INTRAKRANIAL
Stevani Rumetna 102019120
Fk ukrida
LAPISAN
KEPALA DAN
OTAK
Otak dibungkus oleh selubung
mesodermal meninges.
Duramater = suatu struktur fibrosa
yang kuat dengan suatu lapisan dalam
(meningeal) dan lapisan luar
(periostal)
Arachnoid = Membrana arachnoidea
melekat erat pada permukaan dalam
dura dan hanya terpisah dengannya
oleh suatu ruang potensial, yaitu
spatium subdural
Piamater = Piamater merupakan
selaput jaringan penyambung yang
tipis yang menutupi permukaan otak
dan membentang ke dalam
sulcus,fissure dan sekitar pembuluh
darah di seluruh otak.
PENDARAHAN EPIDURAL
Epidural hematoma merupakan perdarahan intrakranial dimana terkumpulnya darah di antara duramater
dan tabula interna akibat suatu trauma
Perdarahan yang terjadi pada epidural hematoma dikarenakan robeknya arteri meningea media atau
cabang-cabangnya, namun kadang dapat juga berasal dari vena. Robekan tersebut sering terjadi karena
adanya fraktur tulang tengkorak di daerah yang bersangkutan
Perjalanan arteri meningea media masuk ke dalam tengkorak melalui foramen spinosum dan berjalan
diantara duramater dan tulang dipermukaan di os temporal.
Perdarahan yang terjadi menimbulkan hematom epidural dan menimbulkan desakan oleh hematoma
yang dapat menimbulkan lepasnya duramater lebih jauh dari tulang tengkorak sehingga dapat
mengakibatkan hematom dapat bertambah besar.
Ketika terjadi suatu kecelakaan dimana kepala terbanting atau terbentur maka akan terjadi lucid interval.
GEJALA KLINIS
penurunan kesadaran singkat kemudian diikuti dengan perbaikan kesadaran yang tidak selalu
mencapai level awal dan selanjutnya terjadi penurunan level kesadaran kembali setelah
beberapa jam (lucid interval).
Selain itu dapat disertai dengan defisit neurologis yaitu hemiparesis kontralateral, dilatasi pupil
Perdarahan terjadi akibat robeknya vena jembatan (bridging veins) yang menghubungkan vena di permukaan otak dan
sinus venosus di dalam duramater atau karena robeknya arakhnoid, selain itu subdural hematoma juga dapat
disebebkan karena berpindahnya posisi otak yang terjadi pasca trauma yang dapat merobek beberapa vena halus pada
Perdarahan subdural paling sering terjadi pada permukaan lateral hemisfer dan sebagian di daerah temporal sesuai
Perdarahan subdural dapat terjadi pada kasus trauma, diantaranya trauma kapitis, trauma di tempat lain pada badan
Pergeseran otak pada akselerasi dan deakselerasi bisa menarik dan memutuskan vena-vena.
GEJALA KLINIS
Fase akut, gejala timbul dalam 3 hari pertama setelah cedera, penurunan kesadaran, disertai
Fase kronik, gejala timbul setelah 3 minggu. Sering timbul pada usia lanjut, dimana terdapat
atrofi otak sehingga jarak permukaan korteks dan sinus vena semakin jauh dan rentan terhadap
goncangan. Kadang-kadang benturan ringan pada kepala sudah dapat menimbulkan
perdarahan subdural kronis.
PENDARAHAN
SUBARACHNOID
Perdarahan subarakhnoid ditandai dengan adanya ekstravasasi darah ke rongga subarakhnoid yaitu
rongga antara lapisan dalam yaitu piamater dan lapisan tengah yaitu arakhnoid yang merupakan
bagian selaput yang membungkus otak.
Penyebab paling sering perdarahan subaraknoid nontraumatik adalah aneurisma serebral, yaitu
sekitar 70% hingga 80%, dan malformasi arteriovenosa sekitar 5-10%. Aneurisma intrakranial khas
terjadi pada titik-titik cabang arteri serebral utama.
tempat yang paling umum adalah arteri communicans anterior diikuti oleh arteri communicans
aneurisma yang utuh memiliki hampir dua kali kandungan kolagen dari dinding arteri normal
GEJALA KLINIS
keluhan tiba-tiba nyeri kepala berat
mual, muntah, fotofobia, dan gejala neurologis akut fokal maupun global, misalnya timbulnya
bangkitan, perubahan memori atau perubahan kemampuan konsentrasi, dan juga meningismus
Pasien mungkin akan mengalami penurunan kesadaran setelah kejadian, baik sesaat karena
adanya peningkatan tekanan intrakranial atau irreversibel pada kasus-kasus yang berat
pada funduskopi, didapatkan 10% pasien mengalami edema papil beberapa jam setelah
perdarahan dan perdarahan retina berupa perdarahan subhialoid (10%), yang merupakan gejala
karakteristik karena pecahnya aneurisma di arteri komunikans anterior atau arteri karotis
interna
PENDARAHAN
INTRAPARENKIM
Perdarahan intraparenkim diartikan sebagai ekstravasasi spontan darah ke parenkim otak dan merupakan
hasil dari pecahnya pembuluh darah di intraparenkim yang mengarah pada pengembangan hematoma
dalam substansi otak
Lebih dari 50% kejadian perdarahan intraparenkim primer berkorelasi langsung dengan hipertensi sebagai
faktor risiko, sedangkan 30% diketahui berhubungan dengan serebral amyloid angiopathy sebagai
penyebab pendarahan primer yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil
Penyebab perdarahan intraparenkim sekunder meliputi perdarahan stroke iskemik, amiloid angiopati, obat
stimulan, malformasi vaskuler (aneurisma, malformasi arteri, angioma vena, kavernoma, fistula arteri),
koagulopati (herediter, didapat, diinduksi oleh antikoagulan) trauma, vaskulitis, atau trombosis vena sinus
dua hal penting yang menjadi dasar terjadinya perdarahan intraparenkim, yang pertama yaitu
banyaknya perdarahan yang terus terjadi selama beberapa jam setelah onset gejala akan
menimbulkan efek perluasan hematoma, dimana sebagian besar perluasan hematoma terjadi
akibat pecahnya arteri atau arteriol
cedera dan edema otak sekunder, dimana hematoma akan memicu edema dan kerusakan saraf.
Edema biasanya berkembang selama 24-96 jam pertama dan perlahan-lahan sembuh selama
beberapa minggu.
GEJALA KLINIS
kejadian progresif yang bertahap (dalam waktu menit sampai dengan hari) atau kejadian yang
terjadi secara tiba-tiba dari defisit neurologi fokal biasanya berhubungan dengan tanda
peningkatan tekanan intrakranial seperti muntah dan penurunan kesadaran
Kejadian muntah banyak terjadi pada perdarahan intraserebral dan perdarahan subarakhnoid
DIAGNOSIS
Amanmenis, penilaian GCS, pmeriksaan
CT-scan
Pendarahan epidural Pendarahan subdural
Survei primer (abcd) Resusitasi airway, breathing Identifikasi sumber mengkontrol hiperventilasi mencapai
Berikan O₂ dengan target >92% dan circulation, pemasangan Jalan napas harus dijamin aman dan PCO2 25-30mmHg
infus NaCl 0.9% pemantauan terhadap central venous pemberian cairan Mannitol (osmolaritas
collar brace
pressure dan juga terhadap tekanan dipertahankan 295-305mosmol/L.
Survei sekunder (pem.lab, jika ada tanda-tanda tekanan darah arteri, harus terus dilakukan hipertensi akut menggunakan obat beta
radiologi) intrakranial meningkat dan peningkatan tekanan intrakranial harus blocker (esmolol, labetalol), atau ACE
tidak ada hipotensi atau gagal diintubasi dan hiperventilasi. PCO2 inhibitor dianjurkan
ginjal dan atau gagal jantung, sekitar 30-35mmHg. Osmotic agents
diberikan manitol 20% (mannitol), loop diuretics
5ml/kgBB, dilanjutkan 2 ml/ (furosemide).
Pencegahan pendarahan berulang
kgBB dalam 20 menit setiap 6
jam
jaga osmolalitas darah <
320mOsm
diazepam 10mg iv pelan
Awasi depresi nafas
Pendarahan intracranial di bagi menjadi 4 yaitu pendarahan epidural, subdural, subarachnoid dan intraparenkim.
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk melihat pendarahan adalah CT-scan yang menjadi gold
standart. Dan tindakan pembedahan dilakukan berdasarkan indikasi-indikasi dari masing-masing pendarahan.