Anda di halaman 1dari 52

Penyediaan air di kapal

(Binkes KAA)

Pertemuan ke 12
Air di kapal
• Air minum
• Air untuk mandi
• Air bilas toilet
• Air destilata
• Air kotor
Kebutuhan air
• 80% tubuh manusia terdiri dari air
• Awas; dapat menularkan penyakit
• Di kapal terisolasi, air mudah dikontrol dan
mudah di”main” kan
Sumber air di kapal
• Air laut, untuk:
– Sbg balast
– Pembersihan
– Sumber air tawar
• Air tawar: dari pangkalan /pelabuhan dan
verdamper kapal
Syarat air minum
• Suhu; dibawah suhu kamar
• Warna: jernih (5 satuan warna platium
cobalt)
• Rasa: tidak berasa
• Bau : tidak berbau
• Kekeruhan; < 5 satuan kekeruhan dlm
mgr/liter SiO2
Syarat kimia
1. Tidak ada CO2 agresif, H2S, NH4, NO3
2. F: 1-1,5 mg/l
3. pH 6,5-9
4. Kesadahan: 50-100 D
5. Zat terlarut <100 mg/l
6. Zat organik <10 mg/l
7. Cl < 20 mg/l
8. SO4 <250 mg/l
9. Mg <125 mg/l
10. Fe <0,2 mg/l
11. Mn < 0,1 mg/l
12. As < 0,005 mg/l
13. Pb < 0,005 mg/l
14. Cu < 1,0 mg/l
15. Zn < 5,0 mg/l
16. Sc < 0,005 mg/l
17. Chroom bivalen <0,005 mg/l
18. Phenol < 0,001 mg/l
Syarat bakterilogis

• Angka kuman harus < 100/Cc


• Angka bakteri ‘E-Coli’ dalam 100 Cc hrs 0
Kebutuhan air per hari
• Minum 3 ltr
• Masak 3 ltr
• Cuci piring / alat makan 20 ltr
• Mandi 64 ltr
• Bak cuci 20 ltr
• Kebersihan pakaian 4 ltr
• Bersihkan alat masak / dapur 6 ltr
Jumlah 120 ltr
Penyediaan air kapal
• Hydrant dari dermaga
• Tongkang
• Mobil tangki air
• Verdamper
Harus higienis
• Hydrant, tangki air dan pipa/saluran air
harus bebas dari kuman dan bahan kimia
berbahaya
• Personil yg menangani: bersih, sehat
• Sebelum air dialirkan kekapal adakan
pembilasan pipa dgn lar chlor 50-100 ppm
1menit
• Selesai pengisian lubang pemasukan
ditutup
Pemeriksaan air kapal
• Pemeriksaan air primer
– Bakteriologis
– Kimia
– Sambil tunggu hasil: hati-hati pemakaiannya
• Pemeriksaan air rutin
– Chlor aktif
– pH
– Contoh air sec. lengkap
• Pemeriksaan tangki dan pipa
Periksa air: bakteriologis
• Bersihkan kran, bakar 2-3 menit
• Alirkan 2-3 menit dibuang
• Botol steril : buka tutup, mulut botol lewatkan di
api sesaat
• Isi botol (awas jangan terkontaminasi yang lain)
sekitar 300 Cc, tutup kembali
• Beri label:
– tempat pengambilan, jam, hari, tanggal, untuk
pemeriksaan apa, nama pengambil sample, dll yg
perlu
• Sambil tunggu: masukkan lemari es
Periksa air : kimia dan fisik
• Tempat: bersih, bebas dari bahan kimia, dari
gelas tak berwarna, tutup tidak larut dgn air
• Bilas dgn air yg akan diperiksa minimal 3 kali
• Isi air yg akan diperiksa sekitar 2 liter lalu ditutup
supaya tdk mudah tumpah
• Beri label
– tempat pengambilan, jam, hari, tanggal, untuk
pemeriksaan apa, nama pengambil sample, dll yg
perlu
• Tak perlu disimpan di lemari es (dpt 1 bulan)
Kemungkinan hasil pemeriksaan
1. Tidak penuhi syarat laporkan ke pangkalan /
pelabuhan
2. Penuhi syarat lanjutkan kran-dlm kapal
3. Bila kran dlm kapal tak penuhi syarat; lapor
Dan kapal / nahkoda untuk tindakan
perbaikan:
a. Chlorinasi
b. Pengurasan tangki dan desinfeksi
c. Perbaikan tangki
d. Tindakan lain sesuai hasil tes
Pemeriksaan tangki dan pipa
• Keutuhan pipa distribusi (air minum &
limbah)
• Tangki air harus dikuras tiap 6 bulan
– Kuras. Lubang, karat ditambal, dibersihkan
– Penghapus hamaan dgn kaporittangki
dikosongkan
• Chlorinasi tangki diperlukan jika:
– Px rutin kadar Chlor: 0
– Hasil lab: angka kuman >100, atau ada E Coli
dlm 100 Cc air
– Wabah GE penyebaran lewat air
Chlorinasi
• Bahan:
– Lar chlor (Cl2)  100% Chlor aktif
– Kaporit  50-79 chlor aktif
– Zat penglantong (CaOCl2)
• Syarat sisa chlor aktif: 0,1-0,2 ppm
( max.0,5 ppm)
• Cara menghitung:
(D / 1000.000) X ppm X 100/E = ….gram,
dimana;
D= jumlah air dlm Cc
E= kesatuan aktif chlor dari zat desinfektan
(dlm %)
Contoh kaporit yg harus digunakan:
• Air yg akan di desinfektan: 20 ton
• Bahan; kaporit yg mengandung Chlor aktif
50%
• Kita inginkan hasil akhir air akan
mengandung 0,2 ppm
• Perhitungan:
20.000.000 / 1.000.000 X 0,2 X 100 /50
= 8 gram
Air tidak memenuhi syarat lab

• Tidak digunakan sbg air minum


• Saring dgn filter khusus
• Buat air suling (verdamper)
• Bila kurang mineral; ditambahkan
Peran air dlm penyebaran penyakit
• Bakteri
– Sakit perut (tiphoid , Cholera, dysenteri
bacilair)
– Sakit kulit (Scabies, ulcera, iritasi kulit)
– Sakit mata (trachoma & conyunctivitis lain)
– Penyakit lain (poliomyelitis, leptospirosis dll)
• Non bakteri
– Caries dentis, mottled enamel, gondok, blue
baby, batu ginjal
Typhus Abdominalis
• Penyebab :
– Kuman Salmonella Typhosa
– Kuman ini masuk melalui mulut terus ke lambung
lalu ke usus halus.

• Cara Penularan :
– melalui makanan dan minuman yang terinfeksi
oleh bakteri Salmonella typhosa.
Gejala :
- Penderita tampak sakit
- Suhu tubuh meningkat dpt disertai menggigil
- Nafsu makan hilang, dpt disertai nek dan
muntah
- Bisa diare atau sulit kebelakang
- Rasa sakit diperut, lokasi tidak jelas
- Bila lakukan kegiatan fisik badan terasa sangat
lelah
- Kadang disertai sulit tidur
Laboratorium
- Widal, titer lebih dari 1/80, 1/160 dst,
semakin kecil titrasi menunjukkan semakin
berat penyakitnya.
- Hati - hati dengan penyakit lain yang
menyertai misalnya demam berdarah atau
hepatitis
Pengobatan :
- Antibiotika spesifik biasanya menggunaan
chloromycetin atau generasi barunya
thiamphenicol.
- Istirahat total,
- Makanan rendah serat, nilai gizinya perlu
cukup kalori dan protein, namun dalam bentuk
cair atau lunak.
- Protein yang mudah dicerna seperti telur
rebus, sop ayam tanpa sayur, soto ayam,
semur ayam atau daging, dan bakwan tanpa
saos.
Pantangan :
- Sayur - sayuran tinggi serat (bayam,
kangkung, dll)
- Pedas (cabe, merica)
- Pada lima hari pertama buah - buahan
juga tidak diperkenankan, kecuali air jeruk
yang diminum sesudah makan.
Kolera
• Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit
infeksi saluran usus bersifat akut yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.
• Bakteri masuk kedalam tubuh melalui
makanan / minuman yg terkontaminasi.
• Bakteri tersebut mengeluarkan
enterotoksin pada saluran usus diare,
muntah yang akut dan hebat kehilangan
banyak cairan tubuh (dehidrasi)
• Bila dehidrasi tidak segera ditangani
hipovolemik dan asidosis metabolik 
dapat menyebabkan kematian bila
penanganan tidak adekuat.

• Pemberian air minum biasa tidak akan


banyak membantu, Penderita kolera
membutuhkan infus cairan gula (Dextrose)
dan garam (Normal saline) atau bentuk
cairan infus yang di campur keduanya
(Dextrose Saline).
Penyebaran Penyakit Kolera

• Kolera dapat menyebar menjadi epidemik


• Vibrio cholerae berkembang biak dan
menyebar melalui faeces manusia,
• bila kotoran yang mengandung bakteri ini
mengkontaminasi air maka orang lain
yang terjadi kontak dengan air tersebut
beresiko terkena penyakit kolera.   
• Cuci tangan tidak bersih lalu makan,
mencuci sayuran atau makanan dengan
air yang mengandung bakteri kolera,
makan ikan yang hidup di air terkontamina
si bakteri kolera,
• air tersebut (disungai) dijadikan air minum
oleh orang lain yang bermukim disekitar
nya
Gejala dan Tanda Penyakit Kolera
•  Masa inkubasi 1-2 minggu,
• Tiba-tiba diare dan muntah yang serius.
 - Diare encer dan berlimpah tanpa didahului mulas atau
tenesmus.
- Faeces yang semula berwarna dan berbau berubah jadi cairan
putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk / amis,
tetapi seperti manis yang menusuk, bila diendapkan akan
mengeluarkan gumpalan putih.
- Diare berkali-kali, jumlah cukup banyak.
- Muntah tidak merasa mual sebelumnya.
- Kejang otot perut bisa disertai nyeri yang hebat.
- Banyaknya cairan keluar  dehidrasi, tanda: detak jantung
cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hipotensi, bila
tidak segera mendapatkan pengganti cairan tubuh yang hilang 
kematian.
Penanganan Penyakit Kolera
•  Penderita harus ditangani segera
– Berikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai
langkah awal. Pemberian cairan dengan cara
Infus/drip adalah yang paling tepat bagi penderita
yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare
atau muntah.
– Pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, dengan
pemberian antibiotik/ antimikrobial seperti
Tetracycline, Doxycycline atau golongan
Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu
48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.
Pencegahan Penyakit kolera
• Pencegahan dan memutuskan tali
penularan kolera: dengan prinsip sanitasi
lingkungan, terutama kebersihan air dan
pembuangan feaces pada tempatnya yang
memenuhi standar lingkungan.
• Minum air yang sudah dimasak, cuci
tangan dengan bersih sebelum makan
memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran
dangan air bersih terutama sayuran yang
dimakan mentah (lalapan),
• hindari makan ikan dan kerang yang
dimasak setengah matang.
• Bila dalam anggota keluarga ada yang
terkena koleradiisolasi dan secepatnya
mendapatkan pengobatan.
• Benda yang tercemar muntahan atau tinja
penderita harus di sterilisasi, serangga
lalat (vektor) penular lainnya segera
diberantas.
• Pemberian vaksinasi kolera dapat
melindungi orang yang kontak langsung
dengan penderita.
Disentri basiler
• Diare mendadak disertai darah dan lendir.
Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit
bisa terdapat diare encer tanpa darah dlm 6-24
jam pertama, setelah 12-72 jam terdapat darah
dan lendir dalam tinja.
• Panas tinggi (39,50 - 400 C), appear toxic.
• Muntah-muntah, Anoreksia.
• Kram perut dan sakit di anus saat BAB.
• Kadang-kadang disertai dengan gejala
menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
Disentri Amoeba
• Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
• Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit
daripada disentri basiler (≤10x/hari)
• Sakit perut hebat (kolik)
• Gejala konstitusional biasanya tidak ada
(panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
Trakoma
(tdk langsung lewat air)
• Trakoma (Konjungtivitis granuler, Oftalmia
Bangsa Mesir) adalah suatu infeksi konjungtiva
yang berlangsung lama dan disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis.
• Trakoma merupakan penyakit menular dan bisa
ditularkan melalui:
– kontak tangan dengan mata
– sejenis lalat
– benda-benda yang terkontaminasi (misalnya
handuk atau saputangan).
GEJALA
• Pada stadium awal, konjungtiva tampak
meradang, merah dan mengalami iritasi
serta mengeluarkan kotoran (konjungtivitis).

• Pada stadium lanjut, konjungtiva dan


kornea membentuk jaringan parut sehingga
bulu mata melipat ke dalam dan terjadi
gangguan penglihatan.
Gejala lainnya adalah:

• - pembengkakan kelopak mata


• - pembengkakan kelenjar getah bening
yang terletak tepat di depan mata
• - kornea tampak keruh.
DIAGNOSA
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala
dan hasil pemeriksaan mata.

• Apusan mata diperiksa untuk mengetahui


organisme penyebabnya.
PENGOBATAN
• Pengobatan meliputi pemberian salep
antibiotik yang berisi tetracyclin dan
erythromycin selama 4-6 minggu.
• Selain itu, antibiotik tersebut juga bisa
diberikan dalam bentuk tablet.
• Jika terjadi kelainan bentuk kelopak mata,
kornea maupun konjungtiva, mungkin perlu
dilakukan pembedahan untuk memperbaiki.
PENYEBAB
• Trakoma terjadi akibat infeksi oleh bakteri
Chlamydia trachomatis.
• Masa inkubasi berlangsung 5-12 hari dan
berawal sebagai kemerahan pada mata,
yang jika tidak diobati bisa menjadi
penyakti kronis dan menyebabkan
pembentukan jaringan parut.
Skabies
(tdk langsung lewat air)
• Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular.
• Orang jawa sering menyebutnya gudig. Penyebabnya
adalah Sarcoptes scabei.
• Cara penularan penyakit ini melalui kontak langsung
dengan penderita atau tidak langsung melalui alat-
alat yang dipakai penderita, misal : baju, handuk, dll.

• P
Gejala klinis
• Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum
tidur
• Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah),
ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang
berwarna hitam
• Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat
adanya kunikulus atau lorong di atas papula (vesikel atau
plenthing/pustula)

• P
Predileksi atau lokasi tersering
• Pada sela-sela jari tangan, bagian fleksor
pergelangan tangan, siku bagian dalam, lipat
ketiak bagian depan, perut bagian bawah,
pantat, paha bagian dalam, daerah
mammae/payudara, genital, dan pinggang.
• Pada pria khas ditemukan pada penis
sedangkan pada wanita di aerola mammae.
• Pada bayi bisa dijumpai pada daerah kepala,
muka, leher, kaki dan telapaknya.
Pemeriksaan skabies atau
Sarcoptes scabei
• Melihat adanya burrow dengan kaca
pembesar
• Papula, vesikel yang dicurigai diolesi
pewarna (tinta) kemudian dicuci dengan
pelarutnya sehingga terlihat alur berisi
tinta
• Melihat adanya sarcoptes dengan cara
mikroskopis
Pengobatan skabies
• yang terutama adalah menjaga kebersihan
untuk membasmi skabies (mandi dengan
sabun, sering ganti pakaian, cuci pakaian
secara terpisah, menjemur alat-alat tidur,
handuk tidak boleh dipakai bersama, dll)
• Obat antiskabies:
– Preparat yang mengandung belerang
– Emulsi benzoate benzilicus 25%
– Gamma benzene hexachloride 0,5%-1%
Limbah kapal & Pencemaran
Laut
Pertemuan ke ..
Berbagai aktivitas manusia dalam
bidang kelautan
• transportasi,
• perikanan,
• pertambangan, dan
• industri

akhir-akhir ini banyak dilakukan di perairan


dan di sekitar kawasan pantai.
Bila tidak terkendali berbagai kerusakan
sumber daya alam dan lingkungan
menurunnya kualitas perairan dan
lingkungan kawasan pantai
Kawasan Pelabuhan
• disinggahi oleh kapal-kapal berbagai
ukuran dan jenis sangat rawan terhadap
pencemaran laut, terutama yang
diakibatkan oleh limbah minyak yang
berasal dari aktivitas kapal.
Harus diperhatikan
• (1) kadar limbah minyak kapal dan yang
meliputi faktor fisik-kimiawi air yang
terkandung dalam perairan,
• (2) tingkat keanekaragaman plankton dan
• (3) pengaruh limbah minyak kapal dan
parameter fisik kimiawi air lainnya
terhadap keanekaragaman plankton
Kualitas perubahan perairan
• secara fisika, kimia maupun biologi
• sebagai suatu masukan bagi upaya
pengelolaan agar terpelihara
keseimbangan antara
– pemanfaatan dan
– pelestarian sumber daya alam ekosistem
perairan
Faktor yg pengaruhi
kualitas air dan plankton
• suhu, padatan tersuspensi, salinitas, pH, BOD,
COD, nitrit, nitrat dan 0-fospat dapat berpengaruh
terhadap keanekaragaman plankton Kecerahan
air: pengaruh positif terhadap keanekaragaman
plankton sebesar 84,70%
• Oksigen terlarut memberikan pengaruh positif
terhadap keanekaragaman plankton sebesar
91,56%
• Kadar limbah minyak dalam air berikan pengaruh
negatif terhadap keanekaragaman plankton

Anda mungkin juga menyukai