Anda di halaman 1dari 30

FRAKTUR IGA Case Report Session

IDENTITAS PASIEN
Nama: Nn. YI
Umur: 18 tahun
Alamat: Babakan Ciamis, Bandung
Pekerjaan: Siswa
Tanggal masuk RS: 26 April 2018
Tanggal pemeriksaan: 26 April 2018
Ruang rawat: IGD Bedah
ANAMNESIS
Keluhan utama: nyeri dada kiri
Pasien datang ke IGD Bedah RSHS dengan keluhan nyeri
pada dada sebelah kiri, tepat dibawah payudara kiri. Nyeri
dirasakan sejak 12 jam yang lalu, terus menerus. Nyeri
bertambah parah saat menarik napas dan setelah
menggerakkan lengan kiri. Nyeri dirasakan seperti ditusuk
benda tajam dan tidak membaik ketika pasien beristirahat.
Nyeri muncul mendadak setelah terjatuh dari motor.
ANAMNESIS ~CONT.
12 jam yang lalu pasien (belum mahir menyetir) sedang menyetir
motor sendiri, memakai jaket serta helm, tanpa membawa
tambahan beban, serta berkendara dengan kecepatan lambat.
Kemudian pasien oleng, terjatuh dari motor kemudian tertimpa
setang dan badan motor.
Selanjutnya pasien dibawa ke klinik, diberikan obat penghilang
rasa sakit, lalu pasien pulang ke rumah karena nyeri membaik. Di
rumah pasien merasa nyeri kembali dan tidak bisa tidur sepanjang
malam, sehingga pada pagi hari pasien dibawa ke IGD RSHS.
ANAMNESIS ~CONT.
Pasien menyangkal adanya lecet, memar, atau keluar darah
pada tubuhnya. Kondisi pingsan disangkal pasien dan
keluarga. Keluhan nyeri tidak disertai sesak dan tidak
membaik dengan posisi. Demam, batuk lama, batuk kuat
disangkal. Kelemahan pada anggota gerak disangkal. Riwayat
trauma lain disangkal.
PEMERIKSAAN
Survey Primer Palpasi : krepitasi (+) , nyeri palpasi (+)
pada hemithorax kiri,
A: Bebas, tidak ada tanda obstruksi
Perkusi : sakit (+) pada perkusi
B: RR: 22x hemithorax kiri
C: Tekanan darah; 120/80; nadi: 88 Auskultasi : VBS kiri=kanan, Rh -/-, Wh
D: GCS: 15 -/-
Survey Sekunder
a/r kepala: tidak ada kelainan a/r abdomen: datar, lembut, bising usus
(+), Nyeri tekan (-)
a/r thorax :
a/r ekstremitas: akral hangat, CRT
Inspeksi: B/G simetris, jejas (-), luka terbuka <2detik, tidak ada memar, tidak ada
(-), tidak tampak deformitas luka/lecet
PEMERIKSAAN ~CONT.
Diagnosis Kerja
Suspek fraktur tertutup kosta a/r hemithorax sinistra ec
trauma tumpul

Pemeriksaan selanjutnya
Rontgen thorax AP, cervical lateral, pelvis AP, cek lab
hematologi lengkap, analisis gas darah
FOTO KLINIS
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
HEMATOLOGI KIMIA KLINIK LAIN-LAIN
Hb : (N) 13,9 pH : (N) 7,401
Hct : (N) 41,3 Laktat : (>)3,2 pCO2: (<) 27,1
Leukosit : (>) 11.800 Ureum : (N) 20 pO2 : (>) 187,4
Trombosit : (N) 338000 Kreatinin : (N) 0.61 HCO3 : (<) 17,0
Eritrosit : (N) 4,89 SGOT: (N) 35 TCO2: (<) 17,8
MCV : (N) 84,5 SGPT : (N) 33 Saturasi O2: (N) 99.9
MCH : (N) 28,4
MCHC : (N) 33,7
PT : (N) 14
APTT : (N) 29,5
INR : (N) 1,04
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(X-RAY) Jantung tidak membesar
Tampak fraktur multiple pada os
costae 5,6,7,8 aspek
posterolateral kiri
Tidak tampak fraktur os
clavicula dan scapula
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(X-RAY)
Foto cervical saat ini tidak
jelas tanda-tanda fraktur.
Foto pelvis saat ini tidak jelas
tanda-tanda fraktur.
DIAGNOSIS
Fraktur tertutup kosta 5-8 a/r hemithorax sinistra aspek
posterolateral ec trauma tumpul
TATA LAKSANA
•Oksigenasi 3 lpm dengan nasal cannule
•IVFD RL 1500 cc/24 jam
•Ketorolac 3x30 mg IV
•Rencana fiksasi costae
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
FRAKTUR KOSTA Pembahasan
DEFINISI
Diskontinuitas (fraktur) pada satu atau lebih tulang iga
(costae)
ETIOLOGI

Merupakan cedera toraks yang paling sering


disebabkan oleh trauma tumpul dinding dada,
seperti pukulan atau penggilasan. Penyebab
lain yang cukup sering adalah kecelakaan lalu
lintas dan jatuh dari ketinggian.
KLASIFIKASI
Menurut jumlah costa
yang mengalami fraktur
Fraktur simple
Fraktur multiple
KLASIFIKASI
Menurut jumlah fraktur pada setiap kosta Menurut letak fraktur
Fraktur segmental Superior ( costa 1- 3)
Fraktur simple Median (costa 4-9)
Fraktur communitif Inferior ( costa 10 – 12)

Menurut posisi
Anterior
Lateral
Posterior
PATOGENESIS-PATOFISIOLOGI
Trauma
Fraktur

Melukai jaringan sekitarnya Penetrasi

Nyeri
Hemotoraks Pneumotoraks

Sulit bernafas
PATOFISIOLOGI
Fraktur costae dapat menyebabkan gangguan ventilasi melalui berbagi cara, antara
lain :
-Nyeri dapat menyebabkan gangguan saat bernapas
-Fragmen fraktur dapat penetrasi sehingga menyebabkan hemothoraks atau
pneumothoraks.
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri saat inspirasi serta kesulitan saat bernapas.
Apabila terdapat insufisiensi napas dapat terlihat sianosis,
takipnea, adanya retraksi, serta penggunaan otot bantu napas
pada pasien.
Flail chest (pergerakan paradoks segmen dada selama proses
inspirasi dan ekspirasi yang disebabkan ketidakstabilan
dinding dada akibat fraktur costae (biasanya akibat fraktur tiga
atau lebih costae yang berdekatan dari satu garis fraktur pada
daerah yang sama).
DIAGNOSIS
Anamnesis
-Mekanisme trauma
-Penyebab non trauma ( batuk hebat )
-Keluhan (nyeri, sulit bernafas)
Pemeriksaan Fisik
-Pemeriksaan general (CAB)
-Status Lokalis
DIAGNOSIS
 Inspeksi : Tampak jejas luka, gerak pernapasan terbatas
 Palpasi : Krepitasi, nyeri tekan pada tulang costae yang
fraktur, adanya deformitas
 Perkusi dan Auskultasi : apabila terdapat komplikasi
akibat fraktur, misalnya pneumotoraks.

Pemeriksaan Penunjang : Rontgen toraks


DIAGNOSIS BANDING

Nyeri psikosomatis pasien


Contusio paru (memar atau peradangan pada paru yang dapat terjadi 
pada cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa
benda berat)
KOMPLIKASI
Pneumothorax (immediate or delayed)
Hemothorax (immediate or delayed)
Acute Respiratory Distress Syndrome
Contusio Paru, Flail Chest
Pneumonia
Kerusakan organ visceral thorax
Retained hemothorax
TATALAKSANA
Tujuan terapi adalah ventilasi adekuat.
Pemberian analgesic pada penanganan awal.
Pemberian oksigen

Stabilisasi dinding dada dengan alat fiksasi


Rujukan ke spesialis bedah toraks
PROGNOSIS
7 atau lebih fraktur : mortalitas 29%
Flail chest : mortalitas 33% karena menghambat
napas efektif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai