Anda di halaman 1dari 21

JOURNAL READING

POTT’S DISEASE
Disusun oleh:
Akbar Dito Erlangga
Dela Destiani Aji
Pembimbing:
dr. Widyatmiko Arifin Putro, Sp. OT

Bidang Kepaniteraan Ilmu Penyakit Bedah


RSUD Waled
Identitas Jurnal
Judul : Pott’s Disease
Jenis : Jurnal Respirasi
Penulis : Tutik Kusniati dan Hapsari Paramita Narendrani
Penerbit : Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi, RSUD Dr. Soetomo – Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga
Tanggal publish : 3 September 2016
ABSTRACT

Pott's disease, sometimes reffered to tuberculous spondylitis, is an infection of tuberculosis that affects one or more
vertebrae, which first described by Percival Pott. Tuberculous spondylitis is the most dangerous form of musculoskeletal
tuberculosis because it can cause bone destruction, deformity and paraplegia. The spine is the most commonly affected due to
bony dissemination of tuberculosis in bones. The deployment through the arteries, veins via Batson plexus and percontinuitatum
by the spread of abscess paravertebral. The spread of tuberculosis infection will cause inflammation in paradiscs, and causes
progressive bone destruction and then will make vertebral collapse and deformity arising shaped kyphosis (posterior angulation)
called gibbus. Early diagnosis is often difficult, MRI is the best diagnostic tools for pott's disease. Tissue culture or spesimen of M.
tuberculosis important to confirm the diagnosis. Medical treatment is preferred, whereas surgical therapy as a complements. Drop
out of anti-tuberculous drugs is a major challenge for the treatment of spinal TB with MDR because of long duration of therapy and
the cost. The prognosis for spinal TB increases with early diagnosis and rapid intervention.
PENDAHULUAN

Indonesia
Indonesia merupakan
merupakan negara
negara dengan
dengan prevalensi
prevalensi TBTB terbesar
terbesar nomor
nomor dua
dua setelah
setelah India.
India.
Peningkatan
Peningkatan ini
ini termasuk
termasuk meningkatnya
meningkatnya prevalensi
prevalensi manifestasi
manifestasi TB TB ekstra
ekstra paru
paru di
di seluruh
seluruh dunia
dunia
termasuk
termasuk di
di negara-negara
negara-negara Eropa.
Eropa. Insidensi
Insidensi spondilitis
spondilitis tuberkulosis
tuberkulosis meningkat
meningkat pada
pada negara-
negara-
negara
negara berkembang
berkembang dandan pada
pada negara
negara dengan
dengan kerawanan
kerawanan yang
yang tinggi
tinggi akan
akan tuberkulosis
tuberkulosis paru.
paru.

Spondilitis
Spondilitis tuberkulosa
tuberkulosa adalah
adalah infeksi
infeksi
tuberculosis
tuberculosis ekstrapulmonal
ekstrapulmonal yang
yang mengenai
mengenai
satu
satu atau
atau lebih
lebih tulang
tulang belakang.
belakang.

Percival Pott, 1779


“adanya hubungan Koch, 1882
Masa tahun besi di
Eropa dan jaman antara kelemahan alat “ditemukannya basil Pott’s Disease
mummi kuno di Mesir gerak bawah dengan yang berkaitan dengan
kurvatura tulag penyakit tersebut”
belakang”
EPIDEMIOLOGI

WHO,
WHO, 2013
2013
Terdapat
Terdapat 8,6
8,6 juta
juta kasus
kasus TB
TB pada
pada tahun
tahun 2012
2012 dimana
dimana 1,1
1,1
juta
juta (13%)
(13%) diantaranya
diantaranya adalah
adalah TB
TB dengan
dengan HIV
HIV positif
positif

WHO,
WHO, 2015
2015
Diperkirakan
Diperkirakan di
di Indonesia
Indonesia prevalensi
prevalensi TB
TB mencapai
mencapai 647
647
per
per 100.000
100.000 penduduk,
penduduk, dan
dan sekitar
sekitar 10
10 persennya
persennya
merupakan
merupakan TB TB ekstra
ekstra paru.
paru. 1-5%
1-5% penderita
penderita TB
TB RSUD
RSUD Dr.
Dr. Soetomo,
Soetomo, 2015
2015
mengalami
mengalami TB
TB osteoartikuler,
osteoartikuler, dan
dan separuhnya
separuhnya adalah
adalah Penderita
Penderita TB
TB berjumlah
berjumlah 1047,
1047, kasus
kasus spondilitis
spondilitis TB
TB 74
74
spondilitis
spondilitis TB.
TB. kasus;
kasus; 39
39 laki-laki
laki-laki dan
dan 35
35 wanita
wanita

Di
Di Amerika
Amerika
•• TB
TB ekstra paru 
ekstra paru  keterlibatan
keterlibatan tulang
tulang dan
dan jaringan
jaringan Spondilitis
Spondilitis TB
TB
lunak 
lunak  terjadi
terjadi sekitar
sekitar 10%
10% dan
dan dari
dari jumlah
jumlah
tersebut
Vertebra
Vertebra torakal
torakal bawah
bawah 40-50%
40-50%
tersebut 40-50%
40-50% merupakan
merupakan kasus
kasus pott’s
pott’s disease.
disease.
•• Pria wanita 
Pria >> wanita  1,5-2:1
1,5-2:1
Vertebra
Vertebra lumbal
lumbal 35-45%
35-45%
•• Usia
Usia dewasa
dewasa >>>> Usia
Usia tua
tua Vertebra
Vertebra servikal
servikal 10%
10%
ANATOMI

Sumber: Sobotta
VASKULARISASI

Arteria spinalis yang mengantar darah kepada vertebra, • Vena spinalis -> pleksus vena yang meluas sepanjang
adalah cabang dari: kolumna vertebralis ; internal dan eksternal
• Arteria vertebralis dan arteria servikalis ascendens di leher
• Arteria interkostalis posterior di daerah thorakal • Vena basivertebralis terletak dalam korpus vertebra
• Arteria subkostalis dan arteria lumbalis di abdomen
• Arteria iliolumbalis dan arteria sakralis lateralis. Sumber: Moore
PATOFISIOLOGI

M. tuberkulosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran


pernapasan dan saluran cerna dengan perjalanan infeksi berlangsung dalam 4
fase:

Fase Fase Fase Fase


Primer Miliar Laten Reaktivasi
Penyebaran fokus primer secara hematogen melalui Pembuluh darah
arteri epifisis dan pleksus vena Batson

Infeksi TB tulang belakang

Sistem RES korpus vertebra

Penimbunan PMN -> makrofag &


monosit -> fagositosis

Sel-sel epiteloid dan nekrosis


kaseosa

Nodul (tuberkel) yang bersifat


osteolisis

Menghalangi pembentukan
Resopsi tulang Reaksi eksudatif tulang reaktif

Destruksi korpus vertebra Abses dingin (serum, leukosit, Segmen tulang relative
anterior nekrosis kaseosa, debris avaskular
tulang)
Hiperemis & osteoporosis Kolaps korpus vertebra
berat Mendesak ke arah tulang belakang
menekan medulla spinalis
Kifosis atau angulasi posterior
tulang belakang
Paraplegia
DIAGNOSIS

HASIL PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
FISIK


 Diagnosis
Diagnosis dini
dini spondilitis
spondilitis TB
TB sulit
sulit ditegakkan
ditegakkan dan
dan sering
sering disalahartikan
disalahartikan sebagai
sebagai neoplasma
neoplasma
spinal
spinal atau
atau spondilitis
spondilitis piogenik
piogenik lainnya.
lainnya.


 Diagnosis
Diagnosis biasanya
biasanya baru
baru dapat
dapat ditegakkan
ditegakkan pada
pada stadium
stadium lanjut,
lanjut, saat
saat sudah
sudah terjadi
terjadi deformitas
deformitas
tulang
tulang belakang
belakang dan
dan defisit
defisit neurologis.
neurologis.


 Secara
Secara klinis
klinis gejala
gejala dari
dari tuberkulosa
tuberkulosa tulang
tulang dan
dan sendi
sendi adalah
adalah non-spesifik
non-spesifik dan
dan secara
secara klinis
klinis
sering
sering lamban,
lamban, sehingga
sehingga sering
sering menimbulkan
menimbulkan keterlambatan
keterlambatan yang
yang signifikan
signifikan dalam
dalam
mendiagnosis
mendiagnosis dan dan yang
yang dihasilkan
dihasilkan adalah
adalah destruksi
destruksi tulang
tulang dan
dan sendi.
sendi.
KLASIFIKASI
American Spinal Injury
Association (ASIA)
Gulhane Askeri Tip Akademisi
(GATA)

Menilai
Menilai derajat
derajat keparahan,
keparahan, memantau
memantau perbaikan
perbaikan
Klasifikasi klinis,
klinis, dan
dan memprediksi
memprediksi prognosis
prognosis pasien
pasien spondilitis
spondilitis TB
TB
Klasifikasi berdasarkan
berdasarkan kriteria
kriteria klinis
klinis dan
dan radiologis
radiologis
dengan
dengan adanya
adanya cedera
cedera medulla
medulla spinalis
spinalis
GEJALA DAN
TANDA

Gejala awal : Gejala Klasik TB :


• Demam
Benjolan pada tulang • Malaise
belakang disertai dengan
1
rasa nyeri dan punggung
• Penurunan berat badan
• Keringat dingin di malam hari ->
terasa kaku timbul ketika fase aktif
Pott’s Disease Stadium Implantasi ( 6- 8 minggu)

Vertebrae Caseation/ Cold Abscess

Proliferation of Inflamation Abscess, Granulation, Death


Cell & Necrosis Cell

Progresive Bone Destruction Gibus Deformity Narrow the Spinal Canal

Spinal Cord Compresion


Back Pain Kyphosis Damage the Spinal Cord

Neurological Deficit
Neuritis
Stadium Destruksi Awal ( 3-6 minggu)

Pott’s Paraplegia Stadium Destruksi Lanjut


( 2 – 3 bulan setelah terjadi Destruksi awal)

Stadium Gangguan Neurologis


PEMERIKSAAN
PENUNJANG

KULTUR
RADIOLOGI MIKROBAKTERI Hasil Biakan Diperoleh
4 – 6 minggu -> Hasil
• X-Ray • Core Needle positif bila terdapat
• CT–scan Biopsy 103 basil per milliliter
spesimen
• MRI • FNAB
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

MRI

X - Ray CT Scan
DIAGNOSA
BANDING
Tuberculous Pyogenic Brucellar
Durasi ( Bulan) 3-6 bulan 2 – 3 bulan 2 – 6 bulan
Usia Anak dan Dewasa Muda Semua Usia Paruh baya
Lokasi Anatomis Thorakal & Lumbal Lumbal Lumbal
Etiologi Infeksi Tuberkulosis Streptococcus sp., Infeksi Brucella
Staphylococcus sp.

Gejala Demam, malaise, Demam, nyeri punggung, Demam, malaise, nyeri


penurunan berat badan, mielopati punggung, penurunan
nyeri punggung, Mielopati berat badan

Leukositosis Tidak Ada Ada Ada


PENATALAKSANAA
N
Medikamentosa
• Terapi OAT dengan pemberian selama 6 bulan
(WHO) atau 9 bulan ( American Thoracic Society )
• Regimen OAT : 2RHZE / 4H3R3 -> Terapi Baru
2RHZES / 5HRE -> Gagal Obat,
Relaps, Drop Out
PENATALAKSANAA
N

Non Medikamentosa
• Indikasi operasi :
• Defisit Neurologis (Paraplegia / Paraparesis)
• Deformitas Tulang Belakang
• Tidak Respon OAT selama 4 minggu
• Terdapat Abses yang luas
Tindakan : Eksisi pada lesi dengan Bone Grafting
MANAJEMEN TB RESISTEN
OBAT

• Bakteri resisten terhadap Isoniazid dan Rifampisin


• Tatalaksana MDR TB :
1. Salah satu OAT lini pertama yang masih sensitif
2. OAT injeksi lini ke 2
3. Kuinolon
4. Sikloserin / Etionamid
5. Antibiotik seperti Amoxicillin
Pemberian OAT untuk MDR TB selama 12 bulan
KESIMPULAN
Spondilitis tuberkulosa merupakan bentuk paling berbahaya dari tuberkulosis
muskuloskeletal karena dapat menyebabkan destruksi tulang, deformitas dan
paraplegia
Kecurigaan adanya spondilitis TB pada pasien yang datang dengan keluhan nyeri
punggung nonspesifik, deformitas kifotik, kompresi medula spinalis, serta
didapatkan adanya defisit neurologis
Penanganan spondilitis TB secara umum dibagi menjadi dua bagian yang berjalan
dapat secara bersamaan, medikamentosa dan pembedahan.
Kombinasi OAT untuk 6-9 bulan dan operasi eksisi pada lesi dengan bone grafting
sama efektifnya dengan terapi OAT selama 18 bulan
Manajemen operatif spondilitis TB tipikal berdasarkan 2 prinsip: debridemen
dengan dekompresi spinal cord dan stabilisasi tulang belakang
Prognosis untuk TB tulang belakang meningkat sejalan dengan diagnosis dini dan
intervensi cepat
THANKS

Anda mungkin juga menyukai