Anda di halaman 1dari 34

PETROKIMIA

Oleh Kelompok 7 :

Geita Yulyan Firel (18036052)


M. Yogi Yunanda (18036032)
M. Sadiq Farras (18036058)
Nur Rizky Pasaribu (18036036)
1. Pengertian industri petrokimia
2. Bahan baku industri petrokimia
3. Cara mendapatkan bahan baku
industri petrokimia
4. Penyediaan bahan baku industri
Outline petrokimia di Indonesia
5. Produk industri petrokimia
6. Jalur pembuatan produk industri
petrokimia
7. Penggunaan dan pemanfaatan
produk petrokimia
01
PENGERTIAN
INDUSTRI
PETROKIMIA
Pengertian
Bahan-bahan atau produk yang terbuat
dari bahan dasarnya minyak dan gas
bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan
petrokimia dapat digolongkan: plastik,
serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis
obat dan vitamin.
02
BAHAN BAKU
INDUSTRI
PETROKIMIA
Tahapan Proses Petrokimia

2
Bahan dasar
DAY 2diubah
petrokimia
menjadi  produk
1 antara

Minyak dan gas


Produk antara
bumi diubah
diubaha menjadi
menjadi bahan
 produk akhir
dasar petrokimia
BAHAN
Olefin (Alkena-Alkena)
BAKU Olefin merupakan bahan dasar petrokimia
paling utama. Produksi olefin di seluruh
DASAR dunia mencapai miliaran kg per tahun. Di
antara olefin yang terpenting (paling
banyak diproduksi) adalah etilena (etena),
INDUSTRI propilena (propena), butilena (butena), dan
PETRO- butadiena.

KIMIA Contoh produk dari olefin adalah Polietilena,


PVC, Etanol, Etilena glikol atau glikol, dan
lain sebagainya.
Aromatika (Benzena dan
BAHAN Turunanya)
BAKU Senyawa aromatic adalah suatu senyawa
hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai
DASAR rangkaian ikatan atom C secara siklis berupa
ikatan atom antara C6-C8 yang sangat reaktif
sehingga akan mudah bereaksi atau
INDUSTRI berpolimerisasi antara satu dengan yang
PETRO- lainnya
polimer.
sehingga membentuk produk

KIMIA
Contoh dari senyawa aromatic yaitu :
trinitrotoluena (TNT), Asam tereftalat ,
Sikloheksena, Stirena, Kumena , dan lain
sebagainya.
BAHAN
Gas Sintetis
BAKU Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari
karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H).
DASAR Syn – gas dibuat dari reaksi gas bumi atau
LPG melalui proses yang disebut steam
reforming atau oksidasi parsial.
INDUSTRI
PETRO- Contoh produk dari gas sintesis : Amonia
(NH3)
KIMIA , Urea [CO(NH2)2], Metanol (CH3OH),
Formaldehida (HCHO), dan lain
sebagainya.
03
CARA MENDAPATKAN
BAHAN BAKU
INDUSTRI
PETROKIMIA
Olefin • Nafta (C6H14 – C12H26)  Proses distilasi.

Senyawa • Benzena, Toluena dan Xilena (BTX


Aromatik Aromatik)  Catalytic reforming.

• Kondensat (C5H12 – C11H24)  Ekstraksi


dan absorpsi. Selain itu, juga dapat
Gas Sintetis diperoleh dari kilang BBM.
• Gas Butana (n-C4H10)  Ekstraksi dan
absorpsi.
04
PENYEDIAAN
BAHAN BAKU
INDUSTRI PETROKIMIA
DI INDONESIA
Penyediaan Bahan Baku
Industri Petrokimia di
Indonesia

Berikut ini akan di uraikan ketersediaan bahan baku


Industri Petrokimia yang ada di Indonesia,
diantaranya gas bumi, bahan baku kondesat,
bahan baku nafta, dan bahan baku residu.
- Ketersediaan Cadangan Gas Bumi (C1-C4)
- Ketersediaan Bahan Baku Kondensat (C5-C11)
- Ketersediaan Bahan Baku Nafta (C6-C12)
- Ketersediaan Bahan Baku Residu / Low Sulfur
Waxy Residu (LSWR)
05
PRODUK
INDUSTRI
PETROKIMIA
Berdasarkan Proses Pembentukannya dan
Pemanfaatannya, produk petrokimia dibagi
menjadi:

Produk dasar Produk akhir


Produk
petrokimia
Prdouk antara Produk jadi
06
JALUR PEMBUATAN
PRODUK INDUSTRI
PETROKIMIA
Gas
JALUR Olefin
Sintetik
PEMBUATAN
PRODUK
Aromatik
Jalur gas sintetik  dengan pembentukan
gas CO dan H2 dari bahan baku gas bumi
(CH4) untuk menghasilkan ammonia, methanol
JALUR dan carbon black.

GAS Produksi gas sintetik melalui 3 cara:


1. Reaksi stream reforming pada
SINTETIK pembentukan methanol
2. Reaksi steam reforming untuk membentuk
amonia
3. Reaksi oksidasi parsial pada pembentukan
gas sintetik
Jalur olefin  untuk membentuk gas-olefin
adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak
jenuh, yang mempunyai ikatan rangkap
terbuka yang sangat reaktif , sehingga dengan
JALUR mudah dapat berpolimerisasi antara satu
dengan yang lainnya membentuk
bahan/produk polimer.

OLEFIN Gas olefin dapat dapat diproduksi  dengan 2


cara yaitu olefin dengan bahan baku nafta dan
dengan bahan baku etana.
1. Ofelin dangan bahan baku nafta
2. Ofelin dengan bahan baku etana
Jalur aromatik  dengan pembentukan
fraksi-fraksi aromatik (benzena, toulena dan
xilena).
JALUR Senyawa aromatic adalah suatu senyawa
hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai
rangkaian ikatan atom C secara siklis berupa
AROMATIK ikatan atom antara C6-C8 yang sangat reaktif
sehingga akan mudah bereaksi atau
berpolimerisasi antara satu dengan yang
lainnya sehingga membentuk produk polimer.
07
PENGGUNAAN
DAN
PEMANFAATAN
PRODUK PETROKIMIA
Penggunaan dalam Penggunaan dalam Penggunaan dalam Penggunaan Dalam
Industri Pupuk dan Industri Serat Industri Bahan Industri Adhesive
Pestisida Sintetik Plastik Resin

Penggunaan dalam
Penggunaan dalam Penggunaan dalam industri Kimia,
Industri Deterjen Industri Elastomer Khusus Industri Zat Aspal
Pewarna

Lilin Methanol
PVC Sifat Fisika

Merupakan bahan plastik yang


paling serba guna, digunakan
untuk membuat pembungkus
makanan, bahan interior mobil,
Sifat Kimia
-Volume PVC lebih padat dari pada monomer
dan sebagainya. PVC teridiri dari vinil klorida
dua elemen yang sederhana, yaitu: -Memiliki reaksi eksotermik dalam proses
-Klorin (unsur pembentuk garam) pembuatannya
-Etilena (dari minyak mentah) -Polivinil klorida (PVC) merupakan salah satu
polimer adisi sintetik
Sifat Fisika

VCM (VINYL
CHLORIDA Sifat Kimia
MONOMER) -Rumus molekul : CH2=CHCl
-Kelarutan : 0,1 gr/100 ml air pada 25 0C
Proses Pembuatan PVC
1. Polimerisasi Bulk
Polimerisasi bulk merupakan proses yang paling sedikit digunakan
untuk membuat PVC dari VCM. Sekitar 10% saja dibandingkan
penggunaan proses polimerisasi suspensi dan emulsi.
2. Polimerisasi Suspensi
Lebih dari 80% PVC diproduksi menggunakan proses polimerisasi
suspensi. Perbedaan dengan proses polimerisasi bulk adalah sebelum
dimasukkan dalam reaktor, vinyl chlorida ditambah air dengan
perbandingan 2:1.
3. Monomer VCM dicampur dengan air dan ditambahkan stabilizer
(sabun) dan inisiator. Emulsifier yang digunakan antara lain garam
alkali dan alkyl sulphonat.
Bahan baku yang digunakan adalah Vinil Monomer Klorida
(VCM) dan air.Bahan baku tambahan adalah inisiators,
suspending Agents dan pengemulsi (Emulsifier)
a. Inisiators
b. Suspending Agents
c. Pengemulsi (Emulsifier)

Pemilihan Bahan Baku dan Pemilihan Proses


Pembuatan
Proses yang dipilih dalam pembuatan PVC adalah Polimerisasi Suspensi.
Alasan kami memilih proses polimerisasi suspense adalah:
- PVC yang dihasilkan lebih murni, memiliki sifat isolasi listrik dan
ketahanan panas yang baik serta lebih jernih dari PVC polimerisasi emulsi.
- Produk polimerisasi emulsi yang dihasilkan memiliki daya tahan listrik
rendah sehingga tidak dapat dipakai untuk isolasi listrik.
- Pada operasi normal, Polimerisasi Suspensi kelebihan monomer vinil
klorida pada PVC hanya sebesar kurang dari 1 PPM, sedangkan
Polimerisasi emulsi dan bulk lebih dari 1 PPM.

Pemilihan Bahan Baku dan Pemilihan Proses


Pembuatan
Uraian Proses 1. Pencampuran (Blending)
Pencampuran dari berbagai komponen
Pembuatan PVC bahan yang akan diextrusi sesuai
dengan  formulasi yang telah
ditentukan merupakan salah satu
syarat penting dalam proses
extrusi. Selain harus
memperhatikan ukuran bahan yang
akan dicampur, cara mencampur
komponen yang benar juga penting
untuk di ketahui .
Uraian Proses Pembuatan PVC
2. Penambahan air (Moisturizing)
Jumlah penambahan kandungan air pada tahap pencampuran bahan
extrusi ini biasanya berkisar diantara 4% hingga 8% hal ini tentu saja
bergantung pada banyak faktor, tekstur produk akhir yang
diinginkan, dsb. Cara penambahan kandungan air ini harus
menjamin penyebaran kelembaban yang merata pada campuran
adonan bahan mentah. Ketidakseragaman penyebaran air pada
bahan akan mengakibatkanpada kondisi extrusi yang sukar di
prediksi, akibatnya produk extrusi yang di hasilkan menjadi tidak
konsisten.
Uraian Proses Pembuatan PVC
3. Tahap Extrusion
Ada beberapa tahapan proses dalam tahap ini yaitu : Extruder, Cooling,
Puller, dan Cutting
- Hopper
hopper biasanya terbuat dari lembaran baja atau stainless steel yang
berbentuk untuk menampung sejumlah bahan pallet plastic untuk
stock beberapa jam pemerosesan. Hopper ada yang disediakan
pemanas awal jika diperlukan proses pallet yang memerlukan
pemanasan awal sebelum palet memasuki extruder 
SCREW

Screw adalah jantung dari extruder, screw mengalirkan material yang


telah meleleh menuju cetakan (dies) setelah mengalami proses
pencampuran dan homogenisasi.
   Penggunaan jenis screw tergantung dari material yang digunakan,
untuk proses extrusi pada material PVC mesin extruder
menggunakan screw jenis counter-rotating twin extruder.
BARREL atau
HEATER BAND Barrel bisa di ibaratkan
sebagai rumah dari screw
yang berfungsi sebagai
tempat pemanasan material
DIES
Dies biasa di sebut juga sebagai cetakan, tipe dies ada
bermacam-macam tergantung material yang di gunakan,
material jenis PVC adalah bahan yang tidak stabil, maka
dies untuk materil jenis PVC harus memiliki alur yang
sempurna. Spiral mandrel pada dies berguna untuk
membagi lelehan agar menjadi merata dan membantu
lebih homogen sehingga aliran menjadi lebih halus dan
merata ke luar dies
CUTTING PULLER
Adalah proses Adalah alat transportasi
pemotongan pvc pvc dari cooling ke
sesuai ukuran yang proses cutting
diinginkan.
COOLING
Adalah wadah yang berisikan air yang bertujuan untuk
mendinginkan pvc yang keluar dari ekstruder.

Anda mungkin juga menyukai