DRAIN TERTUTUP
• Terdiri dari selang dan penampungnya berupa kantong atau
botol
• Dipakai pada drain rongga thorax dan abdomen
• Resiko infeksi lebih kecil
• Contoh : jacson pratt drain
KLASIFIKASI DRAIN… 2
DRAIN AKTIF KEUNTUNGAN
Aktif drain dipertahankan oleh 1. Bisa mempertahankan kering,
sistim suction efisien untuk pengambilan cairan
Bisa diatur tekanannya, rendah 2. Bisa ditempatkan dimana saja
atau tinggi 3. Mudah dalam evaluasi
CONTOH SISTIM TERTUTUP :
Hemovac drain,
KERUGIAN
Jacson pratt drain
4. Tekanan yang terlalu tinggi bisa
CONTOH SISTIM TERBUKA : menciderai jaringan
Sump Drain 5. Drain tertutup oleh jaringan
KLASIFIKASI DRAIN… 3
DRAIN PASIF KEUNTUNGAN
1. Tidak ada sistim penghisapnya, 1. Memungkinkan evaluasi
Berdasarkan gravitasi volume dan bentuk cairannya
2. Terbuka, contoh : NGT, DC 2. Mengurangi dead space
3. Tertutup, contoh : Penrose drain, 3. Mencegah bakteri naik
Corugated drain
KERUGIAN
4. Gravitasi tergantung pada
lokasi drain
5. Mudah buntu
PERBANDINGAN
ANTARA DRAIN AKTIF DAN PASIF
ITEM AKTIF DRAIN PASIF DRAIN
FUNGSI Bekerja bersasarkan tekanan negatif, yang Tergantung pada perbedaan tekanan
dihasilkan oleh botol yang bisa di vakum, atau dan gravitasi
mengunakan mesin penghisap
PRESURE GRADIENT Negatif Normal
DRAIN EXIT SITE Posisi depenedent tidak perlu Tergantung posisi untuk fungsi yang
baik
FLUID COLLECTION Kejadian turun karena tekanan negatif Insiden meningkat sebab
meningkatkan tissue apposition dan obliterates keterbatasan efek dan dead space
dead space
OBSTRUCTION OF DRAIN Sering terjadi Jarang terjadi
JENIS BAHAN DRAIN
IRITAN DRAIN INSERT DRAIN
1. Bersifat iritan bagi jaringan 1. Tidak bersifat iritan bagi jaringan
2. Bahan : latex, plastic, ruber drain 2. Minimal menimbulkan fibrosis
jaringan
3. Bahan : Polivinil chloride ( PVC ),
Poliuretran ( PU ), silatik/silikon
INTERNAL ATAU EKSTERNAL
DRAIN
INTERNAL DRAIN EKSTERNAL DRAIN
Fungsi Mengalirkan Dari Rongga Tubuh Drain dari rongga tubuh ke
Saru Ke Rongga Yang Lain lingkungan luar
Contoh BedahNeurosurgery, GIT :
1. Celastine Tube
2. VP Shunt
MACAM MACAM TIPE DRAIN
1. Jacson pratt Drain
2. Hemovac drain
3. Pigtail Drain
4. Penrose drain
5. T tube
6. Chest tube
7. NGT
8. Urine kateter
9. Negatif pressure wound terapi
JACSON PRATT DRAIN
1. Drain yang digunakan untuk Indikasi
mengambil cairan yang ada 1. Bedah abdomen
didalam tubuh sesudah
pembedahan 2. Bedah payudara
2. Bentuk seperti bola lampu yang 3. mastektomy
terhubung dengan selang.
3. Ujung selang dipasang dalam
tubuh saat pembedahan,
diinsisikan lewat kulit dan ujung
luar di pasang pada kantongnya
HEMOVAC DRAIN
1. Selang kecil dengan banyak
lubang pada muaranya
2. Bagian yang lain terhubung
dengan botol yang
menfasilitasi suction
INDIKASI
Mengeluarkan darah di bawah
kulit
REDON DRAIN
PENROSE DRAIN
• Drain yang lembut dan fleksible,
tidak ada penampung.
• Bersifat pasif
• Cairan yg keluar diserab oleh
kasa
• Diberi pin spy drain tidak masuk
ke jaringan, jarak 2,5 cm
• Drain bersifat spt sedotan yang
menfasilitasi cairan keluar
T TUBE
• Selang bagian pangkal
bercabang 2, biasanya dipakai
pada saluran empedu, bagian
luar dihubungkan dengan
kantong kecil untuk menampung
cairan empedu. Bisa dipakai juga
untuk kasus di ureter.
CHEST TUBE ( CLOSE DRAIN )
INDIKASI PEMASANGAN
• Pneumo thorak
• Haemato thorak
• Fluido Thorak
• Emphyema
• Pasca Thoracotomy
• Pasca bedah jantung terbuka.
CARA PEMASANGANNYA
MONALDI PROCEDURE
• Inserstion site linea medio clavicularis
ruang ICS II – III. ( jarang dipakai oleh
karena kenyamanan pasien / kosmetik
BUELAU PROCEDURE
• Insersi pada linea axillaris anterior ruang
ICS ke 4 – 5. ada yang menggunakan 5 - 7
NGT
1. Selang yang dipasang mulai dari hidung sampai lambung
2. Indikasi :
Aspirasi cairan lambung
Lavage ; pada over dosis, keracunan makanan, pemberian
diet cair
3. Komplikasi
Epitaksis
Aspirasi
Erosif pada nasal dan nasofaring
URINE KATETER
• Selang panjang, ada lumen, bersifat fleksibel untukmenampung
urine dari bladder
• Bahan : karet, silicon, latek
• Bagian luar dihubungkan dengan urine bag
• Indikasi :
1. Mengeluarkan urine bila terjadi sumbatan di uretra, kelainan di
uretra
2. Menampung urine saat operasi
3. Terapi pada inkontinensia urine
MEMAHAMI
PENGELOLAHAN DRAINAGE
PENATALAKSANAAN DRAIN
• Penatalaksanaannya tergantung pada
jenis, tujuan dan lokasi drain. • Adanya tanda tanda infeksi,
• Hubungkan drain dengan sistim jumlah output yang
penghisap bila memang perlu. berlebihan harus
• Pastikan drain intak dan aman untuk secepatnya dilaporkan
mencegah terjadinya infeksi, lepas dan
• Ganti verban setiap hari
iritasi pada jaringan sekitarnya.
• Pantau intake dan output. • Bila terjadi abses mungkin
akan muncul tanda
• Pantau adanya perubahan volume,
demam.
adanya perdarahan.
• Pantau sebagai output, sehingga harus
diganti kehilangan cairannya
PENATALAKSANAAN DRAIN
SELAMA INTRA OPERATIF
• Jangan sampai • Fiksasi drain harus benar dan
terkontaminasi/on, pertahankan aman, harus fifiksasi
tetap di area yang steril mengunakan benang berbahan
• Posisi ujung drain harus di nilon/ non absorble,
daerah yang berongga, atau mengunakan pin/klip, dan
lokasi dimana cenderung terisi plester
oleh sisa sisa perdarahan
• Posisi drain harus selalu lebih
rendah dari lokasi insisi
PENATALAKSANAAN DRAIN
SELAMA POST OPERATIF
1. Kulit disekitar drain harus tetap bersih dan kering untuk mencegah infeksi dan
iritasi
2. Lakukan fiksasi drain
3. Tehnik aseptik harus diperhatikan saat perawatan luka
4. Sekitar insisi drain harus di tutup dengan kasa
5. Pantau output dengan perhitungan yang tepat
6. Produk drain harus dibuang minimal sehari satu kali
7. Untuk menjaga potensi boleh dilakukan milking
8. Flushing dengan air steril… tergantung kebijakan masing2 RS
9. Bila ada lebih dari satu drain, berikan label identitas
KOMPLIKASI DAN KEGAGALAN
FUNGSI DRAIN
1. Salah Pemilihan Jenis Drain 6. INFEKSI
2. Salah Penempatan Penyebab :
3. Managemen Post Operasi Yang 1. Infasi Bakteri Ke Atas
Tidak Tepat 2. Reaksi Adanya Benda Asing
4. Nyeri 3. Salah Penempatan Drain,
5. Fungsi tidak efektif Sehingga Masih Terjadi
Akumulasi Cairan
4. Managemen Post Operasi Yang
Tidak Tepat
KOMPLIKASI DAN KEGAGALAN
FUNGSI DRAIN
Awal : Komplikasi lanjut :
1. Nyeri 1. Nekrosis jaringan
2. Iritasi
2. Fistula
3. Bleeding
4. Perforasi 3. Jaringan parut
5. Sumbatan 4. Hernia
6. Kebocoran sekitar drain
7. Perubahan posisi
8. Infeksi
9. Kehilangan cairan dan elektrolit
PENGKAJIAN DRAIN
AWAL
1. Kaji tanda kebocoran, kemerahan, ooze
2. Kaji fiksasinya dan dressingnya
3. Pastikan drain posisi lebih rendah disbanding dengan lokasi insisi
4. Pastikan tidak tertekuk
5. Pantau produksinya, jenis cairannya Dan jumlahnya, jumlah cairan drain awalnya
sanguinus, beberapa hari akan secara perlahan berkurang dan menjadi serous
6. Pada fase awal bentuk drain sanguinus, yaitu warna merah tua dan kental merupakan
sisa sisa perdarahan dari lokasi operasi.
7. Pastikan jenis sistim drainagenya, aktif, passive, kebutuhan sistim penghisapnya
INDIKASI PELEPASAN DRAIN
• Produksi drain sudah tidak ada
• Minimal produksi , 25 – 50 ML/HARI
• Fungsi drain sdh tidak berguna : missal drain sudah buntu
MACAM MACAM CAIRAN YANG
DIKELUARKAN OLEH DRAIN
1. Sanguineous, mengandung lebih banyak komponen darah
2. Seroussanguineous, mengandung darah dan serum/plasma
3. Serous, mengandung serum/plasma/bagian yang jernih dari
komponen darah
4. Purulent, Mengandung pus
PENGKAJIAN DRAIN
LANJUTAN
1. Pantau tanda infeksi ( demam, kemerahan, kaku,produksi berlebihan dan kotor
2. Pastikan tidak buntu
3. Setelah tidak berproduksi sebaiknya segera di lepas, untuk cegah infeksi, hindari
granulasi disekitar insisi
4. Pada hari kedua warna output berupa serosanguinus karena produk darah sudah
minimal. Bila darah sudah tidak ada menjadi serous, warna kuning pucat dan
jumlah minimal
5. Bila curiga infeksi, pertimbangkan dilakukan pemeriksaan kultur
6. Education : hati hati jangan tercabut, saat mobilisasi harus dipantau oleh petugas
MEMAHAMI CARA PENGUKURAN
CAIRAN PADA DRAINAGE
PEMANTAUAN DRAIN
1. Drain dipantau tiap shift, setelah pasien pindah atau mobilisasi
2. Produksi minimal dipantau tiap 4 jam, bila produksi berlebihan dipantau
lebih sering/jam ( pada Jenis tertentu )
3. Pertahankan balance cairan seimbang : Pemantauan produksi drain
dihitung sebagai output/kehilangan cairan, sehingga harus di balance
antara intake dan outputnya
4. Bila produksi berlebihan Pantau TTV, waspada adanya shock hipovolemi.
HEMOTHORAX
39
PROSEDUR PEMASANGAN CHEST TUBE
HOW TO TIE THE SUTURE ON CHEST
TUBE DURING INSERTION AND
REMOVAL
PASIEN YANG TERPASANG CHEST TUBE
DAN SISTIM PENGHISAP CSA
PEMANTAUAN
1. Kaji suara nafas, RR, Gerakan dada, dan adanya emphysema subcutis sesudah
pemasangan torak drain tiap 2- 4 jam.
2. Observasi keadaan thorak drain , dan continous suction tiap 2 - 4 Jam.
3. Lakukan milking / pemerahan tubing secara berkala untuk mencegah cloting
pada selang, beresiko kerusakan jaringan paru, peningkatan tekanan
intrathorax
4. Pertahankan balance cairan seimbang.
5. Observasi botol WSD tentang Jenis, Jumlah cairan 1 jam pertama tiap 15 – 20
menit, berikutnya tiap 1/2 jam , gelembung yang muncul dalam botol
6. Laporkan jika produksi drain ± 300 cc / jam selama 2 - 3 kali berturut -turut
( persiapan thoracotomi ). Berarti terjadi pergdarahan aktif
7. Jika tiba tiba produksi beerhenti waspada terjadi sumbatan drain thorax
PEMANTAUAN
• Lakukan rawat luka tiap hari dengan tehnik aseptic.
• Pertahankan sistim di bawah tempat tidur, untuk medapatkan tekanan
gravitasi
• Pertahankan tekanan supaya mendapatkan buble ringan ( CSA )
• Pertahankan pipa panjang tetap terendam ( WSD )
• Cek tekanan continous suction sesuai order
• Dws : 18 - 20 Cm H20.
• Anak - anak : 8 - 10 Cm H2O
• Observasi Vital sign.
VENTRIKULOSTOMY
Pemasangan kateter ventrikel ke ruang ventrikel lateralis.
Lokasi Insersi
• Titik Kocher
Perpotongan :
Mid pupillary line tegak lurus dengan
3 – 4 cm Lateral sutura sagitalis dan 1 cm di
anterior sutura coronaria
ICP measurement