi: Pembebasan atas penindasan sesama manusia. Olehnya, tidak dibenarkan adanya
penjajahan manusia oleh manusia.

5. Keadilan: Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional.

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


Nilai-nilai yang perlu diajarkan pada anak
(Dr Sukamto)
1. Kejujuran
2. Loyalitas dan dapat diandalkan
3. Hormat
4. Cinta
5. Ketidak egoisan dan sensitifitas
6. Baik hati dan pertemanan
7. Keberanian
8. Kedamaian
9. Mandiri dan Potensial
10. Disiplin diri dan Moderasi
11. Kesetiaan dan kemurnian
12. Keadilan dan kasih sayang

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


MANUSIA PROFETIK
Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan sebanyak-banyaknya bagi
lingkungan.

1.Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluq muncul ketika ia mampu memahami keberadaan dirinya, alam
sekitar, dan Tuhan YME. Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi.

2.Cinta Tuhan. Orang yang sadar akan keberadaan Tuhan meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan apapun tanpa kehendak Tuhan.
Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang cinta Tuhan akan menjalankan apapun perintah dan
menjauhi larangan-Nya.

3.Bermoral. Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu, dll merupakan turunan dari manusia yang bermoral.

4.Bijaksana. Karakter ini muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, ia akan melihat banyaknya
perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini dapat terbentuk dari adanya penanaman nilai-nilai
kebinekaan.

5.Pembelajar sejati. Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang pembelajar sejati pada
dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan (nilai transendensi). Selain itu, dengan penanaman
nilai-nilai kebinekaan ia akan semakin bersemangat untuk mengambil kekuatan dari sekian banyak perbedaan.

6.Mandiri. Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman bahwa tiap manusia dan bangsa
memiliki potensi dan sama-sama subjek kehidupan maka ia tidak akan membenarkan adanya penindasan sesama manusia.
Darinya, memunculkan sikap mandiri sebagai bangsa.

7.Kontributif. Kontributif nerupakan cermin seorang pemimpin.

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN
HOLISTIK
 Pendidikan holistik membentuk manusia secara utuh (holistik) yang
berkarakter, yaitu mengembangkan aspek/potensi spiritual, potensi
emosional, potensi intelektual (intelegensi & kreativitas), potensi
sosial, dan potensi jasmani siswa secara optimal.
 Membangun karakter itu harus dimulai sedini mungkin, atau bahkan
sejak dilahirkan, dan harus dilakukan secara terus menerus dan
terfokus,
 Pendidikan holistik juga untuk membentuk manusia pembelajar
sepanjang hayat yang sejati (lifelong learners).
 Di samping itu, pendidikan karakter juga mengembangkan semua
potensi anak sehingga menjadi manusia seutuhnya. Dalam hal ini,
perkembangan anak harus seimbang, baik dari segi akademiknya
maupun segi sosial dan emosinya. Pendidikan selama ini hanya
memberi penekanan pada aspek akademik saja dan tidak
mengembangkan aspek social, emosi, kreatifitas, dan bahkan motorik.
"Anak hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus, namun mereka
tidak dilatih untuk bisa hidup.

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com
PENDIDIKAN HOLISTIK (1)
CIRI KURIKULUM PENDIDIKAN HOLISTIK
1. Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek pembelajaran.
2. Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya dengan
segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan dengan dirinya
yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami eksistensi, otoritas, tapi
sekaligus bergantung sepenuhnya kepada pencipta Nya.
3. Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier tapi
juga intuitif.
4. Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan
jamak (multiple intelligences).
5. Pembelajaran berkewajiban menyadarkan siswa tentang keterkaitannya
dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi,
budaya, kerjasama, hubungan manusiawi, serta pemenuhan kebutuhan yang
tepat guna (jawa: nrimo ing pandum; anti konsumerisme).

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


PENDIDIKAN HOLISTIK (2)
6. Pembelajaran berkewajiban mengajak siswa untuk menyadari hubungannya
dengan bumi dan "masyarakat" non manusia seperti hewan, tumbuhan, dan
benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki
kesadaran ekologis.
7. Kurikulum berkewajiban memperhatikan hubungan antara berbagai pokok
bahasan dalam tingkatan transdisipliner8, sehingga hal itu akan lebih memberi
makna kepada siswa.
8. Pembelajaran berkewajiban menghantarkan siswa untuk menyeimbangkan
antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi
dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan
intuisi, antara kuantitatif dengan kualitatif.
9. Pembelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan, dan memperluas
cakrawala.
10. Pembelajaran adalah sebuah proses kreatif dan artistik.

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


URGENSI PENDIDIKAN HOLISTIK
 Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat dalam hidup itu
terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang
handal dan berbudaya.
 Oleh karena itu perlu implementasi penyelenggaraan pendidikan
holistik secara baik.
 beberapa hal yang mendapat penekanan lebih dalam menerapkan
model pendidikan karakter. Pertama, "Knowing the good. Untuk
membentuk karakter, anak tidak hanya sekedar tahu mengenai hal-hal
yang baik, namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu
melakukan hal tersebut. "Selama ini banyak orang yang tahu bahwa ini
baik dan itu buruk, namun mereka tidak tahu apa alasannya melakukan
hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Jadi masih
ada gap antara knowing dan acting,"

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


9 Indikator Pendidikan Karakter
1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya
(love Allah, trust, reverence, loyalty)
2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian
(responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness)
3. Kejujuran/Amanah dan Arif
(trustworthines, honesty, and tactful)
4. Hormat dan Santun
(respect, courtesy, obedience)
5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama
(love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation)
6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras
(confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage, determination,
enthusiasm)
7. Kepemimpinan dan Keadilan
(justice, fairness, mercy, leadership)
8. Baik dan Rendah Hati
(kindness, friendliness, humility, modesty)
9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
(tolerance, flexibility, peacefulness, unity)

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


Pendekatan Pendidikan Holistik
• Suasana belajar yang efektif, menyenangkan, dan
dapat mengembangkan seluruh aspek dimensi
manusia secara holistik harus menjadi prioritas
untuk diterapkan.
• Caranya dapat menggunakan pendekatan
– Student Active Learning,
– Integrated Learning,
– Developmentally Appropriate Practices,
– Contextual Learning,
– Collaborative Learning, dan
– Multiple Intelligences
Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com
FUNGSI DAN PERAN GURU DALAM
PENDIDIKAN KARAKTER MURID
Pendidik (guru) profesional dengan tugas utama:
- mendidik,
- mengajar,
- membimbing,
- mengarahkan,
- melatih,
- menilai, dan
- mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, dasar, dan pendidikan
menengah

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


Apa yang harus mulai dilakukan oleh guru ?

Merubah sikap/
kepribadian menjadi lebih
baik & profesional,
sehingga dapat membe-
rikan manfaat besar dalam
mencerdaskan bangsa

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


Indikator Guru Berkarakter
1. Memiliki pengetahuan keagamaan yang luas dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara
aktif
2. Meningkatkan kualitas keilmuan secara berkelanjutan
3. Zuhud dalam kehidupan, mengajar dan mendidik untuk
mencari ridha Tuhan
4. Bersih jasmani dan rohani
5. Pemaaf, penyabar, dan jujur
6. Berlaku adil terhadap peserta didik dan semua
stakeholders pendidikan

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


Indikator Guru … lanjutan
7. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah
yang tercermin dalam pola pikir, ucapan, dan
tingkah laku
8. Tegas bertindak, profesional, dan proporsional
9. Tanggap terhadap berbagai kondisi yang
mungkin dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan,
dan pola pikir peserta didik
10. Menumbuhkan kesadaran diri sebagai da’i

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


FAKTOR DOMINAN DALAM PEMBINAAN
KARAKTER DEWASA INI

(1)
Guru (2)
(8) Media Selibriti/
elektronik Artis

FAKTOR
(7) BERPENGARUH
Media (3)
DALAM
PEMBINAAN Pejabat
cetak
KARAKTER

(6) Kedua (4) Tokoh


orangtua masyarakat
(5) Teman
sejawat

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


PENUTUP
Ciri orang yang kuat imannya, antara lain:
(1) secara tulus dia patuh pada Tuhannya;
(2) dia tertib dan disiplin melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan Tuhan, secara mahdhoh/ritual;
(3) memahami dan menghargai ajaran agama lain, sehingga tercipta
kehidupan yang toleran;
(4) memperbanyak kerjasama dalam bidang kehidupan social.
(5) memiliki prilaku baik berdasarkan nilai agama yang dianautnya
(6) menghindarkan diri dari prilaku yang tidak sejalan dengan nilai
agama yang dianutnya.
(7) dll.

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai