Anda di halaman 1dari 19

KASUS 1

KETAHANAN PANGAN
KELOMPOK 1
Fatiha Soliha (4442190030)
Irnawati (4442190015)
Salsabila Maseva (4442190125)
Dias Nur Utami (4442190126)
Janatul Firdaus (4442190141)
Berdasarkan Food Security and Vulnerability (FSVA)
2015, 3 dari 4 kabupaten di Provinsi Banten termasuk
kedalam kategori prioritas 3 penanganan kerawanan
pangan.
BANTEN
Prioritas 3 merupakan kategori terendah atau dengan
kata lain kerawanan pangan terparah di Pulau Jawa
berada pada kabupaten dengan prioritas 3.
1
Indikator apa saja yang dapat berperngaruh
terhadap ketahanan pangan Banten? Indikator
yang didapatkan bukanlah suatu ukuran
tunggal, mengapa ketahanan pangan tidak
dapat diukur dengan indikator tunggal?
1 Data rata-rata produksi bersih tiga tahun (2011-2013) padi, jagung, ubi
kayu dan ubi jalar pada tingkat kabupaten dihitung dengan
menggunakan faktor konversi standar.

Ketersediaan bersih serealia per kapita per hari dihitung dengan


membagi total ketersediaan serealia kabupaten dengan jumlah
populasinya

Rasio konsumsi normatif per kapita


Data bersih serealia dari perdagangan dan impor tidak diperhitungkan
terhadap ketersediaan bersih “beras karena data tidak tersedia pada tingkat kabupaten.

+ jagung + ubi jalar + ubi kayu”

Konsumsi normatif serealia adalah 300 gram/kapita/hari

Kemudian didapatkan rasio konsumsi normatif per kapita


terhadap ketersediaan bersih serealia per kapita. Rasio lebih besar
dari satu menunjukkan daerah defisit pangan dan daerah dengan
rasio lebih kecil dari satu adalah surplus untuk produksi serealia.
2 Persentase penduduk yang
hidup di bawah garis kemiskinan

Nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap


bulan untuk memenuhi standar minimum
kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non
pangan yang dibutuhkan oleh seorang individu
untuk hidup secara layak. Garis kemiskinan
nasional sebesar Rp 308.826 per kapita per bulan
di daerah perkotaan dan Rp 275.779 di pedesaan
pada tahun 2013.
Persentase desa dengan akses penghubung
3 yang kurang memadai

4 Persentase rumah tangga tanpa akses listrik

5 Perempuan buta huruf

Persentase rumah tangga tanpa akses ke


6 air bersih

Persentase desa dengan jarak lebih dari 5 km dari


7 fasilitas kesehatan
2
Klasifikasi indikator-indikator yang telah anda
identifikasi ke dalam 3 dimensi ketahanan pangan
(ketersediaan pangan, akses terhadap pangan dan
pemanfaatan pangan)! Mengapa masing-masing
dari indikator dapat berpengaruh terhadap
ketahanan pangan?
Ketersediaan pangan

Secara umum, produksi serealia dan umbi-umbian di Indonesia terus meningkat


selama sepuluh tahun terakhir. Produksi padi meningkat sebesar 3,2 persen,
jagung sebesar 6,1 persen, ubi kayu sebesar 2,4 persen dan ubi jalar sebesar 2,7
persen per tahun. Sebagai perbandingan, pertumbuhan jumlah penduduk di
dekade terakhir rata-rata sebesar 1,5 persen.
Akses Pangan

Akses rumah tangga terhadap pangan memiliki korelasi yang tinggi


dengan status kemiskinan. Di Indonesia, tingkat kemiskinan nasional
menurun dari 12,5 persen (tahun 2011) menjadi 10,96 persen (2014).
Hal ini menunjukkan masih terdapat 27,73 juta orang yang hidup di
bawah garis kemiskinan.
Pemanfaatan Pangan

- Secara nasional, sebanyak 34,4 persen rumah ta ngga tidak memiliki


akses terhadap air minum yang bersih dan aman di tahun 2013.
- Angka perempuan melek huruf meningkat signifikan sejak FSVA
2009. Indikator ini berhubungan dengan praktek pola pemberian
makan dan dampak dari gizi anak.
3
Dengan kondisi seperti ini, apakah Banten
sudah dapat mewujudkan ketahanan
pangan? Jelaskan!
Dilengkapi dengan strategi jangka pendeknya berupa
memberikan intensif atau bantan modal yang mencukupi di
bidang pangan dan pertanian; meningkatkan pendidikan
dan memberikan pembekalan terhadap masyarkat tani dan
penduduk miskin; dan meningkatkan minat beli pangan
terhadap produk lokal.
Jumlah dan presentase penduduk dibanten yang hidup
dibawah garis kemiskinan pada tahun 2014 adalah 649.190
atau 5,51% angka kemiskinan tersebut belum bisa dikatakan
bahwa Banten memiliki presentase penduduk hidup dibawah
garis kemiskinan yang tertinggi, namun jumlah tersebut
akan mempengaruhi akses pangan karena kemiskinan akan
mengurangi daya beli rumah tangga. Terbatasnya daya beli
merupakan salah satu penyebab dari malnutrisi, yang
menyebabkan pola makan tidak memadai.
4
Jika Banten belum dapat mewujudkan ketahanan
pangan, strategi apa yang kalian tawarkan untuk
mempercepat terwujudnya ketahanan pangan di
Banten?
Strategi jangka panjang penganekaragaman
jenis maupun komoditas pangan dan
pertanian penduduk lokal dan nasional.
Diwujudkan dengan melaksanakan strategi
jangka menengah dengan
1. peningkatan daya saing komoditas melalui
perbaikan mutu dan standarisasi pangan
maupun produk pertanian;;
2. mengembangkan inovasi dan kreativitas
teknologi dan pengolahan pangan, pertanian
dan peternakan; memperluas dan
meningkatkan minat lapangan pekerjaan di
bidang pertanian.
Dilengkapi dengan strategi jangka pendeknya
berupa
1. memberikan intensif atau bantan modal yang
mencukupi di bidang pangan dan pertanian
2. meningkatkan pendidikan dan memberikan
pembekalan terhadap masyarkat tani dan
penduduk miskin; dan meningkatkan minat
beli pangan terhadap produk lokal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai