Sistem Partikel Kel 6
Sistem Partikel Kel 6
03/19/20
Gerak Pusat Massa
m r m r m r m r m i i i ri
Rc 1
.......
1 2 2
n n i 1 i 1
m m
1 2 m m M n i
dR 1 dr mv
i i
v
c c
m v i
i
c
dt M dt M
M vc P pi
2
n
mi yi
i 1
yc
M
n
mi xi
xc i 1 R c xc ˆi y c ˆj z c kˆ
M
n
Rc
m x ˆi m y ˆj m z kˆ
i i i i i i
mi zi M
i 1
zc
M Rc
i i i i
m ( x ˆi y ˆj z kˆ )
M
Rc
mr i i
M
ri xi ˆi yi ˆj zi kˆ
3
Contoh.
r1 = i + j , v1 = 2 j
r2 = j + k , v2 = j
r3 = k , v3 = i + j + k
Carilah posisi kecepatan dan p linier sistem massa
tersebut !
Penyelesaian.
m1 = m2 = m3 = 1 satuan
4
Posisi pusat massa,
(i j) ( j k ) k i 2 j 2 k
Rc
m1 m2 m3 3
2 j j (i j k ) i 4 j 2 k
v pusat massa, v c
m1 m2 m3 3
i 4 j 2k
p pusat massa, p c v c 3 i 4 j 2k
3
5
Partikel Bebas.
7
Sistem S terbuka (artinya parti-
S S! kel penghuni S dapat berinter-
aksi dengan partikel lain di se-
keliling S).
Sistem lain S!, secara bersama-sama S membentuk
sistem tertutup (sistem S + S!, sistem tertutup).
8
Perubahan p yang dialami oleh partikel S akan
diikuti oleh partikel dari S! dengan nilai sama besar
tetapi berlawanan tanda sehingga jika di-
jumlahkan besarnya nol.
9
dPs dP !
s
dt dt
Perubahan p tiap satuan waktu sistem S! disebut F
luar yang didesakkan pada sistem S,
d
Ps F Pi F
d
dt dt
Fℓ (gaya luar) merupakan perubahan p tiap satuan
waktu sistem S sebagai hasil interaksi dengan S!.
10
Gaya luar (Fℓ) dari sistem S!, maka Fℓ = - Fℓ! (me-
rupakan hukum aksi-reaksi, antara sistem S de-
ngan S!).
Kecepatan pusat massa sistem S menjadi,
Ps d d
vc percepatan v c F M v c
M dt dt
Gerak pusat massa sistem partikel sama dengan
tingkah laku benda jika dikenai gaya luar yang ber-
titik tangkap pada pusat massanya.
11
Contoh.
12
Setelah ledakan pusat massa benda setinggi,
h = ho + vot + ½ g t2
Diisikan besaran yang (diketahui),
h = (2000 m) - 60 m s-1 (10 s) - ½ (9,8 m s-2)(10 s)2
= 910 m
Cara lain,
h 1 = ho + v 1 t + ½ g t 2
15
Contoh.
Dua buah massa m dan M, (m < M) dihubungkan
dengan tali dilewatkan piringan. Piringan dapat
berputar pada sumbunya. Hitunglah a pusat
massa sistem tersebut ? Segala sesuatu yang
berhubungan dengan piringan dan tali diabaikan.
Penyelesaian
19
Bab 6-19
Massa Reduksi
m2
Dua partikel massa m1 dan m2
F21
saling berinteraksi (tanpa ada
m1 F12 aksi gaya luar).
r12 r2 Gaya F12 dan F21, merupakan
r1
gaya dalam (internal, gaya in-
x teraksi).
0
F12 & F21 // r12
r12 merupakan garis hubung kedua partikel.
Persm gerak relatif sistem partikel terhadap 0,
dv 1 dv 2
m1 F12 dan m2 F21
dt dt
20
dv 1 dv 2 F12 F21 d 1 1
v1 v 2 F12
dt dt m1 m2 dt m1 m2
1 1 1 m1 m2
Massa reduksi ( )
m1 m2 m1 m2
d d F12
v1 v2 ( v12 ) F12 a12
dt dt
v12 kecepatan partikel m1 relatif terhadap partikel m2
a12 percepatan partikel m1 relatif terhadap partikel m2
Jika nilai massa m1 m2 maka massa reduksi,
m1 m1
m1 1 pendekatan.
m1 m2
1
m2
Bila, m1 = m2 nilai massa
21
reduksi = ½ m1.
Contoh.
Diamati dua partikel massa m1 dan m2 ber-v, v1
dan v2. Hitung v pusat massa relatif terhadap
pengamat dan p tiap partikel relatif terhadap pusat
massanya !
Penyelesaian.
Kecepatan relatif pusat massa (dua partikel) terha
dap pengamat,
m1 v 1 m2 v 2
vc
m1 m2
Kecepatan relatif tiap partikel terhadap pusat massa
adalah,
22
Partikel pertama, v 1! v 1 v c
m1 v 1 m2 v 2
v1
m1 m 2
m2 ( v 1 v 2 )
m1 m2
Partikel kedua, v v 2 v c
!
2
m1 v 1 m2 v 2
v2
m1 m2
m1 ( v 1 v 2 )
m1 m2
23
Kedua kecepatan, nampak berlawanan sebagai aki
bat pengamatan pada kerangka acuan C, (pc = 0)
(jumlah momentum sistem tidak berubah).
m1 m2 ( v 1 v 2 )
Momentum partikel pertama, m1 v !
1
m1 m2
(v1 v 2 )
m1 m2 ( v 1 v 2 )
Momentum partikel kedua, m2 v
!
2
m1 m2
(v1 v 2 )
24
Momentum Sudut Sistem (L)
2 2
27
B B
Ruas kanan, F . dr
A
1 1 F2 . dr2 F12 . dr12 W Wd
A
1 1
(m1v1 m2 v 2 ) (m1v01
2 2 2
m2 v02
2
) Ek Ek o
2 2
28
Hukum Kekekalan Energi Sistem
29
(Ek + Ep) = Wℓ + (Ek + Ep12)o
2 2 2 2
Epd = Epij = Ep12 + Ep13 + ……+ Ep1n + Ep2n + Epnm
31
Besaran (Epℓ)o - (Epℓ ), Ep yang berhubungan de-
ngan gaya luar dari keadaan awal dan akhir sistem.
(U + Epℓ) = (U + Epℓ )o
32
Tumbukan
p1 p 2 p1! p !2 m1 ( v1 v1! ) m2 ( v 2 v !2 )
Energi total,
1 1 1 1
m1v1 m2 v 2 m1v1 m2 v !22
2 2 !2
2 2 2 2
1 1
m1 (v1 v1 ) m2 (v 22 v 2!2 )
2 !2
2 2
35
m1 ( v 1 v 1! ) . ( v 1 v 1! ) m2 ( v 2 v !2 ) . ( v 2 v !2 )
( v 1 v 1! ) ( v 2 v !2 )
( v 1 v 2 ) ( v 1! v !2 )
Perbandingan antara kecepatan relatif sesudah tum
bukan dengan sebelum tumbukan disebut koefisien
restitusi atau koefisien tumbukan (e).
v1! v !2
e
v1 v 2
36
Klasifikasi tumbukan
37
Macam-macam tumbukan
m2
F21 F12
m1
tumbukan kontak langsung
F
F12
F12
p
F
He4 t
38
Tumbukan lenting sempurna (e = 1).
v1 v2 - v1 - v2
sebelum tumbukan sesudah tumbukan
39
Tumbukan tidak lenting sama sekali, (e = 0)
Sebelum tumbukan
Setelah tumbukan
v1
v2 v
m2 m1 m 1 + m2
m1 v 1 m2 v 2
v
m1 40m2
Tumbukan lenting sebagian, (0< e < 1)
41
Contoh.
Benda massa 1 kg bergerak dengan kecepatan, v1
= 3 i – 2 j. Benda kedua massa 2 kg bergerak
dengan kecepatan, v2 = 4 j – 6 k. Kedua benda
bertumbukan dengan tidak lenting sama sekali.
