Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus Bedah Trauma

Open Fracture Manus Digiti V Dextra


Pembimbing : dr.I Komang Weka, Sp.B

Putu Paramita Primadevi Pramana


Made Gede Anresangsya Yasa
Dwi Kristian Adi Putra
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB I

LATAR BELAKANG

FRAKTUR
TULANG
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA
BAB II
Anatomi
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Fraktur dapat terjadi akibat;


1. Trauma; pukulan, tekukan, puntiran, tarikan
2. Tekanan berulang yang menyebabkan kelelahan
3. Fraktur patologik; kelemahan abnormal pada tulang, seperti tumor dan
osteoporosis.
Fraktur akibat trauma (langsung/ tak langsung)
 Trauma langsung; trauma langsung membentur tulang dan mengakibatkan
fraktur ditempat itu.
 Trauma tak langsung; titik tumpuan benturan dengan terjadinya fraktur
ditempat berjauhan
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Fraktur dibedakan berdasarkan; site, extend, configuration,


hubungan fraktur dengan sesamanya, hubungan fraktur
dengan dunia luar dan komplikasi.
Site (letak) fraktur;
1. Fraktur 1/3 proximal (upper third)
2. Fraktur 1/3 medial (middle third)
3. Fraktur 1/3 distal (lower third)
4. Fraktur intraarticular
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Extend (perluasan)
1. Fraktur komplit; garis patah melalui seluruh penampang tulang
2. Fraktur inkomplit; garis patah tidak mengenai seluruh
penampang tulang.
 Hair line fraktur (patah tulang rambut)
 Buckle/ torus fraktur; fraktur compressi
 Green stick fraktur; fraktur mengenai satu kortek dengan
angulasi cortek lainnya. Terjadi pada tulang anak
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Configuration atau type fraktur dibedakan ;


Berdasarkan bentuk garis patah;
1. Garis patah melintang
2. Garis patah oblique
3. Garis patah spiral
4. Fraktur kompressi
5. Fraktur avulsi (pada patella)
Berdasarkan jumlah garis patah;
6. Fraktur komunitif; Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
7. Fraktur segmental; garis patah lebih dari satu tetapi tidak saling
berhubungan
8. Fraktur multiple; garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang
berlainan tempatnya.
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

FRAKTUR
Complete Fractures:
(a) transverse;
(b) Segmental
(c) spiral.
Incomplete Fractures: (d)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) buckle or torus
(e,f) greenstick.
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Hubungan dengan sesamanya


Fraktur undisplced (tidak bergeser); garis patah komplit tetapi kedua fragmen
tidak bergeser.
Fraktur displaced (bergeser); garis patah komplit dan terjadi pergeseran
fragmen yang disebut dislokasi fragmen, berupa;
Shift side way
Angulation
Rotation
Distraction
Over riding
Impaction
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Hubungan dengan dunia luar


Fraktur dibedakan atas;
1. Fraktur terbuka (open fraktur); terdapat luka yang menghubungkan fraktur
dengan permukaan kulit.
2. Fraktur tertutup (close fraktur); tidak ada luka yang menghubungkan
tulang dengan dunia luar.
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Komplikasi fraktur dibedakan atas;


1. Uncomplicated and remain uncomplicated; tidak ada dan tidak akan
terjadi komplikasi.
2. Complicated or become complicated; ada atau akan terjadi komplikasi.
berupa;
1. Komplikasi dini atau lambat
2. Komplikasi lokal atau sistemik
3. komplikasi karena trauma atau karena pengobatan.
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisis (umum dan lokalis)  look, feel, move
c. Pemeriksaan penunjang
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Anamnesis

Lokasi, onset, kronologi (mekanisme injury + energy of trauma termasuk low


atau high energy injury), kualitas, kuantitas, faktor memperberat/ringan +
keluhan penyerta
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Pemeriksaan Fisis Lokalis


Look
Kulit  kemerahan, sianosis, pigmentasi, shininess
Soft Tissue  pembengkakan local / muscle wasting
Tulang  dalam posisi anatomis/tidak, deformitas, shortening
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Feel
Kulit  suhu, vaskularitas
Soft Tissue  nyeri tekan, terderness, nilai sesorik/motorik
Tulang  tonjolan
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Move
Dalam pemeriksaan move ada 5 hal yang harus dikerjakan :
1) Active movement
2) Pasive movement
3) Nyeri
4) Crepitasi
5) False movement
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Pemeriksaan Penunjang Radiologi – Rule of two


a. 2 views
b. 2 joints
c. 2 limbs
d. 2 injuries
e. 2 occasions
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

PENATALAKSANAAN
PERBAIKAN
REPOSISI
SECARA UMUM ANATOMIS
INTERNAL
FIXASI FIXATION

SESUAI LOKASI EXTERNAL


IMOBILISASI
FIXATION
PERBAIKAN
REHABILITASI FISIOLOGIS
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

PENATALAKSANAAN

SECARA UMUM

Functional splintage, buddy


Phalanx
strapping
SESUAI LOKASI
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Stadium Healing
1. Stadium hematom (segera setelah trauma)
2. Stadium peradangan dan proliperasi; proliperasi sel
subperiosteal dan subendosteal.
3. Stadium soft kalus; gerakan fragmen mulai berkurang dan tidak
terasa sakit lagi.
4. Stadium konsolidasi /hard kalus ; pematangan kalus menjadi
keras.
5. Stadium remodelling; terjadi resorpsi dan pembentukan
kembali tulang seperti bentuk semula
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB III

Identitas Pasien
Nama : AN
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
No. RM : 20009343
Tanggal MRS : 24 Januari 2020
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Keluhan Utama : Nyeri pada tangan kanan


Riwayat Penyakit Sekarang :
- Pasien datang dalam keadaan sadar dengan keluhan nyeri jari kanan setelah
kecelakaan lalu lintas seitar 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien sedang
mengendarai sepeda motor menggunakan helm, terjatuh ke sebelah kanan setelah
menghindari motor lain yang berkendara dengan tidak stabil. Riwayat mual muntah
disangkal oleh pasien. Riwayat penurunan kesadaran atau tidak sadar (-). Rasa sakit
memberat ketika jari digerakkan.
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Riwayat Penyakit Terdahulu dan Pengobatan :


Pasien mengatakan tidak pernah ke tukang urut
Tidak ada riwayat trauma yang sama sebelumnya. Pasien juga tidak memiliki
riwayat dioperasi sebelumnya.
Riwayat penyakit lain seperti hipertensi, DM, jantung, asma dan alergi disangkal
oleh pasien

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, asma.
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Primary Survey
Keadaan umum : sakit sedang
GCS : E4V5M6
Airway + C Spine control : Bebas
Breathing + Oxygenation : Spontan, 20x/menit
Circulation + Hemorrhage control
- Tekanan Darah : 100/60 mmHg
- Nadi : Kuat, 76x/menit
- CRT : <2”
Disability
- Respon : Alert (+), Pain (-), Verbal (-), Unrespond
(-)
- Pupil : Isokor
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Secondary Survey
oKepala : Cephalhematoma (-)
oLeher : Memar (-), midline tenderness (-), step off (-)
oMata : Konjungtiva pucat -/-, Reflek pupil (+) isokor
oTHT : Ottorhe -/- rhinore -/-
oMaxillofacial: jejas (-) swelling (-) maloklusi (-)
oThorax:
o Inspeksi : simetris, memar (-)
o Palpasi : tenderness (-), crepitasi (-)
o Perkusi : sonor/sonor
o Auskultasi :
cor : S1 S2 tunggal reguler murmur (-)
pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

o Abdomen:
o Inspeksi : jejas (-), distensi (-)
o Auskultasi : bising usus (+) normal
o Palpasi : defans muskular (-)
o Perkusi : timpani
o Pelvis : stabil, AP compression test (-), Lateral compression test
(-)
o Ekstremitas : hangat
sesuai status lokalis
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Status localis regio manus dextra


Look :
Tampak luka terbua region manus digiti IV dan V dextra. Swelling (+), deformity (+)

Feel :
Hangat(+), Nyeri tekan (+), CRT<2‘’

Move :
Active ROM terbatas nyeri
False movement (+)
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Foto Klinis
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Assessment
Vulnus Appertum region manus digiti IV dan V dextra
Open Fracture Manus Digiti V Dextra

Imaging
Manus X-ray AP/Oblique view (D)  Sanglah Hospital
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Hasil :
Tampak fraktur kominutif intraartikuler pada basal
metatarsal V manus dextra, displacement (+)
Tampak fraktur kominutif intraartikuler pada basal os
phalang proximal digiti V manus dextra, displacement (+)
Trabekulasi tulang normal
Tmapk soft tissue swelling pada region manus dextra
Tampak soft tissue disruption pada region proximal digiti V
amnus dextra

Kesan:
Fraktur kominutif intraartikuler pada basal metatarsal V dan
basal os phalang proximal digiti V manus dextra,
displacement (+) dengan soft tissue swelling disekitarnya
Soft tissue disruption pada region proximal digiti V manus
dextra
LAPORAN KASUS BEDAH TRAUMA

BAB II

Assessment
Vulnus Appertum region manus digiti IV dan V dextra
Open Fracture Manus Digiti V Dextra

Treatment:
Ananlgetic
Wound treatment + Hecting with Local Anasthesia
Immobilization with Buddy Strapping
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai