Anda di halaman 1dari 15

Western

Blotting
Ajeng Wahyuning
Gilang Rahmadika
Nita Yuliana
Puan Zaki Alvionita
Putri Maharlina
Rivaldo Firdaus
Sekar Anggraeni

Kelas D Atna Permana, M.Biomed


DEFINIS
I
Western
Blotting
Western blot adalah teknik untuk mengidentifikasi antibodi
spesifik pada protein yang telah dipisahkan antara satu
dengan yang lain menurut ukurannya melalui elektroforesis
gel.
Blot merupakan sebuah membrane, biasanya berbahan
dasar nitroselulose atau PVDF (polyvynilidine fluoride)
Gel diletakkan diatas membrane dan aliran listrik akan
menginduksi protein pada gel untuk berpindah pada
membrane.
Membran tersebut menjadi replica dari pola protein pada
gel yang kemudian diwarnai secara sekuensial dengan
antibody.
SEJARA
H
Western
Blotting
Pada tahun 1975, Southern menemukan metode
baru yang memungkinkan analisis identitas,
ukuran, dan kelimpahan DNA.

Tahun 1977, James Alwin, David Kemp dan


George Stark dari Universitas Stanford (CA, AS),
menemukan teknik yang sangat mirip dengan
noda selatan. (tanda panah) Para ilmuwan
menamakan metode ini 'noda utara
W Neal Burnette
PRINSIP KERJA
Western
Blotting
Prinsip yang digunakan dalam western blot adalah
prinsip ikatan antigen-antibodi komplek. Protein
pada NC kita anggap sebagai antigen. Antibodi
primer adalah antibodi yang dapat berikatan
secara spesifik pada antigen pada NC. Agar dapat
melihat ikatan dari antigen-antibodi komplek
maka kita memberikan warna pada antigen-
antibodi tersebut.
CARA KERJA
2 3
1

5 4
6

8
Hasil
Pemeriksaan
Setelah dilakukan stop reaksi dengan akuades steril,
dikeringkan kemudian discan didpatkan band-band protein
spesifik yang terbentuk pada membrane Nitroselulosa
PENGAPLIKASIA
N
Western
Blotting
Teknik western blotting telah banyak dikembangkan dalam berbagai penelitian,
salah satunya pada penelitian mengenai spesifitas dan sensitifitas antibody anti
Erf3 ragi Saccharomycescerevisiae. Protein eRF3 (eukaryotic release factor-
3)merupakan salah satu protein yang berperan pada proses terminasitranslasi.
Protein ini bersama-sama dengan eRF1 (eukaryotic release factor-1) saling
berinteraksi membentuk kompleks release factor dalam memediasi pelepasan rantai
polipeptida dari ribosom.

Tes konfirmasi HIV menggunakan western blot untuk mendeteksi antibodi anti-
HIV dalam sampel serum manusia. Protein dari sel yang terinfeksi HIV
dipisahkan dan dibubuhi selaput seperti di atas. Kemudian serum yang akan diuji
diaplikasikan pada tahap inkubasi antibodi primer; antibodi bebas dibersihkan,
dan antibodi anti-manusia sekunder yang dihubungkan dengan sinyal enzim
ditambahkan. Pita bernoda kemudian menunjukkan protein yang mengandung
antibodi dalam serum pasien.
THANK
YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai