Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN KESEHATAN

PENERBANGAN

dr. Yudistira Yunus


Sebagai seorang yang bertanggung jawab atas
sebuah penerbangan, kesehatan tentu
menjadi fokus utama dalam syarat kelancaran
selama perjalanan. Bagi para pilot dan calon
pilot mereka harus memenuhi syarat
kesehatan biasa disebut Medical Examination
( MEDEX ), Untuk Indonesia, medex
dilaksanakan di balai kesehatan penerbangan
(Hatpen).
Dan syarat ini juga berlaku bagi semua pengawak
pesawat antara lain :
• pramugara – pramugari
• air traffic controller
• flight engineer
• flight navigator
• flight operation officer
• dan pemegang lisensi lainnya yang ditentukan
oleh regulator. 
Berikut adalah prosedur MEDEX:
• Cek Laboratorium
• Tes Audiometri
• Cek Gigi
• Cek mata
• Rontgen
• Tes Jantung (EKG)
• Cek Fisik
• Tes EEG
1. Cek Laboratorium
Proses ini meliputi cek darah urine untuk
mengetahui antara lain kadar kolesterol, asam
urat, trigliserida, haemoglobin, dan lain-lain.
Pada tahap ini para anggota penerbangan
atau calon, juga akan di ketahui jika memiliki
ketergantungan obat terlarang dan alcohol.
2. Tes Audiometri
Tes ini adalah semacam tes pendengaran
untuk mengetahui pendengaran kita masih
normal atau tidak, hal ini penting untuk
menerima informasi yang akan di sampaikan
selama penerbangan.
3. Cek Gigi
Seperti yang telah di ketahui bersama, bahwa
untuk menjadi pilot atau pramugara/i tidak di
perbolehkan adanya gigi yang berlubang. Hal
ini dapat di siasati dengan menambal semua
gigi yang mengalami kendala atau berlubang.
Padahal ini bagi anda yang menggunakan gigi
palsu atau behel masih di perbolehkan.
4. Cek Mata
Penggunaan kacamata sebenarnya di
perbolehkan, namun dengan batasan-batasan
tertentu hal ini di dasari oleh setiap peraturan
sekolah penerbangan atau maskapai. Dan bagi
anda yang telah di lasik, tetap di perbolehkan.
5. Rontgen
X-ray atau rontgen di lakukan untuk
melakukan pengecekan ke bagian dalam
tubuh anda, terutama bagian paru-paru yang
disarankan semua dalam keadaan baik.
6. Tes Jantung (EKG)
Tes ini biasa juga di sebut dengan ECG, dan
proses akan dilalui dengan tiduran sekitar 15
menit atau pengecekan bisa dilakukan sambil
lari di treadmill. Semua proses ini akan di lalui
dengan tubuh anda tersambung kepada alat
pengecekan dengan kabel sebagai
penghubungnya, hal ini bertujuan untuk
merekam kondisi jantung anda.
7. Cek Fisik
Banyak para calon pilot atau pramugara/i
yang menganggap tahap ini adalah yang
tersulit dan menegangkan, karna selama
pemeriksaan kita hanya di perbolehkan
memakai pakaian seminimal mungkin untuk
dilakukan pengecekan pada fisik kita secara
menyeluruh. Selama tes ini kita akan di
berikan pertanyaan seputar riwayat penyakit
yang pernah kita alami, atau kecelakaan yang
menyebabkan patah tulang dan lain-lain.
8. Elektro Ensefalografi
Atau biasa di sebut EEG adalah prosedur
mengetahui apakah kita mempunyai kelainan
otak atau kejiwaan. Posisi rileks sangat
penting selama pengecekan karena proses
akan gagal dan diulang dari awal. Dan untuk
proses yang satu ini pengecekan akan
dilaksanakan di Lakespra MT Haryono atau di
RSPAD Gatot Subroto.
• Dan sebagai informasi ada 3 penyakit utama
yang sudah di pastikan tidak lolos Medex,
antara lain Sakit jantung, Buta warna, dan
Epilepsi.
Kesehatan untuk Penumpang Pesawat
Beberapa maskapai penerbangan
membutuhkan sertifikat kesehatan yang
menyatakan calon penumpang dalam kondisi
yang stabil dan sehat untuk terbang. Sebagian
besar maskapai juga memiliki penasehat
kesehatan yang akan memberikan
rekomendasi dalam bentuk formulir Informasi
Medikal (MEDIF).
Beberapa pertimbangan dasar dalam hal penasehat kesehatan
memberikan rekomendasi yang dimaksud adalah :
• Dampak dari hipoksia ringan dan penurunan tekanan udara
dalam kabin.
• Dampak dari imobilisasi.
• Kemampuan untuk melakukan “brace position” saat pendaratan
darurat.
• Pertimbangan waktu pemberian obat untuk penerbangan jarak
jauh atau transmeridian
• Kemampuan calon penumpang untuk melakukan proses
perjalanan dari Bandara keberangkatan hingga Bandar Udara
kedatangan
• Pertimbangan kondisi calon penumpang yang dapat
memengaruhi kenyamanan atau keselamatan penumpang lain
dalam penerbangan.
Beberapa kondisi kesehatan yang tidak diijinkan oleh
maskapai penerbangan untuk calon penumpang yang
melakukan perjalanan adalah sebagai berikut :
• Serangan jantung dalam jangka waktu 7 hari
• Serangan jantung dengan komplikasi dalam jangka waktu
4-6 minggu
• Gagal jantung
• Penyakit darah tinggi yang tidak terkontrol
• Pasca operasi by-pass jantung dalam jangka waktu 10 hari
• Cedera kepala dalam jangka waktu 10 hari
• Gangguan irama jantung yang tak terkontrol
• Penyakit katup jantung derajat berat
• Pasca tindakan kateterisasi jantung dalam jangka waktu 5
hari
• Penyakit asma yang tidak terkontrol
• Penyakit tumor paru dengan ukuran melebihi seperempat
diameter rongga paru
• Kehamilan pertama usia diatas 36 minggu
• Bayi berusia kurang dari 7 hari
• Bayi dengan gangguan pernafasan dan atau penyakit paru
menahun
• Kondisi anemia dengan kadar hemoglobin <7.5 g/dL
• Penyakit “sickle cell anemia”
• Penyakit infeksi telinga bagian tengah atau pasca operasi
telinga
• Penyakit sinusitis, polip hidung ukuran besar dan pasca
operasi hidung
• Pasca operasi dinding perut dalam jangka waktu
10 hari
• Pasca tindakan lapararoskopi dalam jangka waktu
24 jam
• Pasca operasi tulang tengkorak dalam jangka
waktu 7 hari
• Pasca operasi retina mata dalam jangka waktu 2-
6 hari
• Pasca pemasangan perban gips dalam jangka
waktu 1-2 hari
• Penyakit epilepsy yang tidak terkontrol
• Penyakit tuberculosis
Apabila ada beberapa kondisi kesehatan yang
tidak termasuk dalam daftar tersebut diatas,
maka calon penumpang harus berkonsultasi
dengan dokter ahli kesehatan penerbangan
untuk mendapatkan rekomendasi tertulis dari
dokter ahli yang dimaksud, sehingga maskapai
penerbangan yang dapat melakukan persiapan
yang diperlukan untuk membantu calon
penumpang dapat melakukan perjalanan dengan
aman dan nyaman, dan juga tidak mengganggu
kenyamanan atau mengancam keselamatan
lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai