Anda di halaman 1dari 32

POLA KONSUMSI MAKAN

(FOOD PATTERN)
GIZI SEIMBANG
OLEH
IR. ASTUTIK PUDJIRAHAJU, M.SI.

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2013
Definisi

Susunan jenis dan jumlah pangan yang


dikonsumsi seseorang atau kelompok
orang (masyarakat) pada waktu
tertentu

Menunjukkan keberagaman pangan


(Diversifikasi Konsumsi Pangan),

yang diamati dari parameter


Pola Pangan Harapan (PPH)
Fungsi Sosial Pangan

Pangan : BIOCULTURAL
Bio :
Zat gizi dalam pangan akan
mengalami proses biologi di dalam tubuh dan
berpengaruh pada fungsi organ-organ tubuh

Cultural :
Faktor budaya yang menyangkut
aspek sosial, ekonomi, politik, dan proses
budaya mempengaruhi seseorang dalam
memilih jenis pangan, pengolahan, cara
konsumsi (siapa, kapang, dimana)
MAKANAN SEHAT
MAKANAN BERAGAM,
BERGIZI, DAN BERIMBANG, SERTA AMAN

DIIMPLEMENTASIKAN KE DALAM
13 Pesan PUGS

UNTUK SEMUA KELOMPOK UMUR,


KECUALI BAYI 0 – 6 BULAN
(HANYA ASI)
KONSUMSI ZAT GIZI SEIMBANG

Makanan beranekaragam dan jumlah sesuai


kebutuhan

Ketidakseimbangan zat-zat gizi untuk


pertumbuhan, kecerdasan, dan
aktivitas/produktivitas

MALNUTRITION

Masyarakat diberi pedoman yang sederhana


dan mudah dimengerti yang seyogyanya bukan
berupa Daftar Angka Kecukupan
Gizi, melainkan berupa Susunan Hidangan serta
Jenis Bahan Makanan yang disesuaikan dengan
kebiasaan masyarakat.
Slogan “4 Sehat- 5 Sempurna”
Masa lampau, SUSU selalu mendapat pujian
(bernilai gizi tinggi)
Makanan lain dinilai rendah (kurang bergizi)

Sesuai konsep keterkaitan antar zat gizi,


sudah saatnya penilaian kualitas
makanan yang didasarkan pada
peng”agung”an terhadap
kandungan zat gizi mulai ditinggalkan

Kini saatnya memasyarakatkan ketergantungan


antar zat gizi & antar berbagai jenis
makanan
Setiap jenis makanan memiliki peranan masing-
masing dalam menyeimbangkan masukan zat gizi
sehari-hari
Perkembangan ilmu gizi mutakhir &
masalah gizi ganda, Depkes RI
(1995) menyusun PUGS
dimana, 13 pesan didasarkan pada
kajian ilmiah

Gizi hanya sebagian dari kebutuhan


dalam gaya hidup, di samping hidup
teratur, cukup tidur, cukup olahraga,
pikiran selalu aktif, dan tidak
merokok
13 PESAN DASAR GIZI SEIMBANG
1. Makanlah Aneka 7. Berikan ASI saja pada
Ragam Makanan Bayi sampai Umur 6
2. Makanlah Makanan Bulan
untuk Memenuhi 8. Biasakan Makan Pagi
Kecukupan Energi 9. Minumlah Air Bersih,
3. Makanlah Makanan Aman, dan Cukup
Sumber Karbohidrat, Jumlahnya
Setengah dari 10.Lakukan Kegiatan Fisik
Kecukupan Energi dan Olah Raga secara
4. Batasi Konsumsi Teratur
Lemak dan Minyak 11.Hindari Minum
sampai Seperempat Minuman Beralkohol
dari Kecukupan Energi
12.Makanlah Makanan
5. Gunakan Garam yang Aman bagi
Beryodium Kesehatan
6. Makanlah Makanan 13.Bacalah Label pada
Sumber Zat Besi Makanan yang Dikemas
Derajat Kesehatan Optimal
melalui Konsumsi Gizi, dg petunjuk PUGS
Setiap hari, MAKAN BERANEKA RAGAM,
(kandungan zat gizi saling melengkapi)

--- kebutuhan energi, protein, KH, lemak, dan vitamin/mineral


terpenuhi

Contoh, tidak sesuai dg prinsip DKP


Atkin’s Diet (Diet Harimau) (diet KH dan Protein)
Food Combining (kombinasi makanan yg dianggap serasi dan
tidak serasi).
Fast Food dari negara industri maju, tidak selaras dg menu
seimbang. Penelitian menunjukkan, ekstrak dari fast food
mempunyai kecenderungan meningkatkan agregat sel platelet
dibandingkan dg ekstrak makanan tradisional.
LEMAK
Susunan as. Lemak, SAFA : PUFA : MUFA = 1 : 1 : 1

Sumber
SAFA : minyak kelapa dan makanan hewani.
PUFA : kedelai
MUFA : minyak kelapa sawit dan kacang
tanah

Minyak kelapa, selain sumber SAFA, juga banyak mengandung


MCT (sekitar 50%). Bagi Baduta & Lansia, perlu asupan -3 yg
sumber utamanya ikan laut.

Konsumsi beraneka ragam sumber lemak diharapkan dapat


menghasilkan asupan lemak yg seimbang.
MAKANAN HEWANI
Termasuk susu, selain proteinnya bermutu
tinggi, merupakan sumber vitamin dan mineral
yang mudah diserap.

Karena makanan hewani rasanya enak, maka


pembatas konsumsinya adalah daya beli.
SERAT

Konsumsi serat di Indonesia relatif rendah


(Anjuran 25-35 g/hari = konsumsi 500 g
sayuran dan 250 g buah per hari)

Kebiasaan konsumsi sayur hanya 2 kali/hari,


maka setiap kali konsumsi sekitar 250 g.

Negara industri maju seperti AS, konsumsi


sayuran sampai 6 kali/hari.
PAKAR GIZI,
Tidak ada satu negarapun yang dapat membendung
perubahan/transisi perilaku konsumsi makanan (dietary
behavior) di masyarakat.

Dampak transisi konsumsi zat gizi terhadap kesehatan


terutama penyakit degeratif, disajikan pada Tabel 1.

Peningkatan konsumsi MUFA, antioksidan, serat, sayur dan


buah menguntungkan dari segi kesehatan.

Sedangkan peningkatan konsumsi energi, lemak, garam, dan


asam lemak trans merugikan kesehatan.
MINUMAN
Minum teh (4-6 cangkir/hari), minuman cokelat
(cocoa beverage), jahe :
membantu tubuh memperoleh antioksidan yang
dapat mencegah timbulnya penyakit degeneratif
(kanker dan penyakit jantung)

Makanan tradisional dg bumbu-bumbu, (bawang


merah, bawang putih, cabe, jahe),
--- sumber antioksidan non gizi yang
baik untuk kesehatan.
Tabel 1. Dampak Perubahan Konsumsi Zat Gizi terhadap
Penyakit Degeneratif
Faktor Gizi Mekanisme Outcome terhadap
Kesehatan
Konsumsi Energi  Jaringan Adiposa  NIDDM 
Perubahan Metabolik Penyakit Kardiovaskuler 
Kanker Payudara & Kolon 
Osteoporosis 
Konsumsi Lemak  Konsumsi Makanan NIDDM 
Berlebihan secara Pasif Kanker Prostat, Payudara,
Kolon & Rektal 
Lemak Hewani  Biasanya dari Produk- Kanker Kolon 
produk Makanan
Hewani
Lemak Jenuh  TG , LDL , HDL-C  Aterosclerosis 
Penyakit Kardiovaskuler 
Hipertensi 
NIDDM 
Faktor Gizi Mekanisme Outcome terhadap
Kesehatan
Asam Lemak LDL-C, HDL-C, TC, Kanker
Trans  Sistem Imun  Penyakit Kardiovaskuler
MUFA  LDL-C  Kanker 
Penyakit Kardiovaskuler 
PUFA  HDL-C  Kanker 
Penyakit Kardiovaskuler 
Natrium  Fungsi Ginjal Abnormal  Hipertensi 
Keseimbangan Elektrolit Stroke 
Terganggu 
Antioksidan  LDL-C Teroksidasi  Penyakit Kardiovakuler 
Serat Makanan  TC , HDL-C, IR , TG Penyakit Kardiovaskuler 
NIDDM 
Stroke 
Kanker Kolon 
Faktor Gizi Mekanisme Outcome terhadap
Kesehatan
Kurang Gizi Dini Jaringan Adiposa , NIDDM 
(Fetas) IR, Hipertensi 
Perubahan Metabolik Penyakit Kardiovaskuler 
Konsumsi Sayur Pencegahan Oksidasi Stroke 
dan Buah  LDL-C Kanker 
Sumber : Popkin et al, 2001
Penjabaran AKG ke dalam Makanan
Tingkat Tingkat
Konsumsi Ketersediaa
n
Energi 2.150 2.500
(Kalori/kap./ha
ri)
Protein 46,2 55
(gram/kap./har
i)
9 gram protein ikan;
6 gram
protein hewani lainnya;
dan 40 gram protein
Jabaran AKG pada Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Jumlah Kebutuhan


Bahan Makanan (Gram/Hari)
Beras/Serealia 320
Umbi-umbian 85
Pangan Hewani 175
Minyak Nabati 40
Kacang-kacangan 85
Sayuran 150
Buah 150
Gula 35
Sumber : BPS PPH Nasional, 2002
Selanjutnya,
jabaran AKG menurut
standar konsumsi makanan
sehari, harus berdasarkan kelompok
umur

Contoh : Dewasa 20 – 59 Tahun


Nasi/Penggan : 4 – 5 Piring
ti
Lauk Hewani : 3 – 4 Potong
Lauk Nabati : 2 – 4 Potong
Sayuran : 1,5 – Mangkuk
2
Kriteria untuk Menelaah
Pola Konsumsi Makan
(Depkes RI, 1996)

< 85% Stand = Sangat Rendah


ar
85 – 94% Stand = Rendah
ar
95 – stand = Cukup/Sesuai
105% ar Standar
106 – Stand = Tinggi
115% ar
Kriteria untuk Menelaah
Tingkat Konsumsi Energi dan
Zat Gizi
(Depkes RI, 1996)

> 120% AK = Di Atas AKG


G
90 – AK = Normal
119% G
80 – AK = Defisit Tingkat Ringan
89% G
70 – AK = Defisit Tingkat Sedang
79% G
< 70% AK = Defisit Tingkat Berat
Tingkat Pengetahuan, Sikap,
dan Tingkat
Kepatuhan terhadap
Penatalaksanaan Diet
terhadap
Kadar Glukosa Darah
Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2
Tabel Kebutuhan, Konsumsi, dan Tingkat
2. Pemenuhan Konsumsi dari Berbagai
Kelompok Bahan Makanan
Kelompok Kebutuhan Konsumsi Pemenuhan
Bahan (Gram) (Gram) Konsumsi
Makanan (%)
Nasi/Penggant 425 448,3 105,5
i
Protein 120 147,8 123,2
Hewani
Protein Nabati 110 57,6 52,4
Sayuran 425 143,1 33,7
Buah 700 170,1 24,4
Tabel Distribusi Responden
3. berdasarkan Pola Konsumsi
Makan
Pola Konsumsi Jumlah Responden
Makan n %

Sangat Tinggi 0 0
Tinggi 0 0
Cukup/Sesuai 2 5,9
Standar
Rendah 1 2,9
Sangat Rendah 31 91,2
Jumlah 34 100,0
Tabel Konsumsi dan Tingkat
4. Pemenuhan Zat Gizi
terhadap Total Energi
Energi dan Konsumsi Tingkat
Zat Gizi (Mean ± SD) Pemenuhan
(%) terhadap
Total Energi
Energ (Kalori 1706 ± 323
i )

KH (Gram) 254,3 ± 56,0 59,6


Prote (Gram) 65,8 ± 11,2 15,4
in
Lema (Gram) 47,3 ± 13,7 25,0
k
Tabel Distribusi Responden
5. berdasarkan Tingkat Konsumsi
Energi dan Zat Gizi
Tingkat Energi KH Protein Lemak
Konsumsi
n % n % n % n %

Di Atas 2 5,9 2 5,9 0 0 3 8,8


AKG
Normal 10 29,4 9 26,5 11 32,4 11 32,4
Defisit 22 64,7 23 67,6 23 67,6 20 58,8
Jumlah 34 100, 34 100, 34 100, 34 100,
0 0 0 0
Tabel 6. Distribusi Responden
berdasarkan Kadar Glukosa
Darah
Status Glukosa Jumlah
Darah Responden
n %

Normal 10 29
Tidak Normal 24 71
(Hiperglikemia)
Jumlah 34 100,0
Tabel Analisis Regresi Berganda Hubungan
7. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan
Tingkat Kepatuhan terhadap
Penatalaksanaan Diet dengan
Kadar Glukosa Darah Penderita DM
Independent
Tipe II  R Square p(Sig.)
Variable
Konstanta 0,671 0,565
Tingkat 0,366 0,001
Pengetahuan (X1)
Sikap (X2) 0,348 0,000
Tingkat 0,286 0,002
Kepatuhan (X3)
KESIMPULAN
Tingkat pengetahuan penderita DM Tipe II terhadap
penatalaksanaan diet DM baik 17,6% dan
sikap baik 20,6%, menyebabkan penderita yang
patuh terhadap penatalaksanaan
diet DM hanya sebesar
17,6%.

Pola konsumsi makan kategori sangat rendah (91,2%),


yaitu lauk nabati, sayur, dan buah.
Konsumsi KH, protein, dan lemak sesuai
kebutuhan, tetapi konsumsi serat masih defisit.

Konsumsi serat tinggi --- kecepatan penyerapan


makanan (terutama KH) masuk ke dalam aliran darah
(glycaemic index/GI)
Pola konsumsi makan sangat rendah dan belum
diversifikasi, karena konsumsi beberapa kelompok
bahan makanan yang masih di bawah kebutuhan
yang dianjurkan.

Pola konsumsi makan yang tidak seimbang


menyebabkan tidak terpenuhinya satu atau lebih
zat gizi, yang selanjutnya bila berlangsung dalam
jangka panjang dapat meningkatkan resiko
penyakit.

Pola konsumsi makan yang diversifikasi sesuai


penatalaksanaan diet DM dan berpedoman pada
PUGS sangat dianjurkan.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai