shalom
Uncertainty hello!
Management
Oleh :
003 MEGA RAMADHINA
0 11 RETNO VIA NINGRUM
030 L A N D U N G S E T I A WA H Y U A .
037 HENING ALIFIA
055 MARUP ALI Q.
081 I N TA N D E S Y
SEPTEMBER 2020
Mengenal Teori Anxiety and Uncertainty
Management (AUM)
- Gudykunst berasumsi bahwa setidaknya satu orang atau satu kelompok dalam
perjumpaan antarbudaya adalah orang atau kelompok asing.
I N TA N D E S Y 0 8 1 SEPTEMBER 2020
HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR
BUDAYA
• Etnosentirisme
• Perbedaan Perspektif
• Faktor Bahasa
• Ketidakmerataan Pendidikan
I N TA N D E S Y 0 8 1 SEPTEMBER 2020
S T U D I K A S U S : P E N G E L O L A A N K E C E M A S A N D A N K E T I D A K PA S T I A N I N D I V I D U
D A L A M K O M U N I K A S I A N TA R B U D AYA P E L A J A R S M A PA P U A D I S E M A R A N G
P E L A J A R PA P U A M E N G A L A M I S I T U A S I YA N G B A R U S A AT
D ATA N G K E S E M A R A N G D E N G A N L I N G K U N G A N D A N
B U D AYA YA N G B A R U , K E M U D I A N M E L I H AT P E R I L A K U D A N
K E B I A S A A N YA N G J A U H B E R B E D A D A R I L I N G K U N G A N
A S A L M E R E K A . T E R L E B I H PA R A P E L A J A R PA P U A I N I
S E R I N G K A L I M E N G A L A M I K E S U L I TA N U N T U K
B E R K O M U N I K A S I D E N G A N H O S T C U LT U R E ( O R A N G
S E M A R A N G ) . H A L T E R S E B U T M E M B U AT K E T I D A K PA S T I A N
D A N K E C E M A S A N K O M U N I K A S I M U N C U L PA D A PA R A
P E L A J A R PA P U A S E B A G A I S T R A N G E R S .
I N TA N D E S Y 0 8 1 SEPTEMBER 2020
BERASAL DARI
PENGEMBANGAN TEORI
URT
Teori Manajemen Kecemasan dan Ketidakpastian (Anxiety and
Uncertainty Theory/AUM dikembangkan oleh Gudykunst sebagai
pengembangan dari Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty
Reduction Theory/ URT) dari Berger dan Calabrese (1975).
Merasa tidak aman, dan tidak tau harus berbuat apa, cenderung
terbata bata saat berbicara dan merasa takut untuk memulai
percakapan dikarenakan mereka belum memahami kebiasaan dan
budaya suatu kelompok.
Pertama adalah mengenai ketepatan waktu dalam sebuah perjanjian. Contohnya adalah pada saat kerja kelompok, di mana
melibatkan dua orang mahasiswi belanda, yaitu eline dan giuliana; dan mahasiswa indonesia, yaitu johan, janet, putra,
dan michael.Saat membuat perjanjian mengenai kerja kelompok, awalnya seluruh anggota kelompok sepakat akan pada
hari kamis (9/8) pukul 09.00. Namun ketika waktu yang telah disepakati tiba, ada mahasiswa indonesia yang terlambat
selama 45menit.
Dalam hal ketepatan waktu, terdapat perbedaan cara interpretasi waktu oleh mahasiswa inholland dan indonesia terhadap
janji yang telah disepakati. Perbedaan cara pandang terhadap waktu inilah yang menyebabkan timbulnya anxiety dan
uncertainty pada mahasiswi belanda. Eline menemukan kondisi berbeda di mana saat temannya terlambat, dia tidak
menemukan hal yang sama dengan apa yang ia ketahui di belanda
Kedua, perihal cara mengungkapkan pendapat. Menurut giuliana, mahasiswa indonesia tidak dapat menyampaikan
pendapatnya secara langsung; kurang terbuka. Dia menjelaskan bahwa bila seseorang tidak menyukai ide orang lain,
orang tersebut sebaiknya mengatakan secara langsung daripada harus berbisik dengan temannya. Seperti yang terjadi saat
putra, seorang anggota kelompok yang lain tidak mengerti dengan ide giuliana dan eline yang mengutarakan ide
R E T N O V I A 0 11 SEPTEMBER 2020
1. Konsep diri : kemampuan diri dalam berinteraksi dengan orang lain dari latar belakang
budaya berbeda.
analisis kasus : Bambang bangga mempunyai teman Reval dan sebaliknya. Bambang
merupakan ketua kelas sekaligus mempunyai sifat yang humble.
2. Motivasi berinteraksi : keinginan atau dorongan dari dalam diri untuk berinteraksi dengan
orang lain, peningkatan kepercayaan dan mencari informasi orang lain
analisis kasus : Reval ingin menggali informasi mengenai teman sekelasnya melalui
komunikasi sehari-hari, melihat dari kebiasaan teman-temannya dan mencoba untuk akrab.
3. Reaksi kepada orang asing : kemampuan orang dalam memproses informasi untuk
mengurangi rasa kecemasan dan peningkatan kemampuan kita untuk memprediksi perilaku orang
lain secara akurat
analisis kasus : Reval melakukan pengamatan terhadap kebiasaan yang dilakukan temannya,
4. Kategori sosial atas orang asing : mengelompokkan orang ke dalam kategori
analisis kasus : reval mengelompokkan karakter teman-temannya, seperti Bambang
mempunyai persamaan dengan Reval dalam hal kebiasaan bercanda dan bertutur kata Bahasa
Indonesia. Semakin banyak persamaan maka semakin lancar berkomunikasi.
R ET NO VI A 0 11 SEPTEMBER 2020
5. proses situasional : seseorang akan memiliki konsep terhadap kemampuan interaksi yang akan
dilakukan
analisis kasus : Reval beranggapan posisi dia dan temannya adalah sejajar, dimana dia akan
berkomunikasi tetap sesuai pada pembahasan yang sewajarnya.
6. koneksi dengan orang asing : mengontrol daya Tarik kita terhadap lawan komunikasi dari budaya
berbeda. Hal ini dilakukan untuk membuat lawan bicara tidak merasa cemas ataupun canggung.
(misalnya : berbicara santai tetapi serius)
analisis isi : Reval akan memilih lawan bicara yang menurutnya sejalan dengan dia, tetapi dia juga tidak
selalu harus berbicara dengan yang sejalan. Hal itu dilakukan agar tidak membuat teman lainnya dalam
kelas merasa cemas, adanya murid baru.
7. interkasi etis : menghormati, memperlakukan sesama sesuai dengan harkat dan martabatnya.
analisis isi : Reval tidak bertindak semena-mena terhadap teman-temannya, begitupun sebaliknya. Hal ini
dilakukan agar komunikasi tetap berjalan dengan efektif.
R ET NO VI A 0 11 SEPTEMBER 2020
UPAYA MENGURANGI RASA KECEMASAN DAN
KETIDAKPASTIAN
Menurut Berger (dalam Littlejohn dan Foss, 2009: 977) untuk mengurangi rasa kecemasan
dan ketidakpastian, ada 3 strategi :
- strategi pasif : mengambil peran sebagai pengamat dan tidak menganggu orang yang
sedang diamati
- strategi aktif : pengamat mulai melakukan usaha untuk mencari tahu informasi, namun
tidak berhubungan langsung dengan orang yang diamati
- strategi interaktif : pengamat dan orang yang diamati terlibat kontak langsung.
Tambahan : untuk mengola rasa kecemasan dan ketidakpastian maka diperlukan adanya
kesadaran (mindfulness) terhadap komunikasi yang dilakukan, agar tetap tercipta
komunikasi yang efektif.
R ET NO VI A 0 11 SEPTEMBER 2020
STUDI KASUS : Anxiety Uncertainty Management (AUM) Remaja Timor Leste di Kota
Malang dalam Membangun Lingkungan Pergaulan.
Kasus ini merupakan studi kasus yang dimana remaja Timor Leste yang
merantau ke Malang dengan tujuan untuk melanjutkan pendidikan di
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang umumnya akan dijalankan
selama tiga tahun. Selama melakukan proses komunikasi dan adaptasi,
mereka mengalami anxiety dan uncertainty karena adanya perbedaan
bahasa, perbedaan cara menyampaikan pendapat, dan perilaku membuat
kubu dalam pertemanan dengan teman-temannya yang menganut budaya
Jawa. Timbulnya anxiety dan ucertainty di dalam lingkungan pergaulan
sehari-hari tersebut mengganggu proses adaptasi dan komunikasi remaja
tersebut selama berada di Malang.
Teori AUM menggambarkan ketika seseorang dengan budaya baru saling bertemu maka akan
terjadi kecemasan (anxiety) dan ketidakpastian (uncertainty). Keduanya berada dilevel yang
berbeda, anxiety berada di level afektif sedangkan uncertainty meliput sampai level kognitif.
Teori ini mengatakan bahwa ada penyebab dasar dan dangkal terhadap komunikasi yang efektif.
Dalam studi kasus yang terjadi pada remaja Timor Leste ini adalah kasus yang dialami beberapa
remaja yang memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
kegelisahan , remaja tidak berani mengambil tindakan untuk mencari pengalaman untuk
meluapkan rasa keingintahuan yang besar. Akibatnya perasaan tidak nyaman muncul karena rasa
ingin tahu tidak tersalurkan dengan baik.
Penasaran dan mencoba hal baru yang belum diketahui. Mereka meniru hal-hal baru yang
dilakukan oleh orang lain.
Pertentangan, remaja memiliki emosi yang masih labil sehingga rawan terjadi peselisihan
pendapat dengan orang lain.
Wanita yang berkomunikasi antar pribadi dengan pria dapat mengalami lebih banyak
ketidakpastian dan kecemasan daripada wanita yang dipasangkan dengan wanita lain,
analog dengan peningkatan tingkat ketidakpastian dan kecemasan saat berkomunikasi
lintas budaya.
Komunikasi yang efektif, yang didefinisikan oleh makna bersama (Gudykunst & Nishida,
2001; Stephan et al., 1999), akan lebih kecil kemungkinannya ketika wanita berbicara
dengan pria daripada ketika berbicara dengan wanita lain, terutama jika individu tersebut
adalah orang asing.
Te r l a l u b a n y a k k e t i d a k p a s t i a n d a p a t m e n g u r a n g i k e p e r c a y a a n y a n g d i p e r l u k a n u n t u k
memprediksi sikap, perilaku, nilai, dan perasaan dari lawan bicara.
Memiliki terlalu banyak kepastian dapat menyebabkan terlalu percaya diri dan asumsi
yang salah.
Te o r i a u m m e n g u s u l k a n b a h w a r e n t a n g k e t i d a k p a s t i a n d a n k e c e m a s a n y a n g d a p a t
dikelola berbeda dari satu individu ke individu lainnya, bervariasi dengan pengalaman,
dan harus dipertimbangkan secara individual.
K A S U S I N I M E R U PA K A N P E N G A L A M A N S E O R A N G G U R U YA N G S E D A N G M A G A N G
D I G E R M A N - A M E R I C A N S C H O O L . S I S T E M D I S E K O L A H N YA M E N G G U N A K A N
B A H A S A J E R M A N S E C A R A F U L L , WA L A U P U N A D A B E B E R A PA P R O G R A M YA N G
B E R B A H A S A I N G G R I S , N A M U N S E B A G I A N B E S A R N YA S I S WA D I A J A R K A N
B E R B A H A S A J E R M A N U N T U K M E N I N G K AT K A N S P E A K I N G D A N L I S T E N I N G . D I
HARI P E RTA M A M E N G A J A R DI KELAS 4, IA MENGALAMI PERASAAN
K E T I D A K PA S T I A N YA N G B E S A R D A N YA N G D I P I K I R K A N N YA H A N YA L A H
BAGAIMANA IA BISA MASUK MOBIL DAN PULANG. SETIAP DETIK DIDALAM
K E L A S N YA KEMAMPUAN BERBAHASA J E R M A N N YA MEMBURUK DAN
M E M B U AT N YA T E R B ATA - B ATA D A N S E M A K I N N E RV O U S
Mempertahankan di posisi itu adalah perasaan ternyaman dan aman yang bisa
dirasakan seseorang yang mengalami insecurity. Ketika perasaan insekuriti
seseorang melebihi batas maksimum, orang itu akan sangat ketakutan dan ragu,
menimbulkan komunikasi yang tidak efektif. Dan bahkan Ketika perasaan
insekurti seseorang jatuh di bawah batas minimum, menandakan
ketidakpeduliannya terhadap lingkungan baru dan dapat memperparah
keefektifan dalam berkomunikasi.
PA D A L I N G K U N G A N B A R U , H O S T C U LT U R E B E R P E R A N
A K T I F D A L A M M E M B E R I K A N P E R A S A A N N YA M A N
T E R H A D A P S T R A N G E R S / S O U J E R N E R S YA N G D ATA N G
PA D A L I N G K U N G A N B A R U . J I K A S A M B U TA N H O S T
T I D A K B A I K M A K A S E L F C O N C E P T, S E L F E S T E E M D A N
S O C I A L I D E N T I F I C AT I O N S E S E O R A N G A K A N M E N U R U N ,
D A N S E B A L I K N YA .
R ET NO VI A 0 11 SEPTEMBER 2020
1. Rahmah Hayati. 2018. Anxiety and Uncertainity Management dalam Komunikasi
Antarbudaya Pengguna Couchsurfing di Yogyakarta, (
http://digilib.uin-suka.ac.id/31935/1/14730015_BAB-I_IV_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
), online, diakses pada tanggal 17 September 2020.
2. Fransiska Indria Widiasari.2018.Pengelolaan Kecemasan dan Ketidakpastiaan
Individu dalam Komunikasi Antarbudaya (Kasus Pelajar SMA Papua di
Semarang), (
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/download/2026
2/19113
), online, diakses pada tanggal 17 September 2020.
3. Katy Caldwell, 2012. _Sprechen sie...What? Anxiety/Uncertainty Management in
a German American School_. University of Portland Pilot Scholars. (
REFERENSI
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pilotscholars
.up.edu/cgi/viewcontent.cgi%3Farticle%3D1069%26context%3Dcst_studpubs&v
ed=2ahUKEwiGjvny2PnrAhVoxjgGHfgADbwQFjABegQIBBAB&usg=AOvVaw0QMV
LhMN39u6o8zDpEy5UD
), online, diakses pada tanggal 18 September 2020
4. Afriyanti Diana dan Eduard Lukman. 2018. Pengelolaan Kecemasan dan
Ketidakpastian dalam Komunikasi Antarbudaya antara Auditor dan Auditee.
Jurnal komunikasi Indonesia vol VII no 1. (
http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/jkmi/article/view/9666). Online. Diakses
pada tanggal 17 September 2020.
SEPTEMBER 2020
5. Gozali Melyana, Joko W Judi. 2018. Anxiety and Uncertainty Management
(AUM) Remaja Timor Leste di Kota Malang Dalam Membangun Lingkungan
Pergaulan. Jurnal E- Komunikasi VOL 6. NO.2 TAHUN 2018. (
http://publication.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/8324/
7518
). Online. Diakses pada tanggal 18 September 2020.
6. Wijaya, Rony. "Anxiety Uncertainty Management Mahasiswi Inholland
Program Studi Manajemen Bisnis Internasional." Jurnal E-Komunikasi 1.1
(2013).
7. Aly, I., & Islam, M. (2005). Factors affecting oral communication apprehension
among business students: An empirical study. The Journal of American
Academy of Business, 2, 98-103.
REFERENSI
8. Peter D. MacIntyre. 2019. Anxiety/Uncertainty Management and
Communication Accommodation in Women’s Brief Dyadic Conversations With
a Stranger: An Idiodynamic Approach, (
https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2158244019861482), Online,
diakses pada 17 September 2020.
9. Bani Rakhmi, Dewinta. Anxiety/Uncertainty Management Theory of William
Gudykunst.
https://www.academia.edu/26676148/Anxiety_Uncertainty_Management_T
heory_of_William_Gudykunst
. Diakses tanggal 17 September 2020.
SEPTEMBER 2020
SEKIAN DAN TERIMAKASIH