Anda di halaman 1dari 12

Selalu Ingin Berbuat Baik dan

Menolong Orang Lain Al Qashash


Ayat 77

Disusun Oleh :
Lia Fitry Oktavia (NIM: 2018.9.2.1.00073)
Sarah Widiawati (NIM : 2018.9.2.1.00085)
Lafadz dan Terjemah Surat Al-Qashash
Ayat 77
‫سنَ ه‬
• ُ‫َّللا‬ َ ‫صيبَ َك ِمنَ الدُّ ْنيَا ۖ َوأَ ْحس ِْن َك َما أَ ْح‬ ِ َ‫س ن‬ َ ‫ار ْاْل ِخ َرةَ ۖ َو ََل تَ ْن‬ ‫اك ه‬
َ ‫َّللاُ الده‬ َ َ‫َوا ْبت َ ِغ فِي َما آت‬
َ‫ ُ ْال ُم ْف ِسدِحن‬
ُّ ‫َّللاَ ََل حُ ِب‬
‫ض ۖ ِإ هن ه‬ ِ ‫سادَ ِفي ْاْل َ ْر‬َ َ‫ِإلَي َْك ۖ َو ََل تَب ِْغ ْالف‬

• Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah


dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
(Depag, 1993: 384-385).
Tafsir QS. Al-Qashash Ayat 77

Ada empat nasehat yaitu


1. Kekayaan yang diberikan Allah dengan memanfaatkan
di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya,
mendekatkan diri kepada-Nya agar memperoleh
pahala di dunia dan akhirat.
2. Jangan lupa atau meninggalkan kesenangan dunia sama
sekali misalnya makan, minum, pakaian, dan
kesenangan-kesenangan lain selagi tidak bertentangan
dengan ajaran Allah.
3. Berbuat baik pada sesama, sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu.
4. Jangan membuat kerusakan di atas bumi (Depag, 1993:
387- 388).
• Menurut pendapat mufassir M. Quraish Shihab bahwa
Allah SWT melarang manusia untuk melupakan
kehidupan dunia, akan tetapi harus seimbang dengan
kehidupan di akhirat.

• Sedangkan menurut pendapat mufassir Syaikh Imam


Al-Qurthubi bahwa manusia diwajibkan untuk taat dan
selalu beribadah kepada Allah karena Dialah yang
sudah memberikan rezeki yang berlimpah kepada
manusia dan Allah memerintahkan kepada manusia
untuk menyambung tali silaturrahim kepada orang
miskin.
Tafsir Ayat dari Buku
1. Tafsir Al-Maraghi
• Pergunakanlah harta dan nikmat yang banyak yang
diberikan Allah kepadamu ini untuk mentaati
Tuhanmu dan mendekatkan diri kepadanya dengan
berbagai macam cara pendekatan yang
mengantarkanmu kepada perolehan pahala-Nya di
dunia dan akhirat.

• Berbuat baiklah kepada makhluk Allah, sebagimana


Dia telah berbuat baik kepadamu dengan nikmat-Nya
yang Dia limpahkan kepadamu
2. Tafsir Al-Azhar
Harta benda itu adalah anugerah dari Allah. Berbuat
baiklah, nafkahkanlah rezeki yang dianugerahkan
Allah itu kepada jalan kebajikan. “Dan berbuat
baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepada engkau.” Kebaikan Allah kepada engkau
tidaklah terhitung banyaknya. Sejak engkau
dikandung ibu, sampai engkau datang ke dunia.
“Sesungguhnya Allah tidaklah suka kepada orang-
orang yang berbuat kerusakan.” Kalau Allah tidak
menyukai orang yang suka merusak di muka bumi,
maka balasan Tuhan pasti datang, seorang pun tidak
ada yang mempunyai kekuatan dan daya upaya untuk
menangkisnya.
3. Tafsir Al-Lubab
“Berusahalah sekuat tenaga dan pikiranmu dalam batas
yang dibenarkan Allah swt. Untuk meraih harta dan
hiasan duniawi dan carilah secara bersungguh-
sungguh melalui apa yang telah dianugerahkan Allah
swt, dan janganlah mengabaikan bagianmu yang halal
dari kenikmatan dunia dan berbuat baiklah kepada
semua pihak disebabkan karena Allah swt. telah
berbuat baik kepadamu dengan aneka nikmat-Nya,
dan janganlah berbuat kerusakan dalam bentuk
apapun dibagian manapun di bumi ini. Sesungguhnya
Allah swt. tidak menyukai para pembuat kerusakan.”
4. Tafsir Al Misbah
Firman Nya merupakan larangan melupakan atau
mengabaikan seseorang dari kenikmatan duniawi.
Larangan itu dipahami oleh sementara ulama
bukan dalam arti haram mengabaikannya, tetapi
dalam arti mubah (boleh untuk mengambilnya)
dan dengan demikian – tulis Ibn ‘Asyur – ayat ini
merupakan salah satu contoh penggunaan redaksi
larangan untuk makna mubah atau boleh.
Aplikasi dalam kehidupan

• Kita dilarang untuk mengabaikan atau melupakan


kenikmatan duniawi.

• Siapapun boleh menggunakan hartanya untuk tujuan


kenikmatan duniawi selama hak Allah menyangkut
harta telah dipenuhinya dan selama penggunaannya
tidak melanggar ketentuan Allah SWT.

• Apa yang kita dilakukan di dunia ini, adalah apa


yang akan kita tuai di akhirat kelak.
Aspek Tarbawi

• Hendaklah manusia senantiasa menyeimbangkan


kepentingan hidup duniawi dan ukhrawi.
• Hendaklah mengarahkan pandangan kita kepada
akhirat sebagai tujuan dan kepada dunia sebagai
sarana mencapai tujuan.
• Tidak mencampuradukkan antara kebaikan dan
keburukan.
• Senantiasa berbuat baik dan menolong orang lain.
• Tidak melakukan perusakan terhadap dunia ini.
Kesimpulan
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dari
kisah Qarun dalam QS. Al-Qashash ayat 77 dan
relevansi antara kisah Qarun dengan perilaku manusia
pada zaman modern saat ini diantaranya:
• Menurut pendapat para mufassir nilai-nilai pendidikan
akhlak pada QS. Al-Qashash ayat 77 di dalamnya
terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak mahmudah yaitu
berbuat baik dan sabar.
• Menurut pendapat pada mufassir nilai-nilai
pendidikan akhlak pada QS. Al-Qashash ayat 77 di
dalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak
mazmumah yaitu berbuat kerusakan.
Saran
• Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk
pribadi yang cerdas, ulet, kreatif, mandiri dan bertanggung
jawab, namun hal yang lebih penting pada saat ini adalah
pendidikan akhlak/ budi pekerti

• Dengan meningkatkan pendidikan akhlak dalam kehidupan,


diharapkan manusia mampu menghindari akhlak tercela
seperti yang sudah ada pada kisah Qarun di dalam Al-
Qur’an surat Al-Qashash ayat 77.

• Kita sebagai manusia boleh saja memiliki harta yang banyak


seperti Qarun,, akan tetapi manusia jangan sampai lupa
bahwa harta yang dimilikinya adalah pemberian dari Allah
dan akan kembali kepada Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai