Anda di halaman 1dari 17

RHIZOPOD

A
Kelas C
Kelompok 4
Devika Imaniar (2018210121)
Atika Sulfa (2018210124)
Septiani Istikhomah (2018210144)
Chandrika Citra (2018210148)
Fahreza Pratama(2018210162)
Try Rahayu(2018210177)
KLASIFIKASI PROTOZOA

RHIZOPODA

CILLIATA
PROTISTA
FLAGELLATA

SPOROZOA
RHIZOPODA
Merupakan protozoa yang memiliki alat
gerak pseudopoda (kaki semu) yang
merupakan tonjolan dari protoplasma.
CIRI-CIRI RHIZOPODA / MORFOLOGI
▶Bergerak dengan kaki semu/ palsu (pseudopodia)
▶Bersifat heterotrof
▶Ukuran tubuh sekitar 200-300 mikron
▶Umumnya hidup di air tawar atau laut
▶Bentuk yang dapat berubah-ubah atau tidak tetap
▶Ada yang bercangkang dan tidak
▶Memiliki ektoplasma dan endoplasma, 
▶Memiliki vakuola makanan dan juga vakuola kontraktil
▶Rhizopoda makan secara fagosit
▶Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan diri
▶Hidup dengan bebas atau parasit. 
▶Pernapasan dengan cara difusi ke seluruh permukaan tubuh
BAGIAN-BAGIAN RHIZOPODA
GLYAMOEBA
Tidak memiliki
ORDO dinding/tanpa shell
LOBOSA

THECAMOEBA
ORDO FILOSA Memiliki shell

ORDO
RHIZOPODA FORAMINIFERA

ORDO
RADIOLARIA

ORDO
HELIOZOA
Peranan Rhizopoda (Sarcodina)
Entamoeba coli, hidup di
dalam organ tubuh yaitu
usus besar (kolon), tidak
bersifat parasite tetapi
dapat menyebabkan diare
Foraminifera, memiliki cangkang dari
bahan organik dan kalsium karbonat
yang keras. Foraminifera memiliki
cangkang yang merupakan komponen
sedimen lautan. Sekitar 90%
Foraminifera telah menjadi fosil dan
digunakan sebagai marker (penanda)
umur batuan sedimen dan juga
sebagai penunjuk sumber minyak
bumi. 
Entamoeba gingivalis, hidup
pada gusi dan gigi manusia Difflugia, hidup di air tawar
dengan memakan sisa-sisa dan mengeluarkan lendir yang
makanan di sela-sela gigi dan menyebabkan butir-butir pasir
dapat menyebabkan kerusakan halus dapat melekat
gigi dan radang gusi

Entamoeba histolytica, hidup


parasit di usus manusia yang
dapat menyebabkan penyakit
disentri. Organisme ini dapat
menyebar melalui air minum,
makanan, dan peralatan makanan
yang terkontaminasi protozoa
tersebut baik dalam bentuk sista
maupun bentuk sel aktif
Entamoeba histolytica
• Amoebiasis sebagai penyakit disentri yang dapat
menyebabkan kematian di kenal sejak 460 tahun sebelum
masehi oleh Hippocrates. Parasitnya, yaitu Entamoeba
histolytica pertama kali ditemukan oleh Losch (tahun 1875)
dari tinja disentri seorang penderita di Leningrad, Rusia. Pada
autopsi, Losch menemukan Entamoeba histolytica staduim
trofozoid dalam ulkus usus besar, tetapi ia tidak mengetahui
hubungan kausal antara parasit dengan kelainan ulkus
tersebut.
• Pada tahun 1893 Quinche dan Roos menemukan Entamoeba
histolytica stadium kista, sedangkan Schaudinn (1903)
memberi nama spesis Entamoeba histolytica dan
membedakannya dengan amoeba yang juga hidup dalam
usus besar yaitu Entamoeba coli.
Terdapat 2 bentuk fase hidup
Entamoeba histolytica

TROPOZOIT KISTA
Berbentuk tidak pasti Berbentuk bulat, tidak
karena pseupodia (berkaki bergerak, dan bersifat
semu) dan bersifat invasif non invasif.

11
SIKLUS
HIDUP
Entamoeba
histolytica
HOSPES DAN NAMA PENYAKIT
Manusia merupakan satu-satunya
hospes parasit ini. Penyakit yang
disebabkannya yaitu amoebiasis.

DISTRIBUSI GEOGRAFIK
Amebiasis terdapat diseluruh dunia
(kosmolipid) terutama di daerah tropik
dan daerah beriklim sedang.
Masa inkubasi bervariasi, dari beberapa hari
sampai beberapa bulan atau tahun, tetapi secara
umum berkisar antara 1 sampai 4 minggu.
Sebanyak 90% individu yang terinfeksi E. histolyca
tidak memperlihatkan gejala klinis dan hospes
mengelminasi parasit tanpa adanya penyakit.
Stadium trofozoid memasuki submukosa dengan
menembus lapisan muskularis mukosae, bersarang
PATOLOGI di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih
luas daripada di mukosa usus. Akibatnya terjadi
DAN luka yang disebut ulkus ameba. Proses yng terjadi
terutama nekrosis dengan lisis sel jaringan
GEJALA (histolisis). Bila terjadi infeksi sekunder, terjadlah
KLINIS  proses peradangan.
PENGOBATAN
▸ Pengobatan yang diberikan pada penderita yang
invasif berbeda dengan non-invasif. Pada penderita
amebiasis non-invasif dapat diberikan
paromomisin. Pada penderita amebiasis invasif
terutama diberikan golongan nitroimidazol yaitu
metronidazol. Obat lainnya yaitu tinidazol,
seknidazol dan ornidazol. Pada penderita dengan
fulmint colitis, dapat ditambahkan pemberian
antibiotik spektrum luas. Setelah pemberian
nitroimidazol sebaiknya diikuti dengan pemberian
paromomisin atau diloksanid furoat.
PENCEGAHAN
▸ Pencegahan amoebiasis terutama ditunjukkan pada
kebersihan perseorangan (personal hygiene) dan
kebersihan lingkungan (environmental sanitation).
Kebersihan perorangan antara lain dengan mencuci
tangan dengan sabun sesudah buang air besar dan
sebelum makan. Kebersihan lingkungan mencakup:
masak air minum sampai mendidih sebelum
diminum, mencuci sayuran sampai bersih atau
memasaknya sebelum dimakan, buang air besar di
jamban, tidak menggunakan tinja manusia untuk
pupuk, ditutup dengan baik makanan yang
dihidangkan untuk menghindari kontaminasi lalat
dan lipas, membuang sampah pada tempat sampah
yang tertutup.
DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Hebert. 2019. Modul Protista dan Serangga Vektor. Jawa


Barat: CV Jejak
J. Michael Pelczar jr. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia
Nurhadi dan Febri Yanti. 2018. Buku Ajar Taksonomi Invertebrata.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish

Anda mungkin juga menyukai