Anda di halaman 1dari 23

SEMINAR KASUS

“ DIABETIC FOOT ULCER “


OLEH KELOMPOK 1 :
1. Dwi Kartika NIM ( 2011009 )
2. Harun Pabendon NIM ( 2011013 )
3. M. Rizkiyanto NIM ( 2011016 )
4. Rena Febri R. NIM ( 2011022 )
5. Wahyu Apriyani NIM ( 2011028 )
Pengertian Luka
 Terganggunya suatu
kontinuitas dari struktur
bagian tubuh yang bisa
diakibatkan oleh berbagai
trauma baik secara
mekanik, panas, kimia,
radiasi atau invasi dari
mikroorganisma patogen.
Physiological Events
PHASE 1: INFLAMMATION (3-7 days)
 Vascular Response
 Cellular Reactions
 Migration of Protein and cells

PHASE 2: REGENERATION (1-3 weeks)


 Laying down of collagen
 Wound Contraction

PHASE 3: REMODELING (3 weeks to 2 yrs)


 Scar Formation
 Tensile Strength and Resilience Increases
JENIS LUKA
LUKA AKUT LUKA KRONIS

LUKA YANG PROSES  TERJADI KETIKA


PENYEMBUHANNYA SESUAI PENYEMBUHAN LUKA
DENGAN TAHAPAN-
TAHAPAN PENYENBUHAN TIDAK SESUAI DENGAN
LUKA PROSES PENYEMBUHAN
LUKA YANG DIPENGARUHI
OLEH FAKTOR FAKTOR
EKSTERNAL DAN INTERNAL
Case 1 : Diabetes Melitus
 Seorang perempuan, berusia 56 tahun, dirawat dengan Diabetes Melitus. keluhan lemah, pasien
juga mengeluh terdapat luka di kaki karena terkena paku, luka semakin lebar dan tidak sembuh-
sembuh, Keluar darah terus menerus dan tidak berhenti kemudian dikompres dengan es,
berhenti sebentar, tapi berdarah lagi. Luka bertambah besar. Riwayat menderita Diabetes sejak
20 tahun lalu. Pada pemeriksaan didapatkan BB 65 kg, TB 155 cm, TTV TD.130/80 mmHg,
N.98x/mnt, S.370C, RR.20 x/mnt. Pasien lemah, hanya berbaring di tempat tidur saja, aktivitas
dibantu keluarga, terdapat luka gangren pada daerah pedis dextra, Gangren yang terlokalisasi
pada jari kaki, bagian depan kaki, luas luka + 10 cm, warna dasar luka kuning dan hitam,
keadaan luka kotor, pus (+), bau (+), darah dan eksudat banyak, jaringan nekrosis (+) Daerah
sekitar luka bengkak dan kemerahan. Hasil laboratorium : GDA. 452 mg/dl, Lekosit 9.906/mm3.
A. Riwayat Penyakit

1. Keluhan Utama

 Mengeluh lemah

 Luka di kaki karena terkena paku

 2. Riwayat Penyakit sekarang :

 mengeluh terdapat luka di kaki karena terkena paku, luka semakin lebar dan tidak sembuh-sembuh,
Keluar darah terus menerus dan tidak berhenti kemudian dikompres dengan es, berhenti sebentar,
tapi berdarah lagi. Luka bertambah besar.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat menderita Diabetes sejak 20 tahun lalu
B. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
Suhu : 37 °C

Nadi : 98x / menit

Pernafasan : 20x/ menit

Tekanan darah : 130/80 mmH

BB/TB : TB : 155cmBB : 65kg


2. Ekstremitas : terdapat luka gangren pada daerah pedis dextra,
Gangren yang terlokalisasi pada jari kaki, bagian depan kaki,
luas luka + 10 cm, warna dasar luka kuning dan hitam, keadaan
luka kotor, pus (+), bau (+), darah dan eksudat banyak, jaringan
nekrosis (+) Daerah sekitar luka bengkak dan kemerahan
Hasil Laboratorium :
 GDA. 452 mg/dl, Lekosit 9.906/mm3.
No Data ( Symptom ) Penyebab ( Etiologi ) Masalah ( Problem )
Ds. -    
1.   Disfungsi pankreas Ketidak Stabilan Kadar
Do. Glukosa Darah
 
- GDA tinggi 452mg/dl
 
- Pasien tampak lemah
Ds. Ada luka ganren di pedis Ulkus DM Kerusakan integritas kulit
2. Dextra  
Do.
– Pus (+)
- Bau (+)
- Darah dan eksudat
 banyak
- Jaringan nekrosis (+)
- Bengkak
- Kemerahan
 
Ds. Pasien mengatakan memiliki Penyakit kronis (diabetes melitus) Resiko Infeksi
3. Riwayat penyakit Dm sejak 20thn
yang lalu
Do. – Gangren yang teralokasi
pada jari kaki
- Bagian depan kakiLuas luka
+10cm
- Hasil GDA 452 ml/dl
- Leukosit 9.906/mm3.
 
 Prioritas Masalah :
 1. Gangguan integritas kulit b.d Ulkus DM
 2. Resiko Infeksi b.d Penyakit kronis (diabetes melitus)
 3. Ketidak Stabilan Kadar Glukosa Darah b.d disfungsi pankreas
Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Gangguan integritas Tujuan : 1. Monitor karakteristik luka Pengkajian yang tepat terhadap luka
kulit Setelah dilakukan Tindakan 2. Monitor tanda-tanda infeksi dan proses penyembuhan akan
  keperawatan 3x24 jam 3. Bersihkan dengan cairan NaCl membantu dalam menentukan
  integritas jaringan klien 4. Pasang balutan sesuai jenis luka tindakan selanjutnya
membaik 5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 
Kh : 6. Kolaborasi pemberian antibiotic
a. Jaringan secara umum  
tampak utuh dan bebas dari
tanda-tanda infeksi dan,
tekanan dan trauma.
b. Luka yang terbuka
berwarna merah muda
memperlihatkan repitelisasi
dan bebas dari infeksi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

2 Resiko infeksi Tujuan : 1. Monitor tanda dan gejala


infeksi
Setelah dilakukn Tindakan 3x24 jam
2. Berikan perawatan kulit
diharapkan infeksi tidak terjadi
( kompres air hangat ) pada
Kh : area edema
3. Jelaskan tanda dan gejala
1. Kemerahan menurun infeksi
2. Bengkak menurun 4. Kolaborasi pemberian
3. TTV dbn antibiotic
4. Leukosit dbn

3 Ketidakstabilan kadar glukosa darah Tujuan : 1. Identifikasi penyebab


hiperglikemi
Setelah dilakukan Tindakan selama
2. Monitor kadar gula darah
3x24jam GDA dalam keadaan
3. Berikan cairan intravena
normal
4. Anjurkan asupan makanan
Kh : mengandung magnesium
5. Kolaborasi pemberian insulin
1. Pasien tak tampak lemah
2. Nila GDA dalam batas normal
implementasi
evaluasi
1. Bagaimana cara melakukan kultur luka ?

1. Persiapan alat:

1. Sarung tangan steril sekali pakai (1 pasang)


2. Bengkok
3. Alkohol swab 70%
4. Povidone iodine 10%
5. Kassa steril
6. Perlak/alas
7. Spuit 3 cc – 5 cc
8. Kapas Lidi
9. Tempat sampah medik
10. Botol spesimen kultur (1 buah)
11. Lembar permintaan pemeriksaan mikrobioloigs
Pelaksanaan:

1. Lakukan kebersihan tangan (sesuai SPO kebersihan tangan).


2. Ucapkan salam dan sebutkan nama dokter dan/atau perawat
3. Identifikasi pasien.

4. Jelaskan tujuan, prosedur tindakan dan lakukan informed consent.


5. Identifikasi lokasi yang akan diambil spesimen dan atur posisi pasien yang nyaman

6. Memasang perlak/alas di bawah tempat pengambilan spesimen bila memungkinkan

7. Bebaskan daerah yang akan diambil spesimen

8. Petugas memakai sarung tangan sekali pakai

9. Pengambilan Spesimen :
 a. Luka superfisial (bakterial)

  

1. Lakukan desinfeksi pada luka dengan swab alkohol yang dilakukan dengan gerakan melingkar dari dalam ke luar selama 30 detik.

2. Lanjutkan desinfeksi dengan menggunakan swab povidon iodin dengan cara yang sama, diamkan selama 1 menit.

3. Pengambilan spesimen secara aspirasi dengan spuit lebih disarankan daripada usapan luka.

4. Dengan menggunakan spuit 3-5 cc, lakukan aspirasi pada bagian dasar dari lesi, jika terdapat vesikel usahakan untuk mengambil cairan
beserta jaringan dari dasar lesi.

  

 b. Ulkus

 a) Lakukan desinfeksi pada ulkus dengan swab alkohol yang dilakukan dengan gerakan melingkar dari dalam ke luar selama 30 detik.

 b) Lanjutkan desinfeksi dengan menggunakan swab povidon iodin dengan cara yang sama, diamkan selama 1 menit.

 c. Bersihkan debris-debris yang ada pada ulkus dengan menggunakan pinset steril atau kassa steril.

 d. Kerok dasar ulkus dengan menggunakan spuit atau kapas lidi

  
10. Masukkan spesimen ke dalam botol kultur dan tutupbotol dengan rapat.

11. Lengkapi botol spesimen kultur dengan identitas pasien secara


lengkap
12. Rapikan pasien
13.Segera kirim spesimen ke laboratorium
14. Prosedur selesai
15 Lakukan kebersihan tangan
16.Ucapkan salam pada pasien
17. Dokumentasi tindakan dan hasil
2. Bagaimana perawatan Diabetic Foot Ulcer pada pasien tersebut ?

1. Menjelaskan prosedur perawatan pada pasien


2. Menempatkan peralatan didekat pasien
3. Mencuci tangan setelah itu memakai sarung tangan
4. Membuka balutan luka dan melakukan pengkajian luka : Gangren yang terlokalisasi pada jari kaki,
bagian depan kaki, luas luka + 10 cm, warna dasar luka kuning dan hitam, keadaan luka kotor, pus (+),
bau (+), darah dan eksudat banyak, jaringan nekrosis (+).
5. Mendesinfektan sekitar luka dengan alkohol 70 %
6. Membuang balutan kotor pada bengkok
7. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dan dikeringkan dengan kasa steril
8. Setelah kering tutup luka dengan kassa steril
9. Plester kassa
10. Membereskan alat dan mencuci tangan
11. Mencatat kondisi dan perkembangan luka

Anda mungkin juga menyukai