POLINEUROPATI
DIABETES MELITUS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Neurologi
• Pemeriksaan Penunjang
Laboraturium
Elektroneuromiografi
Konsensus San Antonio
Hasil
No Jenis pemeriksaan Keterangan
Pemeriksaan
Diagnosis Neuropati
3. Nyeri seperti tertusuk jarum
Diabetik ≥ 1
4. Nyeri terbakar/ nyeri tekan
DIAGNOSIS BANDING
Terapi Farmakologis
Terapi Farmakologis
PENATALAKSANAAN
Mata
• Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem
• Conjunctiva tidak anemis
• Sklera tidak tampak ikterik
• Pupil: isokor
Leher
• Trakea letak tengah
• Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan fisik
Thorax
Paru-Paru
• Inspeksi: gerakan pernafasan simetris kiri=kanan
• Palpasi : stem fremitus kiri=kanan
• Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
• Auskultasi : suara nafas vesikuler+/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
• Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : SI-SII reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan fisik
Abdomen
• Inspeksi: tampak datar, lemas
• Palpasi : dinding perut soepel, tonus otot abdomen normal
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : peristaltik (+) normal
Ekstremitas atas
Gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-), pigmentasi normal, telapak
tangan pucat (-), turgor kembali lambat (-), sianosis (-), baal (+),
parestesia (+), nyeri (+).
Ekstremitas Bawah
Gerakan bebas, jaringan parut (-), pigmentasi normal, telapak kaki pucat
(-), jari tabuh (-), turgor kembali lambat (-), edema pretibia dan
pergelangan kaki (-), baal (+), parestesia (+), nyeri (+).
Pemeriksaan Neurologis
Sensorium : Compos mentis
Peningkatan TIK : Sakit kepala (-) Muntah proyektil (-) Kejang (-)
Rangsang Meningeal : (-)
Nervus Kranialis
• N. I : normosmia
• N. II,III : refleks cahaya +/+, pupil bulat isokor Ø=3mm
• N. III,IV,VI : gerakan bola mata (+/+)
• N. V : buka tutup mulut (+)
• N. VII : sudut mulut simetris
• N. VIII : pendengaran menurun
• N. IX, X : pallatum molle simetris, uvula medial
• N. XI : mengangkat bahu (+/+)
• N. XII : Lidah dijulurkan medial
Pemeriksaan Neurologis
Status Ekstremitas
Dextra Sinistra
Skor
No Anamnesis
Total 3
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• GDS: 290 mg/dl
Elektrofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
Elektrofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
Elektrofisiologi
Diagnosis
Diagnosis Etiologi : Diabetes Mellitus Tipe 2
Diagnosis Topis : Akson dan Selubung Mielin
Diagnosis Klinis : Polineuropati Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan
• Metformin 3x500 mg
• ALA 600 1x1 Tab
• Gabapentin 1x300 mg
• Capsul Racik 3x1 pulv
Prognosis
• Ad vitam : ad bonam
• Ad sanationam : ad bonam
• Ad fungsionam : ad bonam
DISKUSI KASUS
No Teori Kasus
1 Definisi dan epidemiologi:
- Neuropati diabetika adalah adanya gejala Seorang pasien perempuan berusia 78 tahun
dan/atau tanda dari disfungsi saraf perifer dari datang dengan keluhan tebal-tebal dan nyeri
penderita diabetes tanpa ada penyebab lain di kedua jari-jari tangan dan kaki
selain diabetes melitus setelah dilakukan
eksklusi penyebab lainnya.
- Polineuropati diabetika menggambarkan
keterlibatan banyak saraf tepi dan
distribusinya umumnya bilateral simetris
meliputi gangguan sensorik, motorik maupun
otonom.
Epidemiologi :
- Meningkat sejalan dengan lamanya
penyakit dan tingginya hiperglikemia
- Meningkat pada usia tua dan ternyata 50%
penderita berusia > 60 Th.
- Insiden pada perempuan = laki-laki
2 Manifestasi klinis:
Sensorik Pada pasien dijumpai:
- rasa terbakar, ditusuk, ditikam, kesetrum, Sensorik:
disobek, tegang, diikat, alodinia, hiperalgesia,- Paresthesia (+)
disestasia dapat disertai rasa baal seperti pakai- Baal (+)
sarung tangan, hilang keseimbangan, kurang- Nyeri (+)
tangkas, asterogenesis, maupun borok tanpa
nyeri. Motorik:
- Sulit naik tangga
Motorik - Sulit bangkit dari kursi/lantai
- Gangguan koordinasi serta paresis distal atau
proksimal antara lain sulit naik tangga, sulit Otonom: (-)
bangkit dari kursi/lantai, terjatuh, sulit bekerja
atau mengangkat lengan ke atas, ibu jari Pem. Neurologis:
tertekuk, tersandung, kedua kaki bertabrakan. Sensibilitas ekstremitas: Menurun
Otonom
- Gangguan berkeringat, sensasi melayang pada
posisi tegak, sinkope saat BAK/batuk/kegiatan
fisik. disfungsi ereksi, sulit orgasme, sulit
menahan BAB/BAK, ngompol, polakisuri,
muntah, diare, konstipasi dan gangguan pupil
berupa sulit adaptasi dalam gelap dan terang.
- Sensibilitas menurun
3 Diagnosis: Skor DNE: 4
Anamnesis Skor DNS: 3
Pemeriksaan Fisik
Skor DNE > 3 Pem. Penunjang:
Skor DNS ≥ 1 - GDS: 290 mg/dL
Pem. Penunjang - Elektrodiagnostik
- Laboratorium: GDS NCS sensorik: amplitude SNAP n. medianus kanan
- Elektrodiagnostik: EMG, KHS dan n. ulnaris kanan menurun. Latensi distal n.
radialis kanan memanjang. KHS n. suralis kiri
menurun.
NCS motorik: latensi distal dan amplitude n.
peroneus kiri menurun. KHS n. tibialis kiri dan n.
peroneus kiri menurun.
Kesan: Polineuropati sensorik dan motorik tipe
axonal dan demyelinisasi.