Anda di halaman 1dari 20

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

BIOMEDIK
VIRUS DAN JAMUR
WULAN PURNAMASARI
J1A118147
REGULER B 2018
A. VIRUS B. JAMUR
a Pengertian Virus Pengertian Jamur a
Morfologi, Struktur dan Karakterisasi
b

RUMUSAN
Morfologi, Struktur dan Karakterisasi
b

MASALAH
Virus Jamur

c Patogenesis Virus Patogenesis Jamur c

d Jenis Jenis Virus Jenis Jenis Jamur d

e Penyakit yang disebabkan oleh


Virus :
Penyakit yang disebabkan oleh
Jamur : e
1. DBD 1. Dermatitis
2. Corona Virus 2. Tinea Kruris
PEMBAHASAN
A. VIRUS b. Morfologi , Struktur
dan Karakterisasi Virus

1. Morfologi Virus
•Virus bersifat aseluler (tidakmempunyaise
•Berukuran sangat kecil atau mikroskopik
a. Pengertian Virus yaitu sekitar 20-300 mili micron
•Hanya hidup di dalam sel hidup
Virus adalah parasit berukuran •Pada umumnya virus berupa
mikroskopik yang menginfeksi hablur(kristal)
sel organisme biologis. Virus •Virus hanya dapat mampu memiliki salah
bersifat parasit obligat, hal satu macam dari asam nukleat RNA atau
tersebut disebabkan karena DNA saja.
virus hanya dapat bereproduksi •Tidak melakukan aktivitas metabolisme
di dalam material hidup dengan Bentuk bervariasi, mulai dari bentuk oval,
menginvasi dan memanfaatkan silinder, polihedral, dan kompleks
sel makhluk hidup karena virus •Virus tidak bergerak, tidak membelah diri.
tidak memiliki perlengkapan •Virus dapat dikristalkan
selular untuk bereproduksi •Virus hanya dapat berkembangbiak di sel
sendiri. hidup lainnya. Seperti sel hidup pada
bakteri, hewan, tumbuhan dan sel hidup
pada manusia.
2. Struktur Virus 3. Karakterisasi Virus
Tubuhnya masih belum dapat disebut
sebagai sel, hanya tersusun dari selubung 1) Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi,
protein di bagian luar dan asam nukleat seperti
(ARN & ADN) di bagian dalamnya. a. virus tanaman contoh: Tobacco mozaic virus
Berdasarkan asam nukleat yang terdapat (TMV) sejenis virus yang menyerang daun
pada virus, kita mengenal virus ADN dan tembakau, Potato Yellow dwarf virus (virus
virus ARN. Virus hanya dapat berkembang kentang kuning)
biak (bereplikasi) pada medium yang b. virus hewan, contoh : Rhabdovirus yang
hidup(embrio,jaringan hewan,jaringan menyebabkan rabies pada anjing, NCD (New
tumbuhan). Bahan-bahan yang diperlukan Castle Disease) yang menyebabkan penyakit
untuk tetelo pada unggas
membentuk bagian tubuh virus baru, c. virus manusia, seperti, polio, influenza,
100% hepatitis, AIDS , SARS dan flu burung. d. virus
berasal dari sitoplasma sel yang diinfeksi.
bakteri: bakteriofage T4
2) Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung
oleh virus:
d. virus RNA, contoh:virus influenza, virus HIV,
corona virus (virus SARS), virus
H5N(penyebab flu burung) dsb.
e. Virus DNA, seperti poxvirus, herpesvirus,
adenovirus dsb.
c. Patogenesis Virus
Patogenesis adalah suatu proses dimana infeksi
virus dapat berkembang menjadi penyakit
infeksi. Mekanisme patogenesis termasuk :

01
Cara masuk virus ke dalam
tubuh

02
Replikasi pada lokasi
infeksi

03
Penyebaran virus dan multiplikasinya
pada organ target dimana penyakit
infeksi tersebut terladi

04
Diseminasi virus secara sistemik
ke organ-organ lain di seluruh t
ubuh
d. Jenis Jenis Virus
Secara garis besar, virus dibagi menjadi dua bagian,
yaitu virus DNA dan virus RNA.
•Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya
berupa asam nukleat yang berbentuk rantai ganda
berpilin. Di dalam sel inangnya, DNA pada virus akan
mengalami replikasi menjadi beberapa DNA dan juga
akan mengalami transkripsi menjadi mRNA.

•Virus RNA adalah virus yang materi genetiknya


berupa asam nukleat yang berbentuk rantai tunggal
atau ganda tidak berpilin. Di dalam sel inangnya, RNA
pada virus akan mengalami transkripsi balik menjadi
Hibrid RNA-DNA dan akhirnya membentuk DNA.
e. Penyakit yang disebabkan oleh Virus
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
 Pengertian DBD
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit
yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis
dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah,
Amerika dan Karibia.

 Patofisiologi DBD  Etiologi DBD


Fenomena patofisiologi utama
menentukan berat penyakit dan Penyebab penyakit adalah virus
membedakan demam berdarah Dengue. Virus tersebut termasuk
dengue dengan dengue klasik ialah dalam group B Arthropod borne
tingginya permeabilitas dinding viruses (arboviruses). Penelitian di
pembuluh darah, menurunnya Indonesia menunjukkan Dengue
volume plasma, terjadi nya type 3 merupakan serotype virus
hipotensi, trombositopenia dan yang dominan menyebabkan
diabetes kasus yang berat.
 Pencegahan dan  Epidemiologi DBD
Pengobatan DBD Penderita DBD yang tercatat selama ini,
Pencegahan penyakit DBD
tertinggi adalah pada kelompok umur <15
sangat tergantung pada
tahun (95%) dan mengalami pergerseran
pengendalian vektornya, yaitu
dengan adanya peningkatan proporsi
nyamuk Aedes aegypti.
penderita pada kelompok umur 15-44
Sejauh ini karena DBD
tahun, sedangkan proporsi penderita
merupakan penyakit virus,
DBD pada kelompok umur >45 tahun
maka tidak ada pengobatan
DBD sangat rendah seperti yang terjadi di
untuk menghentikan atau
Jawa Timur berkisar 3,64%.
memperlambat perkembangan
virus ini. Pengobatan hanya  Gambaran Klinis DBD
dapat dilakukan dengan cara 1. Demam
simptomatis yaitu 2. Manipestasi Pendarahan
menghilangkan gejala-gejala 3. Pembesaran Hati
yang terlihat setiap penderita. (Hepotonegali)
Cairan bisa diberikan untuk 4. Renjatan (Shock)
mengurangi dehidrasi dan 5. Gejala lainnya yang dapat
obatobatan diberikan menyertai ialah
untuk mengurangi demam, :anoreksia, mual, muntah
serta mengatasi lemah, sakit perut,
perdarahan. diare atau konstipasi
2. Covid-19 (CoronaVirus)
• Patofisiologi Corona Virus
Patofisiologi sangat tinggi untuk
 Pengertian Corona Virus
SARS-CoV atau MERS-CoV belum
Kata"Corona"berasaldari bahasa Latin sepenuhnya dimengerti. Studi awal
yang artinya crown atau mahkota. Ini menunjukkan bahwa peningkatan
sesuai dengan bentuk Coronavirus itu jumlah sitokin proinflamasi dalam
sendiri yang kalau dilihat dengan serum (misalnya, IL1B, IL6, IL12,
mikroskop nampak seperti mahkota. IFNγ, IP10, dan MCP1) dikaitkan
Coronavirus adalah virus yang dengan radang paru-paru dan paru-
berbentuk bulat dan berdiameter paru yang luas kerusakan pada
sekitar 100-120 nm. pasien SARS.

 Etiologi Corona Virus  Epidemiologi Coron Virus


Feline coronavirus (FCoV) dibagi Dugaan kasus pertama dilaporkan pada
menjadi dua biotipe: Feline enteric tanggal 31 Desember 2019. Gejala
coronavirus (FECV) dan Feline awal mulai bermunculan tiga pekan
Infeksi Peritonitis Virus (FIPV) dan sebelumnya pada tanggal 8 Desember
dua serotipe: tipeI dan tipe II.Hingga 2019.
95% dari semua FECV dan FIPV di Pasar ditutup tanggal 1 Januari 2020
dunia termasuk tipe I. dan orang-orang yang mengalamigejala
serupa dikarantina.
 Gambaran Kliis Corona Virus  Pencegahan Corona Vurus
Demam 90% kasus, Perawatan di Rumah (Isolasi Diri) Orang
Letih-lemah-lesu dan batuk kering dalam Pemantauan
80%, menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat
Sesak 20%, (PHBS)
Distress pernapasan 15%.
Rontgen dada memberikan
 Pengobatan Corona Virus
gambaran adanya perubahan di
kedua lapangan paru. Saat ini belum tersedia vaksin 2019nCoV. Vaksin yang
Vital sign umumnya stabil saat dalam beredar untuk pneumonia akibat mikroorganisme yang
perawatan. lain.Pengobatan bersifat supportif sesuai dengan
Pemeriksaan mikroskopis sediaan gejala yang ada.
darah umumnya memberikan
gambaran hitung sel darah putih
yang rendah (leukopenia dan
limfopenia).

50% 50%
B. JAMUR
a. Pengertian Jamur
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Jamur tumbuh dimana
saja dekat dengan kehidupan manusia, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia
sendiri. Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia.

b. Morfologi, Struktur dan Karakterisasi Jamur


1. Morfologi Jamur
 Khamir (yeast = ragi )
 Kapang
 Bentuk dimorfik
2. Struktur Jamur
Jamur tersusun dari hifa yang merupakan benangbenang sel tunggal panjang, sedangkan kumpulan
hifa disebut dengan miselium.
3. Karakterisasi Jamur
Jamur pada dasarnya bersifat heterotrof yaitu organisme yang dapat menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miselium untuk memperoleh makanannya, dan kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, dan
saprofit.
c. Patogenesis Jamur
Jamur superfisialis harus menghadapi beberapa kendala
saat menginvasijaringan keratin. Jamur harus tahan
terhadap efek sinar ultraviolet, variasi suhu,dan
kelembaban, persaingan dengan flora normal, asam
lemak fungi statik, dansphingosines yang di produksi
oleh keratinosit. Setelah proses adhelen, sporaharus
tumbuh dan menembus stratum korneum dengan
kecepatan lebih cepat daripada proses-proses
deskuamasi. Proses penetrasi ini dilakukan melalui
sekresi,proteinase, dan lipase yang juga memberikan
nutrisi. Trauma danmaserasi jugamembantu terjadinya
penetrasi. Mekanisme pertahanan baru muncul
setelahlapisan epidermis yang lebih dalam telah
dicapai, termasuk kompetensi denganzat besi oleh
transferin tidak tersaturasi dan juga penghambatan
pertumbuhanjamur oleh progesteron. Di tingkat ini, derajat
peradangan sangat tergantung padaaktivasi sistem
kekebalan tubuh.
d. Jenis Jenis Jamur

1. Tineacapitis 5. Tineacruris

2. Tineafavosa 6. Tineaversicolor

3. Tineabarbae 7. Tineacircinata

4. Dermatophytosis 8. Otomycosis
e. Penyakit yang disebakan oleh Jamur
 Pengertian Dermatitis 1. Dermatitis  Etiologi Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis Etiologi dermatitis atopik masih belum diketahui
dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh dan patogenesisnya sangat komplek ,tetapi
faktor eksogen dan atau faktor endogen, terdapat beberapa faktor yang dianggap
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi berperan sebagai faktor pencetus kelainan ini
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, misalnya faktor genetik, imunologik, lingkungan
skauma, likenifikasi) dan keluhan gatal. dan gaya hidup, dan psikologi.

 Patofisiologi Dermatitis  Epidemiologi Dermatitis


Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh
Dermatitis menggunakan keratin sebagai sumber nutrisi
semua orang dari berbagai golongan umur,
dan juga berkoloni pada lapisan kulit, kuku, dan rambut
ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita DKI
yang telah mati. Mereka juga memicu kehancuran sel –
diperkirakan cukup banyak, terutama yang
sel yang hidup dengan mengaktifkan sistem imun.
berhubungan dengan pekerjaan, namun
Meskipun jamur terlibat dalam infeksi kutaneus dan sub-
angkanya yang tepat sulit diketahui. Hal ini
kutaneus hidup di tanah, penyakit yang mereka timbulkan
disebab
tidak sama dengan infeksi jamur superfisialis lainnya
kan antara lain oleh banyak penderita dengan
karena infeksinya membutuhkan lesi terlebih dahulu pada
kelainan ringan tidak datang berobat, atau
lapisan yang lebih dalam.
 Gambaran Klinis  Pencegahan dan
Dermatitis Pengobatan Dermatitis
Gejala klinis dan perjalanan dermatitis atopik sangat
bervariasi, membentuk sindrom manifestasi diatesis  Pencegahan
atopi. Gejala utama dermatitis atopik ialah pruritus,dapat Upaya pencegahan yang harus dilakukan adalah
hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih meniadakan faktor penyebab dermatitis dari
hebat pada malam hari. Akibatnya, penderita akan pekerjaan dan lingkungan kerja dan menghilang
menggaruk kan seluruh resiko tenaga kerja kontak kulit
sehingga timbul bermacam-macam kelainan kulit berupa dengan faktor penyebab yang bersangkutan.
papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi, Penggunaan pakaian kerja dan alat pelindung
dan krusta. Kulit penderita dermatitis atopik umumnya adalah salah satu bentuk pencegahan.
kering, pucat atau redup, kadar lipid di epidermis  Pengobatan
berkurang, dan kehilangan air lewat epidermis Pengobatan yang tepat didasarkan atas kausa,
meningkat. yaitu menhindari penyebabnya. Akan tetapi,
seperti diketahui penyebab dermatitis multifaktor,
sehingga kadang sulit untuk mengetahui
penyebab dengan pasti. Oleh karena itu,
umumnya pengobatan bersifat simtomatis, yaitu
dengan menghilangkan/mengurangi keluhan dan
gejala, serta menekan peradangan.
2. Tinea Kruris
  Patofisiologi Tinea Kruris
Pengertian Tinea Kruris  Etiologi Tinea Kruris
Tinea Kruris merupakan
Jika kulit diinokulasi padakondisi
dermatofitosis yang mengenai Tinea Kruris sering disebabkan oleh yang sesuai, timbul beberapa
daerah lipa paha, termasuk dermatofit genus Trichophyton dan tingkatan dimana infeksi
genitalia, daerah pubis, perineum Epidermophyton. Spesies yang berlanjut yaitu periode inkubasi,
dan perianal. sering ditemukan E. floccosum, T. periode refrakter dan periode
Tinea kruris atau yang biasa rubrum, dan T. mentagrophytes. involusi. Selama fase awal
disebut dengan jockitch adalah Genus Microsporum juga dapat (inkubasi), terdapat organism
infeksi jamur atau fungi yang menyebabkan tinea kruris tetapi tetapi secara klinis tentang,
menjangkiti kulit di bagian paha sangat jarang. Kekambuhan pada dimana periode inkubasi
dalam, sekitar kelamin, dan tinea kruris terutama disebabkan berlangsung 1-3 minggu.
bokong. oleh T. rubrum.

 Epidemiologi Tinea Kruris


Tinea kruris lebih sering dijumpai pada daerah beriklim\subtropis, dimana Indonesia merupakan Negara
tropis yang beriklim panas dan kelembaban yang tinggi mempermudah timbulnya infeksi tinea kruris
sehingga infeksi jamur ini banyak ditemukan. Tinea kruris lebih banyak dijumpai pada laki laki
dibandingkan wanita. Biasanya mengenai penderita usia 18-60 tahun, tetapi paling banyak dijumpai
pada usia
antara 18-25 tahun serta antara 40-50 tahun.
 Gambaran Klinis Tinea Kruris

Pruritus merupakan gejala yang umum, bisa terdapat nyeri jika


daerah terkena maserasi atau terjadi infeksi skunder. Pada tinea kruris
yang klasik memberikan ujud kelainan kulit yang bilateral, namun tidak
selalu simetris. Lesi berbatas tegas, tepi meninggi yang dapat berupa
daerah coklat kehitaman berskuama.Garukan kronis dapat menimbulkan
gambaran likenifikasi. Dua organisme utama penyebab tinea kruris bisa
memberikan gambaran klinis yang berbeda.Padainfeksi
olehE.floccosum terdapat gambaran, lesi jarang meluas melewati region
genitokrural dan paha atas bagian dalam. Sedangkan oleh T. rubrum
sering bersatu dan menyebar meliputi daerah yang lebih luas yaitu
daerah pubis, abdomen bagian bawah, gluteus dan daerah perianal,
biasanya selain timbul rasa gatal kadang kadang timbul rasa panas.
 Pencegahan dan Pengobatan Tinea Kruris

 Pencegahan Tinea Kruris  Pengobatan Tinea Kruris


Faktor-faktor yang perlu dihindari atau Pengobatan sistemik dapat menggunakan
dihilangkan untuk mencegah terjadi tinea griseofulvin. Obat ini merupakan obat fungistatik,
kruris antara lain: mengurangi kelembaban bekerja dengan
tubuh penderita dengan menghindari menghambat mitosis sel jamur dengan mengikat
pakainan yang panas, menghindari sumber mikrotubuler dalam sel. Obat ini lebih sedikit tingkat
penularan yaitu binatang, kuda, sapi keefektifannya disbanding itrakonazole. Pemberian
kucing, anjing atau kontak dengan dosis pada dewasa 500 mg microsize (330-375 mg
penderita lain, menghilangkan fokal infeksi ultra microsize) pemberian secaraoral selama 2-4
di tempat lain misalnya di kuku atau di kaki, minggu, untuk anak 10-25 mg/kg/hari atau 20 mg
meningkatkan higienitas dan mengatasi microsize /kg/hari. Kemudian pada kasus Tinea Cruris
faktor predisposisi lain seperti diabetes dapat juga diberikan obat ketokonazole. Ketokonazole
mellitus, kelianan merupakan turunan imidazole, ketokonazole adalah
endokrin yang lain,leukimia harus terkontrol obat jamur oral yang berspektrum luas.Kerja obat ini
dengan baik. fungi statik. Dengan dosis pemberian 200 mg/hari
selama 2-4 minggu.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai