Anda di halaman 1dari 26

PRINSIP-PRINSIP

PERTOLONGAN PEKERJAAN
SOSIAL DALAM BIDANG
HIV/AIDS
Misi Utama Profesi Pekerjaan Sosial:

•Meningkatkan kesejahteraan manusia


•Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia
•Sasaran khusus kepada orang yang rentan,
tertindas, dan berada dalam kemiskinan

(NASW, 1999)
PRINSIP PERTOLONGAN
DALAM KONTEKS HIV/AIDS (KAMYA, HUGO: 2010)

DIGNITY & EMPOWERMENT


WORTH
CULTURAL
COMPETENCY
SOCIAL
JUSTICE

HUMAN
RELATION-
HUMAN PEKERJA SHIP
RIGHT SOSIAL

HOPE & COMPASSI-


WITNESS ON

ETHIC OF
STRENGTHS SOCIAL
CARE
PERSPECTIVE TRANSFOR-
MATION
KEADILAN SOSIAL (SOCIAL JUSTICE)

 Tanggung jawab terhadap ketidak adilan ekonomi dan


sosial
 Peningkatan pemberian bantuan kepada orang miskin,
rentan dan tidak beruntung
 Menghentikan berbagai diskriminasi baik terhadap
individu, kelompok ataupun masyarakat
HARKAT DAN MARTABAT INDIVIDU
(DIGNITY AND WORTH OF THE PERSON)

Menghargai harkat dan martabat seluruh manusia tanpa


memandang kelas sosial, ras, warna kulit, keyakinan, jenis
kelamin, orientasi seksual, atau umur
KEPENTINGAN TERHADAP RELASI
MANUSIA (IMPORTANCE OF HUMAN
RELATIONSHIP)

 Mengakui bahwa manusia memerlukan relasi untuk


bertahan hidup dan meningkatkan kesejahteraan.
 Orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) seringkali
berada pada keadaan tidak beruntung (disadvantage)
HAK ASASI MANUSIA (HUMAN RIGHT)

 Adanya pelanggaran HAM yaitu ODHA mengalami stigma dan


diskriminasi.
 Pekerja sosial memberikan pembelaan (advocacy) kepada ODHA
yang mengalami diskriminasi
 Pekerja sosial sebagai aktivist sosial = tidak mempunyai
kepentingan yang besar selain daripada untuk ODHA
KOMPETENSI KEBUDAYAAN
(CULTURAL COMPETENCE)

 Meliputi pengetahuan tentang budaya, tentang nilai budaya


dan penyelesaian masalah dengan orang dalam budaya lain
 Menciptakan kerendahan hati, rasa hormat, dan belajar
secara tetap
PEMBERDAYAAN
(EMPOWERMENT)

 Membantu ODHA menilai diri tidak sebagai objek pasif


dari tindakan, tetapi sebagai pelaku yg aktif hidup diluar
kehidupan mereka
 Mendukung nilai dan praktek pemberdayaan dan partisipasi
ODHA dalam pelayanan, perencanaan, provisi, pengawasan
dan evaluasi
PERSPEKTIF KEKUATAN
(STRENGTHS PERSPECTIVE)

Memandang ODHA sebagai orang yang memiliki


kapasitas dan tidak melihat sebagai orang yang
memiliki kekurangan
UNDANGAN KEPADA
TRANSFORMASI SOSIAL
(INVITATION TO SOCIAL
TRANSFORMATION)

 Terlibat dalam praktek yang dijalankan secara


akuntabilitas.
 Memberikan pertolongan kepada ODHA secara
bertanggung jawab, sehingga dapat mengatasi struktur
yang berada di lingkungan mereka yang melakukan
penindasan
UNDANGAN KEPADA BELAS
KASIHAN (INVOTATION TO
COMPASSION)

 Compassion = bahasa latin = cum-passiere yang berarti


“suffer with” yaitu masuk kedalam posisi korban.
 Lebih tepat lagi adalah “being with” atau “one with” yang
artinya merasakan
 Pertolongan sebagai suatu profesi mengundang kita untuk “be
with” atau turut merasakan sebagai ODHA
UNDANGAN UNTUK HARAPAN DAN
KESAKSIAN (INVITATION TO HOPE AND
WITNESS)

 Memberikan harapan untuk berhadapan dengan keputus


asaan dan keraguan.
 Sebagai saksi untuk memberikan perlawanan dan
pembelaan atas nama orang lain.
ETIKA PERAWATAN (ETHIC OF
CARE)

 Cara berelasi dengan sesama manusia, meliputi


bagaimana kita berfikir tentang mereka, berbicara
bersama, bertindak bersama, dan merespon mereka
 Etika perawatan = senantiasa ingin tahu dan selalu
mencari kolaborasi, perkongsian, dan terlibat dalam
praktek yang bertanggung jawab
PEKERJA SOSIAL DENGAN HIV/AIDS

 Sejak pertama kali munculnya HIV/AIDS di US tahun


1981, pekerja sosial telah memainkan peranan utama dan
menjadi bagian dari kelompok profesional kesehatan
mental untuk memberikan pelayanan kepada ODHA
 Pekerja sosial bersama dengan profesi lainnya menangani
masalah pencegahan jangkitan HIV/AIDS dan
memberikan perawatan kepada mereka yang sudah
terjangkiti HIV/AIDS (Gilbert & Linsk, 2002)
REKOMENDASI NASW (1993)
1) Semua ODHA harus mendapatkan pelayana pekerja sosial
profesional tanpa memandang umur, gender, bangsa,
agama, budaya, status sosial, dan pendidikan;
2) Pekerja sosial wajib untuk mengetahui tentang HIV dan
proses penularan dan mampu memberikan pendidikan rakan
sebaya, profesi lain dan klien;
3) Pekerja sosial harus menjaga prinsip kerahasiaan;
4) Pekerja sosial harus terlibat secara aktif memberikan
advokasi kepada ODHA;
5) Pekerja sosial harus memberikan konseling terkait masalah
emosional dan psikososial, dan tidak mengelak terhadap
klien ODHA.
AKTIVITAS PEKERJA SOSIAL
(DUBOIS & MILEY (2005)

1. Mengidentifikasi kebutuhan psikososial klien;


2. memberikan informasi dan pendidikan HIV/AIDS dan
membina kelompok dukungan;
3. Meningkatkan dukungan emosional dan jaringan sosial;
4. Meningkatkan rasa saling menghargai sesama anggota
kelompok;
5. Membuat rujukan ke atas sumber masyarakat yang
tepat, dan aktiviti-aktiviti bantuan keuangan;
6. Mempersiapkan rencana terminasi yang tepat dan
mendukung advokasiki terhadap kebijakan terkait
dengan HIV/AIDS
AKTIVITAS KONSELING HIV/AIDS
Dijalankan pada setiap jenis intervensi baik untuk tujuan
pencegahan, pemulihan, pemberdayaan, dan perawatan sosial.
Berbagai bentuk konseling:
1.Konseling pencegahan HIV/AIDS,

2.Konseling pra-ujian dan pasca-ujian,

3.Konseling krisis,

4.Konseling pembuatan keputusan,

5.konseling pemecahan masalah,

6.Konseling berkelanjutan,

7.Konseling menghadapi kematian,

8.Koseling untuk wanita dengan HIV/AIDS,

9.Konseling orang tua dengan anak-anak terjangkiti HIV/AIDS


MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS

Pekerja sosial sebagai manajer kasus mempunyai peranan


utama:
1.Menghubungkan klien dengan pelayanan rawatan yang
ada,
2.Menjalankan proses advokasi dan pengembangan
pelayanan,
3.Memberikan pelayanaan pengurangan risiko dan
pendidikan HIV/AIDS,
4.Memberikan informasi dan rujukan,

5.Menjalankan perawatan lanjutan secara terus menerus,

6.Memberikan pendidikan dan kaunseling


MEMBERDAYAKAN ODHA

Tertumpu kepada hal-hal yang positif dan kurangkan


aspek-aspek fatalistik berkenaan dengan keadaan terjangkit
HIV/AIDS (focus on the positive, less fatalistic aspects of
having HIV/AIDS).

Menyadari aspek positif dari situasi negatif


MEMBERDAYAKAN ODHA

Memperoleh kembali kekuatan ke atas harapan dan rawatan (The


healing power of hope and caring).
1.Pekerja sosial harus membantu ODHA menemukan harapan dan
perawatan.
2.Apabila mereka tidak mempunyai teman atau keluarga yang memberi
dukungan, pekerja sosial harus menolong mereka menemukan orang-
orang yang akan merawat dan mendukung mereka.
3.Pekerja sosial itu sendiri harus memberikan rawatan dan sokongan
kepada ODHA.
MEMBERDAYAKAN ODHA
Penyambungan semula (reconnections).
1.HIV/AIDS benar-benar memiliki kesan yang menghancurkan. Seseorang
dengan HIV/AIDS akan kehilangan sesuatu yang sangat bermakna bagi
dirinya seperti kehilangan pekerjaan dan kehilangan masa hadapan.
2.Oleh itu ODHA memerlukan bantuan untuk memperoleh kembali semangat
dan makna hidup melalui pemulihan pekerjaan maupun bantuan untuk
mewujudkan kembali harga diri.
3.Pekerja sosial dapat membantu dengan menghubungkan kembali ODHA
dengan sistem dukungan keluarga, pasangan, anak-anak, dan kekasih.
MEMBERDAYAKAN ODHA
Kekuatan, kawalan dan arah (Power, control and direction).
1.Aspek HIV/AIDS yang paling melumpuhkan adalah
kehilangan kekuatan dan kawalan terhadap kehidupan.
2.Pekerja Sosial memberikan ODHA cara-cara untuk
memberikan kendali terhadap rasa sakit dalam kehidupan
mereka
3.Membersihkan perasaan-perasaan negatif, belajar
memaafkan dan mencintai diri sendiri
MEMBERDAYAKAN ODHA
Pandangan sebagai korban (Victim mindset). Orang dengan HIV/AIDS
seringkali dipandang sebagai “korban AIDS” yang menyatakan suatu
situasi yang tidak berdaya dan pasif.
1.Pekerja sosial dalam memulai membantu tidak memandang mereka
sebagai korban yang pasif, tidak berdaya dan ketergantungan kepada
rawatan orang lain.
2.Pekerja sosial harus memandang mereka sebagai orang dengan
HIV/AIDS yang meskipun saat ini mengalami rasa sakit, tetapi mereka
masih mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk hidup
dilingkungannya.
MEMBERDAYAKAN ODHA
Pembelaan (Advocation).
1.Pekerja sosial memberikan pembelaan kepada ODHA terkait hak hidup
dan hak melakukan sesuatu sesuai keupayaan mereka.
2.Pembelaan ialah memberdayakan, memberikan kepastian dan
mengetahui secara betul manfaat dari bantuan yang diberikan apabila
mereka meminta pertolongan sesuai dengan keperluan dan hak-haknya.
3.Pekerja sosial membantu ODHA menjadi berdaya dan responsif untuk
menghancurkan ketidakadilan dan memutuskan dinding ketakutan,
penindasan dan pengabaian.

Anda mungkin juga menyukai