Anda di halaman 1dari 65

WAWANCARA DAN PEMERIKSAAN

STATUS PSIKIATRIK

Oleh :
dr. AA Sri Wahyuni, SpKJ

1
Latar belakang I. DESKRIPSI MODUL
Modul wawancara psikiatrik merupakan modul
kemampuan wawancara,baik kemampuan
autoanamnesa dan/atauhetero anamnesa,serta
kemampuan wawancara yang berorientasi
simtom (“Symptome oriented interview”)
diusahakan ada kemampuan “Insight oriented
interview” (untuk memahami dasar
psikodinamikanya).Kemampuan wawancara
psikiatrik terdiri dari:
1.1. Kemampuan wawancara medis umum
(dibahas pada Basic Communication Skill)

2
lanjutan

1.2. Wawancara psikiatrik khususnya ( Psychiatric history


taking) yang terdiri dari wawancara tentang:
a) Identifikasi pasien (dibahas pada general examination)
b) Keluhan utama
c) Riwayat penyakit sekarang termasuk riwayat
pengobatan
d) Riwayat penyakit dahulu termasuk riwayat pengobatan
e) Masalah psikososial/stresor psikososial
f) Faktor keturunan
g) Riwayat pribadi
h) Riwayat keluarga

3
• Keterampilan wawancara merupakan
keterampilan dan kemampuan yang sangat
penting dibidang psikiatri, karena diagnosis
gangguan jiwa hampir 100% dapat ditegakkan
dengan wawancara.
• Didalam wawancara psikiatrik tercakup
didalamnya pemeriksaan psikiatrik (psychiatric
examination). Hanya saja pada pemeriksaan
psikiatrik harus autoanamnesa saja dan lebih
ditekankan pada pemeriksaan, pengamatan, dan
menilai semua gangguan fungsi-fungsi mental,
dengan “Symptome oriented interview” dan
“Insight oriented interview”
4
Tujuan Pembelajaran
• Mampu berkomunikasi, bertanya,
mendengarkan, serta memperhatikan pasien
dan / atau keluarga / pengantarnya (mampu
melakukan autoanamnesa dan heteroanamnesa)
• Mampu menggali keluhan utama
• Mampu menggali riwayat penyakit sekarang
maupun dahulu dengan memunculkan simptome
atau gangguan fungsi-fungsi mental sesuai
dengan keperluan pengisian “status praesens
psikiatrik” (psychiatric examination).
5
• Setiap simptome yang muncul perlu dicari
kemungkinan hubungan dengan peristiwa dalam
kehidupan (masalah / stresor psikososial)
• Mampu menggali ada atau tidaknya faktor keturunan
• Mampu menggali riwayat pribadi:
a) Prenatal dan perinatal
b) Sejak bayi sampai dewasa
c) Masa dewasa:
• Riwayat pendidikan
• Riwayat pekerjaan
• Riwayat perkawinan / keluarga
• Riwayat aktivitas sosial
• Riwayat penyalahgunaan zat
• Riwayat hukum
• Situasi kehidupan sekarang
• Kepribadian pasien
6
• Riwayat keluarga
– Orang tua
• Saudara kandung / tiri

7
Metode

• Penjelasan langsung, demonstrasi dengan


pasien / role model, role play dengan teman,
video

8
Peralatan
• Meja dan kursi duduk pasien
• Alat tulis
• Audio visual 1 set (komplit)

9
II. PROSEDUR
2.1. WAWANCARA PSIKIATRIK
A.RINGKASAN PROSEDUR
1. Persiapan
a. Dokter
• Mempersilakan pasien dan pengantar duduk
• Memberikan salam
• Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan wawancara
• Menjaga ketenangan pasien
• Pasien ditanya / disapa lebih dulu sebelum pengantarnya
• Meyakinkan bahwa kerahasiaan dijaga
• Membina hubungan / rapport yang baik dengan pasien
10
LANJUTAN
b. Peralatan
– Alat tulis
c. Pasien dan lingkungan
– Tempat duduk diatur dengan memperhatikan
suasana terapeutik
– Wawancara tatap muka / saling
berhadapan/bersisian

11
LANJUTAN
2. Prosedur Teknis
a. Wawancara Psikiatrik
b. Menanyakan keluhan utama
c. Menanyakan riwayat penyakit sekarang dan riwayat
penyakit terdahulu
d. Menanyakan riwayat pengobatan
e. Menanyakan masalah psikososial
f. Menanyakan faktor keturunan
g. Menanyakan riwayat pribadi
h. Menanyakan riwayat keluarga

12
LANJUTAN
3. Pencatatan
Mencatat hasil wawancara dan pengamatan.
Sedikit mencatat banyak mendengarkan dan
memperhatikan.

13
B. DETAIL MATERI PROSEDUR
WAWANCARA PSIKIATRIK
B.1. Tujuan Instruksional
• Umum
Dapat melakukan wawancara dan tatalaksana
pemeriksaan psikiatri dengan sistem holistik, mengenal
gejala psikopatologi dan membuat rancangan diagnosa
gangguan jiwa.
• Khusus
– Melakukan hubungan pasien - dokter dengan baik.
– Melakukan anamnesa dengan baik.
– Mengenal gejala psikopatologi gangguan jiwa.
– Menjelaskan tata cara dan menyusun status psikiatrik
(secara holistik), serta rancangan diagnosis gangguan jiwa.

14
LANJUTAN
B.2. Teknik Wawancara Psikiatrik
Terdiri dari auto anamnese dan / atau hetero
anamnese, meliputi: symptome oriented
interview dan insight oriented interview yang
terdiri dari beberapa fase dengan masing-
masing aspek / tujuan seperti berikut;

15
LANJUTAN
No. FASE
ASPEK / TUJUAN

1 Pendahuluan Persiapan: mempersilakan penderita dan pengantar duduk


Tempat duduk diatur dengan memperhatikan suasana
terapeutik
Wawancara dengan tatap muka / saling berhadapan/ bersisian
Memberikan salam
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan wawancara
Menjaga kenyamanan ketenangan pasien
Pasien diberi salam/disapa lebih dulu sebelum pengantarnya
Meyakinkan bahwa kerahasiaan dijaga
Membina hubungan / rapport yang baik dengan pasien
Identitas Pasien
2 Nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, status, agama, dst.
3. Keluhan Utama Auto dan hetero anamnese
-Apa yang menyebabkan / membawa pasien datang berobat / kesini?
-Tunjukkan rasa empati
-Menjadi pendengar yang baik: perhatikan, amati, catat, ingat. Biarkan
pasien bercerita dengan bebas namun terkontrol.
-Perhatikan respon verbal, non verbal
-Memberi perhatian selama wawancara dengan: anggukan, teruskan,
16
ehm.......,non verbal respon.
No. FASE
ASPEK / TUJUAN
4. Pengembangan / Didapat dari auto / hetero anamnese
Riwayat Penyakit - Menanyakan riwayat penyakit sesuai dengan psikopatologi gangguan psikiatri
Sekarang - Pengembangkan dari keluhan utama untuk mendapatkan gambaran gejala gangguan fungsi
mental ( symptome oriented interview dan insight oriented interview) untuk mendapatkan
gambaran psikodinamika gangguan jiwanya.
- Usahakan pertanyaan terbuka, untuk lebih fokus boleh tertutup. Pengembangan
pertanyaan: (What, When, Where, Who/Whom, Why, dan How)
- Mengembangkan pertanyaan selanjutnya disesuaikan dengan keperluan penyusunan status
psikiatrik (lht skema status psikiatrik)
- Note:
1. Untuk keperluan mengisi status present psikiatrik: autoanamnesa
2. Untuk jelasnya perjalanan penyakit:
- Px Psikotik Hetero Anamnese
- Px Non Psikotik Auto dan Hetero Anamnese
5. Pemeriksaan Status - Harus auto anamnese
Mental / Psikiatrik - Secara simultan perhatikan:
- Cara berjalan
- Cara duduk
- Cara berpakaian
- Kebersihan umumnya/perawatan diri
- Sikap
- Gerakan-gerakan tak wajar
- Roman muka
- Cara bicara
- Dsb. 17
LANJUTAN
No. FASE
ASPEK / TUJUAN

6. Pemeriksaan I Status Internistik (sesuai di Interne)


Fisik II Status Neurologik (sesuai di Neurologi)

7. Pemeriksaan - Pemeriksaan Laboratorium


Penunjang - Rautine
Diagnosa - Yang diusulkan, atas indikasi
- Pemeriksaan penunjang lain:
- Pemeriksaan psikologik
- Pemeriksaan dengan alat canggih: ECG, CT Scan, MRI,
(Informed for Coonsent)
18
LANJUTAN
No FASE
ASPEK / TUJUAN
.
8. Resume - Semua data yang didapat yang menunjang diagnosa (baik
Rancangan data positif maupun negatif)
Diagnosis - Multi Axial ( Axis I s/d IV)
Rancangan - Terapi holistic ( Bio – Psiko sosio budaya spirit)
Terapi - Farmako Tx, Fisio Tx, Operatif
Prognosa - Psiko Tx
- Psik kel Tx
- Spiritual Tx
- Prediksi dengan mempertimbangkan banyak aspek
9. Penutup - Menginformasikan semua data yang didapatkan dari kegiatan
Wawancara tersebut
- Menginformasikan “dugaan” / suspek diagnosa
- Menginformasikan management terapinya
- Mengharap kerjasama dalam pengobatannya
- Memohon dibantu doa agar mendapatkan kesembuhan
- Menginformasikan kemungkinan ada wawancara /
19
pemeriksaan lanjutan
B.3.Pencatatan: Urutan / Skema Status Presens
Psikiatri
• Status psikiatri pasien didapatkan dari:
– Auto anamnesa
– Hetero anamnesa
– Pemeriksaan: - Fisik:
- Internistik
- Neurologi
- Psikiatrik
- Penunjang

20
I. IDENTIFIKASI PASIEN
Tgl ............................. Jam:.............................................................
Nama : .................................................................................
Umur /Tgl.Lahir : ..........tahun, /.............................................
Kelamin : L / P
Alamat : ..................................................................................
Suku Bangsa
: .................................................................................
Agama : ..................................................................................
Status : ..................................................................................
Pendidikan: ..................................................................................
MRS tgl : ..................................................................................
No. Register
: ..................................................................................

21
LANJUTAN
II. KELUHAN UTAMA
Apa yang menyebabkan pasien berobat (auto dan
/ atau hetero anamnesa)
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
– Pengembangan dari pertanyaan keluhan utama
– Didapat dari auto dan/atau hetero anamnesa
– Pengembangan pertanyaan disesuaikan dengan data
status psikiatrik
– Stesor/masalah psikososial
– Faktor keturunan.
22
LANJUTAN
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (Penyakit fisik &
psikiatrik)
– Pengembangan pertanyaan sama dengan penyakit
sekarang (untuk mendapatkan prediksi diagnosis).
– Riwayat pengobatan.
– Bila pernah MRS, tanyakan:
– Lama dirawat/lama perawatan
– Mendapat obat berapa macam, warnanya, diminum
berapa kali.
– Cara pulang (dipulangkan, pulang paksa, melarikan diri)

23
LANJUTAN
V. RIWAYAT PRIBADI
A. Prenasal dan Perinasal
B. Masa perkembangan : sejak lahir sampai remaja
C. Masa dewasa :
• Riwayat pekerjaan
• Riwayat sosial
• Riwayat perkawinan dan berkeluarga
• Riwayat pendidikan
• Aktivitas sosial
• Situasi kehidupan sekarang
• Riwayat psiko seksual
• Riwayat hukum

24
LANJUTAN
VI. RESUME
Semua data pendukung diagnosis ( baik data positif / negatif)
VII. DIAGNOSIS / DIFERENSIAL DIAGNOSIS
– Axis I :
• Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
• Gangguan klinis
• Diagnosis sementara
• Diagnosis tidak ada
• Diagnosis ditangguhkan
– Axis II :
- Gangguan kepribadian
- Retardasi mental
– Axis III : Kondisi medik umum
– Axis IV : Masalah piso sosial dan lingkungan
– Axis V : Penilaian fungsi secara global (ada 11 tingkatan)

25
LANJUTAN
VIII. TERAPI
• HOLISTIK
• FISIK: - Farmako
- Fisik
- Bedah
• PSIKIS : Psikoterapi: - Supportif
- Genetik dinamik
• SOSIO: Family therapy
• SPIRITUAL

26
LANJUTAN
IX. FOLLOW UP
– Evaluasi perkembangan px
– Evaluasi Dx
– Evaluasi Tx

X. PROGNOSIS
Mempertimbangkan beberapa aspek:
– Umur
– Jenis gangguan / penyakit
– Stressor
– Faktor pendukung / dukungan sosial
– Faktor keturunan

27
B.4. Cara Memimpin Wawancara
1.Diniatkan untuk kesembuhan pasien dengan
memohon kepada Tuhan YME agar pasien
diberikan kesembuhan; dokter harus siap
menolong
2.Pasien ditanya terlebih dahulu, baru
keluarga/pengantarnya. Untuk bertanya
kepada keluarga/pengantar harus seijin
pasien, bila perlu pasien dan keluarganya
diwawancarai secara terpisah, hindari dari
kecurigaan pasien.

28
LANJUTAN
3. Terapis tetap rileks, jangan kaku, dengan
bijaksana harus memperhatikan kondisi
pasien.
4. Jangan terlalu mengharapkan hasil yang
banyak pada pertemuan pertama.
5. Usahakan pertanyaan sistematis, kronologis,
dan selalu kritis / cermat
6. Galilah/tanyakan semua gejala /psikopatologi
yang terkait dengan pengisian status
(presen/psikiatrik)
29
LANJUTAN
7. Usahakan kombinasi “symptome oriented
interview” dan “insight oriented interview”.
8. Bilamana tidak dapat kontak verbal,
usahakan non verbal.
9. Perhatikan semua, baik yang tersurat
maupun yang tersirat (bahasa isyarat/bahasa
badan), usahakan klarifikasi dan jangan
tergesa-gesa mengambil kesimpulan.

30
LANJUTAN
10. Sekaligus lakukan observasi tentang :
• Reaksi dan sikap pasien / kesan umum: biasa, aneh, kaku,
marah, malu; cara berjalan; cara duduk; tata pakaian, dsb.
• Ekspresi wajah: dangkal, curiga, kosong, jengkel, dsb.
• Mata: pandangan matanya, menghindar / menatap,
terbuku / tertutup, kedipan mata, dsb.
• Cara bicara: spontan, cepat, lambat, melantur, dsb.
• Reaksi otot: kaku / tegang, lemas, melawan, santai, dsb.
• Reaksi emosional yang ditunjukkan denga kondisi
fisiologik:
• Keluar air mata (sedih)
• Muka merah, nafas cepat (marah)
• Berkeringat dingin (cemas)

31
LANJUTAN
11.Merangkum dan merefleksikan isi
wawancara yang didapat serta kondisi
perasaan pasien dalam atau untuk
mengakhiri wawancara.
12.Jangan lupa mengucapkan terima kasih atas
kesediaanya. Sampaikan kemungkinan masih
diperlukan pertemuan lagi untuk membahas
hal-hal yang lain (informasikan).

32
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam wawancara
1. Menekankan aspek “MEDICO – ETHICO – LEGAL”
2. Sesuaikan dengan situasi tempat pemeriksaan /
kerja (poli, Ruangan, IRD, ICU)
3. Wawancara harus dua arah, tatap muka,
objektif, terbuka, dan jujur
4. Tunjukkan rasa empati dan kesiapan menolong
serta menyimpan pentingnya kerahasiaan
5. Pertanyaan harus mudah dipahami penderita.
Usahakan pertanyaan terbuka, untuk
menegaskan boleh pertanyaan tertutup, bila
pertanyaan spesifik perlu hati- hati
33
LANJUTAN
6. Menjadi pendengar yang baik, sabar, tidak
sering menyela, tidak terlalu cepat
mengambil keputusan.
7. Memberi perhatian, dukungan, dan respon
yang positif
8. Selalu bina hubungan pasien vs dokter yang
baik

34
lanjutan
9. Sebaiknya jangan:
• Mengatakan keprihatinan yang berlebih
• Mengkritik pasienMembangkitkan harapan yang berlebihan
• Menakuti pasien
• Berdebat dengan pasien
• Menyalahkan pasien tentang kegagalan
• Terlalu menunjukkan keluhan
• Memulai secara moralitis
• Membebankan kepada pasien tentang kesulitan dokter sendiri
• Memberi contoh diri sendiri
• Mengatakan “pasti/tentu”
• Menyalahkan pasien/membuat malu pasien

35
BEBERAPA CATATAN SULIT DILAKUKAN PADA PASIEN
• WAWANCARA / PEMERIKSAAN
Prinsip semua pasien harus dapat dilakukan pemeriksaan medik /
psikiatrik  dasar untuk diagnosis  terapi
I. PASIEN GADUH GELISAH
– Dokter harus tenang, tidak boleh gelisah
– Dibantu perawat / keamanan
– Tetap waspada, jaga jarak, kemungkinan pasien memukul
– Dokter duduk di dekat pintu, bila terjadi sesuatu bisa keluar cepat
– Tenangkan pasien dan pengantar / keluarganya
– Kalau perlu difiksasi:
– Dengan mengikat kedua tangan dan kakinya ketempat tidur
– Ada pendapat lain, diberikan obat penenang (penulis kurang setuju)
– Fiksasi harus seijin pasien / keluarga
– Bila pasiennya meludah – ludah, tutup mulutnya dengan handuk
– Selanjutnya dilakukan wawancara dan pemeriksaan yang diperlukan

36
LANJUTAN
III. PASIEN BICARA NGLANTUR
– Makin nglantur, makin jelas gangguannya
– Laksanakan wawancara dan pemeriksaan
– Dokter harus tetap tenang, penuh perhatian
– Sedikit mencatat, lebih banyak mengingat
– Jangan terlalu sering interupsi
– Sulit mendapatkan informasi kronologis dan
sistematis riwayat penyakitnya, perlu hetero
anamnesa

37
2.2. Pemeriksaan Status Psikiatrik
1. Persiapan
a. Dokter
• Mempersilakan pasien dan pengantar duduk
• Memberikan salam
• Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan wawancara
• Menjaga ketenangan pasien
• Pasien ditanya / disapa lebih dulu sebelum pengantarnya
• Meyakinkan bahwa kerahasiaan dijaga
• Membina hubungan / raport yang baik denngan pasien

38
LANJUTAN
b. Peralatan
Alat tulis
c. Pasien dan lingkungan
– Tempat tidur diatur dengan memerhatikan
suasana terapeutik
– Wawancaara tatap muka/saling berhadapan

39
LANJUTAN
2. Prosedur Teknis
– Pemeriksaan psikiatrik
– Pemeriksaan / pengamatan kesan umum
– Pemeriksaan kontak (verbal dan non verbal)
– Pemeriksaan kesadaran
– Pemeriksaan cara bicara
– Pemeriksaanproses berpikir
– Pemeriksaan persepsi / pencerapan
– Pemeriksaan daya ingat / ingatan
– Pemeriksaan orientasi
– Pemeriksaan afek dan emosi
– Pemeriksaan psikomotor
– Pemeriksaan intelegensi
– Pemeriksaan kepribadian 40
LANJUTAN
3. Pencatatan
Mencatat hasil wawancara dan pengamatan.
Sedikit mencatat banyak mendengarkan dan
memerhatikan.

41
B. Prosedur Detail / Materi Pemeriksaan Psikiatrik
Tanda (Sign)
Temuan objektif yang ditemui / diobservasi /
diamati pemeriksa
– Afek datar, sesuai, tidak sesuai.
– Psikomotor turun, meningkat, tenang
Gejala (Symptom)
Pengalaman subyektif yang digambarkan oleh
pasien
– Tenaga berkurang, berlebihan, malas
– Perasaan cemas, sedih, gembira.

42
Gangguan Fungsi Mental yang Perlu Diperiksa

I. Gangguan kesadaran
1. Penurunan kesadaran
• Apati
• Somnolensi
• Stupor
• Subkoma dan koma
2. Kesadaran yang meninggi
• Respon berlebih terhadap rangsang
• Suara-suara tedengar lebih keras
• Warna-warna kelihatan lebih terang
43
LANJUTAN
3. Tidur
• Dissomia (Insomia,narkolepsi,hipersomia)
• Parasomnia(sleep walking, night mare, sleep teror
sleep paralysis”)
4. Hipnosa
• Kesadaran yang sengaja diubah
5. Disosiasi
• Trans (“trance”)
• Senjakala histerik (“hysterical twilight state”)
• Fugue
• Serangan histerik
• Sindorma Ganser, menulis otomatis atau otomatisme
lain
44
LANJUTAN
6. Kesadaran yang berubah
• delirium
7. Gangguan perhatian

45
II. Gangguan daya ingat
1. Gangguan ingatan umum
Tentang yang baru saja terjadi atau tentang
yang sudah lama berselang terjadi
2. Anamnesis
Retrograd atau anterograd
3. Paramnesis
Deja Vu, jamais vu, fausse reconnaissance
Konfabulasi
4. Hipermnesia

46
III. Gangguan orientasi
Disorientasi waktu, tempat, dan orang
IV Gangguan afek dan emosi
1. Depresi
2. Kecemasan dan ketakutan
• Kecemasan yang mengambang
• Agitasi
• Panik
3. Eforia
4. Anhedonia

47
LANJUTAN
5. Kesepian
6. Kedangkalan
7. Afek atau emosi tak wajar
8. Afek atau emosi labil
9. Variasi afek atau emosi sepanjang hari
10.Ambivalensi
11.Apati
12.Amrah, kemurkaan, dan permusuhan

48
V. Gangguan Psikomotor
1. Kelambatan
• Hipokinesia, hipoaktivitas
• Substupor atau stupor katatonik
• Katalepsi, flexibilitas cerea
2. Peningkatan
• Hiperkinesa, hiperaktivitas
• Gaduh gelisah katatonik
• Tik (“tic”)
• Bersikap aneh
• Grimas, stereotipi, pelagakan (“Mannerism”)

49
LANJUTAN
• Echopraxia, echolalia
• Otomatisme, otomatisme perintah
• Negativisme
• Kataplexia
• Gangguan somatomotorik pada reaksi
konversi: kelumpuhan, tremor,, tik, kejang-
kejang, astasia – abasia
• Verbigerasi
• Kompulsi
• Gagap 50
VI. Gangguan Proses Berpikir
1. Gangguan bentuk pikiran
Dereisme (pikiran dereistik)
Otisme (pikiran otistik)
Bentuk pikiran non realistik
2. Gangguan arus pikiran
Perseverasi
Asosiasi longgar
Inkoherensi
Kecepatan bicara lambat sekali atau sangat cepat
Benturan (“blocking”)
Logorea
Pikiran melayang (“flight of ideas”)
51
LANJUTAN
• Asosiasi bunyi (“clang associaion”)
• Neologisme
• Irrelevansi
• Pikiran berputar putar (“circumstantiality”)
• Main-main dengan kata
• Afasi

52
LANJUTAN
3. Gangguan isi pikiran
• Kegembiraan luar biasa
• Fantasi
• Fobi
• Obsesi
• Preokupasi
• Pikiran inadekuat
• Pikiran bunuh diri
• Pikiran hubungan
• Rasa terasing

53
LANJUTAN
• Pikiran isolasi sosial
• Pikiran merendahkan diri
• Merasa dirugikan
• Merasa dingin dalam bidang seksual
• Rasa salah
• Pesimisme
• Sering curiga
• Waham
• Kekhawatiran yang tidak wajar tentang
kesehatan fisiknya 54
LANJUTAN

4. Gangguan pertimbangan
• Dalam hubungan keluarga
• Dalam hubungan sosial diluar keluarga
• Dalam pekerjaan
• Dalam rancangan untuk hari kemudiannya

55
VII. Gangguan Persepsi
• Halusinasi
• Ilusi
• Depersonalisasi
• Derealisasi
• Gangguan somatosensorik pada reaksi
konversi
• Gangguan psikofisiologik
• Agnosia

56
VIII. Gangguan Intelegensi
• Sangat superior
• Superior
• Normal
• Perbatasan (keadaan bodoh, bebal)
• Debillitas (keadaan tolol)
• Imbesilitas (keadaan dungu)
• Idiosi (keadaan pandir)

57
IX. Gangguan /ciri kepribadian
• Kepribadian paranoid
• Kepribadian afektif (siklotimik)
• Kepribadian skizoiod
• Kepribadian eksplosif
• Kepribadian anankastik (obsesif – impulsif)
• Kepribadian histerik
• Kepribadi anastenik
• Kepribadian antisosial
• Kepribadian pasif – agresif
58
WAWANCARA PSIKIATRIK
KEGIATAN KETERANGAN

1. Memberikan salam kepada pasien dan keluarga / pengantarnya.

2. Mempersilakan pasien dan keluarga / pengantarnya duduk.

3. Menyapa pasien terlebih dahulu, baru keluarga / pengantarnya.

4. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga /


pengantarnya.

5. Menjelaskan tujuan wawancara kepada pasien dan


pengantarnya.
59
LANJUTAN
KEGIATAN KETERANGAN

6. Meyakinkan bahwa akan selalu menjaga rahasia


jabatan

7. Menanyakan identitas pasien (lengkap).

8. Menanyakan keluhan utama.

9. Menanyakan riwayat penyakit SEKARANG


• Mengembangkan keluhan utama
• Menanyakan semua kelainan / gejala gangguan
fungsi – fungsi mental

60
LANJUTAN
KEGIATAN KETERANGAN

11. Menanyakan riwayat pribadi


 Prenatal dan perinatal
 Masa bayi – dewasa
 Masa dewasa
 Masa sekolah
 Riwayat pekerjaan
 Riwayat Perkawinan
12. Menanyakan riwayat keluarga
 Ayah dan ibu, keluarga dari pihak ayah dan ibu
 Saudara kandung / tiri
13. Menanyakan faktor keturunan.
61
LANJUTAN
KEGIATAN KETERANGAN

Menanyakan masalah / stresor psikososial.


1. Masalah pendidikan,pekerjaan
2.Masalah hubungan interpersonal dgn suami/istri dan
anak/menantu
3. Masalah hubungan dengan masyarakat, menyama braya,dll

15. Menginformasikan kemungkinan adanya pemeriksaan


penunjang.
16. Menutup wawancara:
 Membuat rangkuman wawancara
 Menginformasikan hasil wawancara
 Menginformasikan dugaan diagnosis
 Menginformasikan rencana terapi dan mohon kerja sama dalam
terapi
 Menginformasikan kemungkinan ada pertemuan berikutnya
62
PEMERIKSAAN STATUS PSIKIATRIK
KEGIATAN KETERANGAN

1. Memeriksa dan memerhatikan KESAN UMUM.


• Cara jalan, cara duduk, cara berpakaian, cara
bicara, ekspresi wajah, dsb.

2. Memeriksa kontak
• Kontak verbal
• Kontak non verbal

3. Memeriksa KESADARAN
 Normal / abnormal
 Kualitatif
 Kuantitatif (Neuro)
63
LANJUTAN
KEGIATAN KETERANGAN

4. Memeriksa bicara pasien.


• Lambat, cepat, nglantur, terputus-putus,
dsb.
5. Memeriksa PROSES BERPIKIR
• Bentuk, arus, dan isi pikir

6. Memeriksa gangguan PERSEPSI/PENCERAPAN


• (halusinasi, ilusi)

64
LANJUTAN
KEGIATAN KETERANGAN

7. Memeriksa gangguan DAYA INGAT / FUNGSI KOGNITIF

8. Memeriksa gangguan ORIENTASI


 (waktu, tempat, orang)
9. Memeriksa gangguan AFEK DAN EMOSI

10. Memeriksa gangguan PSIKOMOTOR


 (meningkat, menurun)
11. Memeriksa INTELEGENSI
 Normal / tidak normal
12. Memeriksa gangguan kepribadian/CIRI KEPRIBADIAN

13. Menanyakan aktivitas sehari-hari dalam perawatan diri, tugas


domestik, ditempat kerja, sekolah
65

Anda mungkin juga menyukai