1-Pengobatan TB RO 2020
1-Pengobatan TB RO 2020
Obat di Indonesia
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Jakarta, November 2020
yang sesuai dengan OAT lini 1 MULAI PENGOBATAN SETELAH ADA HASILLPAa)
DAN MEMENUHI KRITERIA BERIKUT
Keterangan alur:
i
KRITERIA PENGOBATAN TB RO PADUAN JANGKA PENDEKTANPA INJEKSI
1. Tidak resistan terhadap fluorokuinolon
a) Hasil LPA ditunggu maks. 7 hari
2. Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR
3. Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1 bulan
4. Tidak ada resistansi atau dugaan tidak efektif terhadap OAT paduan
jangka pendek (kecuali INH) b)
b) Resistansi INH dengan mutasi salah satu
5. Tidak hamil ataupun menyusui
6. Bukan kasus TB paru berat c)
7. Bukan kasus TB ekstraparu berat d)
dari inhA atau katG dapat diberikan STR
8. ODHA
9. Anak usia >6 tahun
c) Definisi pada slide berikut
MEMENUHI KRITERIA TIDAKMEMENUHI KRITERIA d) Kasus TB ekstraparu berat: TB
Paduan pengobatan TB RO yang diberikan
Paduan Standar Paduan Jangka meningitis, TB tulang (osteo-artikular),
Jangka Pendek Panjang
TB spondilitis, TB milier, TB perikarditis,
Sensitif/toleran Resistan/ Resistan/intoleran Sensitif/toleran
TB abdomen
Perubahan paduan
terhadap intoleran thd terhadap FQ/obat terhadap FQ/obat
berdasarkan:
FQ/obat utama FQ/obat utama utama utama e) Dapat dipertimbangkan untuk pindah
• Hasil uji kepekaan LANJUTKAN paduan
dari paduan pengobatan jangka panjang
LANJUTKAN GANTI ke paduan LANJUTKAN pengobatan
OAT lini kedua paduan jangka jangka panjang
jangka panjang jangka panjang. Bila
• Toleransi obat (komposisi paduan
pendek pengobatan <30 hari,
dapat disesuaikan
dengan hasil uji
telaah kemungkinan pasien
pindah ke paduan jangka
ke STR bila bukan kasus TB RO paru/
kepekaan obat)
Subdit TB Ditjen P2P - 2020 ekstraparu berat dan pasien tidak hamil.
pendek e)
Definisi Kasus TB Paru Berat
• Kerusakan parenkimal luas:
lesi sangat lanjut dengan definisi luas lesi melebihi lesi
lanjut sedang, tetapi kavitas ukuran lebih dari 4 cm
lesi lanjut sedang didefinisikan sebagai luas sarang-
sarang yang berupa bercak tidak melebihi luas satu
paru, bila ada kavitas ukurannya tidak lebih 4 cm, bila
ada konsolidasi tidak lebih dari 1 lobus
atau
• Terdapat kavitas di kedua lapang paru
Subdit TB Ditjen P2P - 2020
Pengobatan TB RO di Indonesia
• Sejak Agustus 2020, paduan pengobatan TB RO di Indonesia tidak
lagi menggunakan obat injeksi (all-oral regimen), kecuali untuk kasus
tertentu dapat diberikan Amikasin atau Streptomisin.
tahap awal.
Subdit TB Ditjen P2P - 2020
Prinsip Pengobatan TB RO Jangka Pendek
• Bila pengobatan STR sudah dimulai lalu hasil DST/LPA
menunjukkan FQ resistan, status pengobatan ditutup sbg
“Gagal karena perubahan diagnosis”.
• Pasien selanjutnya didaftarkan kembali (buka register baru)
untuk pengobatan jangka panjang.
• Intoleransi obat yang memerlukan penghentian salah satu
obat Bdq, Lfx/Mfx, Cfz, Eto, INHDT gagal pengobatan STR
status pasien ditutup sebelum diberikan paduan
pengobatan jangka panjang (register baru).
250 mg tab 3 3 4 4 4
Levofloksasin -
500 mg tab 1,5 1,5 2 2 2
STR Clofazimine -
100 mg cap 1 1 1 1 1
400 mg tab 3 4 4 4 5
Pirazinamide 20–30 mg/kg
500 mg tab 2 3 3 3 4
10–15 mg/kg
INH 300 mg tab 1,5 1,5 2 2 2
(dosis tinggi)
Subdit TB Ditjen P2P - 2020
Akhir Setiap 6 bulan
Jenis Pemeriksaan Awal Setiap Bulan
Pengobatan pasca pengobatanh
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan fisik V V V V
Skrining psikiatri b V
pengobatan TB
Biakan sputum c V V V V
LPA lini kedua V Diulang bila BTA/kultur positif pada bulan ke-4f
RO jangka pendek
Uji kepekaan obat fenotipik V Diulang bila BTA/kultur positif pada bulan ke-4f
Pemeriksaan Laboratorium, Radiologi dan EKG
Rontgen dada d V V V
EKG e V V V
TSH/TSHsg V
Tes kehamilang V
Tes HIVg V
Pe meriksaan Klinis
Pemeriksaan fisik V V V V
Pemeriksaan awal
Skrining neuropati perifer V V V
Skrining psikiatri b V
V
V
pengobatan TB RO
Pemeriksaan Mikrobiologi
BTA sputum c V V V V
Biakan sputum c V V V V
V
Diulang bila BTA/kultur positif pada bulan ke-4f
EKG e V V V
TSH/TSHsg V
Tes kehamilang V
Tes HIVg V
a) Tes penglihatan yang dilakukan meliputi tes buta warna dan lapang
pandang sederhana
b) Skrining psikiatri dapat dilakukan sesuai dengan fasilitas yang tersedia
(dengan menggunakan MINI ICD-10, SCID 2, dsb).
c) Pemeriksaan BTA dan biakan setiap bulan, 1 (satu) dahak pagi.
Pada bulan ke-4, ke-5, ke-6 dan AP dilakukan pemeriksaan BTA dari dua (2) dahak
pagi berurutan.
Pemeriksaan BTA dapat dilakukan di rumah sakit TB RO atau lab biakan. Sisa dahak
pemeriksaan BTA dapat dikirimkan ke lab biakan.
Pemeriksaan LPA dan uji kepekaan mengumpulkan 2 dahak.
d) Pemeriksaan rontgen dada diulang pada akhir tahap awal dan di akhir
pengobatan.
Subdit TB Ditjen P2P - 2020
e) Pemeriksaan EKG: di awal, minggu ke-2, bulan ke-1, lalu rutin
setiap bulan dan atau bila terdapat keluhan jantung.
f) Bila BTA/biakan masih positif pada bulan ke-4, lakukan
pemeriksaan LPA lini kedua/uji kepekaan ulang untuk mengetahui
jika terdapat tambahan resistansi obat (acquired resistance).
Jika lab biakan = lab LPA/uji kepekaan, pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan isolat yang tumbuh.
Jika lab biakan BUKAN merupakan lab LPA/uji kepekaan, dilakukan
pengambilan dahak baru atau pengiriman isolat ke lab LPA/uji kepekaan.
g) Pemeriksaan dilakukan di awal dan dapat diulang bila ada indikasi.
h) Pemantauan pasca pengobatan dilakukan setiap 6 bulan selama 2
tahun, dan dapat dilakukan kapan saja bila muncul gejala TB.
Contoh paduan: 6 Bdq – Lfx atau Mfx – Lzd – Cfz – Cs / 14 Lfx atau Mfx– Lzd – Cfz – Cs
1 N/A 18 bulan
2 2 + 16 bulan 18 bulan
3–7 n + 16 bulan 19 – 23 bulan
8 8 + 16 bulan 24 bulan
• Bila pasien tidak konversi (biakan) pada bulan ke-8 “Gagal pengobatan”.
Pasien harus didaftarkan ulang dan memulai pengobatan jangka panjang
dari awal dengan komposisi obat sesuai dengan hasil uji kepekaan terbaru.
Subdit TB Ditjen P2P - 2020
Pemeriksaan Awal dan Monitoring
• Pemeriksaan awal dan pemantauan pengobatan TB RO jangka
panjang pada umumnya sama dengan paduan jangka pendek, dengan
penambahan:
• pemeriksaan albumin, untuk pasien yang mendapatkan Dlm
• pemeriksaan audiometri, pasien yang mendapatkan obat injeksi Am/S
Pe me riksaan Klinis
Pemeriksaan fisik V V V V
Konseling dan evaluasi
V V V V
kondisi psikososial
Berat badan (IMT) V V V V
Skrining neuropati perifer V V V
Skrining fungsi penglihatan a V V V
Skrining psikiatri V
Pemantauan efek samping
Pemeriksaan awal
V V
obat
Konsultasi hasil pengobatan V V
pengobatan TB RO
Kultur sputum V V V V
LPA lini kedua V Diulang bila BTA/kultur bulan ke-6h positif
jangka panjang
Uji kepekaan fenotipik V Diulang bila BTA/kultur bulan ke-6h positif
Pe me riksaan Laboratorium, Radiologi dan EKG
Rontgen dada c V V V
EKG d V V V
Darah perifer lengkap (DPL) e V V V
Audiometri f V
Fungsi hati:
V V V
SGOT, SGPT, Bilirubin total
Elektrolit: Na, K, Ca, Mg V V
Ureum, kreatinin serum V V
Albumin i V V
Asam urat V V
Gula darah puasa dan 2 jam
V
PP
TSH/TSHs V
Tes kehamilan Subdit TB Ditjen P2P - 2020 V
Tes HIV V
Akhir Pas ca
Je nis Pe me riks aan Aw al Se t iap Bulan
Pe ngo bat an Pe ngo bat ang
Akhir Pasca
Je nis Pe me riksaan Awal Se tiap Bulan
Pe ngobatan Pe ngobatang
Pe me riksaan Klinis
Pemeriksaan fisik V V V V
Konseling dan evaluasi
V V V V
kondisi psikososial
Berat badan (IMT) V V V V
Skrining neuropati perifer V V V
Skrining fungsi penglihatan a V V V
V V
pengobatan TB RO
BTA sputum b V V V V
Kultur sputum V V V V
LPA lini kedua V Diulang bila BTA/kultur bulan ke-6h positif