Prinsip Penulisan Resep Rasional
Prinsip Penulisan Resep Rasional
PRINSIP PENULISAN
PENULISAN RESEP
RESEP RASIONAL
RASIONAL
RESEP adalah:
Permintaan tertulis dari seorang Dokter kepada Apoteker
untuk membuat dan atau menyerahkan obat kepada pasien.
Macam-Macam Dosis
1.Dosis terapi
2.Dosis minimum
3.Dosis maksimum (DM)
4.Dosis letal
5.Dosis toksis
Dosis Maksimum dan Perhitungannya
1.Daftar dosis maksimum menurut FI ed. III digunakan untuk orang dewasa yang
berusia 20 – 60 tahun dengan bobot badan 58 – 60 kg.
2.Untuk orang lanjut usia dan keadaan fisiknya sudah mulai menurun, pemberian
dosis harus lebih kecil dari dosis maksimum.
- 60 – 70 tahun 4/5 dosis dewasa
- 70 – 80 tahun 3/4 dosis dewasa
- 80 – 90 tahun 2/3 dosis dewasa
- 90 tahun ke atas 1/2 dosis dewasa
3.Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan, sebaiknya dosis diberikan
dalam jumlah yang lebih kecil. Bahkan untuk beberapa obat yang dapat
mengakibatkan abortus dan kelainan janin obat ini dilarang untuk wanita hamil juga
wanita menyusui karena obat dapat diserap oleh bayinya melalui ASI.
4.Untuk anak-anak di bawah 20 tahun diperlukan perhitungan khusus, karena
respons tubuh anak atau bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan orang
dewasa.
5. Memilih dan menetapkan dosis memang tidak mudah karena harus
memperhatikan beberapa faktor, yaitu:
a.Penderita: usia, bobot badan, jenis kelamin, luas permukaan tubuh, toleransi,
habituasi, adiksi dan sensitivitas, kondisi penderita.
b.Obat: sifat kimia/fisika obat, sifat farmakokinetiknya (ADME), jenis obat.
c.Penyakit: sifat dan jenis penyakit, kasus penyakit.
6. Perhitungan dosis berdasarkan usia:
a. Rumus Young: n x dosis dewasa.
n + 12
(n dalam tahun untuk anak usia di bawah 8 tahun)
b. Rumus Fried: n x dosis dewasa
150
(n dalam bulan)
c. Rumus Drilling: n x dosis dewasa
20
(n dalam tahun untuk anak di atas 8 tahun)
d. Rumus Cowling: n x dosis dewasa
24
(n adalah usia dalam satuan tahun yang digenapkan ke atas)
10. DM gabungan harus dihitung jika dalam satu resep terdapat dua
obat atau lebih yang kerjanya searah dan tidak boleh melampaui
jumlah dosis obat-obat yang searah tsb., baik sekali pakai maupun
sehari.
Ct. Atropin sulfat dengan ekstrak Belladonae
Pulvis Opii dengan Pulvis Doveri
Kofein dengan aminofilin
Arsen trioksida dengan Natrii arsenas
Volume = Bobot
BJ
DOSIS
Dosis Maksimum (DM) adalah,
dosis maksimum untuk dewasa untuk pemakaian melalui
mulut, injeksi subkutan dan rektal.
Tanggal peresepan
Di banyak negara, berlakunya sebuah resep tidak dibatasi waktu,
tetapi di beberapa negara, resep sudah tidak berlaku setelah tiga
sampai enam bulan.
Nama dan kekuatan obat
Simbol R/ (bukan Rx) berasal dari Recipe (L, ambil). Di belakang lambang R/, Anda
harus menuliskan nama obat dan kekuatannya. Sangat dianjurkan untuk menuliskan
nama generik (nama umum). Ini lebih mendidik dan informatif. Ini juga
menunjukkan bahwa Anda tidak berpihak kepada suatu nama dagang tertentu yang
mungkin mahal bagi si pasien. Ini juga akan membuat apotek tidak perlu
menyediakan terlalu banyak obat atau memungkinkannya memberikan obat yang
murah. Tetapi, bila ada alasan khusus untuk menuliskan nama dagang tertentu,
dapat ditambahkan nama dagang tersebut di belakang nama generik. Beberapa
negara mengizinkan apotek mengganti obat dengan obat generik sehingga diperlukan
keterangan `Obat tidak boleh diganti ' atau `Berikan obat yang tertulis di atas'
bila yang ingin diberikan adalah obat nama dagang tertentu.
Kekuatan obat adalah jumlah obat yang terkandung dalam setiap tablet dan
supositoria (miligram), atau dalam larutan (mililiter). Singkatan yang berlaku
internasional adalah g untuk gram dan ml untuk mililiter. Jangan menggunakan
desimal dalam angka dan kalau perlu tuliskan kata lengkap bukan singkatan.
Misalnya, tulislah levotiroksin 50 mikrogram, jangan 0,050 miligram atau 50 mcg.
Tulisan yang jelek dalam resep dapat menimbulkan kesalahan dan secara hukum,
dokter wajib menulis resep yang jelas terbaca . Untuk obat yang peresepannya
diawasi atau obat vang cenderung disalahgunakan, lebih aman untuk menuliskan
kekuatan dan jumlah totalnya dalam huruf untuk mencegah penyalahgunaan.
Perintah penggunaan harus jelas dan dosis harian maksimum harus dicantumkan.
Gunakan alat tulis yang hasil tulisnya tidak luntur dan tidak dapat dihapus.
Bentuk sediaan dan jumlah total
Gunakanlah singkatan baku yang akan dikenal oleh apoteker.
Informasi untuk label kemasan obat
Lambang S artinya signa (kata Latin, tulis). Semua keterangan di belakang
lambang ini harus disalin oleh apotek ke dalam label kemasan obat. Keterangan
tersebut meliputi jumlah obat yang harus diminum, seberapa sering, dan
instruksi atau peringatan khusus lainnya. Keterangan ini dapat ditulis dalam
bahasa apa pun. Jangan menggunakan singkatan atau pernyataan semacam
`seperti sebelumnya' atau `sesuai dengan petunjuk'. Bila dinyatakan `kalau
perlu', harus disebutkan dosis maksimum dan jarak dosis terpendek. Perintah
khusus untuk apoteker seperti 'tambahkan sendok obat 5 ml' boleh ditulis di
resep, tetapi tentu tidak disalin ke label.
Paraf dokter
Nama dan alamat pasien; umur (untuk anak-anak dan manula)
Informasi di atas adalah inti sebuah resep. Keterangan lain dapat
ditambahkan, misalnya jenis asuransi yang bertanggung jawab. Bentuk resep
dan masa berlakunya berbeda di berbagai negara. Jumlah obat dalam setiap
resep harus dibatasi. Beberapa negara mewajibkan resep terpisah untuk opiat.
Rumah sakit biasanya mempunyai bentuk resep baku sendiri. Anda akan
melihat bahwa semua resep dalam bab ini mencakup informasi dasar di atas.
Tulislah resep untuk setiap pasien berikut ini.
Pasien 29:
Anak laki-laki 5 tahun menderita pneumonia dengan sputum kehijauan.
Obat-PAnda adalah sirup amoksisilin.
Pasien 30:
Wanita 70 tahun menderita gagal jantung kongestif sedang. Ia minum
digoksin 0,25 rng I tablet sehari selama beberapa tahun. Ia menelepon
minta resep ulangan. Karena sudah lama tidak memeriksanya, Anda minta ia
datang. Ketika datang, ia mengeluhkan mual ringan dan kehilangan nafsu
makan. "Tidak ada muntah atau diare. Anda menduga ini sebagai efek
samping digoksin, maka Anda menghubungi ahli jantungnya. Karena baru
mendapat waktu seminggu kemudian, sang ahli jantung menganjurkan anda
memberinya dosis separuhnya seminggu.
Pasien 31:
Wanita 22 tahun. Pasien baru. Ia mengeluh migrain dengan muntah yang
semakin sering. Ia telah minum parasetamol, tetapi tidak menolong. Anda
menjelaskan bahwa parasetamol tidak manjur karena ia sudah
rnemuntahkannya sebelum di serap. Anda meresepkan parasetamol dan
antimuntah, metoklopramid supositoria, yang harus dimasukkan 20-30
menit sebelum minum parasetamol.
Pasien 32:
Pria 32 tahun menderita kanker pankreas tingkat lanjut dan tidak dapat lagi
meninggalkan tempat tidur. Anda mengunjunginya seminggu sekali. Hari ini istrinya
memlnta Anda datang lebih awal karena suaminya sangat kesakitan. Anda segera
datang. Si pasien tidak dapat tidur sepanjang akhir minggu dan berbagai analgesik
tidak mempan. Anda sepakat dengannya untuk mencoba morfin selama seminggu.
Anda tak mau memberikan obat dengan dosis kurang, maka Anda mulai dengan
memberikan 10 mg setiap 6jam dan 20 mg menjelang tidur. Ia juga menderita
diabetes yang tidak bergantung pada insulin (NIDDM); jadi, Anda juga menambah
obatnya, tolbutamid.
Keempat resep itu benar. Walaupun demikian, ada sedikit catatan. Resep ulangan
untuk pasien 30 memang dibolehkan di negara maju. Banyak resep seperti itu, tetapi
dokter tetap harus hati-hati. Jangan menuliskannya begitu saja! Tilik dulu sudah
berapa kali resep ini diulang. Apakah masih manjur? Apakah masih aman? Apakah
masih sesuai dengan kebutuhannya?
Tentang opiat untuk pasien 32, kekuatan obat dan jumlahnya ditulis dengan huruf
sehingga tidak mudah diubah. Perintahnya cukup rinci dan dosis maksimum harian
pun dicantumkan. Di beberapa negara, opiat harus ditulis di resep yang terpisah.
Sebuah resep harus mencakup:
Nama, alamat, telepon dokter
Tanggal
Nama generik obat, kekuatannya
Bentuk sedian, jumlah total
Label: cara pakai, peringatan
Nama, alamat, umur pasien
Paraf atau tanda tangan dokter
Penjelasan.
Bila penderita batuk terus, selaput lendir (mukosa) tidak
akan pulih.
nasihat agar menghindari perangsangan lebih lanjut.
Contoh: - jangan merokok atau
- menghisap debu lalu lintas.
Terapi non obat.
Khusus untuk keadaan ini tidak ada.
Terapi obat.
Dapat dipertimbangkan obat golongan antitusif narkotik
atau anhistamin yang sedatif.
Merujuk pasien.
Untuk pengobatan pertama dalam batuk kering, tindakan
ini tidak tepat.
Terapi pada batuk kering terdiri dari:
- nasihat untuk menghindari iritasi saluran napas
- dan atau menghilangkan batuk dengan obat.
Pilih terapi-P berdasarkan kemanjuran, keamanan, kecocokan dan biaya.
- Dapat dan mau mematuhi saran untuk menghindari iritasi saluran nafas,
akan menyembuhkan,sebab radang selaput lendir akan reda dalam
beberapa hari.
Pecandu rokok cenderung mengabaikan nasihat ini.
- Antitusif narkotik seperti kodein, noskapin, doveri dan yang lebih kuat
seperti morfin, diamorfin dan metadon dapat menekan refleks batuk.
Efek sampingnya yang paling kerap adalah sembelit, pusing dan kantuk.
Pada dosis yang tinggi, golongan obat ini bahkan dapat menekan pusat
nafas. Bila digunakan dalam jangka lama dapat timbul toleransi.
- Antihistamin semacam difenhidramin digunakan sebagai antitusif dalam
obat batuk.
Cenderung menyebabkan kantuk dan khasiatnya masih diperdebatkan.
Membuat keputusan.
Bagaimana memilih di antara berbagai kemungkinan terapi yang tersedia
dalam sistem pelayanan kesehatan Anda.
- batuk kering sangat mengganggu
- menekan refleks batuk beberapa hari akan memberikan manfaat. ,
Atas dasar khasiat akan dipilih obat dari kelompok Opiat.
Dalam kelompok ini, kodein nampaknya yang terbaik yang tersedia dalam
bentuk tablet. Noskapin bersifat teratogenik, sedangkan folkodin
tidak tersedia. Kedua obat terakhir bukan tergolong obat esensial.
Opiat yang lebih kuat hanya diperlukan dalam kasus yang berat.
Terapi pilihan pertama (terapi-P) adalah sbb:
Untuk kebanyakan pasien yang batuk kering setelah menderita flu,
nasihat untuk menjauhkan iritasi saja sudah cukup.
Apabila keadaan tidak membaik dalam 3 – 4 hari, dapat diberikan
kodein.
Apabila pengobatan seminggu masih tidak menolong, diagnosis harus
ditinjau kembali dan diteliti apakah pasien minum obat dengan
teratur.
Kodein adalah obat-P untuk batuk kering.
Dosis baku untuk orang dewasa di Indonesia adalah 8 – 15 mg, 3 kali
sehari.
Sebagai pengganti, dapat digunakan noskapin atau doveri.