Sebagai seorang yang bertanggung jawab atas sebuah penerbangan, kesehatan tentu menjadi fokus utama dalam syarat kelancaran selama perjalanan. Bagi para pilot dan calon pilot mereka harus memenuhi syarat kesehatan biasa disebut Medical Examination ( MEDEX ), Untuk Indonesia, medex dilaksanakan di balai kesehatan penerbangan (Hatpen). Dan syarat ini juga berlaku bagi semua pengawak pesawat antara lain : • pramugara – pramugari • air traffic controller • flight engineer • flight navigator • flight operation officer • dan pemegang lisensi lainnya yang ditentukan oleh regulator. Berikut adalah prosedur MEDEX: • Cek Laboratorium • Tes Audiometri • Cek Gigi • Cek mata • Rontgen • Tes Jantung (EKG) • Cek Fisik • Tes EEG 1. Cek Laboratorium Proses ini meliputi cek darah urine untuk mengetahui antara lain kadar kolesterol, asam urat, trigliserida, haemoglobin, dan lain-lain. Pada tahap ini para anggota penerbangan atau calon, juga akan di ketahui jika memiliki ketergantungan obat terlarang dan alcohol. 2. Tes Audiometri Tes ini adalah semacam tes pendengaran untuk mengetahui pendengaran kita masih normal atau tidak, hal ini penting untuk menerima informasi yang akan di sampaikan selama penerbangan. 3. Cek Gigi Seperti yang telah di ketahui bersama, bahwa untuk menjadi pilot atau pramugara/i tidak di perbolehkan adanya gigi yang berlubang. Hal ini dapat di siasati dengan menambal semua gigi yang mengalami kendala atau berlubang. Padahal ini bagi anda yang menggunakan gigi palsu atau behel masih di perbolehkan. 4. Cek Mata Penggunaan kacamata sebenarnya di perbolehkan, namun dengan batasan-batasan tertentu hal ini di dasari oleh setiap peraturan sekolah penerbangan atau maskapai. Dan bagi anda yang telah di lasik, tetap di perbolehkan. 5. Rontgen X-ray atau rontgen di lakukan untuk melakukan pengecekan ke bagian dalam tubuh anda, terutama bagian paru-paru yang disarankan semua dalam keadaan baik. 6. Tes Jantung (EKG) Tes ini biasa juga di sebut dengan ECG, dan proses akan dilalui dengan tiduran sekitar 15 menit atau pengecekan bisa dilakukan sambil lari di treadmill. Semua proses ini akan di lalui dengan tubuh anda tersambung kepada alat pengecekan dengan kabel sebagai penghubungnya, hal ini bertujuan untuk merekam kondisi jantung anda. 7. Cek Fisik Banyak para calon pilot atau pramugara/i yang menganggap tahap ini adalah yang tersulit dan menegangkan, karna selama pemeriksaan kita hanya di perbolehkan memakai pakaian seminimal mungkin untuk dilakukan pengecekan pada fisik kita secara menyeluruh. Selama tes ini kita akan di berikan pertanyaan seputar riwayat penyakit yang pernah kita alami, atau kecelakaan yang menyebabkan patah tulang dan lain-lain. 8. Elektro Ensefalografi Atau biasa di sebut EEG adalah prosedur mengetahui apakah kita mempunyai kelainan otak atau kejiwaan. Posisi rileks sangat penting selama pengecekan karena proses akan gagal dan diulang dari awal. Dan untuk proses yang satu ini pengecekan akan dilaksanakan di Lakespra MT Haryono atau di RSPAD Gatot Subroto. • Dan sebagai informasi ada 3 penyakit utama yang sudah di pastikan tidak lolos Medex, antara lain Sakit jantung, Buta warna, dan Epilepsi. Kesehatan untuk Penumpang Pesawat Beberapa maskapai penerbangan membutuhkan sertifikat kesehatan yang menyatakan calon penumpang dalam kondisi yang stabil dan sehat untuk terbang. Sebagian besar maskapai juga memiliki penasehat kesehatan yang akan memberikan rekomendasi dalam bentuk formulir Informasi Medikal (MEDIF). Beberapa pertimbangan dasar dalam hal penasehat kesehatan memberikan rekomendasi yang dimaksud adalah : • Dampak dari hipoksia ringan dan penurunan tekanan udara dalam kabin. • Dampak dari imobilisasi. • Kemampuan untuk melakukan “brace position” saat pendaratan darurat. • Pertimbangan waktu pemberian obat untuk penerbangan jarak jauh atau transmeridian • Kemampuan calon penumpang untuk melakukan proses perjalanan dari Bandara keberangkatan hingga Bandar Udara kedatangan • Pertimbangan kondisi calon penumpang yang dapat memengaruhi kenyamanan atau keselamatan penumpang lain dalam penerbangan. Beberapa kondisi kesehatan yang tidak diijinkan oleh maskapai penerbangan untuk calon penumpang yang melakukan perjalanan adalah sebagai berikut : • Serangan jantung dalam jangka waktu 7 hari • Serangan jantung dengan komplikasi dalam jangka waktu 4-6 minggu • Gagal jantung • Penyakit darah tinggi yang tidak terkontrol • Pasca operasi by-pass jantung dalam jangka waktu 10 hari • Cedera kepala dalam jangka waktu 10 hari • Gangguan irama jantung yang tak terkontrol • Penyakit katup jantung derajat berat • Pasca tindakan kateterisasi jantung dalam jangka waktu 5 hari • Penyakit asma yang tidak terkontrol • Penyakit tumor paru dengan ukuran melebihi seperempat diameter rongga paru • Kehamilan pertama usia diatas 36 minggu • Bayi berusia kurang dari 7 hari • Bayi dengan gangguan pernafasan dan atau penyakit paru menahun • Kondisi anemia dengan kadar hemoglobin <7.5 g/dL • Penyakit “sickle cell anemia” • Penyakit infeksi telinga bagian tengah atau pasca operasi telinga • Penyakit sinusitis, polip hidung ukuran besar dan pasca operasi hidung • Pasca operasi dinding perut dalam jangka waktu 10 hari • Pasca tindakan lapararoskopi dalam jangka waktu 24 jam • Pasca operasi tulang tengkorak dalam jangka waktu 7 hari • Pasca operasi retina mata dalam jangka waktu 2- 6 hari • Pasca pemasangan perban gips dalam jangka waktu 1-2 hari • Penyakit epilepsy yang tidak terkontrol • Penyakit tuberculosis Apabila ada beberapa kondisi kesehatan yang tidak termasuk dalam daftar tersebut diatas, maka calon penumpang harus berkonsultasi dengan dokter ahli kesehatan penerbangan untuk mendapatkan rekomendasi tertulis dari dokter ahli yang dimaksud, sehingga maskapai penerbangan yang dapat melakukan persiapan yang diperlukan untuk membantu calon penumpang dapat melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman, dan juga tidak mengganggu kenyamanan atau mengancam keselamatan lainnya. TERIMA KASIH