Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN PEMAMFAATAN DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolis

Roxb.) TERHADAP MUTU BERAS MERAH (Oryza nivara) SELAMA


PENYIMPANAN

Oleh :
ARIF HADIS SAMUDRA
1610003350026

Pembimbing : Pembahas:
1. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si 1. Ir. Yurnalis, MP
2. Rera Aga Salihat , S.Si, M.Si 2. Eddwina Aidila Fitria, S.TP, M.Si

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS EKASAKTI
2020
Latar Belakang

Beras di Indonesia merupakan komoditas pangan yang sangat strategis karena


merupakan makanan pokok utama bagi sebagian besar penduduk, dari data Badan
Pusat Statistik (BPS) bahwa produksi padi di Indonesia pada 4 tahun terakhir dari
kurun waktu 2014-2018 meningkat dari tahun ke tahun.

Peningkatan produksi memerlukan usaha penanganan pascapanen yang meliputi


perontokan, pengeringan, penggilingan dan penyimpanan. Proses penyimpanan
beras merupakan kegiatan penting dalam tahap pascapanen. Ketersediaan beras
yang disimpan akan membantu mengatasi masa-masa sulit seperti terjadinya
kekeringan dan banjir yang mengakibatkan gagal panen, namun beras tidak tahan
di simpan terlalu lama karena diserang oleh serangga hama, khususnya Sitophilus
oryzae.
Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan pencegahan dan pemberantasan
hama tersebut dengan menggunakan insektisida sintetis. Menurut WHO (World
Health Organization), selama beberapa tahun terakhir ini banyak kasus karena
keracunan zat kimia yang digunakan untuk pertanian.

Alternatif lain untuk mengatasi serangan hama serangga tersebut yaitu, dengan
menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan
aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan berkhasiat mengendalikan serangan
hama pada tumbuhan. Tumbuhan yang saat ini sedang dikembangkan sebagai
insektisida nabati yaitu tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri seperti daun
pandan wangi. Minyak atsiri memiliki pengaruh sebagai penarik, atau sebagai
insektisida pada serangga .
Rumusan Masalah

1. Bagaimana perubahan mutu beras merah (Oryza Nivara) dengan pemberian


serbuk daun pandan wangi (Pandanus amaryllis folius) selama penyimpanan ?
2. Berapa pemberian serbuk daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) yang
tepat untuk mendapatkan mutu beras merah (Oryza Nivara) yang berkualitas
selama penyimpanan ?

Tujuan penelitian

1. Mengetahui perubahan mutu beras merah (Oryza nnivara) dengan pemberian


serbuk daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) selama penyimpanan.
2. Mengetahui jumlah serbuk daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) yang
tepat pada penambahan beras merah (Oryzae Nivara) selama penyimpanan.
Hipotesis

H0 = Penambahan serbuk pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) tidak berpengaruh


terhadap mutu beras merah (Oryza Nivara) selama penyimpanan.

H1 = Penambahan serbuk pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) berpengaruh terhadap


mutu beras merah (Oryza Nivara) selama penyimpanan

Mamfaat Penelitian

1. Memberi wawasan dan menambah pengetahuan bagi peneliti.


2. Menghasilkan produk yang bermamfaat serta memberikan masukan pada
pemerintah dalam penyimpanan beras.
3. Dapat meningkatkan penghasilan dan memberi pengetahuan bagi masyarakat.
4. Memberi pengetahuan dan informasi bagi pengusaha dalam pengguanaan daun
pandan wangi dalam penyimpanan beras.
Tinjauan Pustaka

Beras

Beras yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia adalah beras


putih, beras merah, dan beras hitam. Namun, beras yang paling banyak
dikonsumsi adalah beras putih. Padahal beras merah mengandung gizi yang jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan varitas padi beras putih. Hal tersebut
mengakibatkan harga jual beras padi merah di pasaran juga lebih tinggi dibanding
dengan beras putih.

Sifat Fisik-Kimia Beras Merah

Warna merah pada beras terbentuk dari pigmen antosianin yang tidak
hanya terdapat pada perikarp dan pegmen, tetapi juga bisa di setiap
bagian gabah, bahkan pada kelopak daun. Jika butiran dipenuhi oleh
pigmen antosianin maka warna merah pada beras tidak akan hilang.
Antosianin termasuk komponen flavonoid, yang mempunyai kemampuan
antioksidan, antikanker, memperkecil risiko stroke dan serangan jantung.
Jenis-jenis beras

a. Beras putih
b. Beras merah
c. Beras ungu
d. Beras hitam

SNI beras

(Badan Standarnisasi Nasional, 2015) menggolongkan beras ke dalam 4


kelas mutu yakni premium, medium 1, medium 2, dan medium 3.
Adapun persyaratan mutu yang terdapat dalam SNI, terbagi menjadi 2
yakni persyaratan umum dan persyaratan khusus.
Kandungan beras

Beras merah adalah sumber protein dan mineral seperti selenium yang
dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta sumber vitamin B yang
dapat menyehatkan sel syaraf dan sistem pencernaan. Beras merah juga
memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dapat mencegah
konstipasi.

Proses pengolahan padi jadi beras

a. Penggabahan
b. Pengeringan
c. Penggilingan
Pandan Wangi

Morfologi pandan wangi


Ciri-ciri umum famili Pandanaceae tanaman berbentuk perdu atau
semak. Daun terkumpul rapat dalam 3 baris berbentuk spiral, duduk
dengan pangkal memeluk batang, berbentuk garis, bertulang daun
sejajar pada waktu rontok meninggalakan berkas berbentuk cincin.
Bunga berkelamin satu, kerap kali berumah-rumah tanpa hiasan bunga,
tersusun menjadi tongkol yang bercabang atau tidak, dengan daun
perlindungan berkembang baik sekali.

Penyebara pandan wangi

Tumbuhan ini dapat tumbuh liar ditepi sungai, rawa, dan tempat-tempat
lain yang tanahnya agak lembab dan dapat tumbuh subur dari daerah
pantai sampai di daerah dengan ketinggian 500 meter dpl (di bawah
permukaan laut).
Kandungan pandan wangi
Kandungan saponin dan alkaloid yang bertindak sebagai racun perut.
Alkaloid berupa garam sehingga dapat mendegradasi membran sel
untuk masuk ke dalam dan merusak sel dan juga dapat mengganggu
sistem kerja syaraf larva dengan menghambat kerja enzim
asetilkolinesterase. Selain itu, senyawa flavonoid juga memiliki sifat
anti insektisida yaitu dengan menimbulkan kelayuan syaraf pada
beberapa organ vital serangga yang dapat menyebabkan kematian,
seperti pernapasan.

Perubahan Mutu Beras Selama Penyimpanan

Penyimpanan beras dalam waktu lama dengan kondisi kurang baik akan
menimbulkan kerusakan pada bau dan citra rasa beras. Kerusakan ini
terutama disebabkan oleh “ketengikan” yang terjadi pada kandungan
beras, sehingga menimbulkan bau yang apek dan masam. Bau apek dari
beras giling yang telah lama disimpan disebabkan oleh senyawa-senyawa
karbonil yang bersifat tengik, yaitu senyawa-senyawa hasil oksidasi
lemak dengan oksigen dari udara (Hendrik, 2016).
Kutu Beras

Di antara serangga hama gudang yang menyerang biji-bijian, S. oryzae


merupakan salah satu hama yang paling merugikan. Serangga ini
memiliki periode perkembangan yang singkat dan mampu berkembang
biak dengan sangat cepat dan memicu serangan hama gudang lainnya.

Morfologi kutu beras


Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan,
setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak
berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak
pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan.
Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat
hidup larvanya.
Siklus hidup kutu beras

Siklus hidup hama S.oryzae selama 30-40 hari pada kondisi optimum
yaitu pada suhu 29ᵒC , kadar air beras 16% dan RH 70%. Imago dapat
hidup mencapai 3-5 bulan bahkan 1 tahun, tanpa adanya makan imago
dapat hidup sampai 36 hari. Imago betina dapat menghasilkan sekitar
300-400 butir telur.
Metode Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil


Pertanian Universitas Ekasakti. Penelitian ini akan dilakukan pada
bulan September sampai bulan Desember 2020.

Bahan dan Alat

Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun pandan wangi
(Panadanus amaryllifolius), kutu beras (Sitophilus oryzae) yang diambil di Bidar
Alam, Kec. Sangir Jujuan, Kab. Solok Selatan, beras merah (Oryza Nivara) dibeli
diminimarket Tugul Hitam, Kota Padang, Sumatera Barat.

Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah toples plastik, blender, kain
kasa, ayakan, timbangan digital, gunting, kaca pembesar (loop), baki plastik,
karet gelang, pisau,pinset, kertas label, dan alat tulis.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara eksploratif dengan 6 perlakuan
dan 3 kali ulangan

Formulasi
Perlakuan yang dilakuakan P0 = Beras 100 g (kontrol) + 10 pasang
kutu beras
pada penelitian ini adalah
P1 = Beras 100 gram + 50 gram serbuk
perbandingan pemberian daun pandan wangi + 10 pasang kutu
serbuk daun pandan wangi beras
terhadap penyimpanan beras P2 = Beras 100 gram + 60 gram serbuk
daun pandan wangi + 10 pasang kutu
P0 = 100 : 0 beras
P1 = 100 : 50 P3 = Beras 100 gram + 70 gram serbuk
P2 = 100 : 60 daun pandan wangi + 10 pasang kutu
beras
P3 = 100 : 70
P4 = Beras 100 gram + 80 gram serbuk
P4 = 100 : 80
daun pandan wangi + 10 pasang kutu
P5 = 100 : 90 beras
P5 = Beras 100 gram + 90 gram serbuk
daun pandan wangi + 10 pasang kutu
beras
Lampiran 3. Diagram alir penyimpanan beras merah

Daun pandan wangi segar


(Pandanus amaryllifolius
Roxb.)
- Daun pandan
wangi
- Dikeringkan
- Diblender
- Diayak
Serbuk daun pandan
wangi

Kontrol 50 gr 60 gr 70 gr 80 gr 90 gr

Dimasukan kedalam 10 pasang kutu


toples berisi beras beras
100 g

Penyimpanan beras selama 2,5 bulan

Pengamatan Biologi Sifat kimia (diawal dan


(mingguan) : diakhir) :

- Pengamatan kutu beras - Kadar air


- Pengamatan pupa - Butir kepala
- Pengamatan imago - Butir patah
- Pengamatan telur - Butir menir
- Butir kuning
- Butir merah
- Butir mengapur
- Benda asing
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai