Anda di halaman 1dari 52

Treatment of Periodontal

Emergencies
DIBIMBING OLEH:
D R G . I N A H E N D I A N I , S P. P E R I O

DISUSUN OLEH:
M K H I Z F I N U R F I Q O H 1 6 011 216 0 51 3
P U T R I R A T N A S A R I 1 6 011 217 0 0 71
J A N E T A N G E L I C A D J A J A 1 6 011 217 0 0 8 2
Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis
NUG → respon inang terganggu, mikroflora patogenik
Dapat terjadi pada mulut yang bebas dari gangguan
gingiva atau pada pengaruh penyakit gingiva kronis.
Perawatan NUG mencakup
(1) menghilangkan inflamasi akut → jumlah mikroba
↓dan membuang jaringan nekrotik
(2) merawat gejala kronis di bawah pengaruh gejala akut
(3) menghilangkan gejala menyeluruh (demam, malaise)
(4) memperbaiki kondisi sistemik yang mempengaruhi
inisiasi atau perkembangan dari perubahan gingiva
Kunjungan Pertama
Melakukan evaluasi menyeluruh dari keadaan
pasien
Pertanyaan sebagai berikut
◦ Apakah penyakit ini berulang?
◦ Apakah penyakit ini terkait dengan faktor tertetu seperti
menstruasi, makanan tertentu, kelelahan atau stres?
◦ Apakah sudah pernah dirawat sebelumnya? Kapan dan
berapa lama?
◦ Apa saja perawatan yang telah diterima dan efeknya?
Kunjungan Pertama
Pemeriksaan pasien → keadaan umum,
halitosis, lesi kulit, tanda vital
(suhu→demam), palpasi nodus getah bening
Pemeriksaan rongga mulut:
◦ lesi karakteristik dari NUG, penyebarannya, dan
bagian orofaring
◦ Ada tidaknya flap perikoronal, poket periodontal,
dan faktor lokal (restorasi buruk, kalkulus)
◦ Probing periodontal dapat sangat sakit dan dapat
ditunda sampai lesi akut terselesaikan.
Kunjungan Pertama
Tujuan : ↓ jumlah mikroba dan menghilangkan jaringan nekrotik

Anestesi topikal , tunggu 2 atau 3 menit


Seka dengan cotton pellet kecil yang
telah dilembabkan (H2O2 3%) untuk
menghilangkan pseudomembran dan
debris permukaan

Bersihkan dengan air hangat

Buang kalkulus superfisial (scaler


ultrasonik → tidak menyebabkan sakit)
Kunjungan Pertama
Instruksi pasien sebagai berikut:
1. Hindari tembakau, alkohol, dan rempah
2. Kumur 3% hydrogen peroksida dan air hangat setiap 2 jam
dan/atau 2 kali sehari dengan 0,12% cairan klorheksidin
3. Cukup istirahat
4. Batasi sikat gigi hanya di permukaan dengan pasta gigi dan
sikat gigi lembut. Penggunaan clorhexidin kumur
5. Analgesic (NSAID; ibuprofen)→ menghilangkan rasa nyeri
Pasien yang ditangani dengan obat-obatan, antibiotic, gejala akut
nyeri biasanya akan terulang setelah pengobatan dihentikan.
Kunjungan Kedua
1 atau 2 hari setelah kunjungan pertama:
Evaluasi
Kondisi pasien ↑, nyeri ↓atau tidak ada
Margin gingiva eritematosa namun
pseudomembran ↓
Skeling dilakukan bila perlu.
Instruksi pasien
Kunjungan Ketiga
5 hari dari kunjungan kedua:
 Eritema masih ada dan gingiva mengalami sedikit rasa
sakit.
 Instruksikan prosedur kontrol plak (OHI)
 Larutan hidrogen peroksida dihentikan, larutan
clorheksidin digunakan 2 atau 3 minggu
 Skeling dan root planning diulang bila diperlukan
 Kunjungan harus dijadwalkan untuk perawatan gingivitis
kronis, poket periodontal, dan flap perikoronal,
pembersihan segala jenis iritasi lokal.
 Evaluasi kembali saat 1 bulan
Perubahan Gingiva dengan
Penyembuhan
Pembuangan permukaan pseudomembran → gingiva merah, hemoragi,
seperti kawah. Inflamasi disebabkan dari nekrosis dan infiltrasi mikroba dari
jaringan epithelium

Tepi kawah yang besar dan kemerahan ↓. pengurangan inflamasi dan


reepitelialisasi namun permukaan tetap licin

Diikuti tanda awal restorasi dari kontur dan warna gingiva normal.
Pembentukan kembali epitelium, pembentukan keratin, dan inflamasi ↓

Warna, konsistensi, permukaan, dan kontur gingiva normal. Akar yang terbuka
dapat ditutup oleh gingiva sehat.
Respon inisial penatalaksanaan (NUG). A. NUG Akut Parah B. Tiga hari
setelah perawatan: eritema, kondisi jauh membaik
Perawatan NUG Akut. A. Sebelum perawatan (lesi di interdental) B.
Setelah perawatan, restorasi kontur gingiva sehat
A. NUG akut: margin gingival punched-out ended dengan permukaan
pseudomembran. B. Setelah perawatan: restorasi kontur gingiva fisiologis
dan perlekatan kembali gingiva ke permukaan gigi rahang bawah
Pertimbangan Perawatan Tambahan
Kehilangan tulang di
interdental, posisi gigi Penyembuhan margin
ireguler atau keseluruhan gingiva shelf like
papilla hilang

Retensi plak, rekurensi


Diperbaiki dengan reshaping
inflamasi gingiva,
gingiva dengan bedah
masalah estetik

Kontrol plak efektif →menjaga kontur gingiva normal di area gigi yang
ireguler.
Reshaping gingiva dalam perawatan NUG akut A. Sebelum
perawatan, menunjukkan gingiva bulbous dan interdental
nekrosis di area anterior mandibula B. Setelah perawatan.
kontur gingiva masih belum baik C. Hasil akhir. kontur
fisiologi telah didapat dari reshaping gingiva
Pengobatan topikal NUG: hanya bersifat tindakan tambahan.

Obat-obatan escharotic (fenol, perak nitrat, asam kromat


atau kalium bikromat sebaiknya tidak digunakan)

necrotizing agen

menghancurkan sel-sel muda

Penggunaan berulang: jaringan gingiva yang


tidak pulih ketika penyakit hilang
ANUG Persisten atau Berulang

2.Penyakit sistemik (c/


1. Diagnosis ulang dengan
limfadenopati) atau yang
diagnosis banding (c/
menyebabkan
gingivitis deskuamatif)
imunosupresi (HIV)

3. Terapi lokal yang tidak


memadai (c/sisa kalkulus, 4. Kepatuhan pasien yang
erupsi parsial M3, kontrol tidak kooperatif (c/ control
plak yang buruk, konsumsi plak buruk, merokok,
tembakau, stress dan stress, malnutrisi)
malnutrisi)
Perikoronitis Akut
Perawatan Perikoronitis Akut
•Pemeriksaan oklusi
•Perikoronitis
•Pembilasan dengan air
hangat
•Menghilangkan debris
•Oleskan antiseptik
•Bilas kembali dengan air
hangat
•Prosedur: A, B, C, D, F, G x √
Acute Herpetic
Gingivostomatitis
Infeksi primer virus herpes simplex → herpes gingivostomatitis
akut disertai dengan tanda-tanda dan gejala sistemik.

Terjadi pada anak-anak juga pada orang dewasa

7-10 hari sembuh tanpa jaringan parut.

Herpes berulang → mengendap pada individu dengan riwayat


infeksi virus herpes
• Perawatan gigi, infeksi pernafasan, paparan sinar matahari, demam, trauma,
paparan bahan kimia dan stres emosional)
Hasil penelitian Amir dkk → terapi Acyclovir yang diberikan
15mg/kgBB 5 kali sehari selama 7 hari

Acyclovir mengurangi gejala


• Demam ↓
• ↓ lesi ekstraoral
• Perkembangan virus berhenti: 1 hari acyclovir, 10 hari kelompok
kontrol .
Semua pasien → menerima
perawatan paliatif,
NSAID (c/ibuprofen)
termasuk pembersihan
plak dan sisa makanan.

Konsumsi suplemen nutrisi


Terapi periodontal → gejala
atau anestesi topikal
akut mereda (mencegah
(viscous lidocaine) sebelum
eksaserbasi)
makan
Sebelum
dilakukan
perawatan

Satu bulan
setelah
dilakukan
perawatan
Treatment Abses
Periodontal
Klasifikasi Abses Periodontal

Abses
Periodontal

Abses Abses Abses


Periodontal Gingival Perikoronal
1. Abses Periodontal

Infeksi secara kontinyu hingga poket periodontal


bahkan merusak ligamen periodontal dan tulang
alveolar
Ditemukan pada pasien periodontitis yang tidak
dirawat
Berhubungan poket periodontal sedang - dalam
Dapat ditemukan pada pasien pasca bedah
periodontal
Tidak berkaitan dengan perforasi, fraktur maupun
impaksi gigi
Dilaporkan menjadi penyebab utama kehilangan
gigi
DM yang tidak terkontrol bisa menjadi faktor
predisposisi abses periodontal
A. Invasi furkasi yang dalam merupakan lokasi umum abses
periodontal B. Anatomi furkasi bisa menghalangi pembuangan
kalkulus dan bakteri plak
Abses periodontal yang dihasilkan dari sisa kalkulus pasca
profilaksis (penyembuhan sebagian)
Fistula pada attached gingiva kaninus kanan rahang atas
Elevated flap menunjukkan fraktur akar sebagai penyebabnya
Abses periodontal lokalisata gigi 43 pasien laki-laki dewasa dengan diabetes
melitus tipe 2 yang kurang terkontrol.
2. Abses Gingiva
Bersifat lokalis
Lesi inflamasi akut disebabkan:
Infeksi bakteri plak
Trauma
Impaksi benda asing
Gingiva klinis:
Merah
Licin
Terkadang sakit
Disertai bengkak dengan fluktuasi
Abses gingiva disebabkan plak pada gigi 43
3. Abses Perikoronal

Akibat adanya inflamasi pada jaringan lunak


operkulum
Paling sering di gigi molar ketiga mandibula.
Lesi inflamasi disebabkan oleh:
Adanya retensi plak microbial
Impaksi makanan
Trauma
Abses Kronis VS Abses Akut
Bisa bersifat akut atau kronis
Faktor yang mempengaruhi:
Jumlah dan virulensi bakteri,
Resistensi host
Kurangnya drainase
Abses akut = sakit, jaringan berwarna merah,
edema, lunak, dan bengkak berbentuk oval
Eksudat muncul saat jaringan ditekan
Gigi mengalami perkusi positif
Abses akut menimbulkan nyeri tumpul dan sensasi gigi terangkat
pada soket. Gejala pembengkakkan jaringan lunak dan eksudasi
jelas.
Abses kronis terbentuk setelah infeksi yang
menyebar terkontrol oleh drainase yang
spontanius, respon host, ataupun terapi
Apabila homeostasis antara host dan infeksi telah
tercapai, pasien tidak ada keluhan
Nyeri ringan secara klinis ditandai:
Poket periodontal
Inflamasi
Fistula
Abses Pulpal VS Abses Periodontal
Untuk menentukan penyebab dan menentukan rencana
perawatan yang tepat

A. Fistula pada attached gingiva gigi 16 B. Anastesi lokal, probe periodontal melewati
fistula dan diarahkan ke ujung akar C. Elevasi bedah flap memperlihatkan perawatan
endodontik yang gagal dan fraktur gigi sebaga penyebab fistula
A B

A. abses periodontal pada gigi 26 B. probe periodontal


digunakan untuk menarik dinding poket dengan lembut
Perawatan Spesifik pada
Abses Periodontal
Perawatan Fase
Akut
Perawatan Abses
Periodontal
Perawatan kondisi
kronis
1. Treatment Abses Akut
Menghilangkan keluhan, mengendalikan
penyebaran infeksi dan membuat drainase
riwayat medis, riwayat dental, dan kondisi sistemik
pasien perlu diketahui dan dievaluasi
Area perifer sekitar abses dianastesi
Dinding poket diretraksi menggunakan probe
periodontal atau kuret untuk drainase
Tekanan secara 'gentle' dan irigasi
Jika lesinya kecil dan aksesnya tidak sulit,
debridement melalui skeling dan root planing.
Jika lesi luas dan drainase tidak optimal, debridement
akar dengan skeling atau root planing perlu ditunda
Resepkan antibiotik sistemik
 (Amoxicilin 500mg 3x1 selama 3 hari atau clindamycin
dosis awal 600mg dilanjutkan 300mg 4x1 selama 3 hari)
Pemberian antibiotik sistemik tanpa drainase dan
skeling tidak dianjurkan
Pada abses bengkak parah disertai inflamasi,
instrumentasi mekanis yang agresif dilakukan setelah
terapi antibiotik untuk menghindari kerusakan pada
jaringan periodontal sehat
Saat perdarahan dan supurasi berhenti, pasien
dapat dipulangkan.
Untuk pasien yang tidak memerlukan antibiotik
sistemik, instruksi post perawatan:
Berkumur dengan air garam (1 sdt/8-oz)
Aplikasi klorheksidin glukonat secara periodik baik
dengan obat kumur maupun dengan aplikasi secara
lokal menggunakan cotton pellet atau tip.
Pasien dengan keterlibatan sistemik dianjurkan
untuk beristirahat dan perbanyak asupan cairan.
Berikan analgesik untuk kenyamanan pasien.
Recall pasien keesokan harinya. Jika lesi tidak
membaik, instruksi untuk melanjutkan prosedur
sebelumnya hingga 24 jam selanjutnya.
Prosedur ini biasanya menghasilkan penyembuhan
Selanjutnya lesi dapat ditangani sebagai abses
kronis
Tekanan digital lembut akan cukup untuk mengeluarkan pus
Drainase melalui Poket Periodontal
2. Abses Kronis

Seperti abses pada poket periodontal, abses


kronis ditangani dengan skeling dan root
planing atau bedah
A. Abses periodontal kronis gigi 13
B. menggunakan anestesi lokal, probe periodontal dimasukkan
untuk menentukan keparahan lesi
C. menggunakan insisi vertikal mesial dan distal, flap dengan
ketebalan penuh dinaikkan untuk memperlihatkan keparahan
tulang, restorasi subgingival, dan kalkulus akar
D. Permukaan akar bebas kalkulus dan restorasi dihaluskan
E. Flap dengan ketebalan penuh diganti ke posisi awal dan dijahit
menggunakan bahan yang dapat diserap
F. pada bulan ketiga, gingiva berwarna merah muda,tegas, dan
berdaptasi dengan baik dengan gigi dengan kedalaman probe
periodontal yang minimal
3. Abses Gingival
Lakukan anestesi topical atau lokal dengan infiltrasi.
Saat memungkinkan, skeling dan root planning.
Pada situasi akut, area fluktuatif diinsisi dengan blade no.15
Irigasi dengan air hangat dan tutup kassa lembap
Saat perdarahan berhenti, pasien dapat pulang
Instruksi untuk berkumur air garam tiap 2 jam
Setelah 24 jam jika lesi membaik, skeling yang belum selesai
pada pertemuan sebelumnya dapat dilanjutkan.
Jika lesi residual cukup luas dan sulit diakses, maka
prosedur diperlukan prosedur bedah.
4. Abses Perikoronal
Abses perikoronal akut dianastesi
Drainase dengan mengangkat operkulum dengan
probe/kuret
Jika debris mudah dihilangkan, maka abses dihilangkan
diikuti dengan irigasi dengan larutan salin.
Jika pasien sakit, terdapat pembengkakan regional,
limfadenopati, atau tanda sistemik, maka diresepkan
antibiotik dan analgesik
Pasien dipulangkan dengan instruksi kumur air garam setiap
2 jam
Setelah 24 jam, lesi kembali diperiksa.
Saat fase akut terkontrol, gigi yang erupsi dapat diekstraksi
atau operkulum dieksisi

Anda mungkin juga menyukai