Anda di halaman 1dari 8

EJAAN & DIKSI

KELOMPIK 2

Febri Rahman (180401167)


DIKSI Wiwin Juniarti (180401164)
Febrija Izaty Siallagan(180401163)
Ilham Hidayat (160401159)
EBI
SYARAT-SYARAT DIKSI

Diksi ialah pilihan kata.


Maksudnya, kita memilih
kata yang tepat dan selaras
untuk menyatakan atau
mengungkapkan gagasan
MAKNA LEKSIKAL
sehingga memperoleh efek
tertentu. Pilihan kata
merupakan satu unsur
sangat penting, baik dalam
dunia karang-mengarang
maupun dalam dunia tutur
setiap hari.
MAKNA GRAMATIKAL
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam
memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan
kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu
dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu
juga harus dipahami pembaca dengan tepat,
artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang
dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi
persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam
pemilihan kata, perlu diperhatikan :

Kaidah kelompok kata/ frase


Kaidah makna kata
Kaidah lingkungan sosial
Kaidah karang-mengarang
 
Leksikal adalah makna yang bersifat tetap.
Kata Leksikal, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008: 805) adalah berkaitan
dengan kata, leksem atau kosa kata. Leksikal
(leksem), juga berarti makna yang
sesungguhnya atau sebenarnya.

Contoh: Setiap bangun tidur, ibu


menyuruhku minum segelas air putih hangat.
(minum adalah makna leksikal
Makna gramatikal ialah makna yang timbul
akibat peristiwa tata bahasa, yaitu proses
melekatnya bentuk kata (morfem) yang satu
dengan bentuk yang lain. Bentuk (morfem) / ber /
, / me-l / secara lepas atau berdiri sendiri belum
memiliki makna. Morfem tersebut memiliki
makna setelah bergabung dengan bentuk lain,
peristiwa ini disebut proses morfologi.

Contohnya :

1. Bermata        : memiliki mata


2. Memata-matai  : mengamati secara diam-
diam
EBI ditetapkan pada tanggal 26 November 2015 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan yang
menjabat saat itu dan resmi diundangkan pada tanggal 30
November 2015 oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-
Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Penetapan tersebut memberikan arti, bahwa EYD sudah tidak
berlaku untuk dijadikan sebagai pedoman penulisan. Maka
dari itu, perubahan ini harus kita pahami secara saksama
agar bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa yang bisa
bersaing secara global. Adapun yang menjadi alasan,
sehingga dilakukan perubahan yaitu dampak kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, penggunaan bahasa
Indonesia dalam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan
maupun tulisan semakin luas.
PERBEDAAN EBI dan EYD

1. Penambahan huruf vokal diftong ei,di EYD hanya ada tiga yaitu ai, au, dan ao

2. Penulisan huruf kapital pada EYD digunakan dalam penulisan nama orang tidak termasuk julukan,
sedangkan pada EBI huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.

3. Penulisan huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring pada EYD,
sedangkan pada EBI Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.

4. Penggunaan partikel pun,pada EYD ditulis terpisah kecuali yang sudah lazim digunakan, maka
penulisannya ditulis serangkai, sedangkan pada EBI partikel pun tetap ditulis terpisah, kecuali
mengikuti unsur kata penghubung, maka ditulis serangkai.

5. Penggunaan bilangan, pada EBI, bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis
dengan huruf, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang mengaturnya
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai