Gambar 1. Geologi regional Banyumas Selatan di Jawa Tengah [1]. Salah satu patahan inilah
yang membentuk pull apart basin yaitu karena
proses sobekan dari patahan Pamanukan – Cilacap
sehingga terbentuk Cekungan Banyumas.
GEOLOGI REGIONAL BANYUMAS
Gambar 2. Peta gravitasi regional yang menunjukkan zona patahan Pamanukan-Cilacap yang membentuk tinggian Majalengka-
Banyumas dan memisahkan Cekungan Banyumas dan Cekungan Bobotsari (Armandita et.al., 2009)
STRATIGRAFI REGIONAL
BANYUMAS
stratigrafi regional daerah Cekungan Banyumas terutama daerah Wangon dan
sekitarnya dari tua ke muda adalah sebagai berikut [2]:
-Formasi Pemali tersusun atas batulempung abu-abu kehitaman dengan sisipan
batupasir
-Formasi Rambatan tersusun atas batupasir dengan sisipan batulempung
-Formasi Halang tersusun atas perselingan batupasir – batulempung yang terendapkan
dengan mekanisme turbidit
-Formasi Kumbang tersusun atas breksi dengan sisipan lava
-Formasi Tapak tersusun atas batupasir dengan cangkang moluska dengan sisipan napal
dan breksi. Terdapat pula Anggota Batugamping Formasi Tapak yang tersusun atas
lensa-lensa batugamping terumbu dan klastik.
STRATIGRAFI REGIONAL
BANYUMAS
Gambar 7. Sebaran data gravitasi sebanyak 1848 titik dengan spasi antar titik sumbuGambar
X 8. Peta anomali gravitasi regional yang menunjukkan adanya 2 (dua) buah s
1,9 km dan sumbu Y 1,8 km atau luasan 58,8 km x 101,1 km cekungan yaitu sub cekungan banyumas dengan luas sekitar 450 km2 dan sub
cekungan purbalingga dengan luas sekitar 127,6 km2
PETROLEUM SYSTEM
a. Source rock : Batuan induk pada Cekungan Banyumas berasal dari Formasi
Pemali dengan TOC antara 0,2% - 0,9% yang matang pada level kedalaman
yang lebih dangkal karena gradien geotermal yang lebih tinggi akibat
lingkungannya berupa intra arc basin.
b. Reservoir rock : Batuan reservoir berupa batupasir dari Formasi Halang dan
Formasi Rambatan dengan porositas sekitar 19-21% (baik – sangat baik)
berdasarkan pengamatan SEM dan tes uji berat untuk porositasnya.
c. Trap : Tipe perangkap yang potensial di Cekungan Banyumas ini adalah tipe
perangkap antiklin dan patahan. Antiklin terbentuk akibat adanya gaya
kompresional yang menyebabkan re-aktivasi sesar turun menjadi sesar
anjak dan terbentuk drag fold.
d. Migration : Migrasi hidrokarbon dapat melalui lapisan pembawa (carrier bed)
dan melalui patahan dalam yang bocor, sehingga mengisi perangkap-
perangkap hidrokarbon yang lokasinya di atas cekungannya.
e. Seal rock : Batuan penutup berupa batulempung intraformational Formasi
Halang dan Formasi Rambatan
PETROLEUM SYSTEM
Keterangan:
: Seal Rock
: reservoir Rock
: source rock
EVALUASI BATUAN INDUK
D. Noeradi, dkk., 2006 yang meneliti TOC (Total Organic Carbon) dari beberapa
sampel di Formasi Halang dan Formasi Rambatan, dengan hasil TOC berkisar antara
<0,05% - 0,46%. dari kekayaan material organiknya, Formasi Halang dan Formasi
Rambatan kurang prospek untuk berperan sebagai batuan induk.
E.A. Subroto, dkk., 2007 menyebutkan bahwa kekayaan TOC pada Formasi Halang,
Formasi Rambatan, Formasi Pemali dan Formasi Karangsambung berkisar antara 0,2% -
0,9% (poor – fair) potensi batuan induk untuk Cekungan Banyumas adalah pada Formasi
Pemali karena dari sisi TOC nya mencukupi dan dari sisi kematangan walaupun berumur
Miosen Tengah – Miosen Akhir, namun perlu dipertimbangkan bahwa lingkungan
Cekungan Banyumas bukan berada di fore arc basin .
Tipe kerogennya adalah tipe II dan tipe III yang dapat menghasilkan minyak dan gas
bumi, hal ini juga didukung adanya rembesan minyak dan rembesan gas.
analisis isotop C13 tersebut menyebutkan bahwa rembesan gas di Jatilawang
merupakan gas bumi (thermogenic gas) dengan rasio isotop C13 adalah 29,3 %PDB dan
tidak ada asosiasi dengan gas basah, sehingga kesimpulannya bahwa rembesan gas
tersebut termasuk gas kering termogenik dengan banyak kandungan humik .
PLAY TYPE