Anda di halaman 1dari 13

KEHAMILAN SEROTINUS

SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
 2020
Definisi
Istilah lebih bulan, memanjang, lewat waktu, prolonged preganancy atau post-term pregnancy adalah
Kehamilan dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu penuh (294 hari) terhitung sejak hari pertama
haid terakhir (Kemenkes, 2013).

 insiden kejadian kehamilan serotinus atau lebih bulan berkisar dari 4 hingga 19% Angka kematian
perinatal pada usia kehamilan lebih dari 42 minggu adalah dua kali dibandingan kehamilan aterm dan
meningkat 6 kali lipat pada usia kehamilan lebih dari 43 minggu

Faktor predisposisi kehamilan serotinus adalah kehamilan serotinus sebelumnya


Stadium tanda post matur
◦ 1. stadium 1 : tidak ditemukan verniks kaseosa, kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas pada kulit
bayi
◦ 2. stadium 2 : ada meconium dan kehijauan pada kulit bayi
◦ 3. stadium 3 : ada pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
Etiologi

Etiologi belum diketahui secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah

1. hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepet turun walaupun kehamilan telah cukup bulan
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang

2. faktor lain yaitu idiopatik, primigavida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus (jarang terjadi), jenis kelamin laki-laki, dan faktor
genetik
Patogenesis
Pengaruh progesteron
Penurunan kadar hormone progesteron adalah kejadian perubahan endokrin yang
penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap
oksitosin, diduga masih berlangsungnya pengaruh progesterone.

Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan, dipercaya bahwa oksitosin memegang peranan penting
dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut
salah satu penyebab kehamilan post-term

Kortison/ACTH Janin
“pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah peningkata tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Pada
cacat bawaan seperti anensefalus, hypoplasia Adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan
menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik
Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus, jika tidak
ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi diduga
sebagai penyebab kehamilan post-term

Herediter
Seorang ibu yang mengalami kehamilan post-term mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan kehamilan
berikutnya.
Patofisiologi
SINDROM POSTMATURITAS DISFUNGSI PLASENTA

Bayi postmature memiliki tampilan yang unik Kadar eritropoietin darah tali pusat
yang khas. Ciri-cirinya meliputi kulit keriput, meningkat secara signifikan pada kehamilan
tidak merata, terkelupas; tubuh panjang dan 41 minggu atau lebih.
kurus ;dan maturitas lanjut karena mata bayi Salah satu stimulator eritropoietin ialah
terbuka dan tampak tua, dan kuku panjang. penurunan tekanan parsial oksigen.
Mekonium kental dan tebal melapisi kulit Sehingga terdapat penurunan oksigen janin
yang terdeskuamasi. pada beberapa kehamilan lebih bulan
HAMBATAN PERTUMBUHAN
DISTRES JANIN DAN
JANIN
OLIGOHIDRAMNION

Lahir mati lebih sering terjadi pada bayi-bayi


Secara normal, volume cairan amnion terus
dengan hambatan pertumbuhan yang
berkurang setelah 38 minggu, meconium yang
dilahirkan setelah 42 minggu.
dilepaskan ke dalam cairan amnion yang
sudah berkurang menyebabkan meconium
yang kental dan tebal sehingga terjadisindrom
aspirasi meconium .
Diagnosis
Anamnesis :
 memastikan usia kehamilan
Usia kehamilan ditentukan dengan :
 Jika HPHT ingat dengan pasti maka usia kehamilan dapat ditentukan dengan rumus Naegele maupun
modifikasinya.
 Jika HPHT lupa maka usia kehamilan ditentukan dengan data pengukuran CRL (crown rump length)
yang dilakukan pada perkiraan umur kehamilan 11 – 14 minggu.
 menilai kesejahteraan janin secara subjektif yaitu dengan menanyakan Gerakan anak

Pemeriksaan USG, Pantau DJJ, test kehamilan urin


Tatalaksana
Penialaian kesejahteraan janin:

◦ Kesejahteraan janin dilakukan dengan cara:


a. Subyektif dengan penilaian gerakan janin oleh ibu
b. Obyektif dengan cara menilai sesuai dengan kapan dilakukan pemeriksaan:
- Saat antepartum dilakukan pemeriksaan non-stress test dan profil biofisik janin
- Saat intrapartum dilakukan pemeriksaan contraction stress test
41 minggu lengkap, tanpa komplikasi lain

beberapa memilih untuk memulai pemantauan janin

42 minggu lengkap

tanpa komplikasi bukti komplikasi (Ggn janin, Oligohidramnion

induksi persalinan
pemantauan janin induksi persalinan
penilaian volume cairan amnion (serviks yang ideal)
POSTTERM
(42 MG / LEBIH)

PENANGANAN SESUAI PENILAIAN


KESEJAHTERAAN JANIN

KESEJAHTERAAN JANIN BAIK KESEJAHTERAAN JANIN KESEJAHTERAAN JANIN JELEK


(USG/NST BAIK) MENCURIGAKAN

PELVIC SCORE PELVIC SCORE

>5  INDUKSI PERSALINAN >5  OKSITOSIN DRIP


<5  RIPENING SERVIKS/ INDUKSI PERSALINAN <5  ULANG KEESOKAN HARI  HASIL BAIK DILAKUKAN TERMINASI
KEHAMILAN
<5  ULANG KEESOKAN HARI  HASIL TETAP DILAKUKAN OCT

OCT (+)  SC
OCT (-)  PS <5 RIPENING SERVIKS/ INDUKSI
OCT (-)  PS >5 INDUKSI PERSALINAN

LAHIR
SC
Komplikasi
1. Oligohidramnion
2. Partus lama
3. Persalinan pervaginam dengan Tindakan
4. Distosia

Pada janin/bayi:
1. Makrosomia
2. Sindrom postmature
3. Aspurasi mekoneum

Anda mungkin juga menyukai