Anda di halaman 1dari 9

Nama Anggota Kelompok 5

1. Risha Atikawati (25)


2. Sandy Tahniah (26)
3. Sarah Difa Nur Adani (27)
4. Sofyan Effendi (28)
5. Syifa Mubarika Dewi (29)
6. Talitha A.N. Siregar (30)
BUDAYA BALI
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
memiliki objek wisata yang dapat digunakan sebagai
bahan pembelajaran, selain keindahan alamnya
terdapat banyak kebudayaan Bali yang begitu kental,
dan banyak pula yang sudah diakui UNESCO. Hal ini
menjadi alasan mengapa Pulau Bali menjadi tujuan
wisata sekolah kami. Lantas, budaya apa saja yang ada
di Pulau Bali?
NGABEN
Ngaben adalah sebuah upacara pembakaran jasad yang
dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Upacara ini
dimaksudkan untuk menyucikan roh anggota keluarga
yang sudah meninggal yang akan menuju ke tempat
peristirahatan terakhir.

Kata “ngaben” mempunyai arti bekal atau abu yang


semua tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan
terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran Hindu, selain
dipercaya sebagai dewa pencipta, Dewa Brahma juga
memiliki wujud sebagai Dewa Api. Jadi upacara ngaben
adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar
menggunakan api agar bisa kembali ke sang pencipta.
MEPASAH
Ada sebuah tradisi unik di Desa Trunyan, Bali, yang disebut Mepasah.
Dalam Mepasah, jenazah tidak dikuburkan, melainkan dibiarkan terbaring di
atas tanah. Uniknya, mayat tersebut hanya dibatasi pagar bambu sehingga
bisa terlihat jelas. 
Meski tempat tersebut penuh mayat, sama sekali tidak tercium aroma
busuk. Pasalnya, di sana terdapat pohon taru menyan yang mampu
menyerap bau.
PERNIKAHAN KASTA
Pernikahan nyerod merupakan perkawinan dalam
masyarakat adat Bali di mana mempelai perempuan
berkasta lebih tinggi dan mempelai laki-laki berkasta
lebih rendah. Jika perkawinan nyerod dilakukan
dengan meminang, kemungkinan besar akan batal
karena ditolak oleh keluarga calon pengantin
perempuan. Maka mereka akan kawin lari.
Secara sederhana bisa diartikan, bahwa anak
perempuannya telah memilih untuk "menyejajarkan
diri" dengan kasta calon suaminya.
Lalu apa bila seorang lelaki menikah dengan
seorang perempuan yang berkasta lebih rendah,
dan mempunyai anak, maka kasta anak itu lebih
tinggi dari ibunya.
WIJA
Wija adalah lambang Kumara, yaitu putra  Bhatara Siwa. Pada hakekatnya yang
dimaksud dengan Kumara adalah benih Kedewataan  yang bersemayam dalam diri
setiap orang. Mawija mengandung makna menumbuh- kembangkan benih kedewaan
itu dalam diri orang.  Sehingga disarankan agar dapat menggunakan beras galih yaitu
beras yang utuh, tidak patah (aksata). Alasan ilmiahnya, beras yang pecah atau
terpotong tidak akan bisa tumbuh.
TARI KECAK
Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak
(puluhan atau lebih) penari laki-laki yang
duduk berbaris melingkar dan dengan irama
tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat
kedua lengan, menggambarkan kisah
Ramayana saat barisan
kera membantu Rama melawan Rahwana.Wa
lau Begitu , Kecak berasal dari ritual
sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya
akan berada pada kondisi tidak sadar,
melakukan komunikasi dengan Tuhan atau
roh para leluhur dan kemudian
menyampaikan harapan-harapannya kepada
masyarakat.
TARI BARONG
Tari Barong adalah salah satu tarian yang berasal dari Bali yang menceritakan
tentang mitologis gambaran binatang beruang yang memiliki kekuatan gaib dan
dianggap dapat melindungi manusia. Tari Barong merupakan peninggalan
kebudayaan pra-Hindu yang melambangkan pertempuran antara kebaikan
(dharma) dan keburukan (adharma). Menurut keyakinan masyarakat Bali,
khususnya yang beragama Hindu, kebaikan dan keburukan selalu berdampingan
atau disebut juga sebagai Rwa Bhineda. 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai