Anda di halaman 1dari 24

Riyono

Ketua Umum Aliansi Nelayan Indonesia (ANNI)


 Arah Pembangunan pemerintahan Jokowi
sudah “benar” menjadikan kelautan
perikanan sebagai ruh utama ekonomi
nasional
 Ruh utama Poros maritim adalah
KESEJAHTERAAN NELAYAN DAN MAJUNYA
INDUSTRI PERIKANAN KELAUTAN NASIONAL
 Nelayan memberikan sumbangan stok ikan
nasional sebanyak 95,5%. Kontirbusi ini
sangat signifikan dalam
 Poros Maritim = NELAYAN SEJAHTERA ?
 Korea Selatan yang memiliki konsep Vision
for marine Policy of Korea yang
mengintegrasikan lintas sektor kelautan.
Kanada memiliki Ocean act 1997 serta
Canada”s Ocean Strategy 2002 yang menjadi
dasar terwujudnya Ocean management Plan.
Konsep ini mampu melibatkan seluruh
stakeholder kelautan termasuk nelayan
tradisional yang dilibatkan dalam proses
pembangunan kelautan secara integral.
 Illegal fishing berhasil ? 362 kapal
ditenggelamkan, ada 5000 - 6000 kapal ada
diperairan kami. 90% illegal (Pres Jokowi, kompas
2014)
 Stok Ikan Melimpah? Ada 12,54 juta stok ikan
nasional. Dimana? Buat siapa? Produksi perikanan
tangkap 2017 : 6,8 juta ton? Berapa yang
ditangkap nelayan? Idealnya 10 juta ton.
 Kinerja ekspor terendah sejak 2012. volume
ekspor september 2017 : 748.850 ton, target
KKP 2x lipat = 1,956 juta ton/82,2%. (kontan,
19/2/2017
 Amanah UU No.31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan Jo.UU No.45 Tahun 2009 Tentang
Perikanan.
 UU 32/2014 tentang Kelautan
 UU 7/2016 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Nelayan, Petambak garam dan
Pembudidaya Ikan
 UU 1/2014 tentang Pengelolaan wilayah
Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil
 Saat ini regulasi tentang perikanan kelautan
setidaknya sudah ada 16 UU sejak tahun
1979 sampai 2017
 Kebijakan penyelamatan sumber daya alam
harus bersifat regulatif dan konsisten
 Keseimbangan antara Kelestarian dan

Investasi harus berjalan


 Unsur kearifan lokal dan faktor lingkungan

harus menjadi pertimbangan serius


 Permen ini “mengusik” nelayan sampai

pengusaha perikanan nasional


 Permen ini rasanya seperti “NANO – NANO”
Armada Kapal Cantrang ukuran 10 – 30 GT Th 2013
 Penggunaan alat penangkapan ikan Pukat Hela
(trawls) dan Pukat Tarik (seine nets) di WPP
NRI telah mengakibatkan menurunnya sumber
daya ikan dan mengancam kelestarian
lingkungan sumberdaya ikan, sehingga perlu
dilakukan pelarangan penggunaan alat
penangkapan ikan tersebut.
1) Pengolah dan pemasar hasil perikanan yang terkait dengan
produksi kapal dengan alat tangkap yang dilarang sesuai
dengan peraturan tersebut, meliputi :
a. Unit Pengolah Ikan (UPI) skala UMKM
sebanyak 6.808 Unit dengan jumlah tenaga
kerja 107.918 orang,
b. UPI skala ekspor sebanyak 30 UPI dengan
tenaga kerja 5.203 orang,
c. Pemasar hasil perikanan sebanyak 18.401
unit.
2) Total tenaga kerja yang terdampak sebanyak
252.488 orang.
3) Volume ekspor hasil perikanan yang
terdampak 29.808 ton dengan nilai US$
333.140.262 (tahun 2014).
 Aksi 818 dan 117 dengan Apel Kebangsaan
sebagai AKSI Terbesar Nelayan Indonesia
 Situasi CUKUP GADUH = KETIDAKPASTIAN

HUKUM pasca 2 + 1 Bertemu Presiden


 Nelayan menunggu LEGALITAS JANJI Presiden

untuk BISA MELAUT dengan “SAH”


 Sudah 11x bertemu nelayan, pengusaha dan

pemprov untuk mencari jalan keluar


 Laksanakan Perintah Presiden tanggal 15 dan
17 Januari 2018 secara HUKUM
 Konsisten dalam regulasi
 Pembuatan Perda Perlindungan dan

Pemberdayaan Nelayan
 Penguatan pemprov dengan pemberian

kewenangan perizinan yang MUDAH dan


Cepat

Anda mungkin juga menyukai