Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 6

Reguler Pagi B

TOXOPLASMOSIS DAN AMOEBIASIS


Elishabet Nanda K ( A 181 060 )
Firman Mahesa ( A 181 062 )
Hamidah Sa’ady ( A 181 064 )
Maria Yohana D ( A 181 070 )
Muhammad Rakan N ( A 181 076 )
Nabilla Dinda J. ( A 181 077 )
DAFTAR ISI

TOXOPLASMOSIS

AMOEBIASIS
TAXOPLASMOSIS

A. DEFINISI
Toksoplasmosis adalah infeksi pada
manusia yang ditimbulkan oleh parasit
protozoa (organisme bersel satu) Toxoplasma
gondii (T. gondii). Parasit ini seringkali terdapat
pada kotoran kucing atau daging yang belum
matang.
TAXOPLASMOSIS

B. ANATOMI & FISIOLOGI ORGAN YANG TERKAIT

Organ yang paling sering terinfeksi toksoplasma


antara lain:
 Otak
 Otot
 Jantung

Ketika parasit toksoplasma sudah masuk ke


dalam tubuh seseorang, maka parasit itu akan
membentuk kista dan beredar ke seluruh tubuh.

Tetapi selama daya tahan tubuh seseorang itu


baik, maka kista parasit tersebut akan tetap
tidak aktif dan tidak akan menimbulkan gejala.
TAXOPLASMOSIS

C. TAKSONOMI
 Toxoplasma gondii
Phylum: Apicomplexa

Class: Conoidasida

Order: Eucoccidiorida

Family: Sarcocystidae

Subfamily: Toxoplasmatinae

Genus: Toxoplasm
TAXOPLASMOSIS

D. PATOFISIOLOGIS
Patofisiologi toxoplasmosis pada
populasi imunokompeten bersifat
asimtomatik akibat adanya proteksi dari
sistem imun. Pada bayi dan pasien
imunokompromais, toxoplasmosis akan
menyebabkan terjadinya abses dan
inflamasi dari jaringan lokal.
TAXOPLASMOSIS

E. TANDA DAN GEJALA


 Sulitbicara, gangguan penglihatan dan
pendengaran, pusing, tampak bingung,
kejang , hingga koma jika toksoplasmosois
menyerang otak.
 Ruam, demam , menggigil , sesak napas,
dan lemas jika toksoplasmosis menyerang
seluruh tubuh.
TAXOPLASMOSIS

F. DIAGNOSIS
 Dilakukan tes darah guna mengetahui
kadar anti bodi tubuh terhadap parasite
T.gondii
 Pemindaian MRI guna memastikan
apakah infeksi sudah menjelar ke otak
atau tidak
TAXOPLASMOSIS

G. TUJUAN TERAPI
 Untuk melindungi janin dari penularan
organisme Toxoplasma pada ibu yang
terinfeksi aktif
 Monoterapi spiramisin hanya efektif jika
diberikan selama tahap awal kehamilan
dan pada prinsipnya merupakan
tindakan pencegahan
TAXOPLASMOSIS

H. TERAPI NON FARMAKOLOGI


 Konsumsi makanan bergizi
 Konsumsi makanan yang sudah matang
 Lakukan pemeriksaan secara rutin
TAXOPLASMOSIS

I. TERAPI FARMAKOLOGI
Pyrimethamine / Sulfadoxine
 Indikasi : antiparasit, antimalaria
 Mekanisme kerja : membunuh parasit yang
berada pada aliran darah
 Dosis : Awal 20 mg dalam dosis
terbagi/hri, dilanjutkan dengan 75-100
mg selama sekurang kurangnya 6
minggu.
Dosis pemeliharaan: 25-50 mg.
Dapat digunakan dalam kombinasi
dengan sulfadiazine 6-8 mg dalam 4
dosis terbagi selama 4-6 minggu
TAXOPLASMOSIS

 Efek samping :
 rasa tidak enak pada perut
 Alergi
 Supresi sumsum tulang
TAXOPLASMOSIS
ALGORITMA
TAXOPLASMOSIS

STUDI KASUS
 Toxoplasma gondii pada tahun 1908 pertama kali ditemukan
pada binatang
 mengerat, yaitu Ctenodactylus gundi, di suatu laboratorium di
Tunisia dan
 pada seekor kelinci di suatu laboratorium di Brazil. Pada tahun
1973 parasit
 ini ditemukan pada neonatus dengan ensefalitis. Walaupun
transmisi
 intrauterin secara transplasental sudah diketahui, tetapi baru pada
tahun 1970
 daur hidup parasit ini menjadi jelas, ketika ditemukan daur
seksualnya pada
 kucing. Setelah dikembangkan tes serologi yang sensitif oleh Sabin
dan
 Feldman (1948), zat anti Toxoplasma gondii ditemukan kosmopolit,
terutama
 di daerah dengan iklim panas dan lembab
AMOEBIASIS

A. DEFINISI
 Amoebiasis adalah infeksi usus besar
dan terkadang infeksi hati. Parasit yang
menyebabkan kondisi ini
adalah Entamoeba histolytica.
AMOEBIASIS

B. ANATOMI & FISIOLOGI ORGAN YANG TERKAIT

1. Di caecum, appendix, colon ascenden dan


berkembang ke colon lainnya. Amoebiasis sekunder melalui
darah . Organ yang paling sering terserang yaitu hepar yang
akan menimbulkan amoebiasis hepatitis.

2. Trofozoit masuk kedalam venula mesenterika dan


bergerak ke hati melalui sistem vena porta hepatis, kemudian
masuk melalui kapiler darah portal menuju sinusoid hati dan
akhirnya membentuk abscess.
AMOEBIASIS

C. TAKSONOMI
 Entamoeba histolytica
Domain: Eukaryota
Kingdom: Amoebozoa
Filum: Archamoebae
Subfilum: Conosa
Kelas: Tubulinea
Ordo: Amoebida
Famili: Entamoebidae
Genus: Entamoeba
Spesies: E. histolytica
AMOEBIASIS

D. PATOFISIOLOGIS
 Patofisiologi amebiasis, dikenal juga
sebagai amubiasis, amoebiasis, atau
disentri ameba, berkaitan dengan
terjadinya infeksi oleh Entamoeba
histolytica, transmisi parasit, dan respon
imun .
AMOEBIASIS

E. TANDA DAN GEJALA KLINIS


 Demam berulang-ulang kali, kadang disertai
menggigil, diafragma sedikit meninggi, sering rasa
sakit sekali pada bagian bahu kanan.

 Penderita amebiasis intestinalis sering


dijumpai tanpa gejala klinis atau perasaan tidak
nyaman di bagian perut, diare, dan anoreksia.
AMOEBIASIS

F. DIAGNOSIS
 Radiological examination

 Radio isotope tracking of liver

 Ultrasonography of upper abdomen

 CT & MRI abdomen


AMOEBIASIS

G. TUJUAN TERAPI

 Mencegah gangguan keseimbangan


udara, elektrolit, dan asam basa Disajikan
terapi simtomatik, menghilangkan
penyebab diare dan mengatasi gangguan
karena diare.
AMOEBIASIS

H. TERAPI NON FARMAKOLOGI


 Mengkonsumsi makanan-makanan
yang tinggi kalori, tinggi protein, Minum
yang banyak dan bila perlu di infus untuk
mencegah dehidrasi, bila tidak tahan
laktosa diberikan rendah laktosa
AMOEBIASIS

I. TERAPI FARMAKOLOGI
 Obat antibiotik
 metronidazole

 tinidazole

 Mekanisme kerja :

menghentikan pertumbuhan bakteri dan


protozoa.
AMOEBIASIS

 Dosis :
 Dosis untuk pasien dewasa : 500-750 mg tiap 8 jam sekali
(selama 5-10 hari).
 Dosis untuk anak-anak : 35-50 mg/kgBB, dosis dibagi tiap 8
jam sekali (selama 10 hari)

 Indikasi :
Menangani infeksi akibat bakteri atau parasit di sistem
reproduksi, saluran pencernaan, kulit, jantung, tulang, sendi,
paru-paru, darah, sistem saraf dan daerah tubuh lainnya.
AMOEBIASIS

 Efek samping :
 Sakit kepala
 Mual &Muntah
 Hilangnya nafsu makan
 Diare
 Sembelit
 Rasa pahit di mulut
 Perubahan warna urine menjadi lebih
gelap
AMOEBIASIS

 Farmakodinamik
 Konversi molekul menjadi bentuk radikal
bebas short lived (sitoplasma bakteri)
 Obat aktif terhadap kuman
 Obat bersifat sitotoksik dan dapat berinteraksi
dengan DNA, menghambat sintesis asam
nukleat (merusak DNA kuman)
 Degradasi DNA dan kematian sel
AMOEBIASIS
ALGORITMA
AMOEBIASIS

STUDI KASUS
 Sebagai salah satu penyebab diare, E.
 histolytica pertama kali ditemukan oleh Losch
 pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita diare
 di Leningrad, Rusia. Pada saat otopsi, Losch
 menemukan E. histolytica bentuk trofozoit dalam
 usus besar, namun Losch tidak mengetahui
 hubungan kausal antara parasit ini dengan
 kelainan ulkus usus tersebut. 6,7,8 Tahun 1890, Sir
 William Osler melaporkan untuk pertama kali
 adanya kasus amebiasis di Amerika Utara pada
 tinja seorang pasien.
PUSTAKA
 Eddy Soewandojo. 2002 . Amebiasis -- Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Ketiga.
Jakarta : Balai Penerbit FK UJ.
 Natadisastra D, Agoes R. 2009. Parasitologi
Kedokteran ditinjau dari Organ Tubuh yang
Diserang. Jakarta: EGC.
 James Chin. 2006. Manual Pemberantasan
Penyakit Menular. Editor Penterjemah: INyoman
Kandun. Jakarta : Infomedika
 Lacasse, Alexandre. 2009 . Amebiasis. Medscape
CME. University of Tennessee, Memphis

Anda mungkin juga menyukai