Tentukan kecepatan benda setelah tumbukan !
Penyelesaian.
m1 v 1 m2 v 2
v
m1 m2
(1 kg)(3 i 2 j) (2 kg)(4 j 6 k )
v
(1 2) kg
i 2 j 4 k ,besar kecepatan setelah tumbukan
√21 m s-1.
42
Contoh.
Benda massa 4 kg bergerak dengan kecepatan 4 m s-1
ditumbuk oleh benda lain massa 2 kg dari belakang
dengan kecepatan 9 m s-1 sehingga kecepatannya
menjadi 6 m s-1.
p1 + p2 = p1! + p2!
2 2
1
2
2
1
(4)(6 ) (2)(5 ) (4)(4 2 ) (2)(9 2 )
2
2
16J
44
Contoh.
45
Koefisien restitusi,
v v
! !
v !by v !py
e 1
e
2
v1 v 2 v sin
e v sin vby
!
v !py
v sin vby
!
v !py 1
v (e 1) v sin
!
by
e v sin vby
!
v !py 2
!
vby (e - 1) v sin 1
tan (e 1) tan
v !
bx 2 v cos 2
46 03/19/20
Dalam peristiwa tumbukan alur penyajian kon-
sep (penyelesaian) dapat dilihat dalam bagan di
bawah ini.
Bagan.
Tumbukan
47 03/19/20
Lanjutan.
49 03/19/20
Contoh.
50 03/19/20
51 03/19/20
52 03/19/20
53 03/19/20
54 03/19/20
55 03/19/20
Torsi – Momen gaya
Torsi didefenisikan
sebagai hasil kali
besarnya gaya
dengan panjangnya
lengan
56 03/19/20
Torsi – Momen gaya
57 03/19/20
Bab 6-57
Hukum Kekekalan Momentum Sudut
dL
dimana EXT L r p dan EXT r FEXT
dt
dL
Jika torsi resultan = nol, maka EXT 0
dt
58 03/19/20
Bab 6-58
Momentum Sudut: Defenisi & Penurunan
Gerak linear sistem partikel berlaku,
momentum sudut L r p
59 03/19/20
Bab 6-59
Sistem Partikel
60 03/19/20
Bab 6-60
Perhatikan sistem partikel benda tegar yang bero-
tasi pd bidang x-y, sumbu rotasi z. Total momen-
tum sudut adalah jumlah masing2 momentum su-
dut partikel:
(karena ri dan vi
L ri pi mi ri v i mi ri v i k̂
i i i tegak lurus)
Gunakan vi = ri , diperoleh m2 j
L mi ri kˆ
2
r2 i r1 m1
i v2
r
m3 3 v3
L I analog dengan p = mv !
61 03/19/20
Bab 6-61
Vektor Momentum Sudut
62 03/19/20
Momen Inersia
I mi ri 2 I r 2 dm z
i
I r 2 dm ρr 2 dV
dm
Dimana Elemen Volume y
dV r dr d dl
x
dimana r dr : perubahan radius,
dθ : perubahan sudut,
dl : perubahan ketebalan.
03/19/20
Momen Inersia
Untuk lempengan benda di bawah ini, momen inersia
dalam bentuk integral
I r r dr d dl
2
64 03/19/20
Bab 6-64
Lanjutan.
R
r 4
I 0 l 0
2 L
Hasilnya adalah
4 0
4
Massa dari R
I 2 L
lempengan tersebut 4
1
M R L
2
Momen Inersia benda I MR 2
2
65 03/19/20
Bab 6-65
Teorema sumbu sejajar
66 03/19/20
Bab 6-66
Lanjutan.
1 2
W Ek rotasi dimana Ek rotasi I
2
Bila 0 ,maka W 0 sehingga
67 03/19/20
Gerak menggelinding pada bidang miring
N Gunakan: torsi = I
R Fg sin I P
Fg sin R x
fs acom = - R
Maka:
P
MR2 g sin θ = - I acom
Ip = Icom + MR2
Fg Fg cos
g sin
acom
1 I com / MR 2
03/19/20
68
Bab 6-68
Contoh.
69 03/19/20