Anda di halaman 1dari 50

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

SYAEFULLAH, S.SOS, M.SI


REFERENSI
 STEPHEN P. ROBBINS, 2007, PERILAKU ORGANISASI, PT
Indeks.
 MIFTAH THOHA, 2010, PERILAKU ORGANISASI, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
 Suwatno, & Priansa, Donni Juni. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
 (Siagian, Sondang P. 1999.) Administrasi Pembangunan. Jakarta:
Bumi Aksara
 Syafiie, Inu Kencana Dkk. 1997.) Ilmu Administrasi Publik. Jakarta:
Rineka Cipta
 UU 5 TAHUN 2014 TTG ASN
 PP NO 11 TAHUN 2017 TTG MANAJEMEN PEGAWAI
NEGERI SIPIL
I. PENDAHULUAN
1. TATA TERTIB, ATURAN PERKULIAHAN
DAN PERSYARATAN MENGIKUTI
UJIAN.
2. PENGERTIAN ADMINISTRASI
3. KEPEGAWAIAN
4. ADM. KEPEGAWAIAN
5. MANAJEMEN ASN
ADMINISTRASI (para ahli)
 Administrasi ialah keseluruhan proses pelaksanaan keputusan-
keputusan yang telah diambil dan diselenggarakan oleh dua orang atau
lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian,
Sondang P. 1999.) Administrasi Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara
 Menurut leonard d white, administrasi adalah suatu proses yang umum
ada pada setiap usaha kelompok-kelompok baik pemerintah maupun
swasta, baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar maupun kecil
(Syafiie, Inu Kencana Dkk. 1997.) Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: Rineka
Cipta
 6. Pfiffner (1953: 3) “administration my be defined is the
organization and direction of humand and material resources to
achieve desired ends” (administrasi dapat dirumuskan sebagai
pengorganisasian dan penjurusan dari sumber-sumber manusia dan
bahan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan).(Pangewa,
Maharuddin. 2008.) Mengenal Substansi Ilmu Administrasi. Makassar:
Badan Penerbit Unm
ADMINISTRASI (para ahli)
 Administrasi dalam Arti Sempit
 Merupakan penyusunan dan pencatatan data & informasi secara
sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta
memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan
dalam hubungannya satu sama lain.
 Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha
kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan
sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical
works (FX.Soedjadi, 1989).
 Perspektif administrasi = tata usaha
 · Merupakan pekerjaan internal yang melibatkan manusia serta
sarana prasarana ketatausahaan.
 · Diarahkan untuk tercapainya tertib administratif dalam informasi,
sehingga arus informasi lancar, baik dalam proses komunikasi
maupun pengambilan keputusan
 Ulbert
Administrasi secara sempit didefinisikan sebagai penyusunan dan pencatatan
data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan
maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh
kembali baik sebagian maupun menyeluruh. Pengertian administrasi secara
sempit ini lebih dikenal dengan istilah Tata Usaha.
 Wijana
Administrasi adalah kombinasi dari semua Negara biaya rendah dan tinggi
menjalankan pemerintahan dan polisi pelaksanaan.
 Leonard D. White
Administrasi adalah proses yang umum di semua upaya kelompok di kedua
perusahaan publik atau swasta.
 Wiliaw H. Newman
Administrasi adalah kepempinan dan pengawasan kelompok usaha individu
untuk mencapai tujuan bersama.
 WH EVANS
Administrasi adalah fungsi yang berkaitan dengan manajemen dan arah semua
tahap operasi perusahaan dalam bahan pengolahan informasi, komunikasi, dan
memori organisasi.
 Simon
Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasa untuk
menyelesaikan tugas bersama-sama.
ADMINISTRASI (para ahli)
 Administrasi dalam Arti Luas
Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris "Administration" , yaitu proses kerjasama antara
dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah
ditentukan (S.P. Siagian, 1973
Mengacu pada pelopor teori administrasi yaitu Henry Fayol yaitu berhubungan dengan kegiatan
kerjasama yang dilakukan manusia / sekelompok orang sehingga tercapai tujuan yang diinginkan
 Definisi Administrasi Secara Luas
• Stephen P. Robbins (1983)
Administrasi adalah keseluruhan proses dari aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan secara efisien dengan
dan melalui orang lain.
• J.E. Walters (1959)
Administrasi adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, penilaian dan pengendalian suatu
usaha
Unsur-Unsur Administrasi
1. Sekelompok orang
2. Kerjasama
3. Pembagian tugas
4. Kegiatan dalam suatu proses
5. Tujuan
 The Liang Gie
 Administrasi secara luas adalah serangkaian
kegiatan yang dilakaukan oleh sekelompok
orang dalam suatu kemitraan untuk
mencapai tujuan tertentu.
 Soewarno Handayaningrat
 Administrasi yang meliputi catatan,
korespondensi, pembukuan ringan, ketik-
mengetik, sehingga agenda teknis dan
administratif.
KEPEGAWAIAN
 Pada umumnya yang dimaksud dengan
kepegawaian adalah segala hal mengenai
kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan
pegawai. Pegawai merupakan tenaga kerja manusia,
jasmaniah maupun rohaniah (mental dan fikiran),
yang senantiasa dibutuhkan dan karena itu
menjadi salah satu modal pokok dalam badan
usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu
(organisasi).
 Selain itu, Kepegawaian adalah yang berhubungan
dengan pegawai (orang yang bekerja pada
pemerintah/perusahaan).
 Menurut Soedaryono dalam bukunya (Tata Laksana Kantor, Edisi 6 :
2000) pengertian pegawai adalah “seseorang yang melakukan
penghidupannya dengan bekerja dalam kesatuan
organisasi, baik kesatuan kerja pemerintah maupun
kesatuan kerja swasta”.
 Menurut Robbins (Perilaku Organisasi, Edisi 10 : 2006) pengertian
pegawai adalah “orang pribadi yang bekerja pada pemberi
kerja, baik sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan
kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis,
untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau
kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi kerja”.
 Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa “pegawai adalah seseorang yang bekerja pada suatu
kesatuan organisasi, baik sebagai pegawai tetap maupun
tidak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya”.
ADM. KEPEGAWAIAN
 Administrasi kepegawaian adalah seluruh
aktivitas atau kegiatan yang berkaitan dengan
masalah penggunaan pegawai (tenaga kerja)
untuk mencapai tujuan.
 Dalam Kamus Administrasi, Administrasi
Kepegawaian dirumuskan sebagai segenap
aktivitas yang bersangkut paut dengan
masalah penggunaan tenaga kerja manusia
dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu.
PENGERTIAN PARA AHLI
a. Edwin B.Flippo
 Dalam bukunya personel management, mengatakan: “personal management is the
planning, organizing directing and controlling of the procurement, development,
competation, integration, maintenance, and separation of human resources to the and
that individual, organizational, and socieatal objectives are accomlished”.(1988:1.6).
(manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan
dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan individu,
karyawan dan masyarakat).
b. Dale yoder
 Personal management is the provision of leadershif and direction of people in their
working or amployment relationshif. (1990:11). (manajemen personalia adalah
penyediaan kepemimpinan dan pengarahan para karyawan dalam pekerjaan atau
hubungan kerja mereka).
c. Andrew f.Sikula
 Personel administration is the implementation of human resources (man power) by and
withim and enterprise.(1990:11). (administrasi kepegawaian adalah penempatan orang-
orang kedalam suatu perusahaan).
d. Paul Pigors dan Charles A. Myerse :
 Administrasi Kepegawaian adalah seni mencari, mengembangkan, dan
mempertahankan tenaga kerja yang cakap dengan cara sedemikian
rupa sehingga tujuan organisasi dan efesiensi kerja dapat tercapai
semaksimum mungkin.
e. Drs. Manullang :
 Administrasi Kepegawaian adalah suatu ilmu yang mempelajari cara
bagaimana memberikan fasilitas untuk mengembangkan kemampuan
dan rasa partisipasi pekerja dalam suatu kesatuan aktifitas demi
tercapainya tujuan.
f. Drs F.X Soedjadi, M.P.A :
 Administrasi Kepegawaian adalah proses kegiatan yang harus dilakukan
oleh setiap pimpinan agar tercapainya tujuan organisasi seimbang
dengan sifat, hakikat dan fungsi organisasi serta sifat dan hakikat para
anggotanya.
g. Felix A. Nigro :
 Administrasi Kepegawaian adalah seni memilih pegawai-pegawai baru
dan mempekerjakan pegawai-pegawai lama sedemikian rupa sehingga
dari tenaga kerja itu diperoleh mutu dan jumlah hasil serta pelayanan
yang maksimum.
h. Glenn O Stahl :
 Administrasi Kepegawaian adalah keseluruhan yang berhubungan
dengan sumber-sumber manusia dari organisasi.
FUNGSI TEKNIS ADM. KEPEG
 tujuan utam administrasi kepegawaian adalah penggunaan tenaga kerja
manusia (pegawai) dapat dilakukan secara berdaya guna, barhasil guna, tepat
guna; agar dapat diciptakan, dipelihara, dikembangkan suasana kerja yang
menyenangkan diantara para pegawai; dan pengembangan yang maksimal
tenaga kerja (pegawai). Berkaitan dengan hal tersebut diatas marilah kita
cermati pendapat Edwin B. Filipo dalam personnel Managament yang
mengatakan bahwa administrasi kepegawaian adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap kegiatan/fungsi
pengadaan, pengembangan kompensasi integrasi pemeliharaan dan
pemberhentian/pensiunan dari sumber daya manusia dengan harapan agar-
tujuan-tujuan individu, organisasi dan sosial dapat tercapai.
 Dari rumusan tersebut diatas terlihat bahwa terdapat dua aspek aktivitas
besar yang menjadi lingkup administrasi kepegawaian yaitu dari satu pihak
terdapat rangkaian aktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian (merupakan fungsi manajerial) dan dipihak lain terdapat
rangkaian aktifitas pengadaan,pengembangan konpensasi, integrasi,
pemeliharaan dan pemberhentian (merupakan fungsi operasional
kepegawaian).
 Pengadaan
 Edwin B. Filipo dala personnel Managament mengatakan this first
operative function of personnel Managamentis concened with the obtaining
of the proper kind and number of personal necessaryto accomplish
organization goals.
 Jadi fungsi operasional kepegawaian yang pertama adalah memperoleh
jumlah dan jenis pegawai yang tepat untuk mencapai tujuan
organisasi.fungsi ini pertama bertujuan dengan penentuan kebutuhan
pegawai dan penarikannya, seleksi dan penempatannya.
 Pengembangan
 Sesudah pegawai direkrut (tarik), dipilih dan dilantik atau
diperkenalkan kemudian pegawai perlu dibina dan dikembangkan agar
lebih sesuai dengan pekerjaan dan organisasai. Tidak ada pilihan lain
organisasi harus mengembangkan pegawainnya. Progam-program
pengembangan yang direncanakan akan memberi manfaat kepada
organisasi berupa peningkatan produktifitas peningkatan moral,
pengurangan biaya, stabilitas dan keluwesan yang semakin besar untuk
menyesuiakan diri dengan lingkungan eksternal yang berubah.
Disamping itu akan membantu memenuhi kebutuhan perorangan
dalam usaha mencari pekerjaan yang lebih bermakna bagi karier
seumur hidup.
 Kompensasi
 Kompensasi adalah balas jasa yang memadai dan layak kepada pegawai
sesuai dengan kontribusi pegawai kepada tujuan organisasi atau
pemberian penghargaan kepada pegawai sesuai dengan sumbangan
para pegawai tersebut dalam pencapaian tujuan organisasi.
Kompensasi biasanya diterima dalam bentuk uang ditambah dengan
tunjangan-tunjangan lain selama sebulan.
 Integarsi
 Integrasi adalah penyesuaian sikap-sikap dan keinginan pegawai
dengan keinginan organisasi dalam masyarakat. Definisi ini didasarkan
kepada kepercayaan bahwa didalam masyarakat terdapat tumpang
tindih kepentingan yang cukup berarti sehingga dalam menerapkan
asas-asas dan kebijakan organisasi perlu dipertimbangkan perasaan
dan sikap pegawai. Dalam kaitan dengan integrasi ini pegawai secara
individu diminta untuk menguntungkan bagi organisasi supaya
pegawai berniat mempunyai kemauan yang kuat untuk mengubah
pandangan, kebiasaan dan sikap-sikap lain yang kurang
menguntungkan bagi organisasi.
 Pemeliharaan
 Jika kita telah melaksanakan fungsi – fungsi diatas dengan baik,maka
organisasi telah memiliki pegawai yang mempunyai kemauan dan
kemauan untuk bekerja pemeliharaan merupakan usaha untuk
mengabadikan keadaan ini terpeliharanya kemauan untuk bekerja
sangat dipengaruhi oleh komonikasi dengan para pegawai,keadaan
jasmani (fisik)pegawai,kesehatan dan keselamatan kerja Pemeliharaan
dapat pula diartikan sebagai usaha untuk mempertahankan dan
meningkatkan kondisi yang telah ada. Apa yang sudah pernah diterima
dan dinikmati pegawai, hendaknya tetap dipertahankan. Pemeliharaan
diarahkan untuk menjamin terpeliharanya kondisi kerja fisik yang
baik,kesehatan dan rasa amam dalam bekerja..
 Pemberhentian
 Fungsi ini berhubungan dengan pengakhiran hubungan kerja dan
pengembalian orang-orang tersebut kepada masyarakat, termasuk juga
termasuk pemberian jaminan hari tua. Jadi fungsi ini berhubungan
dengan pegawai yang sudah lama bekerja pada organisasi. Fungsi
utama administarsi kepegawaian adalah menjamin pegawai dan
sebagian besar pegawai tersebut tidak meningggal dunia pada masa
kerjanya tetapi akan pensiun.
MANAJEN ASN
 Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN
untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. (PASAL 1 ANGKA 5 UU ASN)
 Manajemen ASN terdiri atas Manajemen PNS dan Manajemen PPPK
yang perlu diatur secara menyeluruh dengan menerapkan norma,
standar, dan prosedur. Adapun Manajemen PNS meliputi penyusunan
dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian,
jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan. Sementara
itu, untuk Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan,
pengadaan, penilaian kinerja, gaji dan tunjangan, pengembangan
kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan
perjanjian kerja, dan perlindungan.
 Dalam upaya menjaga netralitas ASN dari pengaruh partai politik
dan untuk menjamin keutuhan, kekompakan, dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada
tugas yang dibebankan, ASN dilarang menjadi anggota dan/atau
pengurus partai politik.
ASAS, PRINSIP, NILAI DASAR, SERTA KODE ETIK
DAN KODE PERILAKU
Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN berdasarkan pada
asas:
 kepastian hukum;
 profesionalitas;
 proporsionalitas;
 keterpaduan;
 delegasi;
 netralitas;
 akuntabilitas;
 efektif dan efisien;
 keterbukaan;
 nondiskriminatif;
 persatuan dan kesatuan;
 keadilan dan kesetaraan; dan
 kesejahteraan.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip
sebagai berikut:
 nilai dasar;
 kode etik dan kode perilaku;
 komitmen, integritas moral, dan tanggung
jawab pada pelayanan publik;
 kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas;
 kualifikasi akademik;
 jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas; dan
 profesionalitas jabatan.
Nilai dasar meliputi:
memegang teguh ideologi Pancasila;
 setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
 mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
 menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
 membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
 menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
 memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
 mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
 memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
 memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
 mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
 menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
 mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
 mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
 meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
perilaku agar Pegawai ASN:
 melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
 melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
 melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
 melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
 menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
 menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien;
 menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
 memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
 tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang
lain;
 memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
 melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
https://slideplayer.info/slide/11944915/
MANAJEMEN PNS
Perencanaan
Kebutuhan
Sistem
Rekruitment
Informasi

Pangkat
Penghargaan
Jabatan

Pensiun, Manajemen
Jaminan Hari PNS Pola Karier
Tua &
Perlindungan

Penggajian & Pengembangan


Tunjangan Karier

Disiplin Penilaian
Pegawai Kinerja
Kenaikan
Pangkat &
Mutasi
bkpsdm.blitarkab.go.id/wp
MANAJEMEN PNS

1. penyusunan dan penetapan kebutuhan;


2. pengadaan;
3. pangkat dan Jabatan;
4. pengembangan karier;
5. pola karier;
6. promosl;
7. mutasi;
8. penilaian kinerja;
9. penggajian dan tunj angan;
10. penghargaan;
11. disiplin;
12. pemberhentian;
13. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
14. perlindungan.

bkpp.semarangkota.go.id/
PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN
 Presiden.
 Menteri di kementerian;
 Pimpinan lembaga di LPNK;
 Sekjen di sekretariat lembaga negara dan LNS;
 Jaksa Agung
 Kepala POLRI;
 Kepala BIN;
 Sekretaris MA
 Gubernur di provinsi;
 Bupati/Walikota di kabupaten/kota; dan
 Pejabat lain yang ditentukan Presiden
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
Setiap Instansi Pemerintah menyusun ANALISIS
kebutuhan jenis jabatan dan jumlah PNS JABATAN
berdasarkan Anjab dan ABK, peta
PETA
jabatan, dan ketersediaan pegawai JABAT
AN

Dilakukan untuk jangka waktu 5


ANALISIS
tahun dan diperinci setiap tahun BEBAN KERJA
berdasarkan prioritas kebutuhan
dan Renstra
KEBUTUHAN
Penetapan kebutuhan PNS secara ASN

nasional setiap tahun anggaran


ditetapkan oleh Menteri, setelah
KEKURANGAN
memperhatikan pendapat Menteri
Keuangan dan pertimbangan teknis
Kepala BKN KEBUTUHA
28
N
PNS
PENGADAAN
Dilakukan secara nasional untuk menjamin kualitas hasil

1 Panitia Seleksi Nasional Pengadaan Calon PNS


Ketua Kepala BKN

Diumumkan secara terbuka paling lambat 15 hari kalender


2 sblm tgl penerimaan lamaran

3 Harus memenuhi persyaratan administrasi


Pendaftaran dengan online

• Seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar dan seleksi


4 kompetensi bidang dilakukan dengan CAT
• Pengumuman hasil seleksi secara terbuka
• Pengangkatan Calon PNS oleh PPK setelah mendapat

5 persetujuan teknis dari Kepala BKN


• Calon PNS wajib menjalani masa percobaan selama 1
tahun
PENGADAAN
 Dilaksanakan oleh Panselnas yang diketuai Kepala BKN dan Pansel
Instansi yang diketuai oleh Pejabat yang berwenang

 Persyaratan pelamar usia s/d 35 tahun dimungkinkan s/d 40 tahun


untuk jabatan tertentu yang ditetapkan Presiden

 Substansi Seleksi : Administrasi, Test TKD, TKB, dapat melakukan uji


fisik, psikologis, dan/atau kesehatan jiwa

 Bagi pelamar yang lulus diangkat oleh PPK setelah ada pertimbangan
teknis dan NIP oleh BKN

 Masa percobaan adalah 1 tahun dan wajib ikut prajab terintegrasi 1x

 PNS wajib mengucapkan sumpah sesuai agama & aturan kepegawaian


kecuali yang harus mengucapkan janji
BKN

 Pangkat : kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan berdasarkan tingkat


kesulitan, tanggungjawab, dampak dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang
digunakan sebagai dasar penggajian.

JABATAN PIMPINAN TINGGI

UTAM
A
MADYA
PRATAMA

JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN ADMINISTRASI
 Utama  Penyelia
ADMINSTRATOR
 Madya  Mahir
 Muda  Terampil
PENGAWAS
 Pertama  Pemula
PELAKSANA
KEAHLIAN KETERAMPILAN
SYARAT JABATAN ADMINISTRATOR

 Berstatus PNS;
 Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana atau
diploma IV;
 Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
 Memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat 3 (tiga) tahun atau
JF yang setingkat dengan Jabatan pengawas sesuai dengan bidang tugas Jabatan
yang akan diduduki;
 Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir;
 Memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan hasil
evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di instansinya; dan
 Sehat jasmani dan rohani
SYARAT JABATAN PENGAWAS

 Berstatus PNS;
 Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana atau
diploma III;
 Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
 memiliki pengalaman pada Jabatan pelaksana paling singkat 4 (empat) tahun
atau JF yang setingkat dengan Jabatan pelaksana sesuai dengan bidang tugas
Jabatan yang akan diduduki;
 setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir;
 memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi; dan
 sehat jasmani dan rohani
SYARAT JABATAN PELAKSANA

 berstatus PNS;
 memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sekolah lanjutan
tingkat atas atau yang setara;
 telah mengikuti dan lulus pelatihan terkait dengan bidang tugas dan/ atau
lulus pendidikan dan pelatihan terintegrasi;
 memiliki integritas dan moralitas yang baik;
 memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi anajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan;
 setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir; dan
 sehat jasmani dan rohani
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH

 Setiap PNS yang diangkat menjadi pejabat administrator dan


pejabat pengawas wajib dilantik dan diambil sumpah/janji
menurut agama atau kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
 Sumpah/janji Jabatan diambil oleh PPK dilingkungannya masing-
masing
 PPK dapat menunjuk pejabat lain di lingkungannya untuk
mengambil sumpah/janji Jabatan.
PEMBERHENTIAN
JABATAN ADMINISTRASI

 Mengundurkan diri dari Jabatan (dapat ditunda paling lama 1


tahun);
 Diberhentikan sementara sebagai PNS;
 Menjalani cuti di luar tanggungan negara;
 Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
 Ditugaskan secara penuh di luar JA; atau
 Tidak memenuhi persyaratan Jabatan.
JABATAN FUNGSIONAL
 JF memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
 JF dikelompokkan dalam klasifikasi Jabatan berdasarkan kesamaan
karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.
 Penetapan JF dilakukan oleh Menteri berdasarkan usulan dari pimpinan
Instansi Pemerintah dengan mengacu pada klasifrkasi darr kriteria JF.
 Pejabat Fungsional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara
langsung kepada pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau
pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF.
PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL

Pengangkatan PNS ke dalam JF keahlian dan JF


keterampilan dilakukan melalui :
 Pengangkatan Pertama
 Perpindahan dari Jabatan lain;
 Penyesuaian/inpassing
 Promosi
PERSYARATAN PENGANGKATAN PERTAMA
 Berstatus PNS
 Memiliki integritas dan moralitas yang baik.
 sehat jasmani dan rohani;
 berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai dengan
kualifrkasi pendidikan yang dibutuhkan.
 mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina;
 nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir; dan
 syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
PERSYARATAN PENGANGKATAN DARI
PERPINDAHAN DARI JABATAN
 Berstatus PNS
 Memiliki integritas dan moralitas yang baik.
 sehat jasmani dan rohani;
 berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai dengan kualifrkasi pendidikan
yang dibutuhkan.
 mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina;
 memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JF yang akan diduduki paling
kurang 2 (dua) tahun;
 nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
 Berusia paling tinggi :
a. 53 (lima puluh tiga) tahun untuk JF ahli pertama dan JF ahli muda
b. 55 (lima puluh lima) tahun untuk JF ahli madya; dan
c. 60 (enam puluh) tahun untuk JF ahli utama bagi PNS yang telah
menduduki JPT;
 syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
PERSYARATAN PENGANGKATAN
MELALUI INPASSING
 Berstatus PNS
 Memiliki integritas dan moralitas yang baik.
 Sehat jasmani dan rohani;
 Berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai dengan
kualifrkasi pendidikan yang dibutuhkan.
 Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JF
yang akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun;
 Nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir; dan
 Syarat lainnya yang ditetapkan oleh menteri.
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH

 Setiap PNS yang diangkat menjadi pejabat fungsional


wajib dilantik dan diambil sumpah/janji menurut
agama atau kepercayaannya kepada T\rhan Yang Maha
Esa.
 Sumpah/janji Jabatan diambil oleh PPK
dilingkungannya masing-masing
 PPK dapat menunjuk pejabat lain di lingkungannya
untuk mengambil sumpah/janji Jabatan.
PERSYARATAN PENGANGKATAN MELALU PROMOSI

 mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,


Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
disusun oleh instansi pembina;
 nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
 syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
RANGKAP JABATAN
 Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kineda
organisasi, pejabat fungsionaldilarang rangkap Jabatan dengan JA atau JPT,
kecuali untuk JA atau JPT yang kompetensi dan bidang tugas Jabatannya
sama dan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi dan bidang tugas JF.
 Pengecualian yang dimaksud dalam Pasal ini seperti:
a. Jaksa yang diangkat menjadi kepala kejaksaan tinggi, wakil kepala
kejaksaan tinggi, kepala kej alsaan negeri, atau kepala cabang
kejaksaan negeri;
b. Perancang peraturan perundang-undangan ahli madya yang
diangkat menjadi Direktur Perancangan Peraturan Perundang-
undangan ada Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan; atau
c. Diplomat ahli utama yang diangkat menjadi Direktur Jenderal
Amerika Eropa
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN
KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN MUTASI

• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan


kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg merupakan
bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
PENGEMBANGAN KARIER
 dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi Pemerintah.
 dilakukan melalui manajemen pengembangan karier dengan
mempertimbangkan integritas dan moralitas
 dilakukan melalui manajemen pengembangan karier dalam rangka
penyesuaian kebutuhan organisasi, kompetensi dan pola karier PNS
 Manajemen pengembangan melalui:
a. mutasi; dan/ atau
b. promosi.
c. penugasan khusus
POLA KARIER

 merupakan pola dasar mengenai urutan penempatan dan/ atau


perpindahan PNS dalam dan antar posisi di setiap jenis Jabatan
secara berkesinambungan.
 Pola karier PNS terdiri atas:
a. pola karier instansi; dan
b. pola karier nasional
 Pola karier nasional disusun dan ditetapkan oleh Menteri.
 Setiap Instansi Pemerintah menyusun pola karier instansi
secara khusus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pola
karier nasional
MUTASI

 Instansi Pemerintah menyusun perencanaan mutasi PNS di


lingkungannyaPola karier PNS terdiri atas:
 Mutasi dilakukan paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun
 Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan
konflik kepentingan.
 Selain mutasi karena tugas dan /atau lokasi, PNS dapat
 mengajukan mutasi tugas dan/atau lokasi atas permintaan
sendiri.
KEWENANGAN MUTASI
 Mutasi dalam 1 (satu) Instansi Pusat atau dalam 1 (satu)
Instansi Daerah dilakukan oleh PPK, setelah memperoleh
pertimbangan tim penilai kinerja PNS
 Mutasi PNS antar-kabupaten/kota dalam satu provinsi
ditetapkan oleh gubernur setelah memperoleh pertimbangan
Kepala BKN.
 Mutasi PNS antar kabupaten / kota antar provinsi, dan antar
provinsi ditetapkan oleh menteri dalam negeri setelah
memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
 Mutasi PNS provinsi/kabupaten/kota ke Instansi Pusat atau
sebaliknya, ditetapkan oleh Kepala BKN.
 Mutasi PNS antar-Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN
PROMOSI
 PNS dapat dipromosikan di dalam dan/atau antar JA dan JF
keterampilan, JF ahli pertama, dan JF ahli muda sepanjang
memenuhi persyaratan Jabatan, dengan memperhatikan
kebutuhan organisasi.
 PNS yang menduduki Jabatan administrator dan JF ahli madya
dapat dipromosikan ke dalam JPT pratama sepanjang
memenuhi persyaratan Jabatan, mengikuti, dan lulus seleksi
terbuka, dengan memperhatikan kebutuhan organisasi.
 PNS yang menduduki JF ahli utama dapat dipromosikan ke
dalam JPT madya sepanjang memenuhi persyaratan Jabatan,
mengikuti, dan lulus seleksi terbuka, dengan memperhatikan
kebutuhan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai