Anda di halaman 1dari 18

Metabolisme Zat

Besi
Amali Rica Pratiwi, S.Gz.,M.Gz
• Mineral mikro yg paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia dan hewan  sebanyak 3 - 5 gram di tubuh
manusia dewasa.

• Fungsi zat besi :


1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru – paru ke jaringan
tubuh.
2. Sebagai alat angkut elektron di dlm sel.
3. Sebagai bagian terpadu berbagai reaksi di dlm jaringan
tubuh.

Besi
• Tubuh manusia mengandung sekitar 2 sampai 4 g zat
besi, atau ∼38 mg zat besi / kg berat badan untuk wanita
dan ∼50 mg zat besi / kg berat badan untuk pria.
• Lebih dari 65% (∼1,3–2,6 g) zat besi tubuh ditemukan di
hemoglobin, hingga sekitar 10% (∼0,2–0,4 g) ditemukan
sebagai mioglobin,
• Sekitar 1% hingga 5% (hingga 0,1–0,2 g) ditemukan
sebagai bagian dari enzim.
• Sisa zat besi tubuh (sekitar 20% atau 0,4-0,8 g)
ditemukan di dalam darah atau di penyimpanan.
Heme Produk hewani,
Berasal dr hemoglobin terutama daging, ikan,
dan mioglobin dan unggas.

Zat besi
makanan nabati
(kacang-kacangan,
buah-buahan, sayuran,
Non heme
biji-bijian, tahu) dan
produk susu (susu,
keju, telur)

Sumber zat besi


Absorbsi zat besi dalam tubuh
• Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus halus
(doudenum)  dengan bantuan protein khusus.
• Ada 2 jenis alat angkut protein di dlm sel mukosa usus
halus yg membantu penyerapan zat besi  transferin dan
feritin.
• Tansferin mukosa  mengangkut besi dr saluran cerna ke
dlm sel mukosa usus dan memindahkan transferin reseptor
yg ada di dlm sel mukosa.
• Transferin mukosa  kembali ke rongga saluran cerna u/
mengikat besi melalui darah ke semua jaringan tubuh.
Besi dlm saluran cerna

Besi diangkut transferin


mukosa
Kelebihan disimpan
Sel mukosa usus halus; besi
sbg ferritin
pindah ke alat angkut
transferin reseptor Sbagian hilang melalui
sel usus halus yg
dibuang
Besi dlm alat angkut
Kelebihan disimpan transferin reseptor
sbg ferritin dan Sbagian hilang dlm
homosiderin keringat kulit, urin
Besi dibawa darah Sebagian dibawa ke
oleh transferin myoglobin sel otot

Hati dan limfa Sumsum tulang


mengeluarkan besi dr sel
darah merah dan mengikat besi ke hb
mengikatkan ke transferin sel darah merah
Darah mengangkut
Sebagian hilang besi sbg hb sel Menyimpan kelebihan
sbg metalotionin
melalui darah darah merah
Skema Perjalanan Besi Di Dalam Tubuh
Pencernaan dan Penyerapan Besi Heme

Besi heme  dihidrolisis dari bagian globin  hemoglobin


dan mioglobin sebelum penyerapan.
Pencernaan ini dilakukan oleh enzim protease di lambung
dan usus halus  menghasilkan pelepasan heme dari globin.

Heme, yang mengandung besi yang terikat pada cincin


porfirin (juga disebut metalloporphyrin), tetap larut, terutama
dengan adanya produk degradasi (asam amino dan peptida)
dari globin, dan siap diserap secara utuh dari enterosit oleh
heme carrier protein 1 (hcp1). Heme carrier protein 1
ditemukan terutama di usus halus.
• Sementara penyerapan zat besi terjadi di seluruh usus
halus, di bagian proksimal, terutama duodenum.
• Di dalam enterosit, cincin heme porphyrin yang terserap
dihidrolisis oleh hemeoxygenase menjadi besi dan
protoporphyrin.
• Zat besi yang dilepaskan ini diperkirakan berhubungan
dengan protein sitosol dan dapat digunakan oleh
enterosit, disimpan sebagai feritin, diekskresikan dengan
mengelupasi enterosit, atau, setelah transportasi keluar
dari enterosit, digunakan oleh jaringan tubuh lainnya
Pencernaan dan Penyerapan Besi non Heme

• Besi nonheme, terikat pada komponen makanan 


dibebaskan secara enzimatis (terhidrolisis) di saluran
pencernaan untuk diserap.
• Besi non heme di dlm usus harus dlm bentuk terlarut.
• Besi non heme di ionisasi oleh asam lambung, direduksi
menjadi bentuk ferro dan dilarutkan dlm cairan pelarut 
asam askorbat, gula, asam amino (yg mengandung
sulfur).
• Setelah besi melewati lambung ke usus halus, bercampur
dengan alkali yang dikeluarkan ke usus dari pankreas.
Faktor-faktor Menghambat Penyerapan Besi
• Polifenol seperti turunan tanin dari asam galat
• Asam klorogenat, flavinoid monomer, dan polifenol
• Produk polimerisasi (ditemukan dalam teh dan kopi)
• Asam oksalat (ditemukan dalam bayam, chard, berry, coklat, dan teh,
di antara sumber-sumber lain)
• Asam fitat, juga disebut sebagai fitat, inositol heksafosfat, atau
polifosfat (ditemukan dalam jagung, biji-bijian, polong -polongan)
• Phosvitin, protein yang mengandung serine terfosforilasi residu
(ditemukan dalam kuning telur)
• Kation divalen seperti kalsium, seng, dan mangan
• Senyawa polifenol atau polifenol, bila dikonsumsi dgn sumber zat
besi nonheme, dapat mengurangi zat besi penyerapan lebih dari 50%.
Beberapa faktor yang telah ditemukan untuk meningkatkan
penyerapan zat besi nonheme meliputi:
• gula, terutama fruktosa dan sorbitol
• asam, seperti askorbat, sitrat, laktat, dan tartarat
• daging, unggas, dan ikan atau produk pencernaannya
• Mucin  chelator yang disintesis secara endogen, adalah a
protein kecil yang dibuat di sel lambung dan usus.

Peningkat Penyerapan Besi Nonheme


Reseptor dalam metabolisme zat besi

• Mengandung Fe bentuk ferro. Transferin  konjungat Fe


yang berfungsi menstranspor Fe tsb di dlm plasma darah,
dr tempat penimbunan Fe ke jaringan – jaringan (sel) yg
Transferin memerlukan (sumsum tulang)

• Bentuk storage Fe, mengandung bentuk Ferri. Fe fereitin


diberikan kpd transferin u/ di transpor, zat besinya di
ubah menjadi ferro dan sebaliknya Fe dari transferin yg
berasal dr penyerapan di dlm usus, diberikan kpd ferritin
Ferritin diubah dlm bentuk ferri  untuk di timbun.
• Sel darah merah rata – rata berumur < lebih 4 bulan.
• Sel hati dan limfa  mengambil di darah 
memecahnya  menyiapkan produk2 pemecahan tsb u/
dikeluarkan dr tubuh dan di daur ulang.
• Zat besi di daur ulang  hati mengikatnya ke transferin
darah  mengangkut kembali ke sumsum tulang (u/
membuat sel darah merah baru).

Proses daur ulang Besi


Cadangan zat besi dalam tubuh

Sebagian besar transferin darah membawa besi ke sumsum


tulang dan bagian tubuh lain.
Di dlm sumsum tulang  besi digunakan untuk membuat
hemoglobin. Sisanya dibawa ke jaringan tubuh yg
membutuhkan.
Cadangan besi dlm tubuh lebih disimpan sebagai protein
feritin dan hemosiderin di dlm hati (30%), sumsum tulang
belakang (30%) dan sisanya dlm limfa dan otot.
 Total kehilangan zat besi harian untuk pria dewasa adalah
0,9 hingga 1,2 mg / hari.
 Kehilangan zat besi bagi wanita (pascamenopause)
sedikit lebih rendah, ∼0,7 hingga 0,9 mg / hari karena
wanita luas permukaan yang lebih kecil.
 Eksresi atau pengeluaran zat besi di :
1. Saluran gastrointestinal
2. Kulit
3. Ginjal

Eksresi
Masalah gizi akibat defisiensi dan kelebihan zat besi

Anemia Gizi
Disebabkan oleh kekurangan zat gizi yg berperan dlm pembentukan
hemoglobin (baik kekurangan konsumsi atau krn gangguan absorpsi).
Zat gizi yg berkaitan : besi, protein, vit B6  sbgai katalisator dlm
sintesis hem dlm molekul hemoglobin. Vit C mempengaruhi
absorspsi, pelepasan besi dr transferin ke jaringan , vit E
mempengaruhi stabilitas membran sel darah merah.

Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Sebagian


besar anemia gizi besi. Penyebabnya karena kurang mengkonsumsi
makanan yg mengandung besi, terutama dalam bentuk hem.
1. Bayi dan anak kecil (6 bulan hingga sekitar 4 tahun) karena
kandungan zat besi yang rendah dari susu dan makanan, tingkat
pertumbuhan yang cepat, dan tubuh tidak mencukupi cadangan
besi untuk memenuhi kebutuhan di luar sekitar 6 bulan
2. Remaja, krn percepatan pertumbuhan awal
3. Perempuan selama masa subur karena menstruasi kekurangan besi
4. Wanita hamil karena membesar volume darah, kebutuhan janin dan
plasenta, dan kehilangan darah yang terjadi saat melahirkan

Asupan besi sering tidak memadai


pada empat populasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai