Anda di halaman 1dari 16

hello!

KELOMPOK 4
✘ Dwi Marliana (1811020012)
✘ Afan Luhung Pribadi (1811020015)
✘ Vika Tri Ayuntiani (1811020019)
✘ Berliana Pangestu
✘ Pratiwi Ayuningtyas (1811020039)
✘ Novia Arum Sari (1811020049)
✘ Kustriani (1811020063)
SEMESTER/KELAS : 5A

1
MIOMA UTERI
Definisi
✘ Mioma adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos, sedangkan untuk otot-otot
rahim disebut dengan mioma uteri (Achadiat, Chrisdiono.M , 2004).
✘ Mioma uterus adalah suatu tumor jinak sistem reproduksi yang umum pada wanita, tingkat
kejadianya sekitar 50-60%, dan sering terjadi pada wanita usia reproduksi.
✘ Mioma uteri lebih dikenal di kalangan masyarakat awam dengan sebutan myom. Secara
kedokteran disebut juga adenomyosis atau fibroid atau leiomyoma (Yatim, F, 2005:60).
✘ Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam
bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena otot rahimnya dominan
(Marmi, 2015).
✘ Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa mioma uteri lebih dikenal dengan nama
myom oleh masyarakat awam dan dalam bahasa medis dikenal dengan fibroid atau
leiomyoma yang merupakan suatu tumor jinak otot rahim dalam bentuk padat karena
jaringan ikatnya lunak yang serinng terjadi pada wanita usia reproduksi dengan tingkat
kejadianya sekitar 50-60%.

3
Etiologi
1. Estrogen 2. Progesteron
3. Hormon pertumbuhan
Adanya hubungan dengan Progesteron merupakan antagonis
kelainan lainya yang tergantung natural dari estrogen. Progesteron hormon pertumbuhan menurun
estrogen seperti endometriosis menghambat pertumbuhan tumor selama kehamilan, tetapi hormon
(50%), perubahan fibrosistik dari dengan dua cara yaitu: yang mempunyai struktur dan
payudara (14,8%), adenomyosis mengaktifkan 17B aktivitas biologik serupa yaitu:
(16,5%), danbhiperplasia hidroxydesidrogenase dan HPL terlihat pada periode ini,
endometrium (9,3%). menurunkan jumlah reseptor memberi kesan bahwa
estrogen pada tumor. pertumbuhan yang cepat dari
leiomioma selama kehamilan
mungkin merupakan hasil dari
aksi sinergistik antara HPL dan
Estrogen.

4
Ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi
terjadinya mioma uteri, yaitu:

Umur Paritas Ras dan Genetik


✘ Mioma uteri jarang terjadi ✘ Lebih sering terjadi pada ✘ Pada wanita ras
pada usia kurang dari 20 multipara atau pada wanita tertentu,khususnya waita
tahun, ditemukan sekitar yang relatif infertil, tetapi berkulit hitam, angka
10% pada wanita berusia sampai saat ini belum kejadian mioma uteri
lebih dari 40 tahun. Tumor diketahui apakah tinggi. Terlepas dari faktor
ini paling sering infertilitas menyebabkan ras, kejadian tumor ini
memberikan gejala klinis mioma uteri atau tinggi pada wanita dengan
antara 35-40 tahun. sebaliknya mioma uteri riwayat keluarga ada yang
yang menyebabkan menderita mioma.
infertilitas, atau apakah
kedua keadaan ini saling
mempengaruhi.

5
Tanda dan Gejala
1. Perdarahan abnormal 4. Menimbulkan infertilitas:
○ Menoragia ○ Penekanan saluran tuba
○ Menometroragia oleh mioma uteri
○ Metroragia
5. Sering abortus:
2. Terasa nyeri: ○ Gangguan tumbuh kembang
○ Torsi bertangkai janin dalam rahim melalui
○ Submukosa mima terlahir plasenta
○ Infeksi pada mioma.
6. Gejala sekunder:
3. Pendesakan: ○ Anemia karena perdarahan
○ Gangguan miksi dan ○ Uremia, desakan ureter
defekasi menimbulkan gangguan
○ Perasaan discomfort fungsi ginjal.
dibagian bawah

6
Pathway

✘ Here you have a list of items


✘ And some text
✘ But remember not to overload your slides with content

Your audience will listen to you or read the content, but won’t do both.

7
Klasifikasi
1. Berdasarkan lokasinya, mioma diklasifikasikan atas beberapa tipe, antara lain.
o Tipe 0 – merupakan pedunculated intracavitary myoma, tumor berada
submukosa dan sebagian dalam rongga rahim.
o Tipe 1 – merupakan tipe submukosa dengan < 50% bagian tumor berada di
intramural.
o Tipe 2 – tumor menyerang ≥ 50% inyramural.
o Tipe 3 – seluruh bagian tumor berada dalam dinding uterus yang berdekatan
dengan endometrium.
o Tipe 4 – tipe tumor intramural yang lokasinya berada dalam miometrium.
o Tipe 5 – tipe serosa dengan ≥ 50% bagian tumor berada pada intramural.
o Tipe 6 – jenis subserosa yang mengenai < 50% intramural.
o Tipe 7 – tipe pedunculated subserous.
o Tipe 8 – kategori lain ditandai dengan pertumbuhan jaringan diluar
miometrium yang disebut cervicalparasitic lesion.

8
Klasifikasi
2. Berdasarkan histopatologi, mioma uteri bisa diklasifikasikan atas beberapa jenis,
yakni:
• Cellular leiomyoma yang lebih dominan bagian selulernya, tidak ada
nukleus atipikal dan indeks mitosisnya rendah (≤ 4 per 10 high power
field/HPF).
• Leiomyoma with bizarre nucleu (atypical/symplastic leiomyoma) ditandai
dengan bizarre pleomorphic nuclei. Pada jenis tumor ini, aktivitas mitosisnya
juga rendah, adanya karioeksis bisa disalahartikan sebagai mitosis atipikal.
• Mitotically active leiomyoma yang memiliki gambaran mitosis tinggi (≥ 10
mitosis per 10 HPF), tidak memiliki nukelus atipikal dan tidak terdapat
nekrosis. Mioma jenis ini sering terjadi akibat pengaruh hormonal, paling
sering ditemukan pada usia reproduktif.
• Dissecting (cotyledenoid) leiomyoma yang ditandai dengan adanya
perubahan hidrofilik pada gambaran sel tumor.
• Diffuse leiomyomatosis adalah jenis yang paling jarang, merupakan tipe
paling invasif, yang sering mengenai kavum peritoneum dan histopatologis
mirip gambaran tumor ganas.
9
Penatalaksanaan Medis
1. Penanganan Konservatif
○ Dilakukan jika mioma yang kecil muncul pada pra dan postmenopause tanpa
adanya gejala. Cara penanganan konservatif adalah sebagai berikut:
○ Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bln.
○ Jika terjadi anemia kemungkinan Hb menurun.
○ Pemberian zat besi.
○ Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari pertama
sampai ketiga menstruasi setiap minggu, sebanyak tiga kali.

2. Penanganan operatif, dilakukan bila terjadi hal-hal berikut:


○ Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
○ Pertumbuhan tumor cepat.
○ Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
○ Dapat mempersulit kehamilan berikutnya.
○ Hiperminorea pada mioma submukosa.
○ Penekanan organ pada sekitarnya.

10
Lanjutan.....
3. Jenis operasi yang dilakukan untuk mengatasi mioma uteri dapat berupa langkah-
langkah berikut:
○ Enukleusi mioma
Dilakukan pada penderita yang infertil yang masih menginginkan anak, atau
mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Enukleasi dilakukan jika
ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus dan
dihindari pada masa kehamilan.

4. Menurut American college of Obstetrican ginecologysts (ACOG), kriteria


preoperasi adalah sebagai berikut:
○ Kegagalan untuk hamil atau keguguran
○ Terdapat leimioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas
○ Alasan yang jelas dari penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang
berulang tidak ditemukan.

11
Lanjutan.....
5. Histerektomi
Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut:
○ Terdapat satu sampai tiga leimioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari
luar dan dikeluhkan oleh pasien.
○ Perdarahan uterus berlebihan
○ Perdarahan yang banyak, bergumpal-gumpal, atau berulang-ulang selama
lebih dari delapan hari
○ Anemia akut atau kronis akibat kehilangan darah.

6. Penanganan Radioterapi
Tujuan dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan. Langkah ini
dilakukan sebagai penanganan dengan kondisi sebagai berikut:
○ Hanya dilakukan kepada pasien yang tidak dapat dioperasi
○ Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu
○ Bukan jenis submukosa
○ Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum
○ Tidak dilakukan pada wanita muda karena dapat menyebabkan menopause.
 

12
Komplikasi
1. Degenerasi ganas: leimiosarkoma 5. Pengaruh mioma uteri terhadap
2. Torsi tangkai mioma dari: kehamilan
○ Subseroma mioma uteri ○ Menimbulkan infertility
○ Submukosa mioma uteri ○ Meningkatkan kemungkinan
abortus
3. Nekrosis dan infeksi:
○ Setelah torsi dapat diikuti infeksi a. Saat kehamilan:
dan nekrosis ○ Persalinan prematuritas
○ Kelainan letak
4. Pengaruh kehamilan terhadap mioma
uteri: b. Inpartu:
○ Mioma uteri cepat membesar ○ Inersia uteri
karena pengaruh estrogen ○ Gangguan jalan persalinan
○ Terjadi red degenration mioma c. Pasca partum:
uteri ○ Perdarahan pasca partum
○ Kemungkinan torsi mioma uteri ○ Retensio plasenta
bertangkai. ○ Red degeneration

13
Asuhan Keperawatan Mioma Uteri
1. Pengkajian
a. Anamnesa
o identitas klien
o identitas penanggung jawab
b. Riwayat Kesehatan
o Keluhan Utama
o Riwayat penyakit sekarang
o Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwaya Penyakit Keluarga
o Riwayat obstetri : keadaan haid, riwayat kehamilan dan persalinan
c. Faktor psikososial
o Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya
o Tanyakan tentang konsep diri
o d. Pola Kebiasaan sehari-hari
e. Pola eliminasi
f. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
g. Pola Istirahat dan Tidur

14
Lanjutan.....
h. Pemeriksaan Fisik
o Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
● Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
● Pemeriksaan Fisik Head to toe
○ Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut.
○ Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
○ Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya pembengkakan konka
nasal/tidak.
○ Telinga : lihat kebersihan telinga.
○ Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan rongga mulut,
lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil.
○ Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan kelenjar
getah bening/tidak.
○ Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi,
ketiak dan abdomen.
○ Abdomen
inspeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol, Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen
✘ Perkusi: timpani, Auskultasi: bagaimana bising usus
○ Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada
ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
○ Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan diluar
siklus menstruasi.

15
Kemungkinan Diagnosa Keperawatan

✘ Nyeri akut berhubungan dengan nekrosis atau trauma jaringan dan


refleks spasme otot sekunder akibat tumor
✘ Resiko syok berhubungan dengan perdarahan
✘ Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh sekunder
akibat gangguan hematologis (perdarahan)
✘ Retensi urine berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan
neoplasma pada organ sekitarnya, gangguan sensorik motorik.

16

Anda mungkin juga menyukai