Penyuluhan Kebakaran Hutan Dan Lahan
Penyuluhan Kebakaran Hutan Dan Lahan
OLEH:
MARTIN.SIMBOLON
CCA 110 023
a. P a n a s
Dalam kebakaran hutan, unsur ini hanya berperan pada masa kemarau,
terutama kemarau panjang. Hampir diseluruh Indonesia musim Kemarau
terjadi setiap tahun, pada bulan-bulan tertentu yang dapat diperkirakan
sebelumnya. Musim kemarau panjang umumnya datang setiap 5-10 tahun
sekali, kecuali untuk Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya bagian Selatan
(Merauke), musim kemarau panjang terjadi setiap tahun. Erat kaitannya
dengan panas adalah sumber api. Umumnya disepakati bahwa 90 % sumber
api yang mengakibatkan kebakaran hutan berasal dari manusia, sedangkan
selebihnya berasal dari alam.
b. Bahan Bakar
Bahan bakar merupakan factor yang paling dominan sebagai penyebab kebakaran hutan.
Di Taman Nasional Wasur, Irian Jaya, misalnya, kemarau panjang dan juga kebakaran hutan,
terjadi setiap tahun diareal yang luas. Namun kebakarannya tidak pernah besar, karena serasah
hutan yang menjadi bahan bakar tipis saja.
Di Kalimantan dan Sumatra, terutama didaerah bergambut atau areal bekas tambangan,
kebakaran hutan yang terjadi pada musim kemarau panjang dapat dipastikan merupakan
kebakaran besar. Seperti kebakaran hutan tahun 1982/1983 di Kalimantan Timur dan tahun
1994 di Sumatra Selatan, Jambi, Riau dan Kalimantan. Kecuali berlangsung lama (Kebakaran di
Kaltim tahun 1982/1983 berlangsung sekitar 6 bulan), juga menimbulkan asap tebal yang dapat
mengganggu kegiatan hidup manusia. Kaitannya dengan upaya pencegahan dan penaggulangan
kebakaran hutan,
Hutan Gambut
Pada hutan gambut, bahan bakar terletak dibawah permukaan tanah, yaitu gambut itu sendiri.
Pada musim penghujan, lahan gambut umumnya terendam air.
Pada musim kemarau normal, hanya lapisan atas saja yang kering, sehingga tidak mudah
terbakar. Namun pada musim kemarau panjang lapisan gambut yang tebalnya dapat mencapai
puluhan cm, dalam keadaan kering dan mudah terbakar. Bila kebakaran terjadi, walaupun
merambat secara perlahan, api gambut susah dipadamkan.
1. DAMPAK KEBAKARAN
Dampak kebakaran hutan juga perlu diketahui dapat positif maupun negatif. Dampak positif seperti misalnya
dipercepatnya peremajan alam, pelapukan tanah, terbantunya kehidupan satwa liar, terkurangi termusnahkannya
Kebakaran hutan mengakibatkan rusak atau musnahnya kayu yang sejak dua decade terakhir sedemikian penting.
Kebakaran hutan di Kaltim 1982/1983 menurut laporan asing yang dikutip oleh Zoefri Hamzah dan Ari Wibowo,
diketahui memusnahkan kayu senilai US $ 5,6 miliar – US $ 7,4 miliar. Disamping itu musnah pula hasil hutan
lainnya berupa rotan, damar, getah-getahan, binatang buruan, buah-buahan hutan, dan lain-lain. Semuanya itu
mengakibatkan banyak pihak seperti pengusaha hutan, rakyat yang tinggal disekitar hutan, pemburu, turis penerbit
Kebakaran yang terjadi berulang-ulang dalam jangka yang lama tak dapat disangkal lagi telah mengubah jutaan
hektar jutaan hutan di Sumtra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, menjadi pada alang-alang yang tak
produktif.
b. Kerusakan Lingkungan