Anda di halaman 1dari 24

PRESENTASI KASUS

TRAUMA THORAX
(HEMOTHORAX)
Pembimbing :
dr. Eko Waskito, M.Ked, Sp. An
Presentator :
Vicky Ilda Viantini
Rina Andayani
Yunisha Intami
Hafis Syahnara
Aqil Azizi
SMF Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama Aceh
Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Amransyah
Umur
: 46 Tahun
Jenis Kelamin: Laki laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat
: Sidorejo
MRS : 16 Mei 2016

PRIMARY SURVEY
Airway and C-Spine control
Airway : Clear
Bicara jelas (+)
Airway patent O2 2 L/menit canul
Breathing and ventilation
RR 28 x / menit regular, SpO2 = 82%
Trakhea deviasi ke kiri, Jejas (+), Retraksi dinding dada (+)
I: pergerakan dada asimetris (kanan tertinggal)
Pa : nyeri tekan (+) pada hemitoraks kanan, krepitasi (+)
Pe : redup di lapangan paru kanan
A : vesikuler melemah di paru kanan
Breathing tidak adekuat Dilakukan foto thorax AP
Pasang thorax drain & fiksasi fraktur costae

Circulation and hemorrhage control


HR : 120 x / menit, TD : 70/50 mmHg
Perdarahan aktif (+), Akral dingin (+)
Sirkulasi tidak stabil
IVFD 2 line NaCl 0,9% 4 fls
Pemasangan cateter, pantau output urine
Disability
Kes: Somnolen, GCS : E4M4V4 = 12
Pupil isokor 3 mm, Reflek cahaya (+/+)
Exposure
contusio (+) at regio thoracal dextra setentang linea
aksilaris medialis

SECONDARY SURVEY
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan

Utama : Nyeri dada kanan


sesaat setelah pasien mengalami kecelakaan lalu
lintas, pasien mengendarai sepeda motor dan
ditabrak oleh pickup yang menghindar dari truk.
Pasien tidak ingat saat kejadian berlangsung.
Pasien mengaku baru sadar setelah sampai di
ICU. Keluhan nyeri dada kanan dirasakan ketika
pasien menarik nafas dan disertai sesak nafas.
Penurunan kesadaran (+), 2 jam pasien sadar
kembali tetapi seperti linglung, mual (+), muntah
sebanyak 1 kali beberapa menit setelah
kecelakaan.
BB : 70 kg

PEMERIKSAAN FISIK
B1 (Breath):
Airway obstruktif : bicara jelas (+), trachea
deviasi kekiri
Ventilasi : RR 28 x / menit, SpO2 82%
I : jejas (+) di regio toraks anterior dextra
setentang linea aksilaris medialis, retraksi
intercostal (+),pergerakan dada asimetris (kanan
tertinggal)
Pa : nyeri tekan (+), krepitasi (+)
Pe : redup (+) di lapangan paru kanan
A : suara vesikuler melemah di lapangan paru
dextra

B2 (Bleed):
Akral dingin, CRT > 2, HR 120x/m,TD 70/50
mmHg,
I : iktus kordis tidak terlihat, parut (-)
Pa : iktus kordis teraba, peningkatan TVJ (-)
Pe : dalam batas normal
A : BJ 1 > BJ 2, murmur (-), gallop (-).
B3 (Brain):
GCS: E4 V4 M4, Pupil isokor, RC +/+, motorik
ekstremitas inferior 1111/1111, sensorik +/+

B4 (Bladder):
BAK (+), urin warna kuning gelap (+), kateter
urin(+), urin 50 cc/jam.
B5 (Bowel):
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : muscular defense (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani (+)
B6 (Bone):
Deformitas (-), open wound (-), AVN (+), ROM
limited

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
16 mei
17 mei
HB
HCT
RBC
WBC
PLT
Aptt
Fibrinogen
Prothtombine
time
GDS

18 mei
2016
2016
2016
10,6 gr/dl
6,5 gr/dl
8,8 gr/dl
31,7 %
20,2 %
25,8 %
3,53 juta /
2,33 juta /
2,98 juta /
UL
UL
UL
18.920 / UL
9100 / UL
12.770 / UL
182.000 / 114.000 / UL 105.000 / UL
UL
34,5 second
114 mg/dl
19,3 second
479 mg/dl

DIAGNOSA
Trauma

tumpul thoraks + Multiple fractur


costae dextra + Hemothoraks + Trauma
medula spinalis + Nyeri

TERAPI
O2

2 liter / i
Head Up 30o
IVFD 2 line NaCl 0,9% 4 fls selanjutnya 30 gtt/i
Ij. Piracetam 3 gr / 12 jam
Ij. Meropenem 1 gr / 12 jam
Ij. Transamin 500 mg / 8 jam
Ij. Morphin 2 amp dalam NaCl 0,9% 1,5 cc / jam
Ij. Ketorolac 1 amp / 12 jam
Nebulizer ventolin 1 respul / 8 jam
Ambroxol syr 3 x cth 1
Transfusi PRC 2 bag Hb : 6,5 mg / dl
Diet MB TKTP
Rencana Thorax drain (pemasangan WSD) dan fiksasi
fraktur
Pemasangan folley cateter pantau output urine

TRAUMA THORAX

Trauma

thoraks adalah luka atau


cedera
yang
mengenai
rongga
thoraks
yang
menyebabkan
kerusakan pada dinding thoraks
ataupun isi dari cavum thoraks yang
disebabkan oleh benda tajam atau
benda
tumpul
dan
dapat
menyebabkan
keadaan
gawat
thoraks akut.

ETIOLOGI
Pada

trauma tumpul toraks tidak


terjadi diskontinuitas dinding toraks,
biasanya terjadi akibat KLL, terjatuh,
olahraga, crush atau blast injuries.
Sedangkan trauma tajam toraks
terjadi diskontinuitas dinding toraks
(laserasi) langsung akibat penyebab
trauma.

KELAINAN AKIBAT TRAUMA


THORAX

FRAKTUR IGA
Cedera

langsung pada iga akan menyebabkan


fraktur dengan ujung-ujung fraktur masuk ke
dalam rongga pleura dan potensial
menyebabkan cedera intratorakal.
Pada penderita akan ditemukan nyeri tekan
dan krepitasi.
Foto Thoraks dibuat untuk menghilangkan
kemungkinan cedera intratorakal, bukan untuk
mengidentifikasi fraktur iga.
Yang penting adalah menghilangkan rasa sakit
agar penderita dapat bernafas dengan baik.

FLAIL CHEST
Terjadi

ketika segmen dinding dada tidak lagi


mempunyai kontinuitas dengan keseluruhan dinding
dada, terjadi karena fraktur iga multipel pada dua atau
lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis fraktur.
Adanya segmen flail chest (segmen mengambang)
menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding
dada.
Dengan foto toraks akan lebih jelas karena akan
terlihat fraktur iga yang multipel, akan tetapi
terpisahnya sendi costochondral tidak akan terlihat.
Terapi awal yang diberikan termasuk pemberian
ventilasi adekuat, oksigen yang dilembabkan dan
resusitasi cairan serta pemberian analgesia.

PNEUMOTHORAX
Pneumotoraks

sederhana disebabkan masuknya udara


pada ruang potensial antara pleura viseral dan parietal.
Udara di dalam rongga pleura menyebabkan kolaps
jaringan paru gangguan ventilasi-perfusi.
Suara nafas menurun pada sisi yang terkena dan pada
perkusi hipesonor.
Foto toraks pada saat ekspirasi membantu menegakkan
diagnosis.
Terapi terbaik adalah dengan pemasangan chest tube
pada sela iga ke 4 atau ke 5, anterior dari garis midaksilaris.
Selang dada dipasang dan dihubungkan dengan WSD
dengan atau tanpa penghisap, dan foto toraks dilakukan
untuk mengkonfirmasi pengembangan kembali paru-paru.

HEMOTHORAX

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai