Disusun Oleh :
BONA RUHUT SIAGIAN 71150891021
DESTIFIKA ANDRIANI HSB 71150891047
DESY RIZKY E RAMBE 71150891134
Pembimbing :
dr. Faisal Balatif, M.Kes
LATAR BELAKANG BAB
BAB 11
Kompetensi herpes zoster tanpa komplikasi bagi dokter umum adalah 4A,
yang berarti level kompetensi tertinggi yang perlu dicapai oleh dokter umum,
di mana dokter dapat mengenali tanda klinis, mendiagnosis, menatalaksana
hingga tuntas kecuali pada perjalanannya timbul komplikasi
• Insidens herpes zoster di Amerika Serikat
Departemen
Departemen Terjadi peningkatan dari 1,7/ 1000 orang pada
penelitian pusat tahun 1993 menjadi 4,4/ orang pada tahun
kesehatan 2006. Peningkatan tertinggi pada kelompok
Omsteld
Omsteld usia lebih dari 65 tahun, yakni hingga 3 kali
lipat selama periode tersebut.
• Peningkatan insidens herpes zoster juga
dilaporkan di Australia dari rata-rata 4,7/ 1000
orang pada periode April 2000 hingga September
2006 menjadi 5,6/ 1000 orang, pada periode
Oktober 2006 – Maret 2013.
• Dari total 2232 pasien herpes zoster pada 13
Di indonesia rumah sakit pendidikan di indonesia (2011-2013)
o Puncak kasus HZ terjadi pada usia 45-64 : 851
(37.95 % dari total kasus HZ)
o Gender : Wanita cenderung mempunyai insiden
lebih tinggi.
RUMUSAN MASALAH
Tujuan Khusus
Tujuan Umum • Untuk mengetahui hubungan karakteristik
Penelitian ini bertujuan penderita Herpes Zoster yang
untuk mengetahui berhubungan dengan Usia.
hubungan karakteristik • Untuk mengetahui hubungan karakteristik
Herpes Zoster di poli kulit penderita Herpes Zoster yang
& kelamin di Rumah berhubungan dengan Jenis Kelamin.
Sakit Haji Medan pada • Untuk mengetahui hubungan karakteristik
bulan Januari Tahun 2014- penderita Herpes Zoster yang
Januari 2016. berhubungan dengan Pekerjaan.
Manfaat Penelitian
Bagi ●
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memahami dan
mengetahui tentang Hubungan Karakteristik Penderita
Herpes Zoster Di Poli Kulit & Kelamin Rumah Sakit
Peneliti Haji Medan Bulan Januari 2014-Januari 2016
Bagi institusi
●
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur program studi
Pendidikan Kedokteran, sehingga dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya dan untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang
Herpes
Zoster
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ) yang
termasuk subfamili alfa herpes viridae. VVZ dalam subfamili alfa mempunyai
sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang menimbulkan lesi
vaskuler. Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa
biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion. Virus yang
laten ini pada saatnya akan menimbulkan kekambuhan secara periodik. Secara in
vitro virus herpes alfa mempunyai jajaran penjamu yang relatif luas dengan siklus
pertumbuhan yang pendek serta mempunyai enzim yang penting untuk replikasi
meliputi virus spesifik DNA polimerase dan virus spesifik deoxypiridine
(thymidine) kinase yang disintesis di dalam sel yang terinfeksi
Faktor Resiko
a. Stadium praerupsi
Nyeri akut segmental sulit dibedakan dengan nyeri yang timbul
karena penyakit sistemik sesuai dengan lokasi anatomik.
b. Stadium erupsi
Herpes simpleks zosteriformis, dermatitis kontak iritan,
dermatitis venenata, penyakit Duhring, luka bakar, autoinoklusi
vaksinasi, infeksi bakterial setempat.
.
Diagnosa
1. Komplikasi kutaneus
a. Infeksi sekunder
Dapat menghambat penyembuhan dan pembentukan jaringan parut (selulitis,
impetigo).
b. Gangren superfisialis
Menunjukkan herpes zoster yang berat, mengakibatkan hambatan penyembuhan
dan pembentukan jaringan parut.
2. Komplikasi neurologis
b. Neuralgia paska herpes (NPH)
Nyeri yang menetap di dermatom yang terkena 3 bulan setelah erupsi
herpes zoster menghilang. Insidens NPH berkisar sekitar 10-40% dari kasus
herpes zoster
b. Meningioensefalitis, arteritis granulomatosa, mieyelitis, motor neuropati
(defisit motorik), stroke dan bell’s palsy.
3. Komplikasi mata
a. Keterlibatan saraf trigeminal cabang pertama menyebabkan herpes zoster
Oftalmikus, terjadi pada 10-25% dari kasus herpes zoster, yang dapat
menyebabkan hilangnya penglihatan, nyeri menetap lama, dan/atau luka parut.
b. Keratitis (2/3 pasien herpes zoster oftalmikus), Kunjungtivitis, Uveitis,
Episkleritis, Skleritis, Koroiditis, Neuritis Optika, Retinitis, Retraksi kelopak,
Ptosis, dan Glukoma.
4. Komplikasi THT
Sindrom Ramsay Hunt sering disebut herpes zoster Otikus merupakan
komplikasi pada THT yang jarang terjadi namun dapat serius.
Prognosis
Variabel
Variabel independen
independen Variabel
Variabel dependen
dependen
Faktor Resiko :
a. Umur
b. Jenis Kelamin Herpes zoster
c. Pekerjaan
DEFENISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi operasional Alat Ukur dan Hasil ukur (skor) Skala
Cara Ukur
Herpes Zoster Herpes Zoster Rekam Medis Herpes zoster Nominal
1.
atau adalah dan
penyakit Observasi
neurokutan
dengan
manifestasi
erupsi vesikuler
berkelompok
dengan dasar
eritematosa
disertai nyeri
radikular
unilateral yang
umumnya
terbatas di satu
dermatom
No Variabel Definisi operasional Alat Ukur dan Hasil ukur (skor) Skala
Cara Ukur
Jenis Kelamin Jenis kelamin Rekam Dikategorikan Nominal
sifat laki-laki Medis dan atas :
atau perempuan Observasi a. Laki-laki
b. Perempuan
Jenis Penelitian
●
Penelitian ini menggunakan metode survey yang bersifat analitik, dengan pendekataan case control study yaitu suatu
penelitian yang dilakukan secara retrospektif. Rancangan tersebut bergerak dari akibat ( penyakit ) ke sebab ( paparan ).
Lokasi Penelitian
●
Di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Waktu
Waktu Penelitian
Penelitian
●
Oktober 2016- Desember 2016
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi kasus
Populasi kontrol
Populasi Kontrol dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berobat
di Poli Kulit dan Kelamin yang tidak menderita penyakit Herpes Zoster pada
periode Januari – Desember tahun 2016 yang tercatat di rekam medis di
Rumah Sakit Umum Haji Medan Sumatera Utara yang berjumlah sebanyak
900 penderita.
Sampel kasus
Sampel kontrol
Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperlukan dari rekam medis
berupa, jenis kelamin, umur, dan pekerjaan dari pasien yang berobat di Poli
Kulit dan Kelamin yang menderita Herpes Zoster dan tidak menderita
penyakit Herpes Zoster di Rumah Sakit Umum Haji Medan sumatera Utara
Tahun 2014-2016.
Langkah-langkah
pengumpulan data
Sebelum pengumpulan data dilakukan, tahap awal dalam proses ini adalah
melakukan persiapan untuk kelancaran pelaksanaan berupa surat izin
penelitian dan survei awal ketempat dimana akan dilaksanakan penelitian.
Setelah persyaratan terpenuhi, xelanjutnya dilakukan proses pengambilan
data.
Pengelohan Data dan Teknik Analisa Data
Pengolahan data
Analisa data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat