Anda di halaman 1dari 33

SESAK

SESAK
You can Resize without
losing quality
Ketua : Muhammad Afif Riondi (09401911025)
You can Change Fill
Sekertaris : Putri Widyaningrum (09401911015)
Color &
Line Color Anggota :
• Ledy Indah permatasari (09401911002)
• Ayu Novira Rahmaniyah (09401911005)
• Nurmala Jain (09401911007)
KELOMPOK • Putri Widyaningrum (09401911015)
• Muhammad Afif Riondi (09401911025)
2 • Zaskia Zalza Faradiba (09401911026)
• Lathifah Azzahra (09401911036)
FREE • Kiky Frederik Rompis (09401911038)
PPT •

Sarah Chaerani Salsabella (09401911049)
Fitriani Duwila (09401611015)
TEMPLATES
www.allppt.com
SKENARIO 1
Seorang laki laki usia 60 tahun datang ke Puskesmas Gambesi dengan
keluhan sesak napas yang semakin memberat sejak 2 hari sebelumnya. Sesak
telah dialami dalam 1 tahun terakhir, pasien pernah masuk IGD satu kali
karena sesak, 3 bulan yang lalu. Sesak disertai dengan keluhan batuk
berdahak putih kental dengan jumlah dahak yang semakin bertambah. Riwayat
merokok 1 bungkus (12 batang)/ hari, selama 20 tahun. Pada pemeriksaan
.
fisik didapatkan laju respirasi 26x/menit, bentuk dada barrel chest, ekspirasi
tedengar lebih panjang dibandingkan inspirasi dan terdapat wheezing minimal
pada kedua lapang paru.
.
KATA SULIT
WHEEZING

merupakan suara pernapasan berfrekuensi


tinggi yang nyaring, dimana terdengar di akhir
ekspirasi / saat menghembuskan napas.
KALIMAT KUNCI
 
1. laki-laki 60 tahun.
2. Sesak napas sejak setahun, 2 hari belakangan makin berat.
3. Sesak napas disertai batuk berdahak putih kental dengan
intensitas
4. Riwayat IGD 1 kali, 3 bulan lalu. .
5. Riwayat merokok sebungkus(12 batang)/hari, selama 20
tahun.
6. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pernapasan 26x/menit,
bentuk dada barrel chest, .

7. Ekspirasi tedengar lebih panjang dibandingkan inspirasi dan


terdapat wheezing minimal pada kedua lapang paru
PERTANYAAN

Anatomi dan fisiologi organ terkait?


01

Patomekanisme sesak nafas?


02

Patomekanisme batuk?
03

Hubungan rokok dengan gejala?


04

Deferensial diagnosisnya?
05
You can Resize without
losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color

ANATOMI DAN
FISIOLOGI ORGAN
TERKAIT

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
PATOMEKANISME

Jurnal Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta


MEKANISME BATUK

1. Fase iritasi
2. Fase inspirasi
3. Fase kompresi
4. Fase ekspirasi
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
DD PPOK Asma Bronkhial
laki-laki 60 tahun + -
Sesak napas disertai + -
dahak putih kental,
intensitas

Riwayat merokok sejak + -


20 tahun dengan 12
batang/hari
pernapasan 26x/menit, + -
bentuk dada barrel chest
Riwayat IGD sekali, 3 + +
bulan lalu
Ekspirasi tedengar lebih + +
panjang dibandingkan
inspirasi dan terdapat
wheezing minimal pada
kedua lapang paru
DEFINISI

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit


paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara di
saluran nafas yang bersifat progresif non reversible atau
reversible parsial. Hambatan berhubungan dengan respon
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun /
berbahaya.

Davey. 2006. At a Glance Medicine: Penyakit Paru Obstruktif Kronis.


ETIOLOGI

Merokok merupakan penyebab utama emfisema. Pada sedikit klien terdapat


predisposisi familial terhadap emfisema yang berkaitan dengan abnormalitas
protein plasma, defisiensi antitrypsin α-1, yang merupakan suatu enzim inhibitor.
Tanpa enzim inhibitor, enzim tertentu akan menghancurkan jaringan paru.
Individu yang secara genetik sensitif terhadap faktor-faktor lingkungan ( merokok,
polusi udara, agen-agen infeksius, allergen ), pada waktunya mengalami gejala-
gejala obstruktif kronis ( Mansjoer dkk, 2001 ).

(Sumber: jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2012)


EPIDEMIOLOGI

Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan penyakit yang


diperkirakan mempengaruhi lebih dari 251 juta orang di seluruh
dunia. Sedangkan prevalensi di Indonesia menurut Riskesdas
2018 adalah 3,7% atau sekitar 9,2 juta penduduk. Saat ini menjadi
penyebab utama keempat kematian di dunia, menyebabkan lebih
dari 3 juta kematian setiap tahunnya.

Sumber: Riset kesehatan dasar tahun 2018


PATOMEKANISME
Zat asing Infeksi mikrobiologi

Inflamasi

Edema Spasme Hipertrofi kel submucosa


bronkus dan sel goblet

Hipersekresi mukus

Penyempitan saluran napas

Obstruksi jalan napas

Ventilasi dan perfusi tak seimbang

Hipoksia Sesak napas

Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


MANIFESTASI KLINIS

• Takipnea yang berhubungan • Jari tubuh pada tangan dan kaki (clubbed
dengan penurunan oksigenasi fingers and toes) yang berhubungan dengan
• Dispnea d’effort yang sering perubahan akibat hipoksia kronis
menjadi gejala • Penurunan fremitus taktil pada palpasi
• Dada berbentuk tong (barrel chest) akibat udara napas mengalir melalui alveoli
yang fungsinya terganggu
• Waktu ekspirasi yang memanjang
dan bunyi stridor akibat • Penurunan pengembangan paru akibat
penggunaan otot-otot aksesorius hipoventilasi
untuk inspirasi dan otot-otot • Bunyi hipersonor pada perkusi dada
abdomen untuk ekspirasi
• Bunyi ronki basah (krekels) dan mengi pada
• Penurunan bunyi napas akibat inspirasi karena bronkiolus kolaps
udara yang terperangkap dalam
alveoli dan destruksi dinding
alveoli
(sumber: buku ajar patofisiologi kowalak halaman 248)
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Lab -> Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan spirometri
- Pemeriksaan kimia -> Pemeriksaan analisa gas
darah
- Pemeriksaan Radiologis -> Foto polos dan CT Scan

Sumber buku : Buku Ajar Patofisiologi Kowalak, Bab 7 ; Hal 249


PENATALAKSANAAN

Terapi non-farmakologi Terapi Farmakologi :


1.Rehabilitasi • bronkodilator
edukasi, berhenti merokok, latihan fisik dan respirasi, • kortikosteroid
pemberian nutrisi yang adekuat. • phosphodiesterase-4 inhibitor

2.Terapi Oksigen Terapi farmakologi lainnya :


Harus berdasarkan analisa gas darah baik pada • antibiotik
penggunaan jangka panjang atau pada eksaserbasi. • vasodilator
• mukolitik
3.Ventilasi Mekanik • antitusif
Ventilasi mekanik invasiv digunakan di ICU pada
eksaserbasi berat.

Sumber: buku ajar patofisiologi kowalak


KOMPLIKASI

• Hipertrofi ventrikel kanan (kor pulmonal)


• Gagal nafas
• Infeksi saluran nafas yang kambuhan

Referensi : Buku Ajar Patofisiologi Kowalak


PENCEGAHAN

• Hindari asap rokok


• Hindari polusi udara
• Hindari infeksi saluran nafas berulang
• Mencegah eksaserbasi berulang

(jurnal fakultas kedokteran universitas udayana 2017)


PROGNOSIS

Prognosis jangka pendek maupun jangka panjang tergantung


pada umur dan gejala klinis waktu berobat. Penderita yang
berumur kurang dari 50 tahun : dengan sesak ringan, 5 tahun
kemudian akan terlihat ada perbaikan. Sesak sedang, 5 tahun
kemudian 42% penderita akan sesak lebih berat dan juga bisa
meninggal.

(Ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi VI)


DEFINISI ASMA BRONKIAL

Asma merupakan gangguan inflamasi pada jalan napas


yang ditandai oleh obstruksi aliran udara napas dan
respons jalan napas yang berlebihan terhadap berbagai
bentuk rangsangan

Sumber: buku ajar patofisiologi kowalak


ETIOLOGI

• Faktor genetik
• Biokimiawi
• Imunologis
• Infeksi
• Psikologis
• Faktor lingkungan

Jurnal FK UGM
EPIDEMIOLOGI

Peningkatan prevalensi asma bronkial di Indonesia


seiring dengan bertambahnya usia.
1 tahun 1,1%
>75 tahun 12,4%
prevalensi asma bronkial tertinggi pada umur 25-34
tahun sebesar 5,7 %

(fakultas kedokteran universitas udayana)


PATOMEKANISME

Antigen + Makrofag
1. Fase
Sensitisasi
Sel T
helper

Proliferasi

Sel Th2

Aktivasi
IgE

Sel Mast
Antigen + IgE
2. Fase Alergi

Sel Mast

Degranulasi

Histamin

Spasme
Sel goblet Permeabilitas ↑
otot

Sekresi mucus ↑ Edema

Asma

Obstruksi
MANIFESTASI KLINIS

  erangan yang episodik/berlanjut dari batuk, mengi dan sesak napas dan pada serangan
S
awal gejala sering tidak jelas berupa berat di dada.

Pada Asma Alergik mungkin disertai pilek atau bersin sering hubungannya antara pemajan
alergen dengan gejala asma tidak jelas.
 

Sumber : Buku Ilmu Penyakit dalam : Bab 7 : Hal 480


DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

sumber : fk unhas 2017


PENATALAKSANAAN

1. Pencegahan dengan mengenali dan menghindari faktor pencetus


2. Desentitisasi terhadap alergen
3. Pemberian preparat bronkodilator
4. Pemberian kortikosteroid
5. Pemberian obat-obat penstabil sel mast
6. Pemberian obat-obat pengubah leukotrien seperti Zyflo dan LTRAs
7. Pemberian obat-obat bronkodilator antikolirgenik
8. Pemberian oksigen
9. Ventilasi mekanis
10. Latihan relaksasi

(fakultas kedokteran universitas udayana)


KOMPLIKASI

Asma Asma Bronkial


• Pneumonia • Tidur yang terganggu,
• Atelektasis • Fungsi paru-paru
• Gagal nafas yang terganggu
• Bronkhitis • Peradangan menahun
• Fraktur iga • Peningkatan risiko
kematian

(Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah DIponegoro 2019)


PENCEGAHAN

Mencegah sensitasi

Mencegah eksaserbasi

(jurnal fakultas kedokteran universitas muhammadiyah purwokerto)


PROGNOSIS

Pasien dewasa yang hanya memiliki asma bronkial memiliki prognosis yang baik
dan tidak mengalami penurunan kapasitas paru yang signifikan. Seiring penuaan,
tumpang tindih asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) semakin sering.
Penurunan fungsi paru yang lebih signifikan ditemui pada pasien asthma dewasa
yang tumpang tindih mengalami PPOK. Kematian yang berhubungan dengan
asma pada pasien dewasa jarang ditemui. Namun meningkat pada pasien asma
yang juga mengalami PPOK

Fu J, Gibson PG, Simpson JL, McDonald VM. Longitudinal Changes


in Clinical Outcomes in Older Patients with Asthma, COPD and
Asthma-COPD Overlap Syndrome. Respiration.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai