Anda di halaman 1dari 11

Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil.

Kurang lebih 1 bulan sebelum


masuk rumah sakit, pasien mengeluh sulit buang air kecil (BAK). Pasien mengaku sulit untuk memulai BAK, dan
terkadang harus disertai dengan mengedan untuk BAK, pancaran kencing lemah, kadang terhenti kemudian lancar
kembali. Pasien juga mengeluh sering berkalikali ke kamar mandi pada malam hari saat tidur malam karena ingin BAK
namun saat BAK hanya menetes dan merasa kurang puas. BAK tidak keluar batu, tidak berdarah, demam tidak ada,
nyeri pinggang tidak ada, buang air besar biasa. Pasien sudah 4 kali ke mantri terdekat untuk dipasang kateter. Kurang
lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh tidak bisa BAK. Pasien lalu berobat ke RS Muhammadiyah
Metro dan dirujuk ke RSUD Jendral Ahmad Yani dengan diagnosis retensi urine et causa BPH. Pada 05 Januari 2018
pasien datang ke poli bedah RSUD Jendral Ahmad Yani dalam keadaan terpasang kateter. Kemudian pasien dirawat
inap pada 08 Januari 2018. Saat itu pun pada pasien terpasang kateter, air kencing dapat keluar, darah tidak ada. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, nadi 99x/menit regular, laju pernapasan 20x/menit, tekanan
darah 140/90 mmHg, dan suhu 36,7oC. Pada status generalis dalam batas normal. Pada tanggal 08 Januari 2018, pada
pasien terpasang kateter urine ukuran 16F sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Di dalam urine bag, terdapat
300 cc urine berwarna kuning jernih dan tidak terlihat adanya darah. Dari rectal toucher didapatkan tonus sphincter ani
kuat, mukosa rektum licin, tidak ada massa, ampulla recti intak, serta prostat teraba membesar, batas atas teraba,
konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul tidak ada, dan nyeri tekan tidak ada, tidak ada darah dan feses pada
handscoen. Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukosit 10.770/uL. Pemeriksaan USG urologi menunjukkan
adanya symple cyst ren dextra, vesicolithiasis, pembesaran prostat (volume 42,3 ml) dengan kalsifikasi dan protusi ke
VU. Dalam kasus ini pasien didiagnosis Benign Prostatic Hyperplasia dengan retensio urine dan vesicolithiasis. Terapi
yang diberikan pada pasien ini adalah terapi operatif dengan open

Dello (1733033) 1
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Petani
Suku : Jawa
Diagnosa Medis : Benigna Prostat Hiperplasia

2
2. Riwayat Penyakit

Keluhan Utama
• Klien mengatakan kurang lebih satu bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh sulit buang air kecil
(BAK). Pasien mengaku sulit untuk memulai BAK, dan terkadang harus disertai dengan mengedan untuk BAK,
pancaran kencing lemah, kadang terhenti kemudian lancar kembali. Pasien juga mengeluh mengatakan sering
berkali-kali ke kamar mandi pada malam hari saat tidur malam karena ingin BAK namun saat BAK hanya
menetes dan merasa kurang puas.

Riwayat Penyakit Sekarang


• Klien mengatakan kurang lebih satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh tidak bisa BAK.
Pasien mengejan bila ingin BAK, namun air kencing tidak dapat keluar. Demam tidak ada, nyeri pinggang tidak
ada, mual tidak ada, muntah tidak ada. Buang air besar biasa.

3
3. Pola fungsional

Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum sakit : Klien mengatakan mampu melakukan aktivitas secara mandiri seperti: makan, minum, mandi, berpakaian, toileting

Selama sakit : klien mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarga dari makan, minum, mandi, toileting, berpakaian , mobilitas, ROM 5.

Pemeriksaan Fisik
TTV: TD: 140/90 mmHg, RR: 20 x/ menit, N: 99 x/ menit, S: 36,7 0 C

Keadaan umum sakit sedang dengan kesadaran compos metis

Status lokalis didapatkan bahwa pada region genitalia eksterna terpasang kateter ukuran 16F, urin keluar, warna kuning, tidak ada darah.

Dari rectal toucer didapatkan tonus sphincterani kuat, mukosa rectum licin, tidak ada massa, ampulla recti intak, serta prostat teraba membesar, batas
atas teraba, konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul tidak ada, dan nyeri tekan tidak ada, tidak ada darah dan feses pada handscoen.

4
4. Data focus

a. Data subjektif
• Klien mengatakan kurang lebih satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan kesulitan BAK
• Pasien mengatakan sudah mengejan bila ingin BAK, namun air kencing tidak dapat keluar.
• Pasien mengatakan saat urine keluar hanya sedikit dan menetes saja.

b. Data objektif
• Keadaan umum pasien sakit sedang dengan kesdaran compos mentis
• TTV: TD: 140/90 mmHg, N: 99x/ menit, RR: 20x/ menit, S: 36,7 0 C
• Pada regio genitalia eksterna terpasang kateter ukuran 16F
• Tampak prostat membesar dan terasa bengkak saat diraba.

5
B. ANALISA DATA

• S: klien mengatakan kurang lebih satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan
kesulitan BAK
• O: TTV: TD: 140/90 mmHg, N: 99x/ menit, RR: 20x/ menit, S: 36,0C
• S: Pasien mengatkan sudah mengejan bila ingin BAK, namun air kencing tidak dapat keluar
• O: Keadaan umum pasien sakit sedang dengan kesadaran compos metis
• S: Pasien mengatakan saat urine keluar hanya sedikit dan menetes saja
• O: Pada region genitalia eksterna terpasang kateter ukuran 16 F, Tampak prostat membesar saat di
raba.

6
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra ditandai dengan sensasi penuh pada
kandung kemih, buang air kecil sedikit.
• Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obtraksi anatomic (sumbatan pembesaran prostat)
ditandai dengan palpasi penuh pada kandung kemih, hasil pemeriksaan rektal tuse menunjukan adanya
pembesaran prostat.
• Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (Tindakan medis) ditandai dengan terpasang
kateter

7
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan NOC Rencana Tindakan NIC Nama
Perawat
1. Retensi urin berhubungan dengan 1. Eliminasi urine lancar Perawatan Retensi Urine : Dello
peningkatan tekanan uretra 2. Pengendalian urine efektif Observasi
  3. Kandung kemih kosong sempurna 1. Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan
Data subyektif : 4. Bebas dari infeksi saluran kemih palpasi/perpusi
5. Klien melaporkan tidak 2. Monitor intake dan output cairan
a. Klien mengatakan kurang lebih
mengalami kram atau nyeri Terapeutik
satu minggu sebelum masuk rumah kandung kemih 3. Jaga privacy klien saat klien eliminasi
sakit, pasien mengatakan kesulitan 6. Eliminasi urine tidak terganggu : 4. Berikan rangsangan berkemih
Jumlah, warna urine dalam rentan Edukasi
BAK yang diharapkan, tidak ada 5. Instruksikan klien dan keluarga untuk mencatat haluaran
disuria urine
b. Pasien mengatakan sudah  
mengejan bila ingin BAK, namun air Kateter urin:
Obsevasi
kencing tidak dapat keluar.
1. Monitor kepatenan kateter urine
2. Monitor input dan output cairan (Jumlah karakteristik)
c. Pasien mengatakan saat urine
Teraupeutik
keluar hanya sedikit dan menetes 1. Gunakan teknik aseptik selama perawatan kateter urine
saja. 2. pastikan selang kateter dan kantung urine terbebas dari
lipatan
  3. lakukan perawatan perineal (perineal hygiene) minimal 1
Data objektif : kali sehari
a. Keadaan umum pasien sakit 4. kosongkan kantung urine jika kantung telah terisi
sedang dengan kesadaran compos setengahnya
mentis 5. ganti kateter dan kantung urin secara rutin sesuai protocol
atau sesuai indikasi
b. TTV: TD: 140/90 mmHg, N: 99x/ 6. jaga privasi selama melakukan tindakan
menit, RR: 20x/ menit, S: 36,70 C Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan resiko sebelum
c. Pada regio genitalia eksterna pemasangan kateter.
terpasang kateter ukuran 16F   8
Waktu Diagnosa Tindakan Respon
Kamis, 1 oktober 2020 Retensi urin berhubungan Perawatan Retensi Urine : klien mengatakan
08.00 Wib dengan peningkatan tekanan Observasi sekarang merasa
uretra 1. Mengobservasi Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan lega, klien
    palpasi/perpusi mengatakan sakit
  2. Mengobservasi Monitor intake dan output cairan pada kandung kemih
10.00 wib Terapeutik berkurang
3. Membantu menjaga privacy klien saat klien eliminasi
  4. Membantu memberikan rangsangan berkemih
  Edukasi
13.00 wib 5. Instruksikan klien dan keluarga untuk mencatat haluaran urine

  Kateter urin:
  Obsevasi
1. Mengobservasi Monitor kepatenan kateter urine
2. Mengobservasi Monitor input dan output cairan (Jumlah
16.00 wib karakteristik)
  Teraupeutik
1. Menggunakan teknik aseptik selama perawatan kateter urine
 
2. Memastikan selang kateter dan kantung urine terbebas dari
  lipatan
17.00 wib 3. melakukan perawatan perineal (perineal hygiene) minimal 1
kali sehari
 
4. Mengosongkan kantung urine jika kantung telah terisi
  setengahnya
  5. Mengganti kateter dan kantung urin secara rutin sesuai protocol
atau sesuai indikasi
6. Menjaga privasi selama melakukan tindakan
19.00 wib Edukasi
Waktu Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Jum’at 2 Oktober 2020 Retensi urin berhubungan dengan S : klien mengatakan sekarang
08.00 Wib peningkatan tekanan uretra merasa lega, klien mengatakan
  sakit pada kandung kemih
berkurang
O : Klien tampak rileks, urin
keluar berwarna kuning keemasan,
jernih tidak ada gumpalan
A : Masalah keperawatan teratasi
P : Intervensi dihentikan.

10
TERIMA KASIH

11

Anda mungkin juga menyukai