Anda di halaman 1dari 11

Berani HidupKELOMPOK 1

Abdullah Muhammad Faqih


Ahmad Tohir Elharid
Andhika Galuh Pamungkas

Jujur
I Made Adi Palguna Rama Daffa
Muhammad Ghazali
Savindra Mukarram
Jujur
 Sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya
secara benar dan apa adanya.

Sikap jujur merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan
dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebohongan, khianat
serta perbuatan curang.

Kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan susah.

‫ان م ًُّرا‬ َ ‫قُ ِل‬


َ ‫الح َّق َو َل ْو َك‬
Artinya : “Katakanlah kebenaran walaupun itu pahit” (H.R. Ahmad)
Macam-macam Juju
1. Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak
dan langkah seseorang dalam rangka
2. Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan
realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang
dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi perang,
mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan semisalnya
3. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan
batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal
batin.
eutamaan Jujur
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena
kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan
mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana
dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.,

Artinya: “Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw.


bersabda: “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada
kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga....” (HR.
Bukhari)
Dalil-dalil
Jujur
Surat At-Taubah Ayat 119

َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّ ِذ‬


َ ‫ين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َو ُكو ُنوا َم‬
‫ع الصَّا ِد ِقي َن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada
Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”
(Q.S. at-Taubah/9: 119)

HR. Bukhari Muslim

‫َعنْ أَ ِبى ه َُر ْي َر^ َة َع ِن ال َّن ِبىِّ صلى هللا عليه وسلم – َقا َل آ َي ُة‬
‫ َوإِ َذا َو َعدَ أ‬، ‫ب‬
َ ‫ث َك َذ‬ ٌ َ‫ْال ُم َنا ِف ِق َثال‬
َ ‫ث إِ َذا َح َّد‬
َ‫ان‬ َ ‫ َوإِ َذا ْاؤ ُت ِم َن َخ‬، ‫ف‬ َ ‫ْخ َل‬
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. bersabda
“Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu: Apabila berbicara dusta,
apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR.
Bukhari muslim)
Surat Al-Ma’idah Ayat 119

ٌ ‫ص ْدقُ ُه ْم ۚ َل ُه ْم َج َّن‬
ْ‫ات َتجْ ِري ِمن‬ ِ ‫ين‬َ ‫َقا َل هَّللا ُ ٰ َه َذا َي ْو ُم َي ْن َف ُع الصَّا ِد ِق‬
ۚ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه ْم َو َر^ضُوا َع ْن ُه‬ َ ‫َتحْ ِت َها اأْل َ ْن َها ُر َخالِ ِد‬
ِ ‫ين ِفي َها أَ َب ًدا ۚ َر‬
‫ك ْال َف ْو ُز ْال َع ِظي ُم‬ َِ ‫ٰ َذل‬
Artinya : “Allah berfirman: ‘Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi
orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang
dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang
paling besar’.”
Hikmah Jujur
Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak
takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.

Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.

Selamat dari azab dan bahaya.

Dijamin masuk surga.

Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.


Petaka Kebohonga
Kebohongan akan menghantarkan pelakunya tidak dipercaya
lagi oleh orang lain.
Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan
menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah
melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu
telah membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.

Artinya: “...Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan


datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap
orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang
dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.’’ (Q.S. Āli ‘Imrān/3: 161)
Dalam hadis Rasulullah saw. Mengingatkan

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata; Rasulullah saw.,


bersabda, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh
dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang
yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan
orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat
itu, Ruwaibidhah berbicara.” Ada sahabat yang bertanya, “Apa yang
dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut
campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)
KELAR BROO

Anda mungkin juga menyukai