Sejarah Arsitektur Romawi
Sejarah Arsitektur Romawi
com
Pend. seni rupa
Semangaaaaaaaaaaaaaaatt..!!!
Dalam bidang seni dan arsitektur, Roma merupakan peminjam
yang secara keseluruhan mengoper pilar-pilar Yunani yang
bergaya Doria, Ionia dan Korintia, yang selanjutnya digabung
serta dikembangkan yaitu gaya Komposit dan Tuskana.
Dorongan utamanya bukan untuk menyaingi kesempurnaan
dan keselarasan bangsa Yunani, melainkan untuk mengungguli
dengan kehebatan teknologinya. Para Arsitek Roma merupakan
orang pertama yang memanfaatkan beton untuk membangun
gedung raksasa/bangunan besar. Dengan menggunakan
material yang murah dan luwes ini, mereka mengembangkan
gagasan pelengkung Etruska untuk menjadi pola Viaduk,
Akuaduk, pelengkung kemenangan dan kubah-kubah raksasa
seperti kubah di Kuil Pantheon.
Konsep arsitektur Romawi mencerminkan segi-segi
praktis, yaitu :
§ Kekokohan
§ Keamanan
§ Kenyamanan
§ Fungsi
Karakter Arsitektur
Arsitektur Etruska
Membuat langgam baru selain yang mengoper dari Yunani yaitu
langgam/gaya Tuskana, sedangkan lainnya gaya Komposit merupakan
penggabungan Ionia dan Corinthia.
Atrium merupakan “ruang keluarga resmi” didalam tiap
rumah tinggal orang Romawi yang fungsinya adalah tempat
bagi seorang bapak untuk menasehati anak-anak lelakinya.
Ruang ini mempunyai lubang diatas atap yang sudah menjadi
tradisi sejak Romawi Kuno (Etruska), ketika tempat
tinggalnya hanya terdiri dari satu ruang dengan lubang angin
di atas yang diperlukan untuk memasukkan cahaya serta
udara dan mengeluarkan asap dari tungku. Perkembangan
selanjutnya atrium menjadi ruang tamu besar, dengan lubang
atas tetap dipertahankan, tetapi tungku api diganti dengan
kolam untuk menampung air hujan.
Dengan proses yang sama, Tablinum yang mula-mula adalah
sengkang dibelakang atrium, menjadi ruang makan kecil, dan
menghadap kebun sayur sederhana yang seterusnya
dikembangkan menjadi taman tertutup yang indah dan
dikelilingi oleh ruang-ruang yang lain, misalnya ruang tidur
atau thalamus,taman ini disebut Peristyllum yang dibatasi
pilar-pilar besar dan dilengkapi dengan kolam serta patung
yang dipergunakan untuk ruang santai keluarga.
Bahan bangunan yang digunakan adalah bata yang
dikeringkan kemudian dilapisi teracota, sedangkan
pemakaian atap dari bahan kayu.
Bangsa Romawi mengambil kolom dan balok dari Yunani lalu dengan busur lengkung
dari Etruska. Kombinasi kolom, balok dan busur ini merupakan ciri pedoman bagi arsitektur
Romawi selanjutnya. Langgam gaya yang dipakai untuk pilar-pilar adalah Doria, Ionia, Korintia,
Komposit dan Tuskana.
Arsitektur Vitruvius telah menyusun pedoman, juga memberikan proporsi langgam gaya
tersebut, kecuali Komposit. Proporsi gaya tersebut kemudian dipelajari secara mendalam
oleh Palladio, Vignolla dkk, pada zaman Renaissance.
Kuil yang pada phase Hellenistik Yunani, terdiri dari 1 lantai yang sangat dominan, pada
zaman Romawi menjadi bermacam-macam type yang dikembangkan dan berlantai banyak.
Dinding Romawi terdiri dari batu dan beton, yang merupakan karakter kubus. Pembuatan
lengkung busur, ditunjang oleh rangka kayu/bekisting sampai beton mengeras. Sedangkan
beton merupakan bahan bangunan yang bisa diproduksi secara masal, uniform dan sederhana.
P E R B E D A A N A R S I T E K T U R R O M A W I D A N Y U N A N I
1. Arsitektur Yunani bagian struktur Periode Hellenistik merupakan zaman klasik bagi arsitektur dan merupakan
nampak jelas pada bagian kolom, peralihan perencanaan bangunan dari Yunani ke Romawi. Kota Romawi pada
sedangkan arsitektur Romawi terjadi waktu itu telah dirancang dengan gaya klasik oleh Vitruvius (arsitek). Teori dan
pemisahan bentuk dan struktur, bentuk filosofi rancangannya dipandang menyamai masa modern pada abad ke dua
tidak selalu mencerminkan strukturnya, puluh yang akan datang. Sebagaimana telah dikemukakan Socrates, peradaban
struktur hanyalah merupakan hiasan bisa berkembang dan juga merosot. Begitulah yang terjadi di Roma pada waktu
atau ornamen. Menurut Van Ramont ini itu, akibat penyalahgunaan wewenang para politikus yang korup, penyimpangan
merupakan penyakit arsitektur barat sistem demokrasi. Kota dimanipulasi sebagai tempat tinggal pribadi atau
investasi. Akibatnya muncul pemukiman masyarakat dengan kondisi yang
yaitu pemaksaan pemisahan antara semakin memburuk dan mempersulit orang untuk mendapatkan tempat
bentuk dan struktur. Kuda-kuda tinggal. Bangsa Romawi tidak sepe.nuhnya melaksanakan demokrasi. Hal ini
sederhana (architrave), tiang dan balok terjadi pada masa raja-raja Etruscan pada tahun 500 SM hingga kekaisaran Julius
(post and linted) pada arsitektur Yunani, Caesar pada tahun 100 SM. Bangsa Romawi selalu mengagungkan pimpinannya
sedangkan arsitektur Romawi konstruksi bagaikan Dewa dengan kekuasaan mutlak. Secara turun-temurun kekaisaran
kuda-kuda lebih kompleks ditandai Romawi menginginkan perluasan daerah kekuasannya sehingga salah satu kota
dengan penambahan setengah kuda- bekas pemerintahan Yunani, Athena menjadi pusat dunia pada waklu itu.
kuda pada kedua sisi bangunan. Selain Konsekuensinya kota tersebut harus menerima orang asing dalam hubungan
itu terdapat konstruksi busur dan rusuk dagang dan berusaha menetapkan hukum-hukum yang diberlakukan bagi kota
(Barrel Vault). tersebut. Perkembangan ini mencapai puncaknya akibat kegiatan perdagangan
yang berlangsung di daerah tersebut. Pada abad ke-3 SM, secara cepat dapat
2. Arsitektur Romawi lebih dibangun lebih dari 45.000 blok apartemen dan sekitar 2.000 rumah pribadi.
mengutamakan fungsi (utilitarian), Bangunan bertingkat paling tinggi yang pernah dicapai setinggi 21 meter pada
kontruksi bangunan dan masa kekaisaran Agustinus dan merupakan contoh tata wilayah pertama di abad
suasana (grandeur), sedangkan pertama SM. Kekaisaran Roma yang berkembang dengan sistem pemerintahan
arsitektur Yunani lebih mengesankan dengan kekuatan dan kekuasaannya berhasil mencapai jumlah rakyatnya
nilai-nilai estetika. berkisar 250.000 hingga 2.000.000 penghuni tetap. Karena itu, masalah
3. Massa bangunan dalam arsitektur kekurangan rumah, air bersih dan transportasi muncul. Namun demikian tidak
Romawi disusun secara komposit, yaitu mempengaruhi setiap kekaisaran baru atau penggantinya untuk mendirikan
terdiri dari gabungan beberapa bentuk monumen-monumen besar sebagai bentuk peringatan kebesaran kekaisaran
mereka sendiri. Setiap kaisar baru mendirikan forum yang lebih besar daripada
geometris atau elemen yang terpisah sebelumnya. Forum-forum ini berfungsi sebagai pusat bagi kehidupan politik
(contoh bangunan pantheon yang terdiri dan perniagaan kota. Bangsa Romawi memahami pentingnya transportasi dan
dan dua bentuk : partico di bagian masalah distribusi air bersih. Mereka mulai merencakan jaringan jalan di
depan dan rotunda di bagian belakang, seluruh kekuasaan kekaisaran yang membentang dari Spanyol, Armenia, Inggris
sedangkan arsitektur Yunani tidak ada. sampai Mesir.
KARAKTERISTIK KOTA ROMAWI
Terdiri dan jalur sirkulasi yang mempunyai sistem hirarki atau pembagian
§ Jenjang jalan terdiri dari : Jalan Arteri (Cardo) untuk kawasan
pemerintahan yang menghubungkan jalur Utara-Selatan kota Roma,
Jalan Kolektor (Decusmanus) untuk daerah Pemerintahan (Domain),
Apartemen (Insule) dan Ruang Terbuka (Tempulum) yang
menghubungkan jalur Timur-Barat, Jalan lingkungan (Prinsipia) dan
Lorong (Path) untuk hunian. Pada pertemuan jenis jalan tersebut
dinamakan simpul (Nodes), biasanya diletakkan pintu-pintu gerbang
(Triumphal-Arches). Jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat diakhiri dengan
empat benteng Kota. Citra kota menekankan pada aspek keteraturan
kosmik (Cosmik Order) dengan mengacu pada lata letak berskala besar
dengan pola grideon. Citra spatial kota ini mempunyai sifat tidak
berubah-ubah (non arbitrary), ortogonal, dan memasukkan unsur-unsur
ruang memusat, vertikal dan berorientasi arah mata angin (Cardinal).
§ Pemisahan yang jelas antara daerah sekitar pemukiman (Periphery
Bloks) dengan kawasan penghijauan taman kota/lanskap. Ruang-ruang
kota mempunyai interaksi sistematik dengan bangunan disekitarnya.
§ Fasade bangunan kota merupakan rangkaian (sequence) dan tipikal
kolonade yang menampilkan efek perspektif meluas.
KARAKTERISTIK ARSITEKTUR ROMAWI
Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju dari pada
bangsa Yunani, seperti dalam pembuatan saluran air dan
pembuatan konstruksi busur/lengkung.
Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan sistem
struktur sosial sangat kompleks. Kondisi ini sangat besar
pengaruhnya terhadap perilaku, tata cara hidup dan termasuk
dalam tata bangunan. Setiap aktifitas kehidupan dalam struktur
social kemasyarakatan seringkali diperingati dengan upacara-
upacara atau pesta-pesta besar.
Konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang
secara integratif. Perancangan bangunan selalu berorientasi kedalan
skala yang lebih luas atau dalam skala kota demikian
juga sebaliknya.
Konsep perancangan menekankan pada pengertian bahwa ruang
merupakan media ekspresi arsitektural. pada skala kota dan
interior.
Skala bangunan bersifat monumental atau mengutamakan kesan
agung. Ekspresi arsitekturnya terungkapkan melalui peralihan
artikulasi detail.
Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan formal yang
berorientasi birokratik, tersusun secara sistematik, praktis dan
variatif dalam langgam.
LANGGAM ARSITEKTUR
Memanfaatkan kosa klasik Yunani sebagai motif dekorasi, bukan
elemen dasar yang mengungkap karakter ideal secara utuh.
Superimposisi (menggahungkan order klasik yang diatur dalam
posisi saling tumpang tindih untuk satu tingkatan yang berbeda)
berbagai langgam, untuk mencapai suatu totalitas sistem yang
dinamis dan bentuk simbolik yang baru.
Dinding sebagai bidang penerus, diperkuat dengan pembagian
bidang, tekstur, elemen vertikal dan horizontal.
Kontruksi busur dan lengkung untuk gugus ruang yang
kompleks.
KONSEP RUANG
Ruang merupakan konkretisasi dimensi waktu dan tindakan,
bukan keabadian atau keteraturan statis.
Ruang bersifat self-contained bukan merupakan batasan fisik
belaka, karena itu harus dibentuk, diartikulasikan dan
diaktifkan.
Karakter lingkungan spatial terpadu, tidak ditentukan oleh
ikatan situasi geografis tertentu.
Artikulasi ruang merupakan kontinuitas, irama, variasi,
keteraturan, dinamis, sekuens dan aksialitas.
BANGUNAN – BANGUNAN MASA ROMAWI
1. Forum
Merupakan pengembangan dari Agora Yunani yang
merupakan ruang luar terbuka ditengah kota sebagai civic
space (Indonesia; alun-alun). Forum tertua di Romawi adalah
Forum Romanum, tempat ini merupakan Tonggak jarak emas,
awal menyebarnya semua jalan-jalan (via) di Romawi yang
menghubungkan daerah menuju ke seluruh kawasan
kekaisaran, yang diukur berdasar mil dan tiap 1 mil (1,6 km).
Tiap jarak tertentu dibuat pal setinggi 1,83 m. Tiap pal diukur
jaraknya dari tonggak jarak emas di Forum Romawi ada sekitar
300 jalan utama diseluruh kekaisaran Romawi. Jalan raya Roma
yang pertama yaitu Via Appia dibangun pada tahun 312 AD.
Lambat laun Forum tersebut berkembang menjadi kompleks
pemerintahan, tempat terbuka, kuil dan toko, yang pusatnya
bebas dari kereta/kendaraan. Forum-forum lain banyak
dibangun setelah itu dan jumlahnya bila dikota besar lebih dari
1, sedangkan untuk kota kecil cukup 1 saja.
Forum Romanum
Forum Caesar
Forum Augustus
Forum Square
2. Colloseum